PBLK
Oleh :
Oleh:
PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah
berada pada nilai 140/90 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya,
karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa
menunjukkan tanda gejala sebelum menyerang organ lain seperti serangan jantung
atau stroke. Hal ini juga yang menyebabkan banyak pendapat bahwa hipertensi
merupakan faktor resiko 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar
terkena congestive heart failure dan 3 kali lebih besar terkena serangan jantung
dan diperkirakan 12 juta orang meninggal tiap tahunnya. Secara global, hipertensi
diperkirakan menjadi penyebab 7,5 juta kematian, sekitar 12,8% dari total seluruh
1
kematian. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko utama pada penyakit
1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
kematian pada peringkat pertama disebabkan oleh Stroke, diikuti dengan Penyakit
saluran napas bawah dan Gangguan neonatal serta kecelakaan lalu lintas.
pada tahun 2016 sebesar 2,8 Triliun rupiah, tahun 2017 dan tahun 2018 sebesar 3
Triliun rupiah.
64 tahun (55,2%).
tersedia.
2,6%, Ppdk 2,3%, Stroke 2,0%, Ginjal Kronis 1,4% dan Neoplasma 0,5%. (Hery,
2017).
satunya yaitu dengan teknik relaksasi. Teknik relaksasi dapat menurunkan denyut
jantung dan TPR dengan cara menghambat respons stres saraf simpatis (Corwin,
2009).
dalam menurunkan tekanan darah. Prosesnya yaitu dimulai dengan membuat otot-
otot polos pembuluh darah arteri dan vena menjadi rileks bersama dengan otot-
otot lain dalam tubuh. Efek dari relaksasi otot-otot dalam tubuh ini akan
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Hasil penelitian ini diperkuat oleh
Nugroho (2012), menunjukkan bahwa pijat refleksi kaki lebih efektif dibanding
Dr. Pirngadi Medan Agustus 2019 s.d. Januari 2020, ditemukan 10 penyakit
Apendik. Hipertensi berada pada urutan ke-tiga dalam sepuluh penyakit terbesar
dari penderita yang dirawat inap Di RSU Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2020.
melalui keperawatan.
Data tersebut menggambarkan bahwa masalah hipertensi perlu
tinggi dan komplikasi yang ditimbulkan cukup berat. Oleh karena itu, penulis
di RSU Daerah Dr. Pirngadi Medan, agar lebih memahami dan mengetahui
Disini perawat dan tim kesehatan lain dapat memberikan pelayanan yang
efektif dan efisien baik secara bio, psiko, sosial dan spiritual. Demikian juga kita
dapat berkurang.
berdasarkan penyakit diatas, maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
terhadap Penurunan Tekanan Darah di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2020”.
Pijat Kaki terhadap Penurunan Tekanan Darah di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Tahun 2020”.
1.3. Tujuan Praktek Belajar Lapangan Komprehensif
dan mampu dalam mengelola kasus secara mandiri maupun professional tentang
kompetensi lulusan institusi dan menghasilkan tugas akhir dalam bentuk karya
tulis ilmiah.
pasien Hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Defenisi
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
Penyebab dari hipertensi ini belum diketahui, namun faktor resiko yang
diduga kuat adalah karena beberapa faktor berikut ini (Riyadi S, 2011) :
7) Lingkungan
1) Genetik
2) Kelamin
garam sedangkan faktor lingkungan meliputi asupan garam yang berlebihan dan
hipertensi tetapi masih belum dapat dipastikan bahwa stress memunculkan gejala
Beberapa faktor penyebab hipertensi yang telah diketahui adalah sebagai berikut :
a. Pola Konsumsi
Konsumsi tinggi natrium (Na) terutama yang berasal dari garam (NaCl)
diketahui menjadi salah satu penyebab hipertensi. Selain itu, natrium juga
b. Kelainan Ginjal
c. Penuaan
orang mengalami peningkatan tekanan darah pada usia lanjut. Hal ini terkait
dengan salah satu perubahan yang terjadi karena proses penuaan yaitu
usia, dinding pembuluh darah arteri menjadi kaku dan menurun elastisitasnya
d. Obesitas
Pada sebagian besar penderita, peningkatan berat badan yang berlebihan dan
2013).
