Anda di halaman 1dari 10

Pengertian IPA

IPA adalah ilmu yang mempelajari segala sesutu yang berada di sekitar kita baik yang
hidup maupun yang mati.
Di dalam menemukan konsep-konsep IPA, maka para ilmuwan melakukan kegiatan
penyelidikan yang disebut observasi (pengamatan). IPA berkembang melalui proses
penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan. Penelitian yang dilakukan ilmuwan harus melalui
langkah-langkah yang terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian tersebut
dinamakan metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk mendapatkan pengetahuan (dari
pemecahan masalah dan mengetahui penyebabnya) secara sistematis sehingga dapat
diperoleh simpulan yang dapat dipercaya (valid).
Langkah-langkah Metode Ilmiah
1. Melakukan observasi awal
Obervasi dilakukan untuk mengamati keadaan awal objek penelitian, menganalisis sifat-sifat
objek yang diteliti.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah adalah kegiatan menemukan dan menentukan permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian.
3. Merumuskan hipotesis (dugaan sementara)
Hipotesis adalah membuat rumusan awal (prediksi) terhadap hasil dari permasalahan yang
diangkat.
4. Melakukan eksperimen
Eksperimen adalah melakukan percobaan untuk membuktikan hiptesis, dengan
mengendalikan variabel-variabel penelitian.
5. Melakukan analisis hasil
Analisis hasil dikembangkan dari rumusan hipotesis yang telah dibuat, untuk mengetahui
apakah hipotesis yang dibuat dapat menjelaskan fenomena permasalahan yang terjadi atau
tidak.
6. Menarik simpulan
Setelah hasil dianalisis dan dihubungkan dengan hipotesis, peneliti dapat menarik simpulan
yang menjelaskan hubungan-hubungan tersebut dengan singkat dan jelas.

B. Proses Penyelidikan IPA


Proses penyelidikan IPA meliputi tiga tahap, yaitu pengamatan, membuat inferensi,
dan mengkomunikasikan.
1. Pengamatan
Pengamatan adalah proses mengumpulkan data dan informasi tentang benda yang
sedang diselidiki.Pengamatan dapat dilakukan dengan bantuan indera manusia maupun alat.
Misalnya mengamati perubahan warna larutan dapat dilakukan dengan indera penglihatan
(mata), atau melakukan pengamatan terhadap bakteri menggunakan bantuan mikroskop.
2. Membuat Inferensi
Membuat inferensi artinya adalah merumuskan penjelasan berdasarkan data dan
informasi yang telah dikumpulkan pada saat pengamatan.
Penjelasan tersebut digunakan untuk menemukan hubungan antar aspek yang diamati dan
membuat hipotesis (dugaan sementara).
3. Mengkomunikasikan
Setelah semua penjelasan dirumuskan dengan baik, langkah berikutnya adalah
mengkomunikasikan hasil penyelidikan baik dalam bentuk tulisan maupun lisan.
Data-data pendukung yang dapat dikomunikasikan, misalnya tabel, grafik, bagan atau
gambar.

C. Objek IPA
Objek yang dipelajari dalam IPA adalah seluruh benda di alam dengan segala
interaksinya untuk dipelajari pola- pola keteraturannya.
Objek IPA dapat berupa benda berukuran sangat kecil (mikroskopis), misalnya bakteri,
virus, dan atom atau benda yang berukuran sangat besar seperti lautan, bumi, dan tata surya.

D. Bagian-Bagian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikelompokkan menjadi empat bagian sebagai berikut.
1. Fisika
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek mendasar alam, seperti materi, energi,
cahaya, gerak panas dan berbagai gejala fisik alam lainnya.
2. Kimia
Kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu mengenai materi dan perubahannya serta
interaksi antar materi yang satu dengan materi yang lain.
3. Biologi
Biologi adalah cabang IPA yang mempelajari sistem kehidupan mulai dari ukuran yang kecil
sampai dengan lingkungan yang sangat luas.
4. Ilmu Bumi dan Antariksa
Ilmu Bumi dan Antariksa merupakan cabang IPA yang mempelajari tentang asal mula bumi,
perkebangan dan keadaannya saat ini, bintang, planet dan berbagai benda langit lainnya.

