Anda di halaman 1dari 27

PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DEVIDEN

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)

ARTIKEL

Oleh :

AZHARI HIDAYAT
2009 / 98677

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PENGARUH KEBIJAKAN HUTANG
DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2008-2011)

Azhari Hidayat
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email: ar7_way42t@rocketmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh


kebijakan hutang dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Populasi
penelitian ini sebanyak 158 perusahaan manufaktur yang listing dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011. Dengan menggunakan metode
purposive sampling diperoleh sebanyak 45 sampel. Analisis regresi berganda
digunakan dalam penelitian ini untuk melihat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen baik secara bersama-sama maupun secara individu.
Hasil analisis menunjukkan bahwa selama periode 2008-2011 kebijakan hutang
berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Dan kebijakan dividen
tidak berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen.

Abstract

This study aims to determine how much influence debt policy and dividend policy
to determine the value of the company. The population of this study were 158
listings and manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange(BEI)
period 2008-2011. With used purposive sampling method acquired 45 samples.
Multiple regression analys is used in this study to see the effect of the independent
variable on the dependent variable either jointly or individually. The analysis
showed that during the period 2009-2011 is debt policy showed no significant
positive effect on the value of the company. And dividend policy showed
significant positive effect on the value of the company.

Keywords: The Value of The Company, Debt Policy, Dividend Policy.


I. PENDAHULUAN diketahui apakah harga saham berada
Sebuah perusahaan didirikan di atas atau di bawah nilai buku. PBV
tentunya mempunyai tujuan yang yang tinggi akan membuat investor
jelas. Tujuan perusahaan yang percaya atas prospek perusahaan ke
pertama adalah untuk mencapai depan.
keuntungan maksimal atau laba yang
sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan Besarnya PBV tidak terlepas
yang kedua adalah ingin dari beberapa kebijakan yang diambil
memakmurkan pemilik perusahaan perusahaan. Salah satu kebijakan
atau para pemilik saham. Sedangkan yang sangat sensitif terhadap PBV
tujuan perusahaan yang ketiga adalah adalah kebijakan hutang (Euis dan
memaksimalkan nilai perusahaan Taswan, 2002). Menurut Brigham dan
yang tercermin pada harga sahamnya. Gapenski (1996), nilai perusahaan
Ketiga tujuan perusahaan tersebut dapat ditingkatkan melalui kebijakan
sebenarnya secara substansial tidak hutang. Dalam rangka meningkatkan
banyak berbeda. Hanya saja nilai perusahaan, pemegang saham
penekanan yang ingin dicapai oleh mempercayakan pengelolaannya
masing-masing perusahaan berbeda kepada pihak lain (pihak manajemen).
antara yang satu dengan yang lainnya Hubungan manajer dengan pemegang
(Martono dan Agus Harjito, 2005:2). saham dalam agency theory
digambarkan sebagai hubungan antara
Tujuan perusahaan dalam agent dan principal (Schroeder et.al.
jangka panjang adalah 2001).
mengoptimalkan nilai perusahaan
(Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai Manajer sebagai agent dan
perusahaan atau juga disebut dengan pemegang saham sebagai principal.
nilai pasar perusahaan merupakan Manajer harus mengambil keputusan
harga yang bersedia dibayar oleh bisnis terbaik untuk meningkatkan
calon pembeli apabila perusahaan kekayaan pemegang saham.
tersebut dijual (Nurlela dan Keputusan bisnis yang diambil
Ishaluddin, 2008 dalam manajer adalah memaksimalkan
Kusumadilaga, 2010). Nilai sumber daya perusahaan. Namun
perusahaan juga didefinisikan sebagai demikian pemegang saham tidak
nilai pasar karena nilai perusahaan dapat mengawasi semua keputusan
dapat memberikan kemakmuran dan aktivitas yang dilakukan manajer.
pemegang saham secara maksimum Suatu ancaman bagi pemegang saham
apabila harga saham perusahaan jika manajer bertindak untuk
meningkat (Hasnawati, 2005 dalam kepentingan sendiri, bukan untuk
Wijaya dan Wibawa, 2010). kepentingan pemegang saham. Inilah
yang menjadi masalah dasar dalam
Nilai perusahaan dapat dilihat agency theory yaitu adanya konflik
dari Price to Book Value (PBV) yang kepentingan atau konflik agensi.
merupakan perbandingan antara harga
saham dengan nilai buku per lembar Konflik agensi terbagi menjadi
saham (Ang, 1997). Berdasarkan dua bentuk, yaitu : (1) konflik agensi
perbandingan tersebut maka dapat antara pemegang saham dan manajer.

