Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang

terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.Paru-paru berada di dalam rongga

dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-

paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan

paru-paru kiri memiliki dua gelambir.

Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena

tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam Sistem Ekskresi, Fungsi Paru-paru

untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O).Kelainan fungsi paru-

paru salah satunya yaitu radang paru-paru yang ditimbulkan karena pola hidup kurang

sehat, sering merokok, stress dan kurangnya menjaga stamina tubuh.

Banyaknya pabrik rokok di indonesia merupakan salah satu penunjang adanya

infeksi radang paru karena banyaknya orang indonesia yang merokok, baik perokok

aktif atau pasif yang kembali muncul sebagai penyebab kematian utama setelah

penyakit  jantung. Penyakit infeksi radang paru, masih menjadi masalah kesehatan

masyarakat. Hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan

bahwa infeksi radang paru merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit

kardiovaskuler (jantung) merupakan penyakit yang tidak menular dan  penyakit

saluran pernapasan pada semua golongan usia dan nomor I dari golongan infeksi,dan

diantaranya infeksi radang paru lebih banyak di derita oleh manusia. Terutama pada

1
orang tua yang sering merokok dan bayi yang baru lahir karena bayi itu masih sangat

rentan terhadap penyakit.

B. Rumusan Masalah

1. Kenapa jumlah leukosit tinggi pada penderita infeksi radang paru ?

2. Apakah infeksi radang paru dapat terjadi pada bayi yang baru lahir ?

3. Apakah infeksi radang paru dapat terjadi pada lansia ?

4. Bagaimana cara pencegahaninfeksi radang paru ?

C. Tujuan Penelitian

1. Agar mengetahui kenapa jumlah leukosit tinggi pada penderita infeksi radang

paru.

2. Agar mengetahui apakah infeksi radang paru dapat terjadi pada bayi yang baru

lahir.

3. Agar mengetahui apakah infeksi radang paru dapat terjadi pada lansia.

4. Agar mengetahui bagaimana cara pencegahan agar tidak terkena infeksi

radang paru.

D. Manfaat Penelitiaan

1. Bagi penulis

1. Bisa mengetahui mengapa jumlah leukosit tinggi pada

penderita infeksi radang paru.

2. apakah infeksi radang paru dapat terjadi pada bayi yang baru

lahir dan lansia.

3. bisa mengetahui cara pencegahaninfeksi radang paru.

2
2. Bagi pembaca

1. Bisa bermanfaat sebagai bahan referensi atau edukasi tentang

bahaya infeksi radang paru.

2. Tidak menganggap sepele tentang penyakit infeksi radang paru.

3. diharapkan dapat segera memeriksakan dan mendapatkan

pengobatan secara paripurna.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kenapa Jumlah Leukosit Tinggi pada pasien

3
Karena adanya infeksi atau peradangan di paru-paru pasien yang

disebabkan karena pola hidup yang kurang sehat. Gejala-gejala yang

ditimbulkan karena leukosit tinggi yaitu berupa Panas atau demam, badan

terasa sakit dan panas dingin.

2.2 klasifikasi penyakit infeksi radang paru

ada beberapa klasifikasi penyakit infeksi radang paru yang akan di

jelaskan diantaranya bronkitis, bronkiektasis dan bronkopneumonia.

1. Bronkitis

Adalah suatu peradangan pada cabang tenggorok (bronchus) yaitu

saluran udara ke paru-paru.

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh

sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun

(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,

bronkitis bisa bersifat serius.

2. Bronkiektasis

Adalah kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran bronkus yang

abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen elastis dan

muscular dinding bronkus.

3. Bronkopneumonia

Adalah infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh virus

penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga

terjadi peradangan broncus dan alveolus.

4
2.3 Apakah radang paru dapat terjadi pada bayi baru lahir

kelompok balita dapat dibilang menjadi kelompok yang paling

rentan, Perlu diketahui pneumonia adalah salah satu penyebab utama

kematian pada bayi dan balita, mengingat kelompok ini daya tahannya

relatif lemah. utamanya bayi di bawah usia enam bulan pada bayi yang baru

lahir ciri-ciri radang paru-paru yang sering dijumpai berupa sesak nafas dan

merintih. Bisa juga terjadi sesak nafas hebat, retraksi (penarikan dinding

dada) sebagai usaha tambahan untuk menghirup oksigen, merintih yang

terkadang disertai dengan biru (sianosis) di sekitar bibir dan ujung-ujung

jari.

2.4 Apakah radang paru dapat terjadi pada lansia

Kaum lanjut usia (lansia) pun tidak luput dari ancaman serius

penyakit ini. Justru ternyata lebih merepotkan dibanding bila yang terkena

adalah kelompok usia dewasa muda. Pasalnya, pada kelompok usia ini,

pneumonia kerap memberikan gejala yang sangat bervariasi, yang

menyebabkan diagnosa kerap kali tidak mudah ditegakkan.

karena penyakit radang paru-paru pada lansia gejalanya hanya merasa lemas

dan cepat letih. Yang tak lain karena daya tahan dan kemampuan melawan

serangan kuman pada lansia sudah jauh menurun dibandingkan dengan

orang dewasa yang lebih muda.

