a. Perubahan fisik.
b. Kesehatan umum.
c. Tingkat pendidikan.
d. Hereditas.
e. Lingkungan.
f. Perubahan kepribadian yang drastis namun jarang terjadi misalnya kekakuan sikap.
g. Kenangan, kenangan jangka pendek yang terjadi 0-10 menit.
h. Kenangan lama tidak berubah.
i. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, berkurangnya
penampilan, persepsi, dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya
membayangkan karena tekanan dari faktor waktu.
3. Perubahan Psikososial
a. Perubahan lain adalah adanya perubahan psikososial yang menyebabkan rasa tidak
aman, takut, merasa penyakit selalu mengancam sering bingung panik dan depresif.
b. Hal ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan sosioekonomi.
c. Pensiunan, kehilangan financial, pendapatan berkurang, kehilangan status, teman atau
relasi.
d. Sadar akan datangnya kematian.
e. Perubahan dalam cara hidup, kemampuan gerak sempit.
f. Ekonomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup tinggi.
g. Penyakit kronis.
h. Kesepian, pengasingan dari lingkungan sosial.
i. Gangguan syaraf panca indra.
j. Gizi
k. Kehilangan teman dan keluarga.
l. Berkurangnya kekuatan fisik
4. Perubahan kultural
a. Kolektifitas Etnis
Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan memiliki
standart perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan dalam kelompok seperti itu
mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan ikiran dan perilaku
mereka. (Harwood, 1981)
b. Shok Budaya
Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar belakang
kulturnya berbeda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada yang menolong
ketidaknyamanan dan kondisi disoirentasi yang dialami oleh orang luar yang berusaha
beradaptasi secara komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang berbeda
akibat akibat paraktek nilai-nilai dan kepercayaan. ( Leininger, 1976)
Perawat dapat mengurangi shock budaya dengan mempelajari tentang
perpedaan kelompok budaya dimana ia terlibat. Pemting untuk perawat
mengembangkan hormat kepada orang lain yang berbeda budaya sambil menghargai
perasaan dirinya. Praktik perawatan kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan
yang bertentangan dengan perawat.
c. Pola Komunikasi
Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan bahasa
ang berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara untuk melihat isi
dari budaya. Menurut Kluckhohn 1972, bahwa tiap bahasa adalah merupakan jalan
khusus untuk meneropong dan interprestasi pengalaman tiap bahasa membuat tatanan
seluruhnya dari asumsi yang tidak disadari tetang dunia dan penghidupan. Kendala
untuk komunkasi bisa saja terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang
sama.
Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang
sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menagkap. Sangat penting
untuk menentukan ahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti maksudnya .
d. Jarak Pribadi dan Kontak
Jarak pribadi adalah ikatan yang tidak terlihat dan fleksibel. Pengertian
tentang jarak pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan proses
pengkajian dan peningkatan interaksi perawat klien. Profesional kesehatan merasa
bahwa mereka mempunyai ijin keseluruh daerah badan klien. Kontak yang dekat
sering diperlukan perawat saat pemeriksaan fisik, perawat hendaknya berusaha untuk
mengurangi kecemasan dengan mengenal kebutuhan individu akan jarak dan berbuat
yang sesuai untuk melindungi hak privasi.
e. Pandangan Sosiokultural tentang Penyakit dan Sakit
Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cra
memberi etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada siapa
mereka harus mengkomunikasikan masalah – masalah kesehatan dan berapa lama
mereka berada dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh faktor – faktor
budaya, maka terdapat variasi dari perilaku pelayanan kesehatan, status kesehatan,
dan pola – pola sakit dan pelayanan didalam dan diantara budaya yang berbeda
– beda.
Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan
biologis individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan akseptabilitas
status kesehatan atau perubahab kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan
kesehatan dan status kesehatan saling keterkaitkan dan sistem kesehatan. (Elling,
1977)