1
Penyebab konflik antara manajer salah satu faktor yang mempengaruhi
dengan pemegang saham di antaranya nilai perusahaan. Kebijakan deviden
adalah pembuatan keputusan yang merupakan hal yang penting
berkaitan dengan aktivitas pencarian menyangkut apakah arus kas akan
dana dan pembuatan keputusan yang dibayarkan kepada para pemegang
berkaitan dengan bagaimana dana saham atau akan ditahan untuk
yang diperoleh tersebut diinvestasikan kembali oleh
diinvestasikan, (2) konflik agensi perusahaan. Jika dibayarkan kepada
antara pemegang saham dan kreditor, para pemegang saham, besarnya
konflik ini muncul saat pemegang deviden yang dibagikan tergantung
saham melalui manajer mengambil kepada kebijakan masing-masing
proyek yang risikonya lebih besar dari perusahaan. Kebijakan deviden dalam
yang diperkirakan kreditor. suatu perusahaan merupakan hal yang
kompleks karena melibatkan
Kebijakan hutang termasuk kepentingan banyak pihak.
kebijakan pendanaan perusahaan yang
bersumber dari eksternal. Sebagian Besarnya dividen ini dapat
perusahaan menganggap bahwa mempengaruhi harga saham. Apabila
penggunaan hutang dirasa lebih aman dividen yang dibayar tinggi, maka
daripada menerbitkan saham baru. harga saham cenderung tinggi
Menurut Babu dan Jaine (1998), sehingga nilai perusahaan juga tinggi.
terdapat empat alasan mengapa Sebaliknya jika dividen yang
perusahaan lebih menyukai dibayarkan kecil maka harga saham
menggunakan hutang daripada saham perusahaan tersebut juga rendah.
baru, yaitu (1) adanya manfaat pajak Kemampuan membayar dividen erat
atas pembayaran bunga; (2) Biaya hubungannya dengan kemampuan
transaksi pengeluaran hutang lebih perusahaan memperoleh laba. Jika
murah daripada biaya transaksi emisi perusahaan memperoleh laba yang
saham baru; (3) lebih mudah besar, maka kemampuan membayar
mendapatkan pendanaan hutang dividen juga besar. Oleh karena itu,
daripada pendanaan saham; (4) dengan dividen yang besar akan
Kontrol manajemen lebih besar meningkatkan nilai perusahaan.
dengan adanya hutang baru daripada (Matono dan Agus Harjito, 2005:3).
saham baru. Deviden memiliki peran yang penting
dalam menjelaskan nilai perusahaan.
Dengan demikian semakin Pembayaran deviden akan menjadi
tinggi kebijakan hutang yang alat monitoring sekaligus
dilakukan, maka akan semakin tinggi bonding (obligasi) bagi manajemen
nilai perusahaan. Nilai perusahaan (Copeland dan Weston, 1992 dalam
akan maksimum, apabila perusahaan Sri Sofyaningsih, 2011).
semakin banyak menggunakan hutang
Menurut Hatta (2002) dalam
yang disebut dengan corner optimum
Wijaya dan Wibawa (2010), terdapat
debt decision (Mutamimah, 2003).
sejumlah perdebatan mengenai
bagaimana kebijakan deviden
Selain kebijakan hutang,
mempengaruhi nilai perusahaan.
kebijakan deviden juga merupakan
Pendapat pertama menyatakan bahwa
2
kebijakan dividen tidak intelektual menjadi suatu keharusan
mempengaruhi nilai perusahaan, yang dalam paradigma organisasi di era
disebut dengan teori irrelevansi global. Selain itu, sampel yang
dividen. Pendapat kedua menyatakan digunakan dalam penelitian ini adalah
bahwa dividen yang tinggi akan perusahaan manufaktur, karena
meningkatkan nilai perusahaan, yang perusahaan manufaktur biasanya lebih
disebut dengan Bird in The Hand bereaksi terhadap perubahan dan
Theory. Pendapat ketiga menyatakan kejadian-kejadian ekonomi (Ria,
bahwa semakin tinggi dividend 2013).
payout ratio suatu perusahaan, maka
nilai perusahaan tersebut akan Berdasarkan latar belakang
semakin rendah. masalah terkait kebijakan hutang
yang merupakan salah satu kebijakan
Penelitian Muslimin (2006) yang sangat sensitif terhadap nilai
menunjukan bahwa kebijakan deviden perusahaan (PBV) serta terdapat
tidak berpengaruh terhadap nilai sejumlah perdebatan mengenai
perusahaan, walaupun pengaruhnya bagaimana kebijakan deviden
terhadap nilai perusahaan adalah tidak mempengaruhi nilai perusahaan,
signifikan, namun arah koefisien path maka penulis tertarik untuk
dalam penelitian ini adalah positif. melakukan penelitian dengan judul
Hal ini menunjukan bahwa “Pengaruh Kebijakan Hutang dan
peningkatan kepemilikan saham Kebijakan Deviden terhadap Nilai
institusional meningkatkan nilai Perusahaan” (Studi Empiris pada
perusahaan dan dengan adanya Perusahaan Manufaktur yang
peningkatan deviden akan nilai Terdaftar di BEI Tahun 2008 –
perusahaan, artinya semakin besar 2011).
deviden yang dibayarkan kepada
pemegang saham akan semakin tinggi
nilai perusahaan. II. TELAAH LITERATUR DAN
Penelitian terkait nilai PENGEMBANGAN
perusahaan merupakan hal yang HIPOTESIS
penting, karena penilaian perusahaan 1. Nilai Perusahaan
(corporate value) merupakan bagian Nilai perusahaan merupakan
penting dalam proses privatisasi persepsi investor terhadap tingkat
perusahaan. Proses ini seringkali keberhasilan perusahaan yang sering
hanya memperhatikan aspek dikaitkan dengan harga saham
keuangan yang terfokus pada nilai (Sujoko dan Soebiantoro, 2007).
aset fisik (tangible asset) yang Harga saham yang tinggi membuat
direfleksikan dalam bentuk laporan nilai perusahaan juga tinggi. Nilai
balance sheets dan income statement. perusahaan yang tinggi akan
Nilai potensial suatu perusahaan membuat pasar percaya tidak hanya
dapat dilihat atas dua hal, yaitu modal pada kinerja perusahaan saat ini
keuangan dan modal intelektual. Para namun juga pada prospek perusahaan
CEO perusahaan seringkali hanya di masa depan. Memaksimalkan nilai
memperhatikan aspek modal perusahaan sangat penting artinya
keuangan, sementara peranan modal bagi suatu perusahaan, karena dengan

