Panduan
Panduan
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PENGADEGAN
Jln. Raya Pengadegan-Rembang Rt.11/5, KM.9, Pengadegan, Purbalingga,
Jawa Tengah, 53393, Telp (0281) 6591070
e-mail : puskesmaspengadegan@yahoo.co.id
PEDOMAN
FASILITASI PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KESEHATAN
NOMOR..........................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya mewujudkan hidup sehat bagi penduduk Indonesia terus menerus
dilakukan pemerintah secara berkesinambungan. Hidup sehat tersebut merupakan
hak azasi warga negara dan tertuang dalam UUD 1945, Pasal 28 H ayat 1 yang
berbunyi setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
Upaya mewujudkan hidup sehat tersebut tercantum dalam UndangUndang No.
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
2005 – 2025 yang menetapkan Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud.
Upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah ditetapkan dalam Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Bab IV tentang Tanggung Jawab
Pemerintah dan secara khusus di Pasal 14 ayat (1) yang berbunyi Pemerintah
bertanggung jawab merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan
mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh
masyarakat. Pasal 15 juga menetapkan Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Tanggung jawab Pemerintah harus diimbangi oleh peran serta masyarakat
termasuk Organisasi Kemasyarakatan (Ormas). Peran serta aktif masyarakat di
bidang kesehatan memiliki makna bahwa untuk mewujudkan hidup yang sehat,
diperlukan keseimbangan antara hak dan kewajibannya. Undang-Undang Nomor 36
tentang Kesehatan, pada Bab III tentang Hak dan Kewajiban, menyampaikan bahwa
setiap individu masyarakat memiliki hak memperoleh kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau. Akan tetapi masyarakat harus aktif berupaya mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan
pembangunan berwawasan kesehatan.
Masyarakat memiliki peran aktif dalam mencapai kesehatan yang terbaik bagi
dirinya sehingga secara normal diharapkan tujuan umum untuk memperoleh
kesehatan masyarakat dapat mencapai sasaran. Peran serta masyarakat mewujudkan
hidup sehat dirasakan semakin penting karena masyarakatlah yang benar-benar
memahami apa yang dibutuhkannya dan masyarakat pula yang seharusnya
memanfaatkan serta memelihara sarana kesehatan yang sudah disediakan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan dan pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
menyebutkan bahwa strategi pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan adalah pengembangan/pengorganisasian masyarakat (Community
Organization) dalam pemberdayaan dengan mengupayakan peran organisasi
masyarakat lokal makin berfungsi dalam pembangunan kesehatan. Pemerintah Pusat
dalam upaya pembangunan kesehatan, perlu kerjasama dengan berbagai pihak
diantaranya swasta, Ormas dan elemen masyarakat lainnya dan tidak dapat
dipisahkan untuk mencapai standar kesehatan maksimal. Masyarakat sebagai pelaku
yang paling mengetahui kondisi dan kebutuhannya membutuhkan dukungan dari
Pemerintah dan Swasta dengan manajemen pengelolaan yang baik dan
komprehensif.
Melihat pentingnya dukungan berbagai pihak, diperlukan peran serta
masyarakat terutama dengan Ormas, yang mempunyai akar rumput dan akses cukup
besar dengan masyarakat. Ormas mempunyai kapasitas untuk menggerakkan
masyarakat agar meningkat peran aktifnya di bidang kesehatan. Ormas juga
mempunyai potensi yang sangat besar dengan menggunakan sumber daya yang
dimilikinya, Ormas dapat berkontribusi dalam pembangunan kesehatan. Dari hasil
kajian ternyata 70% sumber daya pembangunan nasional berasal dari
kontribusi/peran serta masyarakat. Oleh karena itu diperlukan penggalangan
kemitraan dan pengembangan peran serta Ormas sesuai tugas pokok dan fungsi
masing-masing Ormas tersebut.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan
Meningkatkan kemampuan pemangku kepentingan terkait dalam mengembangkan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Tujuan khusus
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam rangka pelaksanaan dan pembinaan
upaya pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat bidang kesehatan.
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali, menghimpun dan
mengelola dana/sarana masyarakat untuk kesehatan.
C. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Ruang Lingkup pengembangan peran serta Ormas bidang
kesehatan adalah proses kegiatan mulai dari tahap persiapan, perencanaan secara
partisipatif, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, keberlanjutan (sustainability) bagi para
pelaku di Pemerintahan tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan dan kemitraan bersama Swasta/Lembaga pemerhati kesehatan dalam
rangka pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung
program-program kesehatan.
D. Konsep Pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kesehatan
Dalam sub bahasan konsep pengembangan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan bidang
kesehatan ini meliputi pengertian-pengertian dan faktor-faktor serta tingkatan
pengembangan peran serta Ormas bidang kesehatan.
