Anda di halaman 1dari 3

Di dalam proses pembelajaran pada salah satu MA Swasta di kota Palembang melalui hasil pengamatan

dan wawancara dengan guru pada mata pelajaran Biologi siswa kelas XII diketahui bahwa media yang
dimiliki adalah LCD dan proyektor yang dikarenakan jumlahnya dan ruangan yang kurang luas sehingga
sangat jarang digunakan saat waktu pelajaran berlangsung, media yang biasanya digunakan dalam
pembelajaran biologi adalah papan tulis dan serta media lain yang dibuat pendidik seperti Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD). Buku ajar yang dipakai hanya berupa buku ajar yang disusun oleh Kemendikbud
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Pendidik juga mengatakan bahwa beliau belum pernah
mendengar seperti apa itu bahan ajar majalah karena belum mengetahui ada yang meneliti tentang
pengembangan bahan ajar tersebut sehingga belum pernah juga menggunakan majalah sebagai bahan
ajar. Sementara itu pendidik MA Swasta tersebut telah mengintegrasikan konsep biologi dengan ayat al-
Qur’an ketika pembelajaran biologi pada beberapa materi seperti reproduksi, hanya saja bahan ajar
sebagai referensi dan berisi tentang kaitan materi terutama bioteknologi dengan Al-Qur'an belum ada.
Selain itu, menurutnya perlu adanya pengembangan bahan ajar biologi yang sudah terintegrasi dengan
Islam, sehingga dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan materi biologi yang sudah
terintegrasi dengan nilai-nilai islam secara lebih optimal terutama dalam lingkup sekolah yang berbasis
islam. Baginya dan para peserta didik materi bioteknologi adalah materi yang tidak dapat terintegrasi
dengan praktikum karena adanya kendala alat seperti mikroskop yang belum ada dan hal ini terjadi juga
karena minimnya fasilitas seperti laboratorium. Hal-hal seperti ini dapat menyebabkan peserta didik
kurang tertarik dalam minat belajar.

Di era globalisasi saat ini perkembangan teknologi informasi semakin lama semakin cepat. Termasuk
adanya perkembangan teknologi pada dunia pendidikan selayaknya dapat memberikan kemudahan
dalam proses pembelajaran seperti pada penyampaian informasi kepada peserta didik dengan
menggunakan alat. Alat-alat yang dimaksudkan contohnya yaitu bahan ajar. Kedudukan bahan ajar pada
proses pembelajaran menjadi arti yang sangat penting. Tetapi kenyataannya belum banyak yang
memanfaatkan kemajuan teknologi seperti penggunaan bahan ajar yang dapat menarik minat belajar
peserta didik, karena biasanya hanya berupa buku cetak yang telah disusun secara nasional oleh
Kemendikbud dan penggunaan ini kurang menarik minat belajar peserta didik sebagai bahan ajar
(Hawani, 201)

Bahan ajar merupakan suatu media pembelajaran yang memiliki andil luar biasa dalam proses belajar
mengajar sebagai pedoman peserta didik dan pendidik sehingga dapat meningkatkan efektifitas saat
proses belajar mengajar. Bagi peserta didik bahan ajar adalah bahan yang dipahami isinya saat proses
belajar mengajar sehingga peserta didik mendapatkan pengetahuan yang baru. Sedangkan bagi
pendidik, bahan ajar digunakan sebagai acuan dalam penyampaian informasi kepada peserta didik.
Sehingga mengembangkan bahan ajar sendiri ialah tanggung jawab pendidik secara profesional maupun
pihak yang berkepentingan. Bahan ajar yang menarik dan tidak membosankan ketika digunakan dalam
proses pembelajaran dan mendorong peserta didik agar lebih mengerti dan mengingat materi yang
telah disampaikan. Dengan demikian pendidik sebagai fasilitator dapat lebih mudah menyampaikan
materi, sedangkan peserta didik dapar lebih mudah memahami dan merasakan dampak positif dari
bahan ajar itu sendiri.

Pemakaian bahan ajar diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan secara optimal
sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar mengajar dan materi yang diberikan lebih mudah
dimengerti peserta didik, dengan kata lain peserta ddik memerlukan pendidik yang memiliki kriteria
kreatif agar dapat mengatur proses pembelajan dengan baik, menarik dan digemari. Oleh karena itu,
dibutuhkan pendidik yang memiliki ide-ide kreatif yang dapat mengurangi kendala-kendala yang terjadi
dalam penguasan proses pembelajaran. Salah satunya adalah pembuatan bahan ajar pada jenjang
SMA/MA.

: Menurut hasil wawancara dengan guru biologi kelas XII IPA SMA Negeri

se-Kota Binjai diketahui bahwa materi Bioteknologi dianggap sebagai salah satu

materi yang sulit untuk diterima siswa. Materi Bioteknologi dianggap sulit karena

materi bersifat abstrak, hal ini terlihat jelas pada Bioteknologi modern. Siswa

sebelumnya tidak pernah melihat secara langsung proses yang terjadi pada

Bioteknologi modern seperti Kultur Jaringan dan Rekayasa Genetika. Materi

Bioteknologi memiliki beberapa sub bab materi yang dianggap lebih sulit diterima
siswa dibanding dengan sub materi lainny

pembelajaran yang digunakan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung hanya berupa powert point:
desain kurang menarik, penjelasan isi materi kurang lengkap, tidak terdapat KI, KD dan indikator, serta
belum adanya bahan ajar yang didalamnya terdapat ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist yang berkaitan
dengan materi untuk sekolah yang bernuansa islam. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
adalah bagaimana pengembangan, kelayakan dan respon guru terhadap majalah biologi berbasis Al-
Qur’an hadist?

Anda mungkin juga menyukai