3
memaksimalkan nilai perusahaan dimana perusahaan tersebut berada.
berarti juga memaksimalkan Pada umumnya paling tidak
kemakmuran pemegang saham yang diperlukan waktu satu tahun untuk
merupakan tujuan utama perusahaan dapat melihat hasil perbaikan
(Euis dan Taswan, 2002). perusahaan sampai menunjukkan
Menurut Weston dan Thomas peningkatan laba.
(1997) dalam Lifessy (2011) ada lima 4) Perbaikan Arus Kas
langkah yang dapat digunakan untuk Sejalan dengan sasaran pengelolaan
meningkatkan nilai perusahaan, yaitu keuangan perusahaan, keberhasilan
: sebuah perusahaan bukan saja
1) Sinkronisasi Aset berdasarkan laba tetapi juga
Sinkronisasi aset berarti menciptakan berdasarkan arus kasnya, terutama kas
keserasian antar aset. Manajemen operasional (operational cash flow).
perlu memastikan bahwa antara Besar kecilnya laba sangat tergantung
proses operasi tahap pertama, kedua pada sistem akuntansi yang
dan selanjutnya menggunakan sistem diterapkan. Perubahan kebijakan
dan teknologi yang sejalan dan akuntansi secara otomatis mengubah
compatible. Demikian juga perlu angka profitabilitas. Jadi sebaiknya
dilakukan sinkronisasi antar unit, jangan terlalu percaya dengan angka
antar divisi dan antar direktorat. Perlu laba yang dicantumkan dalam laporan
dipastikan bahwa apa yang dikerjakan keuangan. Lain halnya dengan arus
di satu unit kerja sejalan dengan apa kas, angka arus kas diperoleh dengan
yang dikerjakan oleh unit kerja lain. dua cara, yaitu dengan cara langsung
2) Efisiensi Kerja dan dengan cara tidak langsung.
Peningkatan efisiensi biasanya Angka arus kas yang dihitung dengan
membutuhkan waktu yang cukup cara langsung tidak mengalami
panjang. Lebih panjang dibandingkan kontaminasi kebijakan akuntansi, jadi
dengan waktu untuk melakukan angka ini lebih netral dibandingkan
sinkronisasi. Ada tiga faktor yang dengan angka laba.
mempengaruhi keberhasilan usaha 5) Peningkatan Nilai
peningkatan efisiensi, yaitu dukungan Peningkatan nilai berarti
sistem kerja, proses pembelajaran, memaksimalisasi nilai perusahaan.
dan manajemen manusianya. nilai sebuah perusahaan didasarkan
3) Perbaikan Produktivitas atas kesehatan arus kas operasinya.
Sinkronisasi dan efisiensi merupakan Maksimalisasi nilai berarti upaya
syarat perbaikan produktivitas, manajemen supaya proyeksi arus kas
artinya perusahaan dapat bekerja perusahaan akan selalu sehat dan
secara efisien dan efektif. Semakin membaik dari waktu ke waktu.
sedikit sumber daya untuk
menghasilkan sejumlah keluaran atau Menurut Indriyo (2002) dalam
produk, dan produk tersebut sesuai Lifessy (2011), aspek-aspek sebagai
dengan spesifikasi yang diharapkan. pedoman perusahaan untuk
Kinerja perusahaan yang baik nampak memaksimalkan nilai perusahaan
pada peningkatan profitabilitas, adalah sebagai berikut :
tergantung pada permasalahan
1) Menghindari resiko yang tinggi
perusahaan dan karakter dari industri

4
Bila perusahaan sedang melaksanakan saham atau pemilik perusahaan.
operasi yang berjangka panjang, maka Manajer harus selalu berusaha ke arah
harus dihindari tingkat resiko yang itu untuk mendorong masyarakat agar
tinggi. Proyek-proyek yang memiliki bersedia menanamkan uangnya ke
kemungkinan laba yang tinggi tetapi dalam perusahaan itu. Dengan
mengandung resiko yang tinggi perlu pemilihan investasi yang tepat, maka
dihindarkan. Menerima proyek- perusahaan akan mencerminkan
proyek tersebut dalam jangka panjang petunjuk sebagai tempat penanaman
berarti suatu kegagalan yang dapat modal yang bijaksana bagi
mematahkan kelangsungan hidup masyarakat. Hal ini akan membantu
perusahaan. mempertinggi nilai perusahaan.
2) Membayarkan deviden
Deviden adalah pembagian laba 2. Kebijakan Hutang
kepada para pemegang saham oleh Hutang adalah pengorbanan
perusahaan. Deviden harus sesuai ekonomi yang harus dilakukan
dengan kebutuhan perusahaan perusahaan di masa yang akan datang
maupun kebutuhan para pemegang karena tindakan atau transaksi
saham. Pada saat perusahaan sedang sebelumnya. Pengorbanan ekonomi
mengalami pertumbuhan, deviden dapat berbentuk uang,aktiva,jasa-jasa
yang dibayarkan kemungkinan kecil, atau dilakukannya pekerjaan tertentu.
hal ini dimaksudkan agar perusahaan Hutang mengakibatkan adanya ikatan
dapat memupuk dana yang diperlukan yang memberikan hak kepada
pada saat pertumbuhan itu. Akan kreditur untuk mengklain aktiva
tetapi, jika keadaan perusahaan sudah perusahaan (Nurwahyudi dan
mapan, dimana pada saat itu Mardiyah, 2004).
penerimaan yang diperoleh sudah
cukup besar sedangkan kebutuhan Kebijakan hutang termasuk
pemupukan dana tidak terlalu besar kebijakan pendanaan perusahaan yang
maka deviden yang dibayarkan dapat bersumber dari eksternal. Penentuan
diperbesar jumlahnya. kebijakan hutang ini berkaitan dengan
3) Mengusahakan pertumbuhan. struktur modal karena hutang
Apabila perusahaan dapat merupakan salah satu komposisi
mengembangkan penjualan, hal ini dalam struktur modal. Perusahaan
dapat membuat terjadinya dinilai berisiko apabila memiliki porsi
keselamatan usaha di dalam hutang yang besar dalam struktur
persaingan di pasar. Maka perusahaan modal, namun sebaliknya apabila
yang berusaha memaksimalkan nilai perusahaan mengunakan hutang yang
perusahaan harus secara terus- kecil atau tidak sama sekali maka
menerus mengusahakan pertumbuhan perusahaan dinilai tidak dapat
dari penjualan dan penghasilannya. memanfaatkan tambahan modal
4) Mempertahankan tingginya harga eksternal yang dapat meningkatkan
pasar saham. operasional perusahaan (Mamduh,
Harga saham di pasar merupakan 2004).
perhatian utama bagi manajer Teori mengenai kebijakan hutang,
keuangan untuk memberikan antara lain :
kemakmuran kepada para pemegang 1) Trade Off Theory

5
Teori ini menganggap bahwa dari laba yang dihasilkan dari
penggunaan hutang 100 persen sulit kegiatan perusahaan.
dijumpai. Kenyataannya semakin b) Perusahaan menyesuaikan target
banyak hutang, maka semakin tinggi dividen payout ratio terhadap
beban yang harus ditanggung. Satu peluang investasi mereka,
hal yang penting bahwa dengan sementara mereka menghindari
meningkatnya hutang, maka semakin perubahan dividen secara drastis.
tinggi probabilitas kebangkrutan. c) Kebijakan dividen yang sticky
Beban yang harus ditanggung saat ditambah fluktuasi profitabilitas
menggunakan hutang yang lebih dan peluang investasi yang tidak
besar adalah biaya kebangkrutan, dapat diproksi, berarti terkadang
biaya keagenan, beban bunga yang aliran kas internal melebihi
semakin besar dan sebagainya. kebutuhan investasi namun
Menurut Mamduh (2004) biaya terkadang kurang dari kebutuhan
kebangkrutan cukup signifikan, dapat investasi.
mencapai 20 persen nilai perusahaan. d) Apabila pendanaan eksternal
Biaya tersebut mencakup dua hal: diperlukan, pertama-tama
a) Biaya langsung : biaya yang perusahaan akan menerbitkan
dikeluarkan untuk membayar sekuritas yang paling aman, yaitu
biaya administrasi, pengacara, dan mulai dari penerbitan hutang
lainnya yang sejenis. convertible bond , dan alternatif
b) Biaya tidak langsung : biaya yang paling akhir adalah saham.
terjadi karena dalam kondisi 3) Signaling Theory
kebangkrutan, perusahaan lain Brigham dan Houston (2001)
atau pihak lain tidak mau menyatakan bahwa sinyal adalah
berhubungan dengan perusahaan suatu tindakan yang diambil oleh
secara normal. manajemen perusahaan yang
2) Pecking Order Theory memberikan petunjuk bagi investor
Teori pecking order menetapkan tentang bagaimana manajemen
suatu urutan keputusan pendanaan memandang prospek perusahaan.
dimana para manajer pertama kali Perusahaan dengan prospek yang
akan memilih untuk menggunakan menguntungkan akan mencoba
laba ditahan, hutang dan penerbitan menghindari penjualan saham dan
saham sebagai pilihan terakhir mengusahakan modal baru dengan
(Mamduh, 2004). Penggunaan hutang cara-cara lain seperti dengan
lebih disukai karena biaya yang menggunakan hutang.
dikeluarkan untuk hutang lebih murah Teori ini didasarkan pada asumsi
dibandingkan dengan biaya bahwa manajer dan pemegang saham
penerbitan saham. tidak mempunyai akses informasi
Menurut Brealey dan Myers perusahaan yang sama. Ada informasi
(1991), urutan pendanaan menurut tertentu yang hanya diketahui oleh
teori pecking order adalah sebagai manajer, sedangkan pemegang saham
berikut : tidak tahu informasi tersebut sehingga
a) Perusahaan lebih menyukai terdapat informasi yang tidak simetri
internal financing (dana internal). (asymmetric information) antara
Dana internal tersebut diperoleh manajer dan pemegang saham.

