Anda di halaman 1dari 28

TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA PERKERASAN

KAKU (RIGID PAVEMENT)

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3 KELAS 3KBG1

1. Ahmad Sahrun Fauzi (1731310032)


2. Danang Tri Wicaksono (1731310143)
3. Maulidya Annisa Paleky (1731310161)
4. Mohammad Kevin Fathan Mubhina (1731310048)
5. Sheliza Syahadan Maulidiyah (1731310004)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
BAB I
DATA PERENCANAAN
1.1 Data Teknis Jalan

Nama proyek : Jalan Dengok Kab Ponorogo Jawa Timur

Tahun proyek : 2016

Tipe jalan : 2 jalur 2 arah

Lebar Jalan :7m

Panjang Jalan : 56,450 km

Fungsi Jalan : Arteri

CBR tanah dasar : 2,93%

Kuat tarik lentur (fcf) : 4,1 Mpa (f’c = 30 Mpa)

Bahan pondasi bawah : Stabilisasi

Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi ( μ) = 1,5

Bahu jalan : Ya (beton)

Ruji (dowel) : Ya

Data lalu lintas harian rata-rata:

- Bus besar = 45
- Truk 2 as = 600
- Truk 3 as = 653
- Pertumbuhan lalu lintas (i) :
Bus besar = 0,06
Truk 2 as = 0,02
Truk 3 as = 0,001
- Umur rencana = 20 tahun

Direncanakan perkerasan beton semen untuk jalan 2 lajur 2 arah untuk jalan arteri.
BAB II

ANALISI DATA PERENCANAAN

2.2 Data Lalu Lintas Harian Rata-rata

Data LHR pada Batas Kabupaten Ponorogo – Dengok ini adalah data yang
didapatkan dari pihak instansi terkait seperti tim survey dari PT. Saka Buana Yasa
Selaras yang ada di Jl. Puncak No.05, Malang, 65144.
2.1.1 Data lalu lintas harian (LHR) tahun 2016 hari ke-1 batas Kabupaten
Ponorogo-Dengok
VOLUME LALU LINTAS (Kend)
KENDARAAN KENDARAAN
WAKTU BUS BESAR TRUK BESAR
RINGAN BERAT
(Kend/jam) (Kend/jam)
(Kend/jam) (Kend/jam)
06.00 - 07.00 68 1 15 2
07.00 - 08.00 61 0 19 4
08.00 - 09.00 70 0 23 9
09.00 - 10.00 68 0 16 7
10.00 - 11.00 72 2 16 12

11.00 - 12.00 78 2 26 7
12.00 - 13.00 78 1 28 17
13.00 - 14.00 72 1 24 15
14.00 - 15.00 80 2 22 15
15.00 - 16.00 78 1 23 11
16.00 - 17.00 88 1 18 21
17.00 - 18.00 62 0 18 26
18.00 - 19.00 54 0 16 35
19.00 - 20.00 72 1 18 37
20.00 - 21.00 44 0 8 40
21.00 - 22.00 21 0 2 32
TOTAL 1066 12 292 290
2.1.2 Data lalu lintas harian (LHR) tahun 2016 hari ke-1 batas Dengok-
Kabupaten Ponorogo

VOLUME LALU LINTAS (Kend)

KENDARAAN KENDARAAN
WAKTU BUS BESAR TRUK BESAR
RINGAN BERAT
(Kend/jam) (Kend/jam)
(Kend/jam) (Kend/jam)

