Anda di halaman 1dari 2

Perkembangan studi islam di indonesia dapat digambarkan bahwa lembaga/ sistem

pendidikan di Indonesia mulai dari sistem pendidikan langgar, kemudian sistem pesantren,
kemudian berlnjut dengan istem pendidikan di kerajaan kerajaan Islam, akhirnya muncul
sistem klas.

1. Sistem Langgar
Maksud dari pendidikan sistem langgar ini ialahpendidikan yang dijalankan di
langgar, atau surau, atau mesjid, atau di rumah guru. Kurikulumnya pun berifat
elementer, yaitu mempelajari abjad huruf arab. Sistem ini dikelola oleh ‘alim, mudin,
lebai yang mana umumnya berfungsi sebagai guru agama dan sekaligus sebagai
tukang baca do’a. Di masjid atau di langgar mereka duduk berlesehan dengan bersila.
Kurikulum pertama adalah mengenai huruf abjad arab kemudian tingkat selanjutnya
dipelajari lagu-lagu qasidah, barzanji, tajwid, mengaji kitab Farukunan.1

2. Sistem Pesantren (Huttab)


Dalam pengajaran sistem ini, dimana seorag kiyai mengajari santri dengan sarana
mesjid sebagai pengajaran/ pendidikan dan didukung oleh pondok sebagai tempat
tinggal santri.2

3. Sistem Berbasis Kerajaan


Dalam sistem ini, pendidikan sudah berbasis di kerajan-kerajaan Islam yang dimulai
dari kerajaan Samudera Pasai di Aceh abad 10 Masehi.
Adapun materi yang diajarkan di majelis ta’lim dan halaqah di kerajaan pasai adalah
fiqih madzhab asy- syafi’i. Dari sisi kelembagaan adalah informal. Tokoh
pemerintahan merangkap tokoh agama, dan biaya pendidikan pun juga bersumber dari
negara.
Kedua, kerajaan Perlak di Selat Malaka. Di kerajaan ini ada lembga pendidikan
berupa majelis ta’lim tinggi yang dihadiri oleh murid khusus yang sudah ‘alim dan
mendalam ilmunya. Kitab yang dibaca pun kitab kualitas tinggi, al-Umm, kitab fiqih
karangan imam asy-syafi’i.
Ketiga, kerajaan Aceh Darussalam (1511-1874 M), kerajaan yang berdiri 12
Dzulqaedah 916 H (1500 M), dan mengatakan perang terhadap buta huruf dan buta
ilmu. Di kerajaan ini ada lembaga-lembaga negara yang berfungsi di bidang
1

2
pendidikan, yakni: 1) Balai Seutia Huhama. Lembaga ilmu pengetahuan, tempat
berkumpul ulama, ahli pikir dan intelektual/ cendekiawan membahasa ilmu
pengetahuan. 2) Balai Seutia Ulama. Jawatan pendidikan. 3) Balai Jama’ah Himpunan
Ulama. Adapun jenjangnya adalah: 1) Meunasah (madrasah), dan ada disetiap
kampung. 2) Rankang (tsanawiyah). 3) Dayah, ada di setiap daerah Ulebalang, dan
setingkat aliyah. 4) Dayah Teuku Cik, kira-kira sama dengan tingkat pendidikan
tinggi (PT).
Keempat, kerajaan Demak, dimana di tempat-tempat ramai (sentral/pusat) didirikan
mesjid untuk tempat belajar.
Kelima, kerajaan Islam Mataram (1575-1757), dimana hampir di setiap desa didirikan
tempat belajar Al-Qur’an. Demikian pula di daerah kabupaten didirikan pesantren.
Keenam, kerajaan Islam di Banjarmasin, Kalimantan, lahir ulama besar dan terkenal,
Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Setelah pulang dari Mekkah untuk belajar, al-
banjari mendirikan pesantren di kampung dalam pagar. Sistem pendidikan sama
dengan madrasah di Jawa.

4. Sistem Klas
Sistem ini muncul setelah lahirnya sekolah model Belanda yakni sekolah eropa yang
mana mempuyai sistem tingkatan dan jenjang dalam sistem pendidikannya. Setelah
lahir sekolah Eropa lalu pada abad ke 20 muncullah madrasah dan sekolah-sekolah
model Belanda oleh organisasi Islam seperti, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, dan
lain-lain. Dalam pelajaran ini, sistem kelas mencakup pengetahuan umum seperti
matematika, bahasa, sejarah, ilmu bumi dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai