PPKN Ringkasan
PPKN Ringkasan
(a) bargaining yaitu kerjasama antara orang per orang dan atau
antarkelompok untuk mencapai tujuan tertentu dengan suatu
perjanjian saling menukar barang, jasa, kekuasaan, atau jabatan
tertentu,
(b) cooptation yaitu kerjasama dengan cara rela menerima unsur-unsur
baru dari pihak lain dalam organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan stabilitas organisasi, dan
(c) coalition yaitu kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama. Di antara oganisasi yang berkoalisi
memiliki batas-batas tertentu dalam kerjasama sehingga jati diri dari
masing-masing organisasi yang berkoalisi masih ada. Bentuk-bentuk
kerjasama di atas biasanya terjadai dalam dunia politik.
Kerjasama dalam kehidupan sosial politik dapat kita lihat dari nilai-nilai
gotong royong yang sudah menjadi salah satu ciri kehidupan sehari-hari
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sejak dulu dalam kehidupan
sosialnya sudah terbiasa hidup dalam suasana gotong royong. Masyarakat
akan saling bantu dan hampir semua kepentingan masyarakat di desa
dibangun oleh masyarakat itu sendiri secara bergotong royong.
Sila Keempat ini juga merupakan suatu asas, bahwa tata pemerintahan
Republik Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat, sebagaimana
ditegaskan dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Atas dasar tersebut, disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia, yang berkedaulatan rakyat
Mari kita cermati isi pasal 33 ayat 1 UUD 1945 di atas! Berdasarkan
pasal tersebut sesungguhnya perekonomian Indonesia harus disusun
berdasarkan asas kekeluargaan. Salah satu wujud nyata asas kekeluargaan
adalah adanya kerjasama atau gotong royong dalam membangun
perekonomian bangsa.
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2) tersebut, ada
beberapa hal yang mesti kita pahami yaitu 1) keikutsertaan warga negara
dalam pertahanan dan keamanan negara merupakan hak dan kewajiban;
2) pertahanan dan keamanan negara menggunakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta; 3) kekuatan utama dalam sistem pertahanan
adalah TNI, sedangkan dalam sistem keamanan adalah POLRI; 4)
kedudukan rakyat dalam pertahanan dan keamanan sebagai kekuatan
pendukung. Ketentuan hak dan kewajiban warga negara dalam usaha
pembelaan negara dan sebagai kekuatan pendukung.
Kata “wajib” yang diatur dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) dan UURI
Nomor 3 tahun 2002 Pasal 9 ayat (1) mengandung makna, bahwa setiap
warga negara, dalam keadaan tertentu dapat dipaksakan oleh negara untuk
ikut serta dalam pembelaan negara. Namun demikian, di negara kita sampai
saat ini belum ada keharusan untuk mengikuti wajib militer (secara masal)
bagi segenap warga negara Indonesia seperti diberlakukan di beberapa
negara lain. Sekalipun demikian, adakalanya orang-orang yang memiliki
keahlian tertentu (biasanya sarjana) yang dibutuhkan negara dapat diminta
oleh negara untuk mengikuti tes seleksi penerimaan anggota TNI sekalipun
orang tersebut tidak pernah mendaftarkan diri.
a. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan lingkungan yang paling efektif
untuk menaaamkan nilai-nilai, baik nilai agama, sopan santun, disiplin,
termasuk nilai-nilai Pancasila. Dalam keluarga, setiap orang mempunyai
kedudukan dan peran masing-masing. Misalnya, Ayah adalah kepala
keluarga, ia bertugas mencari nafkah. Selain itu, Ayah juga adalah pemimpin
keluarga yang bertugas mengarahkan semua anggota keluarga agar
menjadi baik. Dalam menjalankan tugasnya, Ayah di bantu oleh Ibu. Ibu
bertugas mengatur rumah dan menjaga serta mendidik anak-anak. Dalam
mengatur rumah, tentu ibu tidak bekerja sendirian, melainkan di bantu oleh
anakanak. Anak-anak harus membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah,
seperti menyapu, menyiram tanaman dan sebagainya. Dengan demikian,
perwujudan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan
cara bersama-sama membersihkan rumah tempat tinggal, bekerja sama
antaranggota keluarga, kedisiplinan dalam berbagai hal, musyawarah dalam
menyelesaikan masalah keluarga, tolong-menolong, kasih sayang dengan
anggota keluarga, dan berbagai sikap serta perilaku positif lainnya
b. Lingkungan Sekolah
Kehidupan di sekolah merupakan bentuk miniatur dalam kehidupan
bermasyarakat, oleh sebab itu nilai-nilai yang berkembang di sekolah pun
banyak yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Kerjasama di sekolah tentu
sangat diperlukan karena kegiatan di sekolah tidak akan berjalan jika
komponen-komponen yang berada di sekolah tidak bekerjasama antara satu
dan yang lainnya. Misalnya, kepala sekolah bertugas memimpin sekolah dan
membuat program-program sekolah. Guru bertugas mendidik anak-anak
dan menjalankan program-program yang telah ditetapkan. Penjaga sekolah
bertanggung jawab menjaga kebersihan dan bersama-sama satpam
menjaga keamanan sekolah. Adapaun para siswa selain berkewajiban
belajar dengan sungguh-sungguh, juga harus ikut serta memelihara
lingkungan sekolah dan mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolah. Contoh lain kerjasama siswa di sekolah diwujudkan melalui
partisipasi katif dalam pembentukan pengurus kelas yang terdiri dari ketua
kelas, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksinya.
c. Lingkungan Masyarakat, Bangsa, dan Negara
Dalam lingkungan masyarakat banyak sekali kegiatan yang memerlukan
kerjasama agar kegiatan itu dapat berjalan lancar, terasa lebih mudah serta
berhasil. Kerjasama di lingkungan kelurahan misalnya, dapat berupa kerja
bakti membersihkan selokan dan lingkungan sekitarnya. Contoh lainnya
yaitu bersama membangun jembatan, membersihkan lingkungan, dan
sebagainya.