06.00 - 07.00 62 3 29 26
07.00 - 08.00 58 2 17 16
08.00 - 09.00 81 9 25 23
09.00 - 10.00 79 8 33 35
10.00 - 11.00 90 2 30 23
11.00 - 12.00 85 3 25 31
12.00 - 13.00 104 2 16 34
13.00 - 14.00 98 1 26 30
14.00 - 15.00 90 0 20 16
15.00 - 16.00 73 0 14 17
16.00 - 17.00 87 0 28 17
17.00 - 18.00 66 1 13 11
18.00 - 19.00 45 0 9 29
19.00 - 20.00 52 0 9 10
20.00 - 21.00 55 1 7 26
21.00 - 22.00 35 1 7 19
TOTAL 1160 33 308 363
2.1.3 Data jumlah kendaraan 2 arah
2.3 Data Beban Sumbu Kendaraan
Perhitungan ini akan mendistribusikan beban roda sesuai tabel distribusi
beban, sehingga perhitungannya sebagai berikut:

1. Bus dengan kekuatan maksimum 9 ton


Beban sumbu depan = 34% x 9= 3,60 ton
Beban sumbu belakang = 66% x 9= 5,94 ton
2. Kendaraan Berat (Truk 2 sumbu) dengan muatan maksimum 8,3 ton
Beban sumbu depan = 34% x 8,3= 2,822 kg
Beban sumbu belakang = 66% x 8,3 = 5,478 kg
3. Truk besar (Truk 3 sumbu) dengan muatan maksimum 25 ton
Beban sumbu depan = 25% x 25 = 6,250 ton
Beban sumbu belakang = 75% x 25= 18,750 ton
2.4 Lajur Rencana dan Koefisien Distribusi
Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan
raya yang menampung lalu lintas kendaraan niaga terbesar.
Jika jalan tidak memiliki tanda batas lajur, maka julah lajur dan koefisien
distribusi (C) kendaraan niaga dapat ditentukan dari lebar perkerasan sesuai tabel
berikut.

Direncanakan lebar perkerasan jalan adalah 7 meter dengan 2 lajur dan 2


arah, sehingga memiliki nilai koefisien distribusi (C) sebesar 0,50.

2.5 Lapis Pemecah Ikatan Pondasi Bawah dan Pelat


Perencanaan ini didasarkan bahwa antar pelat dengan pondasi bawah tidak ada
ikatan. Jenis pemecah ikatan untuk perencanaan ini menggunakan laruran parafin
tipis pemecah ikat sehingga didapatkan nilai koefisien gesekan (μ) adalah 1,5.

2.6 Beton Semen


Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur umur 28 hari.
Hubungan antara kuat tekan karakteristik dengan kuat tarik-lentur beton adalah
sebagai berikut :
fcf = K (fc’)0,50
= 0,75 (30)0,50
= 4,1 Mpa
Sehingga didapatkan nilai kuat tarik lentur fcf sebesar 4,1 Mpa.
2.7 CBR Tanah Dasar
CBR tanah dasar digunakan untuk menentukan CBR tanah efektif yang
kemudian digunakan untuk menentukan tebal lapisan pelat beton. Berikut adalah
data tanah CBR per 200 m STA 26+650 – STA 31+650 ini diperoleh dari hasil
pengujian tanah di lapangan yang dilakukan oleh PT. Saka Buana Yasa Selaras
yang ada di Jl. Puncak No.05, Malang, 65144.

Jumlah yang sama Persen (%) yang sama


No STA Nilai CBR (%) Diurutkan (%)
atau lebih besar atau lebih besar
1 26 + 650 3,17 2,65 26 100
2 26 + 850 2,65 2,65 26 100
3 27 + 050 3,7 2,65 26 100
4 27 + 250 4,23 2,65 26 100
5 27 + 450 4,23 3,07 22 85
6 27 + 650 5,29 3,07 22 85
7 27 + 850 4,23 3,17 20 77
8 28 + 050 3,7 3,17 20 77
9 28 + 250 4,76 3,7 18 69
10 28 + 450 3,07 3,7 18 69
11 28 + 650 2,65 3,7 18 69
12 28 + 850 3,17 3,7 18 69
13 29 + 050 2,65 3,7 18 69
14 29 + 250 3,7 4,23 13 50
15 29 + 450 4,23 4,23 13 50
16 29 + 650 4,23 4,23 13 50
17 29 + 850 5,29 4,23 13 50
18 30 + 050 4,23 4,23 13 50
19 30 + 250 3,7 4,23 13 50
20 30 + 450 4,76 4,23 13 50
21 30 + 650 3,07 4,76 6 23
22 30 + 850 2,65 4,76 6 23
23 31 + 050 3,7 5,29 4 15
24 31 + 250 4,23 5,29 4 15
25 31 + 450 5,29 5,29 4 15
26 31 + 650 5,8 5,8 1 4
Grafik dari data CBR yang sudah diurutkan dapat dilihat pada grafik di bawah
untuk menentukan nilai CBR yang mewakili 90%.

