Pernikahan Dini

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 1

PERNIKAHAN DINI

BAB I PENDAHULUAN 4. Diajukannya pernikahan karena anak-anak telah melakukan hubungan


LATAR BELAKANG biologis layaknya suami istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak
Manusia dalam proses perkembangannya untuk meneruskan jenisnya perempuan cenderung segera menikahkan anaknya, karena menurut orang
membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunansesuai dengan tua anak gadis ini,  bahwa karena sudah tidak perawan lagi, dan hal ini
apa yang ingin diinginkannya. menjadi aib.
Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga atau e.       Hamil sebelum nika
rumah tangga bahagia dankekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini 3.3 Dampak Perkawinan Usia Dini
dimaksudkan bahwa perkawinan itu hendaknya berlangsung seumur hidup dan Dampak Positif
tidak boleh berakhir begitu saja.Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang Berbagai dampak positif pernikahan dini atau perkawinan dibawah umur
dewasa dengantidak memandang pada profesi, agama, suku bangsa, miskin atau dapat dikemukakan sebagai berikut:
kaya,tinggal di desa atau di kota. 1. Dukungan emosional: Dengan dukungan emosional maka dapatmelatih
Usia perkawinan yang terlalu muda mengakibatkan meningkatnyakasus kecerdasan emosional dan spiritual dalam diri setiap pasangan (ESQ).
perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung jawabdalam 2. Dukungan keuangan: Dengan menikah di usia dini dapatmeringankan beban
kehidupan berumah tangga bagi suami-istri.Meskipun batas umur perkawinan ekonomi menjadi lebih menghemat.
telah ditetapkan dalam pasal 7 ayat (1) UU No. I tahun 74,yaitu perkawian hanya 3. Kebebasan yang lebih: Dengan berada jauh dari rumah makamenjadikan
diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19tahun dan pihak wanita sudak mereka bebas melakukan hal sesuai keputusannyauntuk menjalani hidup
mencapai umur 16 tahun. Namun dalam prakteknya masih banyak kita jumpai mereka secara finansial dan emosional.
perkawinan pada usia muda atau di bawah umur, padahal perkawianan yang 4. Belajar memikul tanggung jawab di usia dini: Banyak pemudayang waktu
sukses membutuhkan kedewasaantanggung jawab secara fisik maupun mental masa sebelum nikah tanggung jawabnya masih kecildikarenakan ada orang
untuk bisa mewujudkangarapan yang ideal dalam kehidupan berumah tangga. tua mereka, disini mereka harus dapatmengatur urusan mereka tanpa
Peranan orang tua sangat besar artinya bagi psikologis anak-anaknya. bergantung pada orang tua.
Mengingat keluarga adalah tempat pertama bagi tumbuh perkembangan anak 5. Terbebas dari perbuatan maksiat seperti zina dan lain-lain.
sejak lahir hingga dengan dewasa maka pola asuhanak dalam perlu disebar Dampak Negatif
luaskan pada setiap keluarga. a.       Dampak biologis
BAB III PEMBAHASAN Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju
3.1 Pengertian Pernikahan Usia Dini kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan
Pernikahan adalah lambang disepakatinya suatu perjanjian (akad)antara jenisnya, apalagi jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan justru
seorang laki-laki dan perempuan (dalam masyarakat tradisional halitu juga akan terjadi trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan membahayakan
merupakan perjanjian antar keluarga) atas dasar hak dankewajiban yang setara organ reproduksinya sampai membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan
antara kedua belah pihak.Penyerahan diri totalseorang perempuan kepada laki- apakah hubungan seks yang demikian atas dasar kesetaraan dalam hak reproduksi
laki.Peristiwa saat seorang ayah secara resmi menyerahkan anak perempuannya antara isteri dan suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan
kepada laki-laki untuk “dipakai” sesuka hati laki-laki itu.Tujuan Pernikahan adalah (penggagahan) terhadap seorang anak. Anak perempuan berusia 10-14 tahun
untuk secara hukum mengesahkan hubungan seksual antara laki-laki dan memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar, selama kehamilan atau
perempuan. untuk secara hukummengatur hak dan kewajiban masing-masing melahirkan, dibandingkan dengan  perempuan berusia 20-25 tahun. Sementara itu,
termasuk di dalamnya pelarangan atau penghambatan terjadinya poligami. Untuk anak yang menikah pada usia 15-19 tahun memiliki kemungkinan dua kali lebih
pendataan dankepentingan demografi .Kriteria keberhasilan suatu pernikahan, besar.
kebahagiaan suami isteri,hubungan yang baik antara orang tua dan anak, b.      Dampak psikologis
penyesuaian yang baikantara anak-anak, kemampuan untuk memperoleh kepuasan Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks,
dari perbedaan pendapat, kebersamaan, penyesuaian yang baik dalam sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang
masalahkeuangan, penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan. sulit disembuhkan. Anak akan murung dan menyesali hidupnya yang  berakhir pada
Pernikahan adalah hubungan (akad) antara laki-laki dan perempuandengan pernikahan yang dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan
maksud agar masing-masing dapat menikmati yang lain (istimtaa’)dan untuk pernikahan akan menghilangkan hak anak untuk memperoleh pendidikan, hak
membentuk keluarga yang sakinah dan membangun masyarakatyang bersih bermain dan menikmati waktu luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dalam
(Utsaimin, 2009).Pernikahan Usia Muda (Dini) adalah Pernikahan yang diri anak. Menurut temuan Plan, sebanyak 44 persen anak perempuan yang menikah
dilakukanoleh remaja di bawah umur (antara 13-18 tahun) yang masih belum dini mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat frekuensi
cukupmatang baik fisik maupun psikologis, karena berbagai faktor antara lainfaktor tinggi. Sisanya, 56 persen anak perempuan mengalami KDRT dalam frekuensi
ekonomi, sosial, budaya, penafsiran agama yang salah, pendidikan,dan akibat rendah.
pergaulan bebas. Individu yang menikah pada usia muda akancenderung bergantung c.       Dampak Sosial
pada orangtua secara finansial maupun emosional. Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat
Pernikahan dini yaitu merupakan intitusi agung untuk mengikat duainsan patriarki yang bias gender, yang menempatkan perempuan pada  posisi yang
lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga rendah dan hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini sangat
(Lutfiati,2008).Pernikahan dini adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya bertentangan dengan ajaran agama apapun termasuk agama Islam yang sangat
belum siap untuk melaksanakan pernikahan (Nukman, 2009).Jadi dapat disimpulkan menghormati perempuan (Rahmatan lil Alamin). Kondisi ini hanya akan
bahwa Pernikahan dini adalah sebuah bentuk ikatan/pernikahan yang salah satu atau melestarikan budaya patriarki yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan
kedua pasangan berusia di bawah 18 tahun atau sedang mengikuti pendidikan di terhadap perempuan. Di bidang pendidikan, pernikahan dini mengakibatkan
sekolah menengahatas. Jadi sebuah pernikahan di sebut pernikahan dini, jika kedua si anak tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Hanya 5,6 persen
atausalah satu pasangan masuk berusia di bawah 18 tahun (masih berusiaremaja). anak nikah dini yang masih melanjutkan sekolah setelah nikah.
Masa remaja, boleh di bilang baru berhenti pada usia 18 tahun.Dan pada usia 20 - 24 3.4 Cara Pencegahan Pernikahan Usia Dini
tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usiadewasa muda. Pada masa ini, biasanya 1. Meningkatkan kesempatan mengikuti pendidikan lebih tinggi.
mulai timbul transisi dari gejolakremaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka, 2. Pekerjaan, penampungan tenaga kerja perempuan.
kalau pernikahandilakukan di bawah 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin 3. Peningkatan penerangan kesehatan dan pendidikan seks, KB pada remaja.
bertualang menemukan jati dirinya 4. Menyebarluaskan NKKBS.
            Perkawinan usia dini adalah perkawinan yang terjadi pada perempuan 5. Peningkatan usaha kesehatan remaja dalam persiapan pernikahan yaitu
berusia kurang dari 16 tahun dan laki-laki berusia kurang dari 19 tahun tanpa adanya dengan konseling.
kesiapan mental, psikis, materi.
3.5 Pemecahan Masalah Perkawinan Usia Dini
            Undang-undang Negara kita telah mengatur batas usia pernikahan. Dalam
1. Usia pernikahan yang baik menurut UU adalah di atas 20 tahun.     
Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa perkawinan
hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak 2. Diberi penyuluhan bahwa usia muda belum mampu dibebani ketrampilaN
perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun) tahun. Menurut agama fisik untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
pernikahan dini adalah pernikahan sebelum seorang anak  baligh. 3. Diberi penjelasannya bahwa sikap mental yang labil dan belum matang
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Pernikahan Usia emosionalnya belum siap untuk bertanggung jawab.
4. Pendewasaan usia pernikahan dengan usaha memperoleh pendidikan
Dini
yang lebih tinggi.
1. Adanya perjodohan yang dilakukan orang tua.
5. Diberi penyuluhan bahwa pernikahan usia muda kesuburannya sangat
2. Para orang tua ingin mempercepat pernikahan dengan berbagai alasan
tinggi.
ekonomi, sosial anggapan tidak penting pendidikan bagi anak perempuan
dan stigma negatif terhadap status perawan tua. 6. Pasang poster dan memberikan leaflet yang memuat pernikahan usia
3. Hal yang sama juga jika anak yang putus sekolah tersebut menganggur. muda kemandiriannya masih rendah dan menyebabkan tingginya angka
Dalam kekosongan waktu tanpa pekerjaan membuat mereka akhirnya perceraian.
melakukan hal-hal yang tidak produktif. Salah satunya adalah menjalin
hubungan dengan lawan  jenis, yang jika diluar kontrol membuat kehamilan
di luar nikah.

Anda mungkin juga menyukai