E. Pengukuran IPA
Pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan mengukur suatu besaran dari objek atau
benda. Pengertian pengukuran tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan mengukur
dibutuhkan alat ukur yang sesuai dengan besarannya.
Sedangkan mengukur adalah membandingkan nilai besaran yang diukur dengan alat ukur
yang sesuai, misalnya mengukur lebar meja dengan mistar, mengukur kecepatan lari
dengan stopwacth, atau mengukur massa benda dengan neraca.
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai dan
satuan. Satuan adalah pembanding dalam sebuah pengukuran.
Di dalam melakukan kegiatan pengukuran terhadap suatu benda, yang terpenting adalah
menggunakan alat ukur yang sesuai dan standar.
Syarat pengukuran tersebut harus dipenuhi untuk mendapatkan nilai ukur yang tepat. 
Pengukuran yang teliti akan menghasilkan nilai yang akurat. Semakin tinggi tingkat ketelitian
sebuah alat ukur, maka nilai pengukuran semakin baik.
F. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Berdasarkan jenis satuanya, maka besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran
turunan.
1. Besaran pokok
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu, terdiri
atas tujuh besaran.
Berikut ini tujuh besaran pokok besarta satuannya berdasarkan Satuan Internasional (SI).

2. Besaran turunan
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Misalnya : Luas
adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok panjang, kecepatan adalah besaran yang
diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu.
Beberapa contoh besaran turunan yang lain dapat dilihat pada tabel berikut.

G. Satuan Baku dan Tidak Baku


Satuan baku adalah satuan yang telah disepakati pemakaiannya secara internasional
atau disebut juga Sistem Internasional (SI).
Syarat satuan baku adalah berlaku internasional, mudah ditiru, dan tidak berubah. Satuan
dalam Sistem Internasional dibagi menjadi dua sistem, yaitu sistem MKS (meter – kilogram –
sekon) dan sistem CGS (centimeter – gram – sekon).
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional, hanya digunakan
pada wilayah tertentu saja.
Sebelum ditemukannya alat ukur, maka penduduk pada jaman dahulu menggunakan satuan
tidak baku untuk pedoman pengukuran. Contoh satuan tidak baku, antara lain hasta, depa,
kaki, lengan, dan tumbak.

H. Alat Ukur
Alat ukur digunakan dalam pengukuran sesuai dengan besaran yang akan diukur.
Setiap alat ukur memiliki tingkat ketelian yang berbeda-beda, tergantung pada skala yang
ada. Semakin kecil skala yang digunakan, maka alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi.
Penggunaan suatu alat ukur tertentu ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketelitian
hasil ukur, ukuran besaran yang diukur, dan bentuk benda yang akan diukur.
Berikut ini beberapa alat ukur panjang, massa, dan waktu yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Alat Ukur Panjang
1. Mistar

Mistar atau penggaris adalah alat ukur panjang yang biasa digunakan untuk mengukur
panjang dan lebar benda.
Alat ukur ini memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar memiliki ketelitian
pengukuran setengah dari skala terkecilnya, yaitu 0,5 mm.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong sering digunakan untuk mengukur diameter bola kecil, tebal uang logam,
maupun diameter dalam tabung.
Terdapat dua jenis skala pada Jangka sorong, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap jangka sorong dan skala nonius, yaitu skala pada rahang yang dapat digeser. Tingkat
ketelitian jangka sorong sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah alat ukur yang difungsikan untuk mengukur diameter benda tipis,
misalkan plat.
Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu selubung (poros tetap) dan selubung luar
(poros ulir).
Skala panjang pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan pada poros ulir
merupakan skala nonius.
Skala utama mikrometer sekrup mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya
terbagi dalam 50 bagian.
Satu bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm. Jadi,
mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm
Alat Ukur Massa
1. Neraca O’hauss Tiga Lengan
Sesuai dengan namanya, neraca O’hauss tiga lengan mempunyai lengan berjumlah tiga dan
satu cawan tempat benda. Neraca ini adalah alat ukur massa yang memiliki tingkat ketelitian
0,1 gram.
2. Neraca Digital