6
Akibatnya, ketika struktur modal Sartono (2001) menyatakan
perusahaan mengalami perubahan, hal bahwa kebijakan deviden adalah
itu dapat membawa informasi kepada suatu keputusan apakah laba yang
pemegang saham yang akan diperoleh perusahaan akan dibagikan
mengakibatkan nilai perusahaan kepada pemegang saham, atau akan
berubah. Dengan kata lain, perilaku ditahan guna untuk pendanaan
manajer dalam hal menentukan investasi dimasa yang akan datang.
struktur modal, dapat dianggap Brigham (2001: 66) menyebutkan
sebagai sinyal oleh pihak luar terdapat tiga teori dari preferensi
(Mamduh, 2004). investor mengenai kebijakan dividen
Ross (1977) mengembangkan yang dapat mempengaruhi pandangan
model dimana struktur modal kita terhadap kebijakan dividen yaitu:
(penggunaan hutang) merupakan 1. Dividend Irrelevance Theory
sinyal yang disampaikan oleh manajer Dividend Irrelevance Theory adalah
ke pasar. Apabila manajer suatu teori yang menyatakan bahwa
mempunyai keyakinan bahwa prospek kebijakan dividen perusahaan tidak
perusahaan baik, dan ingin agar harga mempunyai pengaruh baik terhadap
saham meningkat, perusahaan ingin nilai perusahaan maupun biaya
mengkomunikasikan hal tersebut ke modalnya. Teori ini mengikuti
investor. Manajer dapat menggunakan pendapat Modigliani dan Miller
hutang lebih banyak, sebagai sinyal (MM), mereka berpendapat bahwa
yang lebih dapat dipercaya. Hal ini nilai suatu perusahaan hanya
karena perusahaan yang ditentukan oleh kemampuan dasarnya
meningkatkan hutang bisa dipandang untuk menghasilkan laba dan resiko
sebagai perusahaan yang yakin bisnisnya. Dengan perkataan lain,
dengan prospek perusahaan di masa MM berpendapat bahwa nilai
mendatang. perusahaan tergantung semata-mata
pada pendapatan yang dihasilkan oleh
3. Kebijakan Deviden aktivanya, bukan pada bagaimana
Menurut Hendy (2008) dalam Ira pendapatan itu dibagi diantara
(2011), deviden adalah pembagian deviden dan laba yang ditahan.
sebagian laba perusahaan kepada para
pemegang saham. Besarnya deviden 2. Bird in The Hand-Theory
ini dapat mempengaruhi harga saham. Teori ini dikemukakan oleh Myron
Apabila deviden yang dibayarkan Gordon dan John Lintner, mereka
tinggi, maka harga saham cenderung berpendapat bahwa pengembalian
tinggi sehingga nilai perusahaan juga yang disyaratkan atas ekuitas akan
tinggi, sebaliknya, jika deviden yang turun apabila rasio pembagian
dibayarkan kecil, maka harga saham deviden dinaikkan karena para
perusahaan tersebut juga rendah. investor kurang yakin terhadap
Kemampuan membayar deviden erat penerimaan keuntungan modal
hubungannya dengan kemampuan (capital gains) yang akan dihasilkan
perusahaan memperoleh laba. Jika dari laba yang ditahan dibandingkan
perusahaan memperoleh laba yang dengan seandainya mereka menerima
besar, maka kemampuan membayar deviden.
deviden juga besar.