Hipertensi primer dengan kenaikan berat badan berlebih dan obesitas bisa
terjadi karena peningkatan curah jantung akibat aliran darah tambahan yang
Hipertensi dapat juga disebabkan oleh karena stress (fisik atau mental),
dimana pada kondisi ini kelenjar adrenal akan merilis hormon epinefrin atau
2.1.3. Klasifikasi
hipertensi primer (hipertensi essensial) dan hipertensi sekunder. Hampir lebih dari
hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui (Guyton & Hall, 2014). Belum
ada teori yang jelas menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut. Namun,
disebabkan oleh penyakit lain. Hanya sekitar 5-10% kasus hipertensi merupakan
sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan
eksogen. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis
atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-
obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi
Eighth Joint National Committe) yang didasarkan pada rata-rata pengukuran dua
tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis untuk pasien
kategori dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan
tekanan darah diastolik (TDD) < 80 mmHg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai
Hipertensi stage II > sama dengan 160 > sama dengan 100
Hipertensi tidak memberikan gejala khas, baru setelah beberapa tahun ada
kalanya pasien merasakan nyeri kepala pagi hari sebelum bangun tidur, nyeri ini
Penderita hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik akan mempunyai risiko
Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami klien antara lain sakit
tremor otot, nyeri dada, epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga
2.1.5 Patofisiologi
sering disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami
klien antara lain : sakit kepala (rasa berat di tekuk), palpitasi, kelelahan, nausea,
pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga berdenging), serta kesulitan tidur.
2.1.7 Komplikasi
d) Ginjal : Gagal ginjal, sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama
a. Farmakologi
Terapi obat pada penderita hipertensi dapat dimulai dengan salah satu obat
b. Non Farmakologi
Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup penderita, yakni
5) Berhenti merokok.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
Etiologi :
Obesitas dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014).
Manifestasi Klinis : Stress Genetik Usia 1. Hipertensi Essensial :
tidak diketahui
Sakit kepala/pusing penyebabnya
Lemas/kelelahan 2. Hipertensi Primer :
Sesak nafas Hipertensi Perubahan status kesehatan disebabkan oleh pemyakit
Gelisah
Kerusakan vaskuler pembuluh darah
Mual, muntah *Noc : Cemas*Nic :
Epistaksis Perubahan Struktur Kontrol kecemasan Setelah dilakukan tindakan Gunakan pendekatan yg menenangkan
Kesadaran menurun Penyumbatan pembuluh darah keperawatan selama 3x24 jam Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pasien
Jelaskan semua prosedur
Vasokonstriksi kecemasan kriteria hasil
teratasi
: dengan Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
Gangguan sirkulasi Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Instruksikan pada pasien untuk menggunakan teknik relaksasi
Vital sign dalam batas normal
Dengarkan dengan penuh perhatian
Postur tubuh,ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitasmenunjukkan berkurangnya cemas
Otak Pembuluh darah Identifikasi tingkat kecemasan
Kelola pemeberian obat anti cemas
Vasokonstriksi
Nyeri Kepala
Afterload Meningkat Fatique Paparan informasi kurang
*Noc : *Nic : Intoleransi aktivitas
Kontrol nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri
Setelah dilakukan 2. Observasi reaksi non verbal Resiko tinggi penurunan curah jantung *Noc : *Nic : Kurang pengetahuan
tindakan keperawatan 3. Bantu klien Setelah dilakukan 1. Observasi adanya
pasien tidak mengalami menemukan *Noc : *Nic : asuhan keperawatan pembatasan klien dalam *Noc : *Nic :
nyeri dengan kriteria dukungan Setelah dilakukan 1. Evaluasi adanya nyeri dada klien bertoleransi melakukan aktivitas Setealah dilakukan 1. Kaji tingkat pengetahuan klien
hasil : 4. Kontrol lingkungan yg asuhan keperawatan 2. Catat adanya terhadap aktivitas 2. Kaji adanya faktor yang asuhan keperawatan 2. Jelaskan patosfisiologi penyakit
1. Mampu dapat mempengaruhi penurunan kardiak disritmia jantung dengan kriteria hasil menyebabkan klien menunjukkan 3. Gambarkan tanda dan gejala
mengontrol nyeri nyeri output kilen teratasi 3. Catat adanya gejala : kelelahan pengetahuan tentang yg biasa muncul
2. Melaporkan bahwa 5. Kurangi faktor dengan kriteria hasil : penurunan cardiac 1. Berpartisipasi dalam 3. Monitor nutrisi dan proses penyakit dengan 4. Gambarkan proses penyakit
nyeri berkurang prespitasi nyeri 1. Tanda vital dalam output aktivitas fisik sumber energi yg adekuat kriteria hasil : 5. Identifikasi
3. Mampu mengenali nyeri 6. Kaji tipe dan sumber nyeri rentang normal 4. Monitor status kardiovaskuler disertai peningkatan 4. Monitor pasien akan 1. Klien dan keluarga kemungkinan penyebab
4. Menyatakan rasa nyaman 7. Ajarkan 2. Dapat mentoleransi 5. Monitor balance cairan tekanan darah, nadi adanya kelelahan fisik menyatakan pemahaman dgn cara tepat
5. Ttv dalam teknik aktivitas, tidak ada 6. Monitor respon dan RR dan emosi secara tentang penyakit 6. Sediakan informasi pada
rentang normal nonfarmakol kelelahan pasien terhadap 2. Mampu melakukan berlebihan 2. Klien dan keluarga klien tentang kondisi dgn
6. Tidak ogi 3. Tidak ada edema paru pengobatan aktivitas sehari-hari 5. Monitor respon mampu melaksanakan cara tepat
mengalami 8. Berikan analgetik 4. Tidak ada penurunan 7. Monitor adanya (ADLs) secara kardiovaskuler prosedur yg dijelaskan 7. Hindari harapan kosong
gangguan tidur 9. Tingkatkan istirahat kesadaran dispneu, fatique, mandiri terhadap aktivitas secara benar 8. Sediakan bagi keluarga
10. Berikan informasi ttg nyeri takipneu 6. Monitor pola tidur informasi ttg kemajuan
11. Monitor tanda-tanda vital 8. Monitor tanda-tanda vital klien
9. Minimalkan stres lingkungan 9. Diskusikan terapi/penanganan
17
2.1.10. Pemeriksaan Penunjang
ginjal.