Berdasarkan grafik tersebut, maka dapat dihitung nilai CBR yang mewakili
dengan interpolasi sebagai berikut :
x−3,07 (90 %−85 % )
=
2,65−3,07 (100 %−85 %)

x−3,07 5%
=
−0,42 15 %

x = 2,93

Sehingga didapatkan nilai CBR tanah dasar sebesar 2,93%


BAB III

PERHITUNGAN PRENCANAAN PERKERASAN KAKU

3.1 Analisis Lalu Lintas

Konfigurasi beban sumbu (ton) Jml. STRT STRG STdRG


Jml. kend.
Jenis Kendaraan Sumbu Jml. Sumbu (bh)
RD RB RGD RGB (bh) per kend. BS (ton) JS (bh) BS (ton) JS (bh) BS (ton) JS (bh)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bus Besar 3,060 5,940 45 2 90 3,060 45 5,940 45
Truk 2 Sumbu 2,822 5,478 600 2 1200 2,822 600 5,478 600
Truk 3 Sumbu 6,250 18,750 653 2 1306 6,250 653 18,750 653
Total 2596 1298 645 653
Keterangan :
RD = Roda depan
RB = Roda belakang
RGD = Roda gandeng depan
RGB = Roda gandeng belakang
BS = Beban sumbu
JS = Jumlah sumbu
STRT = Sumbu tunggal roda tunggal
STRG = Sumbu tunggal roda ganda
STdRG= Sumbu tunggal roda tandem

1. Konfigurasi Beban Sumbu


- Bus Besar
Beban sumbu roda depan = 34% x 9= 3,06 ton
Beban sumbu roda belakang = 66% x 9= 5,94 ton
- Truk 2 Sumbu
Beban sumbu rodadepan = 34% x 8,3= 2,822 kg
Beban sumbu roda belakang = 66% x 8,3 = 5,478 kg
- Truk 3 Sumbu
Beban sumbu roda depan = 25% x 25= 6,25 ton
Beban sumbu roda belakang = 75% x 25= 18,75 ton

2. Jumlah Kendaraan
- Bus Besar = 45
- Truk 2 Sumbu = 600
- Truk 3 Sumbu = 653
3. Jumlah Sumbu per Kendaraan
- Bus Besar =2
- Truk 2 Sumbu = 2
- Truk 3 Sumbu = 2
4. Jumlah Sumbu
- Bus Besar = 90
- Truk 2 Sumbu = 1200
- Truk 3 Sumbu = 1306
5. STRT (Sumbu tunggal roda tunggal)
Bus Besar = BS  3,060 JS  45
Truk 2 Sumbu = BS  2,822 JS  600
Truk 3 Sumbu = BS  6,250 JS  653
6. STRG (Sumbu tunggal roda ganda)
Bus Besar = BS  5,940 JS  45
Truk 2 Sumbu = BS  5,478 JS  600
7. STdRG (Sumbu tunggal roda tandem)
Truk 3 Sumbu = BS  18,750 JS  653
3.2 Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) Selama Umur Rencana 20
Tahun

JSKN=365 x JSKNH x R
Dimana : JSKNH = Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari
pada saat jalan dibuka
R = Faktor pertumbuhan komulatif