7
Gordon dan Lintner berkata menggunakan nilai saham pada
bahwa sesungguhnya investor jauh hari kematian sebagai dasar biaya
lebih menghargai pendapatan yang mereka, dengan demikian mereka
diharapkan dari deviden daripada terhindar dari pajak keuntungan
pendapatan yang diharapkan dari modal.
keuntungan modal karena komponen
hasil deviden resikonya lebih kecil. Karena adanya keuntungan-
MM tidak setuju dengan pendapat ini, keuntungan pajak ini, para investor
menurut pandangan MM, kebanyakan mungkin lebih suka perusahaan
investor merencanakan untuk menahan sebagian besar laba
menginvestasikan kembali deviden perusahaan. jika demikian, para
mereka dalam saham dari perusahaan investor akan mau membayar lebih
bersangkutan atau perusahaan sejenis, tinggi untuk perusahaan yang
dan dalam banyak kasus, tingkat pembagian devidennya rendah
resiko dari arus kas perusahaan bagi daripada untuk perusahaan sejenis
investor dalam jangka panjang hanya yang pembagian devidennya tinggi.
ditentukan oleh tingkat arus kas
Selain ketiga teori mengenai
operasinya, bukan oleh kebijakan
kebijakan dividen diatas, terdapat dua
pembagian devidennya.
isu teoritis lainnya yang dapat
mempengaruhi pandangan kita
3. Teori Preferensi Pajak
terhadap kebijakan dividen (Brigham,
Ada tiga alasan yang berkaitan
2001 : 71):
dengan pajak untuk beranggapan
1. Information Content, or Signalling
bahwa investor mungkin lebih
Hypothesis
menyukai pembagian deviden yang
Miller dan Modigliani berpendapat
rendah daripada yang tinggi, alasan
bahwa reaksi investor terhadap
tersebut adalah :
perubahan dalam kebijakan dividen
a. Tarif pajak terhadap pendapatan tidak harus menunjukkan investor
deviden lebih tinggi dibandingkan lebih menyukai dividen daripada laba
dengan tarif pajak terhadap yang ditahan. Sebaliknya, mereka
keuntungan modal. menyatakan bahwa perubahan harga
b. Pajak atas keuntungan tidak saham sesudah pembagian dividen
dibayarkan sampai saham terjual. hanya menunjukkan ada kandungan
Karena adanya efek nilai waktu, informasi atau pengisyaratan
sejumlah pajak yang dibayarkan di (information, or signalling content).
masa mendatang mempunyai biaya 2. Clientelle Effect
efektif yang lebih rendah dari pada Seperti yang telah dijelaskan
sejumlah pajak yang dibayarkan di sebelumnya, kelompok yang berbeda
hari ini. atau klien dari pemegang saham
c. Jika selembar saham dimiliki oleh menyukai kebijakan dividen yang
seseorang sampai ia meninggal, berbeda pula. Menurut Brigham
sama sekali tidak ada pajak (2001), pengaruh klien atau clientele
keuntungan modal yang terutang effect adalah kecenderungan suatu
karena ahli waris yang perusahaan untuk menarik
menggunakan saham itu dapat sekelompok investor yang menyukai
kebijakan dividennya.
8
Tinjauan Literatur Perusahaan Go Public yang Listed
Euis Soliha & Taswan (2002) Tahun 2005 - 2008”, hasilnya adalah
yang berjudul “Pengaruh Kebijakan profitabilitas berpengaruh positif dan
Hutang terhadap Nilai Perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan,
serta Beberapa Faktor yang leverage berpengaruh negatif dan
Mempengaruhinya”, hasilnya adalah signifikan terhadap nilai perusahaan,
profitabilitas berpengaruh signifikan Deviden berpengaruh positif dan
dan positif terhadap nilai perusahaan. tidak signifikan terhadap nilai
Kebijakan hutang berpengaruh positif perusahaan.
namun tidak signifikan terhadap nilai Penelitian Corry Margaretha
perusahaan. Gultom (2009) yang berjudul
Muslimin (2006) dalam “Pengaruh Kebijakan Leverage,
penelitiannya yang membahas Kebijakan Deviden dan Earning Per
mengenai “Analisis struktur Share terhadap Nilai Perusahaan pada
kepemilikan, kebijakan hutang dan Perusahaan Manufaktur yang
kebijakan deviden terhadap nilai Terdaftar di BEI”. Hasilnya adalah
perusahaan”. Hasil penelitian ini kebijakan leverage berpengaruh
menunjukan bahwa struktur sangat signifikan terhadap nilai
kepemilikan berpengaruh terhadap perusahaan. Sedangkan kebijakan
kebijakan kebijakan deviden. Struktur deviden dan EPS tidak memiliki
kepemilikan dan kebijakan deviden pengaruh yang signifikan terhadap
tidak berpengaruh terhadap nilai nilai perusahaan.
perusahaan, walaupun pengaruhnya Penelitian Rosma Pakpahan
terhadap nilai perusahaan adalah tidak (2010) yang berjudul “Pengaruh
signifikan, namun arah koefisien path Faktor-Faktor Perusahaan dan
dalam penelitian ini adalah positif. Kebijakan Deviden terhadap Nilai
Sri Sofyaningsih dan Pancawati Perusahaan pada Perusahaan
Hardiningsih (2011) yang berjudul Manufaktur di BEI Tahun 2003-
“Struktur Modal, Kebijakan Deviden, 2007), hasilnya adalah hutang
Kebijakan Hutang dan Nilai perusahaan (leverage) tidak
Perusahaan” hasilnya adalah berpengaruh terhadap nilai
kebijakan deviden tidak berpengaruh perusahaan, ROE berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, kebijakan terhadap nilai perusahaan secara
hutang tidak berpengaruh terhadap signifikan positif, deviden tidak
nilai perusahaan. berpengaruh terhadap nilai
Fitri Mega Mulyanti (2010) yang perusahaan.
berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Hutang dan Kerangka Konseptual
Pengaruhnya terhadap Nilai Nilai Perusahaan merupakan
Perusahaan”. Hasilnya kebijakan persepsi atau penilaian investor
hutang berpengaruh negatif dan terhadap suatu perusahaan, dimana
signifikan terhadap nilai perusahaan. sering dikaitkan dengan harga saham.
Penelitian Rika Susanti (2010) Harga saham yang tinggi akan
yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor membuat nilai perusahaan juga tinggi.
yang Berpengaruh terhadap Nilai Nilai perusahaan atau juga disebut
Perusahaan, Studi Kasus pada dengan nilai pasar perusahaan

9
merupakan harga yang bersedia saham cenderung tinggi sehingga
dibayar oleh calon pembeli apabila nilai perusahaan juga tinggi.
perusahaan tersebut dijual. Kemampuan membayar dividen erat
hubungannya dengan kemampuan
Fakta menunjukkan bahwa nilai perusahaan memperoleh laba. Jika
kekayaan yang ditunjukkan pada perusahaan memperoleh laba yang
neraca tidak memiliki hubungan besar, maka kemampuan membayar
dengan nilai pasar dari perusahaan. dividen juga besar. Oleh karena itu,
Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan dividen yang besar akan
memiliki kekayaan yang tidak bisa meningkatkan nilai perusahaan.
dilaporkan dalam neraca seperti
manajemen yang baik, reputasi yang Hipotesis
baik dan prospek yang cerah. Nilai
perusahaan juga didefinisikan sebagai Kebijakan Hutang
nilai pasar karena nilai perusahaan Kebijakan hutang berkaitan
dapat memberikan kemakmuran
dengan struktur modal karena hutang
pemegang saham secara maksimum merupakan salah satu komposisi
apabila harga saham perusahaan
dalam struktur modal. Perusahaan
meningkat. Sehingga dari pengertian
dinilai berisiko apabila memiliki porsi
tersebut nilai perusahaan diukur
hutang yang besar dalam struktur
dengan menggunakan harga saham. modalnya. Namun apabila hutang
Salah satu kebijakan yang sangat tersebut dapat menghasilkan
sensitif terhadap nilai perusahaan keuntungan, maka hutang akan dapat
adalah kebijakan hutang. Semakin meningkatkan nilai perusahaan. Oleh
tinggi proporsi hutang maka semakin karena itu, disusun hipotesis sebagai
tinggi nilai perusahaan. Hal ini berikut:
berkaitan dengan bagaimana Hipotesis 1 : Kebijakan hutang
perusahaan memanfaatkan hutang berpengaruh positif dan signifikan
tersebut untuk mengoptimalkan laba terhadap nilai perusahaan.
perusahaannya. Selain itu dengan
adanya hutang, akan menimbulkan Kebijakan Deviden
keuntungan dari pengurangan pajak Kebijakan deviden berkaitan
karena adanya bunga yang dibayarkan dengan kebijakan mengenai seberapa
akibat penggunaan hutang tersebut besar laba yang diperoleh perusahaan
mengurangi penghasilan yang terkena akan didistribusikan kepada
pajak. pemegang saham. Besarnya deviden
dapat mempengaruhi harga saham.
Nilai perusahaan juga dapat Apabila deviden yang dibayarkan
dilihat dari kemampuan perusahaan tinggi, maka harga saham cenderung
membayar dividen. Terkait dengan tinggi sehingga nilai perusahaan juga
seberapa besar dividen yang akan tinggi. Oleh karena itu, disusun
didistribusikan kepada para pemegang hipotesis sebagai berikut :
saham, maka hal ini ditentukan Hipotesis 2 : Kebijakan
berdasarkan kebijakan deviden deviden berpengaruh positif dan
sebuah perusahaan. Apabila dividen signifikan terhadap nilai perusahaan.
yang dibayar tinggi, maka harga

10
III. METODE PENELITIAN total ekuitas
BVpS = jumlah
Penelitian ini tergolong penelitian saham yang beredar

kausatif. Populasi penelitian ini Kebijakan Hutang (X1)


adalah seluruh perusahaan
manufaktur dari tahun 2008 sampai Kebijakan hutang diukur
2011. Jenis data penelitian ini adalah dengan menggunakan Debt to
data dokumenter. Data yang Equity Ratio. Menurut Riyanto
digunakan adalah data sekunder. Data (1998) rasio ini diukur dengan rumus
tersebut bersumber dari Indonesian sebagai berikut:
Total Hutang
Capital Market Directory (ICMD) DER = Jumlah Modal Sendiri
dan memlalui situs www.idx.co.id.
Sampel yang digunakan dalam Kebijakan Deviden (X2)
penelitian ini dibatasi dengan kriteria- Kebijakan deviden diukur dengan
kriteria tertentu, antara lain : 1) Deviden Payout Ratio (DPR).
perusahaan listing selama periode Menurut Wild (1995) rasio ini diukur
pengamatan, 2) laporan keuangan dengan rumus sebagai berikut :
disajikan dalam mata uang rupiah, 3)
perusahaan menghasilkan laba selama Dividen tunai per saham
𝐷𝑃𝑅 =
periode pengamatan, dan 4) Laba per saham