Jika kegiatan yang dilakukan memberikan manfaat yang nyata dan jelas bagi masyarakat
maka kesediaan masyarakat untuk berperan serta menjadi lebih besar.
2) Adanya kesempatan.
Kesediaan juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan atau ajakan untuk berperan serta dan
masyarakat melihat memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan yang akan dilakukan.
3) Memiliki keterampilan.
Jika kegiatan yang dilaksanakan membutuhkan keterampilan tertentu dan orang yang
mempunyai keterampilan sesuai dengan keterampilan tersebut maka orang tertarik untuk
berperan serta.
4) Rasa Memiliki
Rasa memiliki sesuatu akan tumbuh jika sejak awal kegiatan masyarakat sudah diikut
sertakan, jika rasa memiliki ini bisa ditumbuh kembangkan dengan baik maka peran serta
akan dapat dilestarikan.
D. Landasan Hukum
1. Undang Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Puskesmas
3. Kepmenkes No 564/MENKES/SK/VIII/2006 Tentang pedoman pelaksanaan
pengembangan Desa Siaga Aktif
4. Pedoman umum pengelolaan posyandu Depkes RI Tahun 2006
5. Kepmenkes No 1529/MENKES/SK/X/2010 Tentang Pedoman umum
Pembangunan Desa dan keluarga Siaga Aktif
6. Permenkes No 2269/MENKES/Per/XI/2011 Tentang pedoman pembinaan
perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
7. Pedoman pembinaan dan pengembangan UKS Kementrian pendidikan dan
kebudayaan Tahun 2012
8. Permenkes No 65 Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan dan pembinaan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.
9. Surat edaran No PM 01.11/MENKES/591/2016 tentang pelaksanaan dan
pemberantasan sarang nyamuk 3M Plus dengan gerakan satu rumah satu
jumantik.
10. Permenkes No 39 Tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan program
indonesia sehat dengan pendekatan keluarga.
11. Pedoman pelatihan modul dan materi Dokter Kecil.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Puskesmas Pengadegan membentuk tim Promosi kesehatan yang bertanggung jawab
dan berkopenten dalam bidangnya. Tim promkes terdiri dari anggota profesi yang ada di
puskesmas yaitu tenaga Promkes, Dokter, Dokter gigi, Bidan, Perawat, Perawat gigi,
Nutrisionis, Sanitarian, Asisten apoteker dan Analis kesehatan yang dikoordinir oleh
penanggung jawab Promkes. Pelaksaan promosi kesehatan dilakukan didalam gedung
dan diluar gedung dan semua karyawan yang ada dipuskesmas terlibat.
B. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia yang tersedia untuk Pelayanan PROMKES di Puskesmas
Pengadegan adalah sebagai berikut :
Penanggung jawab promkes : 1 Tenaga promkes
Dokter : 2 dokter umum dan 1 dokter gigi
Bidan : 15 Bidan
Perawat : 7 Perawat , 1Perawat gigi
Nutrisionis : 1Nutrisionis
Sanitarian : 1 Sanitarian
Promkes : 1 promkes
Apoteker : 1 Apoteker
Analis Kes : 1 Analis kesehatan
Petugas P2P : 1 P2P
C. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan program Promkes sesuai anggaran pendapatan dan anggaran
BOK yang disepakati dan disusun bersama.
1. Jadwal Kegiatan Pendataan PHBS bulan Nopember
2. Pemeriksaan Jentik Berkala dan Tempat- tempat Umum bulan maret- desember
3. Penyuluhan NAPZA dan Kesehatan Reproduksi bulan September
4. Pembinaan Posyandu bulan Maret- Desember
5. Refreshing Kader Posyandu bulan Juni
6. Pertemuan FKD ( Forum Kesehatan Desa) bulan Maret- Desember
7. Pembinaan UKBM kelompok SBH Januari- Desember
8. Pendataan PIS PK Maret- Desember
9. Pertemuan Evaluasi PIS PK bulan Maret
10. Petemuan Pengelola Program bulan Januari- Desember
11. Sosialisasi Pengelola Obat Pustu PKD bulan Februari- Maret
12. Pembentukan Tim Pembina DSM Tingkat Kecamatan
13. Sekrining kesehatan SD/MI bulan Juli
14. Sekrining kesehatan SMP/MTs bulan Nopember
15. Sekrining kesehatan SMK bulan Nopember
16. Pelatihan Dokter Kecil bulan Agustus
17. Pelatihan KKR bulan September
18. Secrining kesehatan TK/RA/BA bulan Oktober
19. Peningkatan Kapasitas Tim Pembina UKS Tingkat Kecamatan bulan Maret.
20. Pembentukan Tim Pembina UKS Tingkat Kecamatan bulan Juni
D. Jadwal Kegiatan.
Jadwal pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan disepakati dan disusun bersama dengan
lintas program dan lintas sektor terkait.
NO Kegiatan 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
1. Pendataan
X
PHBS
2. Pemeriksaan
Jentik
Berkala dan
X X X X X X X X X X
Tempat-
tempat
Umum
3. Penyuluhan
NAPZA dan
X
Kesehatan
Reproduksi
4. Pembinaan
Posyandu X X X X X X X X X X
bulan
5. Refreshing
Kader X
Posyandu
6. Pertemuan
X X X X X X X X X X
FKD
7. Pembinaan
Kelompok
UKBM X X X X X X X X X X X X
Kelompok
SBH
8. Pendataan
PIS PK
X X X X X X X X X
X
9. Pertemuan
Evaluasi PIS X
PK
10. Pertemuan
Pengelola X X X X
Program
11. Sosialisasi
Pengelola
X X
Obat Pustu
PKD
12. Pembentuka
Tim Pembina
DSM X
Tingkat
Kecamatan
13. Pembentukan
Tim Pembina
X
UKS Tingkat
Kecamatan
14 Skreening
Kesehatan X
SD/ MI
15 Skreening
Kesehatan X
SMP/ MTs
16 Skreening
Kesehatan X
SMK
17 Pelatihan
X
Dokter Kecil
18 Peningkatan
Kapasitas
Tim Pembina X
UKS Tingkat
Kecamatan
19 Pelatihan
X
KKR
20 Screening
Kesehatan X
TK/RA/ BA
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksana kegiatan Promosi kesehatan dilakukan diwilayah kerja Puskesmas baik
didalam gedung puskesmas atau diluar gedung. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Promkes
dilakukan oleh Penanggung jawab program promkes yang menempati ruang Promkes di
Puskesmas Pengadegan.
B. StandarFasilitas
Sarana pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan Permenkes No 75
tahun 2014 tentang Puskesmas. Pengadegan memiliki sarana penunjang antara lain :
pelayanan promosi kesehatan Sarana Prasana
Meja
( Dalam Gedung ) Kursi
Media informasi cetak atau elektronik
Buku panduan
Buku catatan kegiatan
Audio visual
Leaflet/ brosur
Senter
( Luar Gedung ) Form check
Buku catatan kegiatan.
Motor Dinas
Laptop
Proyektor
Layar
Leaflet/brosur
Poster
Lembar balik
Sound system
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Lingkup Kegiatan Promosi Kesehatan
Puskesmas Pengadegan berdasarkan Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas,
termasuk Puskesmas Kawasan Pedesaan sehingga kegiatan dalam Upaya Promosi
Kesehatan yang dilaksanakan meliputi :
Contoh matrik :
Program Target Pencapaian Masalah Hambatan
Contoh matrik :
Kegiatan Tujuan Sasaran Penanggung Pelaksana Sumber Waktu Ket
jawab dana pelaksanaan
4. Pelaksanaan
Melaksanaan kegiatan promosi kesehatan sesuai dengan jadwal yang telah disusun
bersama. Melakukan pencatatan dan pelaporan pelaksanaan kegiatan promosi
kesehatan.
5. Pemantauan
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai
dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan. Sedangkan
untuk pembiayaan dianggarkan dari dana BOK dan APBD serta pendapatan lain yang ada
di Puskesmas. Dalam pelaksanaan promosi kesehatan diperlukan ketersediaan logistic,
yang antara lain berupa :
1. Leaflet /brosur
2. Poster
3. Lembar balik Penyuluhan
4. Laptop
5. Proyektor
6. Buku KIA
7. Meja
8. Kursi
9. Alat tulis
10. Buku catatan Kegiatan
11. Buku panduan
12. Senter
13. Pipet
14. Sound sytem
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Upaya yang dilakukan dalam rangka keselamatan kerja bagi karyawan dan
penanggung jawab program promosi kesehatan yaitu dengan menyediakan :
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Wastafel
4. Sabun cuci tangan
5. Tissue
6. APD berkendaraan untuk petugas yang melakukan kegiatan di luar gedung
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Promosi Kesehatan menjadi tugas bagi seluruh petugas kesehatan di puskesmas dan yang
paling penting promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan baik pemberdayaan pada pasien
maupun terhadap individu/ keluarga/ masyarakat yang sehat. Namun demikian upaya
pemberdayaan ini akan lebih berhasil jika didukung oleh upaya bina suasana dan advokasi.
Peluang pelaksanaan promosi kesehatan dapat dilakukan didalam gedung dan diluar gedung
puskesmas sehingga peluang ini dapat dimaanfaatkan sehingga upaya Promosi kesehatan dapat
dilaksanakan dengan baik.