Anda di halaman 1dari 2

Semakin bertambahnya umur, seseorang akan mengalami perubahan

pada berbagai aspek termasuk aspek fisik dan psikologis (mental).


Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ, sehingga pola pikir
dan daya tangkap seseorangpun semakin berkembang dan pengetahuan
yang diperolehpun semakin banyak (Anggraini, 2017).
Proporsi usia mulai merokok pada remaja cenderung meningkat dalam
Riskedas 2007, 2010, dan 2013. Proporsi tertinggi yaitu pada kelompok
umur 15-19 tahun yaitu dalam Riskedas 2007 (36,3%), Riskedas 2010
(43,3%) dan Riskedas 2013 (55,4%). Proporsi perokok di Riau yaitu 24,2
%, dengan proporsi perokok setiap hari pada usia 15-19 tahun yaitu 8,5%
dan perokok kadang-kadang sebesar 5,8%. Adapun kota pekanbaru
memiliki proporsi kebiasaan merokok perokok setiap hari pada penduduk
umur ≥10 tahun sebesar 19,4% dan perokok kadang-kadang 5,1%
Riskedas 2013. Kebiasaan merokok pada anak usia sekolah di Indonesia
sering terlihat pada siswa SMA, karena pada usia ini merupakan susatu
masa kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja termasuk masa yang
sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak
perubahan pada aspek psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan
menimbulkan kebingungan di kalangan remaj, sehingga mereka
mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah
menyimpang dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan
masyarakat (Alamsyah dan Nopianto, 2017).

BAB III
Uji coba kuesioner dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitas dari kuesioner. Uji coba kuesioner dilakukan di lokasi yang sama dengan
tempat penelitian, yaitu di PSPD Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
Universitas Abdurrab yang memiliki kesamaan dengan sampel penelitian. Uji
kuesioner dilakukan pada 30 mahasiswa.
Uji validitas skala dihitung dengan mengkorelasikan masing-masing skor
pertanyaan dengan skor total (correlated item total correlation). Sebuah pertanyaan
dikatakan valid jika rhitung ≥ rtabel. Nilai r tabel dapat dilihat pada tabel r pada
signifikasi 0,05 dengan persamaan N-2 = 30 – 2 = 28 diketahui rtabel = 0,361. Hasil
uji validitas dapat dilihat pada tabel 11, dan dari tabel tersebut diperoleh nilai r
hitung seluruh pernyataan > r tabel (0,361). Hasil ini menunjukan alat ukur yang
digunakan valid. Adapun pertanyaan yang tidak diuji validitas dan reliabilitas yaitu
pertanyaan pertama karena spesifik untuk Tension type headache, dan pertanyaan
ketiga karena untuk membedakan migraine dengan chronic migraine.

2.1.1. Pengukuran Reliabilitas


Reliabilitas instrumen probable migraine yang diadaptasi dari HSQ-DV (The
Headache Screening Questioner-Dutch Version) dihitung dengan menggunakan
rumus Croncbach’s Alpha. Jika nilai reliabilitas kurang dari 0,6 maka alat ukur yang
digunakan tidak reliabel dan dapat dikatakan reliabel jika nilai alpha ≥ rtabel.
Tabel 12. Hasil Uji Realibilitas

r table Cronbach’s alpha Keterangan

0,361 0,685 Reliabel

Dari tabel diatas diperoleh nilai Cronbach’s Alpha seluruh variabel > 0,6.
Artinya alat ukur yang digunakan reliabel/ dapat dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai