Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi
Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi
DOSEN PEMBIMBING
MIKA MEDIAWATI, M.Keb
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pendidikan gizi ibu hamil dan menyusui
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat yaitu padi-padian atau serealia seperti beras,
jagung, dan gandum; sagu; umbi-umbian seperti ubi, singkong, dan talas; serta hasil
olahannya seperti tepung-tepungan, mi, roti, makaroni, havermout, dan bihun.
2. Sumber protein, yaitu sumber protein hewani, seperti daging, ayam, telur, susu, dan keju;
serta sumber protein nabati sepeerti kacang-kacangan berupa kacang kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, kacang merah, dan kacang tolo; serta hasil oalahannya seperti tempe,
tahu, susu kedelai, dan oncom.
3. Sumber zat pengatur berupa sayuran dan buah. Sayuran diutamakan berwarna hijau dan
kuning jingga, seperti bayam, daun singkong, daun katuk, kangkung, wortel, dan tomat;
serta sayur kacang-kacangan, seperti kacang panjang, buncis, dan kecipir. Buah-buahan
diutamakan yang berwarna kuning jingga, kaya serat dan yang berasa asam, seperti
pepaya, mangga, nanas, nangka, nangka masak, jambu biji, apel, sirsak dan jeruk.
2.8 Zat Gizi Yang Diperlukan Selama Hamil
Pada masa kehamilan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang mengadung zat gizi
tertentu sebagai penunjang kesehatan ibu dan janin maupun untuk keperluan perkembangan
dan pertumbuhan janin. Berikut ini merupakan zat gizi yang diperlukan ibu hamil:
2.9 Bahan Makanan Yang Dihindari Dan Dibatasi Oleh Ibu Hamil
1. Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan tambahan
makanan yang kurang aman
2. Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena mengandung kuman
yang berbahaya untuk janin
3. Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah
4. Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak mengandung
gula, lemak misalnya: keripik, cake
5. Membatasi makanan yang mengandung gas, contoh: nangka (matang dan mentah),
kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada ibu hamil
6. Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung energi tinggi,
yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat berlebihan dan bayi lahir besar
Dalam sehari ibu hamil konsumsi minyak sebanyak 3 sendok makan (hanya penyerapan saja)
atau setara dengan 30 gram minyak. Di bawah ini merupakan contoh menu dengan ±3 sendok
makan minyak per hari)
Sarapan
Selingan
Makan Siang
Selingan
1 mangkuk bubur kacang hijau
1 gelas jus buah
1 gelas teh manis
Makan malam
PENDIDIKAN GIZI PADA MENYUSUI
Namun, pada dasarnya tidak ada makanan tertentu yang harus dihindari pada ibu
menyusui. Beberapa bumbu dengan rasa yang kuat seperti kare dapat mempengaruhi
ASI namun tidak memberikan efek yang buruk pada bayi. Bila ibu merasakan
kekecewaan pada bayinya tidak ada ruginya bagi ibu untuk tidak mengonsumsi makanan
tersebut lagi.
Menurut Atikah & Erna (2011) dan Dewi dkk (2013), agar tetap dapat menjaga
kualitas, terdapat beberapa hal yang perlu dihindari oleh ibu menyusui diantaranya
adalah:
1. Hindari mengkonsumsi alkohol. Konsumsi minuman beralkohol di masa
menyusui dapat menghambat pelepasan oksitosin yaitu hormon yang
menyebabkan kontraksi sel sekitar alveoli sehingga akan mengganggu produksi
dan kualitas ASI yang dihasilkan.
2. Jangan meminum obat-obatan kimia dengan sembarangan tanpa sepengetahuan
dokter atau tenaga kesehatan. karena beberapa zat yang terkandung dalam obat
dapat meresap ke dalam air susu.
3. Hindari rokok karena zat nikotin bisa meracuni bayi.
4. Ibu menyusui dianjurkan untuk membatasi kopi, teh dan soda. Batasi kosumsi 2-
3 gelas teh, kopi dan soda dalam sehari.
Kafein yang terdapat dalam kopi dan teh yang dikonsumsi ibu akan masuk ke dalam
ASI sehingga akan berpengaruh tidak baik terhadap bayi karena metabolism bayi yang
belum siap untuk mencerna kafein. Konsumsi kafein pada ibu menyusui juga berhubungan
dengan rendahnya pasokan ASI. Selain itu, ibu menyusui yang mengkonsumi kafein lebih
dari batas yang dianjurkan memiliki kandungan zat besi dalam ASI-nya 30% lebih rendah
daripada ibu menyusui yang tidak minum kafein.
Namun, bila dikonsumsi masih dalam batas, kafein yang terdapat didalam teh dan
kopi akan dilewatkan ke dalam ASI dan kebanyakan bayi tidak terganggu oleh itu. Jika bayi
Anda tidak tidur dengan baik atau mudah marah, Anda mungkin bisa mulai membatasi atau
menghindari kafein. Bayi yang baru lahir mungkin lebih sensitif terhadap kafein dibanding
bayi yang lebih tua.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bagi makhluk hidup tidak terkecuali, makanan yang bergizi sangat penting bagi
kesehatannya. Makanan dapat menyebabkan kita sehat, makanan juga dapat
menyeababkan kita sakit, tetapi dengan makanan pula kita dapat menyembuhkan
penyakit.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil
kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan
normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan
gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Ibu hamil memerlukan makanan yang bermutu, tidak berlebihan dan kekurangan.
