PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebapkan oleh salmonella thypi yang dijumpai secara luas diberbagai Negara
adalah adalah penyakit infeksi akut yang bisa menyerang saluran pencernaan
dengan gejala demam lebih dari tujuh hari. Gangguan pada saluran pencernaan
dan gangguan kesadaran. Typus abdominalis sendiri adalah penyakit infeksi akut
pada anak-anak usia 3-9 tahun.morbilitas seluruh dunia sekitar 17 juta kasus baru
dan dan hingga 600 ribu kematian dilaporkan setiap tahunnya. Demam ini muncul
dimusim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering terserang, penigkatan
kasus ini dibawah lima tahun . penyakit demam tipoid merupakan penyakit
wabah . penyakit jenis ini adalah penyakit menular yang dapat menyerang bayak
orang sehingga sehingga menimbukan wabah ,insiden demam tipoit pada setiap
wilYh berbeda tergantung pda sanitasi lingkungan , lingkungan mempengaruhi
C. TUJUAN KHUSUS
5. Hasil laboratorium
D. MAMFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan salah satu penyakit edemis dan menimbulkan kerugian yang serius
Bakteri masuk melalui mulut bersama makanan dan minuman, kemudian berlanjut
bakteri akan masuk ke dalam usus halus selanjutnya masuk kedalam sistem
A.1 Taksonomi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Class : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
yang khas memfermentasikan glukosa dan manosa tanpa membentuk gas tetapi
salmonella pada media SSA pada suhu 37 oC maka koloni akan tampak cembung,
Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid fever.
Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran .
dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam
bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan
1.Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman.
terhadap formaldehid.
pili dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan
3.Antigen Vi yang terletak pada kapsul (envelope) dari kuman yang dapat
PEMBAHASAN
A. Definisi
kuman salmonella thypi. Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akuat yang
kesadaran(nursalam,2013:152)
amilun2012:126)
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama tipes atau thipus.
Sementara dalam dunia kedokteran penyakit ini dikenal dengan nama typhoid atau
typhoid forever. Tipes sering juga disebut typus abdominalis karena hubungannya
dengan usus pada perut. Typhus adominalis sendiri adalah penyakit infeksi akut
yang biasanya menyerang saluran pencernaan dengn gejala demam lebih dari
tujuh hari, gangguan kesadaran. Penyakit ini lebih bayak menyerang anak –anak
pada usia 12-13 tahun (70-80%) namun bayak dijumpai pada usia 30-40 tahun
ardiansyah,2012:223)
B. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit tipoid disebakan oleh dua bentuk salmonella yaitu
(Thomas,2013:152)
C. PATOFISIOLOGI
halus dan mencapai jaringan limpoid plakpen myeri diileum terminalis yang
menembus lamina propia , mauk kealiran limpe dan masuk kealiran darah
typhi berperan pada imflamasi lokal pada jaringan tempat kuman tersebut
zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang sehingga terjadi demam
D. MANIFESTASI KLINIK
Adapun gejala klinik yang khas pada penderita deman tipoid yaitu:
1. Minggu pertama ( awal infeksi ) setelah melewati masa inkubasi selama 10-
14 hari ,gejala deman tipoid pada awalnya sama dengan penyakit infeksi
0C -40 0C, Sakit kepala, pusing, pegal – pegal, anoreksia, mual muntah ,
batuk dengan nadi antara 80-100 kali/menit, denyut nadi lemah, pernapasan
perasaan tidak enak, sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada
minggu pertama diare lebih sering terjadi , khas pada penerita lidah kotor
Ruam kulit biasanya terjadi pada hari ke tujuh danterbatas pada salah satu
abdomen disatu sisi dan tida merata, bercak - bercak ros (rosela) terjadi
pada pemberita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua
perut,lengan bagian atas atau dada badian bawah , kelihatan memucat bila
di tekan. Pada infeksi yang berat purpura kulit yang difus dapat dijumpai.
meningkat setiap hari ,yang biasanya menurun pada pagi arid an meningkat
pada sore hari atau malam hari. Karena itu pada minggu kedua tubuh suhu
yang tinggi ,dengan penurunan sedikit pada pagi hari berlagsung, terjadi
penurunan relati nadi penderita , yang semestinya nadi meningkat bersaman
dengan naiknya suhu tubuh , pada saat ini nadi relatip lebih lambat
dibandingkan suhu tubuh. Gejala toksemia semakin berat ditan dai dengan
pedarahan, pembesaran hati dan limpa. Perut kembung dan sering berbunyi
menurun dan normal kembali diakhir minggu, hal itu terjadi terjadi jika
tanpa komplikasi dan dapat diobati. Bila keadaan membaik gejala – gejala
akan berkurang dan temperatur mulai turun. Namun demikian pada saat ini
umum , maka hal ini merupakan telah terjadi perporasi usus , sedangkan
keringat dinggin, gelisah dan sukar bernapas kolaps dari nadi yang tidak
minggu ini dapat dijumpai adanya pneumonia lobar atau toboplibitis vena
femoralis.