2.5 Diagnosis

Pada pemeriksaan infeksi radang paru dapat di lakukan pemeriksaan

laboratorium yang akan menunjukan bahwa jumlah angka leukosit tinggi.

Dengan tingginya jumlah angka leukosit dapat menunjang diagnosis infeksi

5
radang paru. Karena untuk mengetahui sel darah putih dan untuk mengetahui

tingkat infeksi yang dapat membantu pengobatan atau terapi pada manusia itu

sendiri.

Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan ini adalah adanya firal infection.

2.6 cara pencegahan

1. menjaga kebersihan diri, asupan dan lingkungan.

2. Mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan

yang sehat dan bergizi secara teratur .

3. Jika demam jangan makanan dingin, coklat dan kacang-

kacangan dan tidak berserat.

4. Hindari santan serta goreng-gorengan.

5. Berolah raga dengan teratur .

6. Mengindari konsumsi rokok, minuman beralkohol dan

narkoba.

7. Hindari Stress.

BAB III

METODE PENELITIAN

6
3.1 Lokasi dan Tempat

Lokasi dilaksanakan di RS Hidayah Purwokerto.

Waktu pemeriksaan sampel pada tanggal 23 juni – 19juli 2014.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap dan

rawat jalan di RS Hidayah Purwokerto yang di periksa secara rutin.

3.2.2. Sampel

Sampel yang di ambil adalah sampel wanita dan pria. Dari

anak-anak hingga dewasa.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang di kumpulkan adalah hasil dari jumlah angka leukosit

yang akan menunjukan bahwa jumlah angka leukosit itu tinggi. Pada alat

dinyatakan pada WBC (whole blood cells).

3.4 Analisis data

Data yang di kumpulkan disajikan secara urut, kemudian di paparkan

dalam bentuk tabel.

3.5 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan : sampel darah + EDTA pasien.

Alat : 1.Spuit 3cc

7
2. Hemtology analyzer 3 Diff

3. Tabung vial

4. Kapas alkohol 70%

Nilai normal : 4.000 – 10.000/ uL darah

3.6 Prosedur Penelitian

Cara Kerja :

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.

2. Diambil darah pasien yang akan di periksa.

3. Dimasukan kedalam tabung berisi antikoagulan

4. Mengisi atau menginput data pasien pada alat hematology

analyzer.

5. Dilakukan pemeriksaan menggunakan alat hematology

analyzer.

6. Ditunggu sampai hasil keluar secara otomatis.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

8
4.1 Gambaran Umum Sampel

Sampel di ambil dari pasien rawat inap dan rawat jalan Instalasi

Laboratorium RS Hidayah Purwokerto yang di periksa darah rutin. Masing –

masing pasien di ambil darah vena sebanyak 3cc, dimasukan ke dalam tabung

antikoagulan dan diberi nomor sesuai urutan pasien. Kemudian di

homogenkan dan di baca pada alathematology analyzer. Dari 15 sampel pasien

di RS Hidayah dinyatakan 10 pasien positif infeksi radang paru dan 5 pasien

tidak positif infeksi radang paru.

4.2 Hasil dan Pembahasan

Pemeriksaan jumlah angka leukosit tinggi dan normal pada

penderita infeksi radang paru menggunakan alat hematology analyzer.

No Nama Leukosit
1 Ny. Is 12.500/uL darah

2 Tn. Ahm 19.500/uL darah


3 Ny. Kl 7.100/uL darah
4 Ny. Me 13.500/uL darah
5 Tn. Jj 4.500/uL darah
6 Nn. Ra 12.800/uL darah
7 An. Na 18.500/uL darah
8 An. Fr 4.100/uL darah
9 An. Mm 17.600/uL darah
10 Tn. Ul 15.400/uL darah
11 Nn. Kj 5.000/uL darah
12 Ny. Sal 22.100/uL darah
13 Ny. Re 14.400/uL darah
14 Tn. Km 15.000/uL darah
15 Tn. Ko 5.100/uL darah

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa dari 15 pasien RS

Hidayah 10 pasien menunjukan hasil jumlah angka leukosit tinggi

9
dinyatakan positif infeksi radang paru dan 5 pasien tidak positif radang

paru.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia

karena tanpa paru-paru manusia tidak dapat hidup. Tetapi banyaknya pengkonsumsi

rokok baik aktif atau pasif di indonesia merupakan penyebab utama dari infeksi

radang paru. Penentuan diagnosa oleh dokter dapat di bantu atau di tegakan dengan di

lakukannya adanya pemeriksaan jumlah leukosit dan dengan adanya hasil hitung

lekosit yang tinggi menunjukan adanya peradangan pada paru .

10
5.2 Saran

Pengobatan peradangan dan infeksi pada paru harus dilakukan oleh ahlinya,

dan pengobatan tersebut harus secara paripurna sehingga di harapkan pasien tersebut

mengerti tentang bahaya penyakit infeksi radang paru dan dapat mengedukasi ke

orang lain.

11

Anda mungkin juga menyukai