Keinginan atau selera dari ibu hamil belum tentu sesuai dengan kebutuhan tubuh ibu dan
si anak sehingga dibutuhkan menu makanan yang seimbang. Menu seimbang adalah
menu yang semua zat gizinya dibutuhkan tubuh setiap hari. Zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh jumlahnya tidaklah sama, ada yang dibutukhkan dalam jumlah yang sedikit dan
ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Dalam menu seimbang,
perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak dalam menu harian harus senantiasa
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Pada saat menyusui selain dibutuhkan tambahan energy dan zat-zat gizi
dibutuhkan pula lebih banyak cairan, oleh karena itu dianjurkan untuk minum 8-12 gelas
sehari, yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein) dan sari buah
( untuk tambahan vitamin C). sayuran dianjurkan yang berkuah serta memperbanyak
makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk menambah konsumsi
kalsium dan zat besi, mengingat dalam ASI terdapat kandungan kalsium dan zat besi
yang tinggi.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang
sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik,
maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan
makan yang memuaskan. Demikian juga Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam
mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air
susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya
3.2 Saran
Dalam memenuhi kebutuhan gizi, baik pada anak maupun ibu, menu yang disusun
harus beragam. Hal ini dilakukan karena tidak ada satu pun makanan yang mengandung
seluruh zat gizi (perfect), sehingga diperlukan suatu modifikasi agar kebutuhan antar
kandungan zat gizi dapat saling melengkapi (komplementer). Keadaan ini secara tidak
langsung bersandar pada PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang) yang digaungkan oleh
Departemen Kesehatan RI beberapa waktu lalu.
Pada faktanya, masih banyak ibu hamil maupun ibu yang menyusui yang belum
memahami akan pentingnya gizi. Sebenarnya hal ini terjadi karena belum adanya
pemahaman atau bahkan minat terhadap pencarian informasi terkait hal ini. Padahal jika
mereka ingin mencari, sangat banyak informasi yang bisa didapat. Dalam tindakan
persuasif ini seorang sarjana ahli gizi menjadi perlu terjun ke lapangan atau sekedar
memberi himbauan kepada personal.
Dari rancangan suatu program baik PUGS sampai MDGs (Millenium
Development Goals), kesemuanya memiliki misi untuk membangun sebuah generasi
yang unggul. Namun akan lebih baik jika semua misi tersebut dibalut dalam sebuah
kerangka yang baik, yang pada akhirnya sarjana ahli gizi memiliki peranan penting di
dalamnya.
Pada akhirnya pentinglah artinya sepenggal kalimat yang berbunyi: ‘Wanita itu
tiang negara, apabila wanita itu baik maka baiklah negara itu dan apabila wanita itu
rusak, maka rusaklah negara itu’ menjadi suatu parameter keunggulan wanita dalam
mendidik manusia-manusia unggulan. Kelak di kemudian hari semua didikan tersebut
akan menjadi pemimpin umat di dunia ini.
Makanlah makanan yang beraneka ragam agar kebutuhan gizi ibu hamil dan ibu
menyusui dapat terpenuhi, baik terhadap ibunya maupun si janin.
Sebaiknya ibu hamil dan ibu menyusui memperhatikan kebutuhan menu yang
dianjurkan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2010. Penuntun Diet, Edisi Baru, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Ambarwati, E.R. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
Astuti. 2010. Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di
Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi
Masyarakat: Jakarta.
Atikah, P dan Erna, K. 2011. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta:
Mulia Medika.
Dewi, A.B.F.K., Pujiastuti, N., Fajar, I. 2013. Ilmu Gizi untuk Praktisi Kesehatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 30-35.
Diane L. 2012. Diet for Breastfeeding Mothers.
Philadelphia. http://www.chop.edu/pages/diet-breastfeeding-mothers#.V5Gm-tKriko.
Godam. 2011. Arti Definisi/ Pengertian Gizi Seimbang pada
Manusia. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-gizi-seimbang-pada-manusia-
zat-tenaga-pengatur-pembangun.
Government of South Australia. 2010. Nutrition for Pregnancy and Breastfeeding. North
Adelaide SA: Childre, Youth and Women’s Health Service Nutrition
Department.Kemenkes RI. 2011. Makanan Sehat Ibu Menyusui. Kementrian
Kesehatan RI: Direktorat Bina Gizi.
Hasanah, D.N., Febrianti dan Minsarnawati. Kebiasaan Makanan Menjadi Salah Satu
Penyebab Kekurangan Energi Koronis (KEK) pada Ibu Hamil di Poli Kebidanan
RSI&A Lestari Cirendeu Tangerang Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 2012,
3(3): 91-104
Kurniasih, D,. Hilmansyah, H., Astuti, M.P. & Imam, S. 2010. Sehat & Bugar Berkat Gizi
Seimbang. Jakarta : P.T Penelitian Sarana Bobo.
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Kementrian Kesehatan RI: Direktorat Bina
Gizi.
Miyata, S.M.I. dan Proverawati, A., 2010. Nutrisi Janin & Ibu Hamil; Cara Membuat Otak
Janin Cerdas, Yogyakarta, Nuha Medika.
Sari, M.D. 2011. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi
Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung
Morawa. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24121/4/Chapter%20II.pdf
Septianingsih, D. 2009. Status Gizi Ibu Menyusui dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di
Jakarta Barat tahun 2009. Skripsi. Jakarta : Pendidikan Dokter Umum Universitas
Indonesia
Simanjutak, D.H dan Sudaryati, E. 2005. Gizi pada Ibu Hamil dan Menyusui. Hasil
Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Sulistyoningsih, H., 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Edisi Pertama, Yogyakarta,
Graha Ilmu.
Triyani, E. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Gizi Ibu Menyusui di RB Sukoasih
Sukoharjo. Surakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.