Neraca digital merupakan alat ukur massa yang sering ada di dalam laboratorium untuk
menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum.
Neraca digital mempunyai tingkat ketelitian lebih besar daripada neraca O’huss, yaitu 0,01
gram.
3. Neraca Analitis Dua Lengan

Neraca jenis ini akan banyak terlihat di toko-toko emas, karena digunakan untuk mengukur
massa emas. Pada neraca analitis dua lengan, terdapat dua lengan dengan wadah kecil dari
logam untuk menimbang.
Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua
untuk meletakkann bobot timbangan. Neraca ini memiliki tingkat ketelitian 0,001 gram.
4. Neraca Pasar
Neraca pasar sering disebut juga sebagai neraca mekanik meja. Neraca pasar dimanfaatkan
oleh para pedagang kelontong untuk menimbang barang dagangan mereka.
Ketelitian neraca pasar sangat rendah, yaitu 50 gram. Anak timbangan pada neraca ini
adalah 50 gram, 100 gram (1 ons), 200 gram, 500 gr dan 1 kg. Massa yang terukur sama
dengan jumlah massa anak timbangan yang digunakan.
Alat Ukur Waktu
1. Arloji

Arloji atau jam tangan merupakan alat penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan
manusia. Jam tangan pertama kali diperkenalkan pada abad ke-16.
Pada saat itu, semua jam tangan dan alat penunjuk waktu lainnya menggunakan mesin
penggerak mekanik manual (hand winding). Arloji mempunyai tingkat ketelitian 1 sekon
2. Stopwatch
Stopwatch merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam sebuah kegiatan, misalnya mengukur kecepatan pelari dan perenang dalam
sebuah lomba olahraga. Stopwatch memiliki tingkat ketelitian 0,1 sekon
3. Jam Matahari

Jam matahari atau sundial adalah alat yang mengunakan matahari untuk menentukan waktu.
Sebelum ada alat ukur waktu yang modern seperti saat ini, orang-orang pada jaman dahulu
memanfaatkan jam matahari sebagai penunjuk waktu.

Soal Latihan.
Kerjakan soal dibawah ini
1. Berikut pernyataan Obyek IPA yang dipelajari yang benar adalah …
a. Meliputi seluruh benda alam dengan luar bumi
b. Meliputi seluruh benda alam dan bumi antariksa
c. Meliputi seluruh benda alam dengan segala interaksinya
d. Meliputi seluruh benda alam baik hidup maupun tidak hidup
2. Seorang siswa menyelidiki air untuk mengetahui zat apa yang dikandungnya,
berdasarkan pernyataan tersebut bidang yang ditekuni siswa adalah …
a. Fisika
b. Kimia
c. Biologi
d. Ilmu bumi/antariksa
3. Satuan tidak baku besaran panjang adalah …..
a. Meter
b. Jengkal
c. Kilogram
d. Sekon
4. Satuan yang disepakati oleh semua orang disebut ….
a. Satuan baku
b. satuan pokok
c. Satuan tidak baku
d. satuan turunan
5. Alat untuk mengukur besaran panjang adalah ….
a. Mistar
b. gelas ukur
c. Neraca
d. Stopwatch
6. Berikut pernyataan Pengukuran yang benar adalah …..
a. Proses yang dapat dilakukan di semua tempat
b. Proses yang hanya dapat dilakukan di laboraturium
c. Proses membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu yang lain
d. Proses membandingkan sesuatu yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai
sebagai satuan
7. Satu kilogram sama dengan ….
a. 10 gram
b. 100 gram
c. 1.000 gram
d. 10.000 gram
8. M simbul dari awalan Mega dengan nilai kelipatnya = 106, maka niali 5 M watt
adalah…
a. 5.000 watt
b. 500.000 watt
c. 5.000.000 watt
d. 50.000.000 watt

Anda mungkin juga menyukai