Berikut data nilai faktor pertumbuhan komulatif yang telah dihitung dari
rumus diatas :
1. Bus Besar
( 1+ 0,06 )20−1
R= = 36,786
0,06
JSKN = 365 x 2596 x 36,786 = 34855819,089
2. Truk 2 Sumbu
( 1+ 0,02 )20−1
R= = 24,297
0,02
JSKN = 365 x 2596 x 24,297 = 23022729,779
3. Truk 3 Sumbu
( 1+ 0,001 )20−1
R= = 20,191
0,001
JSKN = 365 x 2596 x 20,191 = 19131917,401
3.3 Perhitungan JSKN Rencana

JSKN Rencana = C x JSKN


Dimana : C = Koefisien distribusi (0,5)
1. Bus Besar
JSKN Rencana = 0,5 x 34855819,089 = 17427909,545
2. Truk 2 Sumbu
JSKN Rencana = 0,5 x 23022729,779 = 11511364,890
3. Truk 3 Sumbu
JSKN Rencana = 0,5 x 19131917,401 = 9565958,701

3.4 Perhitungan Repetisi Sumbu Rencana

Beban sumbu Jumlah Proporsi Lalu-lintas Repetisi yang


Jenis sumbu Proporsi beban
(ton) sumbu sumbu rencana terjadi
1 2 3 4 5 6 7 = 4 x5 x6
3,060 45 0,035 0,500 17427909,545 302101,668
STRT 2,822 600 0,462 0,500 11511364,890 2660561,993
6,250 653 0,503 0,500 9565958,701 2406229,211
Total 1298 1,000
5,940 45 0,070 0,248 17427909,545 302101,668
STRG
5,478 600 0,930 0,248 11511364,890 2660561,993
Total 645 1,000
STdRG 18,750 653 1,000 0,252 9565958,701 2406229,211
Total 653
Komulatif 2596 10737785,743

1. STRT (Sumbu Tunggal Roda Tunggal)


- Beban sumbu dan jumlah sumbu disesuaikan pada analisa lalu lintas
- Proporsi beban diperoleh dari jumlah sumbu dibagi total jomlah sumbu
45
Bus besar = = 0,035
1298
600
Truk 2 Sumbu = = 0,462
1298
653
Truk 3 sumbu = = 0,503
1298
- Proporsi sumbu diperoleh dari total jumlah sumbu dibagi dengan
jumlah sumbu keseluruhan
1298
= 0,5
2596
- Lalu lintas rencana diperoleh dari data JSKN rencana tiap kendaraan
- Repetisi yang terjadi diperoleh dari proporsi beban dikali proporsi
sumbu dikali lalu lintas rencana
Bus besar = 302101,668
Truk 2 Sumbu = 2660561,993
Truk 3 sumbu = 2406229,211
2. STRG (Sumbu Tunggal Roda Ganda)
- Beban sumbu dan jumlah sumbu disesuaikan pada analisa lalu lintas
- Proporsi beban diperoleh dari jumlah sumbu dibagi total jomlah sumbu
600
Truk 3 Sumbu = = 0,030
654
- Proporsi sumbu diperoleh dari total jumlah sumbu dibagi dengan
jumlah sumbu keseluruhan
645
= 0,245
2596
- Lalu lintas rencana diperoleh dari data JSKN rencana tiap kendaraan
- Repetisi yang terjadi diperoleh dari proporsi beban dikali proporsi
sumbu dikali lalu lintas rencana
Bus besar = 302101,668
Truk 2 Sumbu = 2660561,993
3. STdRG (Sumb Tandem Ronda Ganda)
- Beban sumbu dan jumlah sumbu disesuaikan pada analisa lalu lintas
- Proporsi beban diperoleh dari jumlah sumbu dibagi total jomlah sumbu
653
Truk 3 Sumbu = = 1,000
653
- Proporsi sumbu diperoleh dari total jumlah sumbu dibagi dengan
jumlah sumbu keseluruhan
653
= 0,252
2596
- Lalu lintas rencana diperoleh dari data JSKN rencana tiap kendaraan
- Repetisi yang terjadi diperoleh dari proporsi beban dikali proporsi
sumbu dikali lalu lintas rencana
Truk 3 Sumbu = 2406229,211

