Sebelum kita menuju pada penulisan karya ilmiah ada baiknya jika kita mulai terlebih dahulu
dari yang paling sederhana, menyusun karangan. menyusun karangan bukan berarti sekedar
menyusun dengan bebas, adakalanya kita perlu langkah-langkah yang berurutan agar terbiasa
sehingga mudah dalam mengembangkan tulisan.
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat
nonfiksi. fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih kearah kejadian nyata (benar-
benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena
kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. sedangkan karangan fiksi contoh
realnya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang takmungkin terjadi.
pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk
membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan
karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu
per satu.
(wah sepertinya saya harus lebih banyak lagi membaca KBBI, masih banyak tuh kesalahan
penulisan2. kalau ada yang lebih mengerti mohon bimbingannya, terimakasih)
a. jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas (soalnya ngak bakal selesai)
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh. (kalo sulit
gimana mau ngerjain. jelas?)
kadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat2
diatas. ya contohnya pas lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita
hanya bisa memakainya. ya sudahlah takperlu disesali..
ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk
karangan yang terarah dan sistematis. salah satu caranya dengan menentukan judul karangan.
judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita. cukup!!!
…
2. Mengumpulkan bahan
udah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? sebelum melanjutkan menulis,
perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. bagaimana ide,
dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul.
buat apa ide muluk2 kalau tidak diperlukan. perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan
penulisan.
untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik
penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika
dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai
bidangnya. banyak cara memngumpulkannya, masing2 penulis mempunyai cara masing2
sesuai juga dengan tujuan tulisannya.
3. menyeleksi bahan
Udah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu
bias dan abstrak, perlu dipilih bahan2 yang sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui
klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut
ini petunjuk2 berikut ini:
1. catat hal penting semampunya
2. jadikan membaca sebagai kebutuhan (iqra’ !..)
3. Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan2 ilmiah. (bertanya pada orang yang lebih
berpengalaman dan wawasan lebih luas sangat membantu dalam mempermudah penulisan
yakin.. asli lho…!!)
4. Membuat kerangka
bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? perlu kita susun selangkah demi
selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan.
kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur.
kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu2 dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap
yang sempurna.
berikut fungsi kerangka karangan :
a. memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c. membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting
kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. soalnya bila terdapat ide
yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak
mengalir)