E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
terjadi walaupun tidak terjadi infeksi sekunder. Selain itu juga ditemukan
anemia ringan dan trobositopenia . laju endap darah pada demam tipoid
dapat meningkat. SGOT dan SGPTsering kali meningkat tapi akan kembali
deman tipoid.
a. Pendarahan usus
b. Perforasi usus
b. Miokarditis
c. Tromboplebitis.
a. Anemia hemolitik
a. Pneumonia
b. Emplema
c. Pleuritis
5. Komplikasi ginjalmeliputi:
a. Glumerulonepritis
b. Perinepritis
a. Osteolielitis
b. Pieristitis
c. Atritis
komplikasi dan mem percepat penyembuhan pasien. Pasien harus tirah baring
sampai tujuh atau empat belas hari. Kebersihan pasien dan kebersihan tempat
tidur harus tetap dijaga,alat makan dan pakean haru bersih. Diet dan terapi
Dari Sampel yang dikumpulkan sebanyak 116 pasien yang mengambil tes serologi
di Laboratorium Rumah Sakit Puri Bunda. Terdapat 40 sampel pada bulan
Agustus, 35 sampel pada bulan September dan 41 sampel pada bulan Oktober.
Hasil tes serologis antibodi IgM anti-Salmonella berdasarkan kelompok umur dan
jenis kelamin dibahas sebagai berikut. Skor tes dibagi menjadi 4 kelompok
Umur Jumlah
0-1 2-20 21-40 >40
Hasil Jumlah 23 47 3 1 74
laboratorium
Jumlah yang 19.8 15,9 1.9 6 74,0
Negative diharapkan
% di dalam 31.1% 63,5 % 4,1% 1,4% 100 %
hasil
laboratorium
Jumlah 2 11 0 0 13
Jumlah yang 3,5 9,1 3 1 13,0
Garis di harapkan
batasan % di dalam 15,45 84,6% 0,0% 0,0% 10,0%
hasil %
laboratorium
Jumlah 6 23 0 0 29
Jumlah yang 7,8 20,3 8 3 29,0
di harapkan
Positif
% di dalam 20,7% 79,3 % 0.0 0,0% 100%
hasil %
laboratorium
Jumlah 31 81 3 1 116
Jumlah yang 31,0 81,0 3,0 1,0 116,0
Jumlah di harapkan
Jumlah yang 26,7% 69,8% 2,6% 0,9% 100%
di harapkan
Tabel 5 menunjukkan perhitungan distribusi berdasarkan skor tes bila
dibandingkan dengan kelompok umur. Untuk skor ≤ 2 yang merupakan
hasil negatif, kelompok usia 2-20 tahun tercatat tertinggi dengan 47
sampel (63,5%), 23 sampel dari kelompok usia 0-1 tahun (31,1%), 3
dari mereka adalah kelompok umur 21-40 tahun (4,1%) dan hanya 1
orang yang berusia lebih dari 40 tahun atau 1,4% dari seluruh sampel
yang dikumpulkan dengan hasil tes negatif. Sementara itu, hasil tes per
batasan (skor 3) menunjukkan jumlah tertinggi adalah 11 atau 84,6%
dari kelompok usia yang sama seperti sebelumnya: berusia 2-20 tahun.
Dua dari mereka adalah dari umur 0-1 tahun (15,4%). Tidak ada
sampel hasil tes perbatasan yang diperoleh untuk kelompok usia 21-40
tahun dan berusia ≥ 40 tahun. Kelompok usia 2-20 tahun juga memiliki
jumlah sampel tertinggi (23 atau 79,3%) untuk positif lemah dari hasil
tes demam tifoid atau skor 4. Persentase 20,7% atau 6 sampel dari
kelompok umur 0-1 tahun merupakan jumlah kedua tertinggi dari
sampel yang dikumpulkan dan terdeteksi sebagai skor 4.
Pada distribusi data di atas, dapat dilihat perbandingan antara hasil
skor tes berdasarkan setiap kelompok umur. Kelompok usia 2-20 tahun
memiliki jumlah sampel tertinggi di tiga hasil skor tes yang berbeda,
sedangkan kelompok usia 0-1 tahun mencatat jumlah sampel kedua
tertinggi. Hal ini mungkin karena Puri Rumah Sakit Bunda adalah
sebuah institusi yang sangat melayani ibu dan anak, maka jumlah
sampel menunjukkan peningkatan yang signifikan pada bayi dan anak-
anak. Terdapat sampel yang diperoleh sangat sedikit untuk kedua kelo
mpok usia 21-40 tahun dan yang berusia ≥ 40 tahun.
.
DAFTAR PUSTAKA
Medika, Jakarta
Wagner, H., and Jurcic, K., 2014, Assay for immunomodulation and effect
on
Press.
Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 162
https://www.google.co.id/search?
biw=1366&bih=657&noj=1&q=dapus+tentang+salmonella+Konterman+
%2C+201+1&oq=dapus+tentang+salmonella+Konterman+
%2C+201+1&gs_l=serp.12...93580.94520.0.96496.2.2.0.0.0.0.207.207.2-
1.1.0....0...1c.1.64.serp..1.0.0.F40_K3trqfI