Sehingga diperoleh repetisi yang terjadi komulatif adalah sebesar


10737785,743 ≈ 107

3.5 Analisa Fatik dan Erosi


- Jenis perkesaran: BBBT dengan ruji
- Jenis bahu : Beton
- Umur Rencana : 20 tahun
- JSK : 107
- Faktor keamanan beban

Faktor keamanan beban ini digunakan berkaitan adanya berbagai


tingkat reabilitas perencanaan seperti tabel berikut ini. Pada

perencanaan ini nilai FKB adalah 1,1 karena digunakan untuk jalan
arteri.

- Kuat tarik lentur beton (f’cf) umur 28 hari : 4,1 Mpa.


- CBR tanah dasar : 2,93 %
- CBR tanah efektif :

CBR tanah dasar efektif dapat digunakan untuk menentukan tebal


pelat beton. CBR tanah dasar efektif diperoleh dari CBR tanah dasar.
Didapatkan nilai CBR tanah dasar sebesar 2,93%, sehingga nilai CBR
tanah dasar efektifnya adalah sebagi berikut :
Sehingga diperoleh nilai CBR tanah dasar efektif adalah sebesar 20%.
- Tebal taksiran plat beton :
Setelah menentukan nilai CBR tanah dasar efektif, dapat ditentukan
tebal pelat beton berdasarkan grafik berikut.

Sehingga diperoleh tebal pelat beton sebesar 176 mm dapat dibulatkan


menjadi 180 mm.
Beban
Beban Faktor Analisa Fatik Analisa Erosi
Rencana Repetisi yang
Jenis Sumbu Sumbu ton Tegangan
Per Roda Terjadi Persen Persen
(kN) dan Erosi Repetisi Ijin Repetisi Ijin
(kN) Rusak (%) Rusak (%)
1 2 3 4 5 6 7= 4*100/6 8 9 = 4*100/8
STRT 30,6 16,83 302101,668 TE = 1,01 TT 0 TT 0
28,22 15,521 2660561,993 FRT = 0,2 TT 0 TT 0
62,5 34,375 2406229,211 FE =1,88 TT 0 TT 0

TE =1,53
STRG 59,4 16,335 302101,668 TT 0 TT 0
FRT=0,37
54,78 15,0645 2660561,993 FE =2,49 TT 0 TT 0

TE =1,28
STdRG 187,5 25,78125 2406229,211 FRT=0,31 TT 0 4000000 60,15573027
FE=2,51
Total 0% < 100% 60,16% < 100%

1. STRT
- Beban sumbu (kN) :
Bus Besar = 30,6 kN
Truk 2 sumbu = 28,22 kN
Truk 3 sumbu = 62,5 kN
- Beban Rencana per Roda (kN) :
Beban rencana per roda didapat dari nilai beban sumbu dalam kN dikali
faktor keamanan beban (FKB) dibagi dengan jumlah sumbu kendaraan.
Untuk STRT jumlah sumbu sama dengan 2.
Bus Besar = (30,6 x 1,1)/2 = 16,83 kN
Truk 2 sumbu = (28,22 x 1,1)/2 = 15,521 kN
Truk 3 sumbu = (62,5 x 1,1)/2 = 34,375 Kn
- Repetisi yang terjadi
Repetisi yang terjadi dapat diperoleh pada perhitungan tabel repetisi yang
terjadi.
- Faktor tegangan dan Erosi
Faktor tegangan dan erosi dapat diperoleh berdasarkan nilai tebal pelat

beton.

untuk STRT nilai TE (Tegangan Ekivalen) adalah 1,01 dan nilai FE


(Faktor Erosi) adalah 1,88 , sehingga nilai FRT :

FRT = TE /fcf

= 1,01 / 4,1 = 0,2


- Analisa Fatik

Bus besar  16,83  FRT = 0,2  Repetisi Beban Ijin = TT

Truk 2 sumbu  15,52  FRT = 0,2  Repetisi Beban Ijin = TT

Truk 3 sumbu  34,37  FERT = 0,2  Repetisi Beban Ijin = TT


- Analisa Erosi

Bus besar  16,83  FE = 1,88  Repetisi Beban Ijin = TT

Truk 2 sumbu  15,52  FE = 1,88  Repetisi Beban Ijin = TT

Truk 3 sumbu  34,37  FE = 1,88  Repetisi Beban Ijin = TT


2. STRG

- Beban sumbu (kN) :


Bus Besar = 59,4 kN
Truk 2 sumbu = 54,78 kN
- Beban Rencana per Roda (kN) :
Beban rencana per roda didapat dari nilai beban sumbu dalam kN dikali
faktor keamanan beban (FKB) dibagi dengan jumlah sumbu kendaraan.
Untuk STRT jumlah sumbu sama dengan 4.
Bus Besar = (59,4 x 1,1)/4 = 16,335 kN
Truk 2 sumbu = (54,78 x 1,1)/4 = 15,06 kN
- Repetisi yang terjadi
Repetisi yang terjadi dapat diperoleh pada perhitungan tabel repetisi yang
terjadi.
- Faktor tegangan dan Erosi
Faktor tegangan dan erosi dapat diperoleh berdasarkan nilai tebal pelat
beton.
untuk STRG nilai TE (Tegangan Ekivalen) adalah 1,53 dan nilai FE
(Faktor Erosi) adalah 2,49 , sehingga nilai FRT :

FRT = TE /fcf

= 1,53 / 4,1 = 0,37


- Analisa Fatik

Bus besar  16,335  FRT = 0,37  Repetisi Beban Ijin = TT

Truk 2 sumbu  15,065  FRT = 0,37  Repetisi Beban Ijin = TT


- Analisa Erosi

Bus besar  16,335  FE = 2,49  Repetisi Beban Ijin = TT

Truk 2 sumbu  15,065  FE = 2,49  Repetisi Beban Ijin = TT


3. STdRG
- Beban sumbu (kN) :
Truk 3 sumbu = 187,5 Kn
- Beban Rencana per Roda (kN) :
Beban rencana per roda didapat dari nilai beban sumbu dalam kN dikali
faktor keamanan beban (FKB) dibagi dengan jumlah sumbu kendaraan.
Untuk STRT jumlah sumbu sama dengan 8.
Truk 3 sumbu = (187,5 x 1,1)/8 = 25,781 Kn
- Repetisi yang terjadi
Repetisi yang terjadi dapat diperoleh pada perhitungan tabel repetisi yang
terjadi.
- Faktor tegangan dan Erosi
Faktor tegangan dan erosi dapat diperoleh berdasarkan nilai tebal pelat
beton.
untuk STRT nilai TE (Tegangan Ekivalen) adalah 1,28 dan nilai FE
(Faktor Erosi) adalah 2,51 , sehingga nilai FRT :

FRT = TE/fcf

= 1,28 / 4,1 = 0,31


4. Analisa Fatik

Truk 3 sumbu  25,781  FRT = 0,31  Repetisi Beban Ijin = TT


5. Analisa Erosi

Truk 3 sumbu  25,781  FE = 2,51  Repetisi Beban Ijin = TT

Karena % rusak fatik (telah) lebih kecil (mendekati) 100% maka tebal pelat
diambil 180 mm atau 18 cm

Anda mungkin juga menyukai