hipertensi.
hipertensi.
(penyebab).
i) Urinalisa: Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.
19
l) EKG 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel
luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
m)Foto dada : apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
pembesaran jantung.
yang pertama) :
2.2.1 Pengkajian
kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna
1. Aktivitas/Istirahat
3. Integritas Ego
yang meledak, otot muka tegang (khusus sekitar mata), gerakan fisik cepat,
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau
5. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam,
tinggi lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur) ,
diuretic.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema (mungkin umum atau
tertentu), kongesti vena, DVJ, glikosuria (hampir 10% pasien hipertensi adalah
diabetik).
6. Neurosensori
saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam). Episode
kebas atau kelemahan pada satu sisi tubuh. Gangguan penglihatan (diplopia,
berat/lamanya hipertensi.
7. Nyeri/Ketidaknyamanan
bawah). Sakit kepala oksipital berat seperti yang terjadi sebelumnya. Nyeri
abdomen/massa (feokromositoma).
8. Pernapasan
Riwayat merokok.
tambahan sianosis.
9. Keamanan
10. Pembelajaran/Penyuluhan
oksigen
miokard
penyakit.
berlebihan
dan kelelahan.
sirkulasi.
perfusi ventilasi.
Nutrition
Management
1. Kaji adanya
alergi makanan
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan
pasien.
3. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
intake Fe
4. Anjurkan pasien
untuk
meningkatkan
protein dan
vitamin C
5. Berikan substansi
gula
6. Yakinkan diet
yang dimakan
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi
7. Berikan makanan
yang terpilih
(sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Ajarkan pasien
bagaimana
membuat catatan
makanan harian.
9. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
11. Kaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan.
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi” oleh Agus Arianto
dkk, disimpulkan bahwa pemberian terapi pijat refleksi telapak kaki dapat
tekanan darah sistolik dan uji Wilcoxon untuk tekanan darah diastolik pada sesi
pagi dan sore menunjukan bahwa masing-masing memiliki nilai p value = (0,00 <
0,050) sehingga H1 diterima yang artinya terapi pijat refleksi telapak kaki
Salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan
terapi pijat. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa terapi pijat yang dilakukan
secara teratur bisa menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, menurunkan
sehingga tekanan darah akan terus turun dan fungsi tubuh semakin membaik. Hal
ini sejalan dengan Penelitian Zunaidi (2014) didapatkan hasil bahwa pijat refleksi
mampu menurunkan tekanan darah sistol sebesar 13,8 mmHg dan diastol 13,3
mmHg. Setelah dilakukan terapi pijat refleksi kaki didapatkan beberapa orang
tangan dan kaki. Manfaat pijat refleksi untuk kesehatan sudah tidak perlu
diragukan lagi. Salah satu khasiatnya yang paling populer adalah untuk
mengurangi rasa sakit pada tubuh. Manfaat lainnya adalah mencegah berbagai
memutar tangan dan kaki pada satu titik, serta teknik menekan dan menahan.
tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Hasil penelitian ini diperkuat oleh
Nugroho (2012), menunjukkan bahwa pijat refleksi kaki lebih efektif dibanding
hipnoterapi dalam menurunkan tekanan darah. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Rezki, Hasneli, dan Hasanah (2015) tentang pengaruh terapi pijat refleksi kaki
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi primer yang dilakukan Pada
yang sama, dimana peneliti telah menentukan rentang waktu pengambilan data
untuk setiap responden yaitu dari jam 15.00 – 17.00 WIB menunjukan pijat
refleksi dapat menurunkan tekanan darah, namun reponden masih dalam kategori
hipertensi.
Hal ini sesuai dengan teori yakni Pijat secara luas diakui sebagai tindakan
yang memberikan relaksasi yang dalam dikarenakan sistem saraf simpatis yang
serta pijat merupakan suatu bentuk latihan pasif yang mampu meningkatkan