perusahaan membagikan deviden Teknik analisis data yang


minimal 1 tahun. Dari 158 perusahaan digunakan untuk mengukur hasil
yang terdaftar, diketahui hanya 45 penelitian adalah regresi berganda.
perusahaan yang memenuhi kriteria Analisis statistis yang dilakukan
pemilihan sampel (lihat lampiran 1, meliputi analisis statistik deskriptif,
tabel 1 dan 2) pengujian asumsi klasik yang terdiri
dari, uji normalitas residual, uji
Variabel Penelitian dan multikolonearitas, dan uji
Pengukuran Variabel heterokedastisitas. Model analisis Uji
Nilai Perusahaan (Y) F dan Koefisien Determinasi.
Nilai perusahaan diukur dengan Hipotesis diuji dengan melihat tingkat
rasio pasar yaitu price book value signifikansi nilai t dengan uji beda
(PBV) (Weston dan Brigham, atau uji t.
2001:92). IV. HASIL PENELITIAN DAN
𝑚𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑐𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒 PEMBAHASAN
PBV = 𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑠ℎ𝑎𝑟𝑒
Deskriptif Data
Market Price Per Share (harga Perusahaan manufaktur yang
pasar per saham) yang dipakai adalah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
harga penutupan harian (closing selama periode 2008 – 2011 sebanyak
price) yang dirata-ratakan per tahun. 158 perusahaan. Dengan
Sedangkan Book Value Per Share menggunakan metode purposive
(nilai buku per lembar saham) sampling, maka diperoleh sebanyak
didapatkan dengan menggunakan 45 perusahaan manufaktur yang
rumus sebagai berikut : memenuhi kriteria untuk dijadikan
sampel.

11
Uji Asumsi Klasik Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat
Berdasarkan tabel 3, terlihat bahwa nilai uji F adalah 3,518 dengan
bahwa hasil uji normalitas nilai signifikansi yaitu 0.032 < 0.05.
menunjukkan level signifikansi lebih Hal ini menunjukkan bahwa variabel
besar dari α (α = 0.05) yaitu 0,380 > kebijakan hutang dan kebijakan
0,05 yang berarti bahwa data deviden secara bersama-sama
terdistribusi dengan normal. (simultan) mampu menjelaskan
pengaruhnya terhadap variabel nilai
Berdasarkan tabel 4, dapat perusahaan dan persamaan regresi
dikatakan bahwa variabel independen yang diperoleh dapat diandalkan atau
dalam penelitian ini bebas dari model sudah fix sehingga dapat
multikolonearitas. Karena nilai dilanjutkan untuk pengujian secara
Tolerance 0.998 (0.998 > 0.10) dan parsial.
nilai VIF 1.002 (1.002 < 10).
Uji Hipotesis (t)
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat Pada tabel 9, di atas dapat dilihat
bahwa hasil perhitungan dari masing- hasil uji t (pengaruh variabel X secara
masing menunjukkan level sig > α, parsial terhadap variabel Y) sebagai
yaitu 0,288 untuk variabel kebijakan berikut :
hutang dan 0,335 untuk variabel a. Pengaruh kebijakan hutang (X1)
kebijakan deviden, sehingga terhadap nilai perusahaan (Y).
penelitian ini bebas dari Dari olahan data diperoleh nilai
heterokedastisitas dan layak untuk thitung = 1,590 pada sig 0,114 >
diteliti. 0,05 dan β (+) = 0,091, artinya
pengaruhnya positif dan tidak
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat
signifikan.
nilai D-W yaitu sebesar 1,638 berada
b. Pengaruh kebijakan deviden (X2)
di antara -2 dan 2. Maka dapat
terhadap nilai perusahaan (Y)
disimpulkan model regresi yang
Dari olahan data diperoleh nilai
digunakan bebas dari gangguan
thitung = 2,185 pada sig 0,030 <
autokorelasi.
0,05 dan β (+) = 0,179 artinya
Uji Koefisien Determinasi (R2) pengaruhnya positif dan
signifikan.
Berdasarkan tabel 7, nilai
Adjusted R Square menunjukkan
0,032. Hal ini menunjukkan bahwa Analisis Regresi Linear Berganda
kontribusi variabel independen yaitu
Hasil analisis regresi linear
kebijakan hutang (X1) dan kebijakan
berganda dilakukan untuk mengetahui
deviden (X2) terhadap variabel
pengaruh variabel bebas secara
dependen yaitu nilai perusahaan (Y)
keseluruhan terhadap variabel terikat.
adalah sebesar 3,2%, sedangkan
Yaitu pengaruh kebijakan hutang dan
96,8% ditentukan oleh variabel lain
kebijakan deviden.
yang tidak diteliti dalam penelitian
ini. Y = 0.597 + 0.091X1 +
0.179X2
Uji F Statistik (ANOVA)

12
Berdasarkan persamaan regresi di variabel kebijakan deviden (X2)
atas, pengaruh dari masing-masing berpengaruh positif dan signifikan
variabel independen terhadap variabel terhadap nilai perusahaan (Y), dan
dependen dijelaskan sebagai berikut: kesimpulannya hipotesis 2 diterima.
1) Nilai konstanta diperoleh sebesar Pembahasan
0,597. Hal ini menunjukan bahwa a. Pengaruh Kebijakan Hutang
jika tidak terdapat pengaruh Terhadap Nilai Perusahaan
variabel independen KH (X1) dan Berdasarkan hasil analisis statistik
KD (X2), maka nilai NP (Y) dalam penelitian ini, ditemukan
adalah sebesar 0,597%. bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak
2) Nilai koefisien KH (X1) diperoleh dan dapat disimpulkan bahwa
sebesar 0,091. Hal ini kebijakan hutang berpengaruh positif
menunjukan bahwa setiap dan tidak signifikan terhadap nilai
peningkatan / penurunan KH perusahaan. Hal ini sesuai dengan
sebesar 1% akan meningkatkan / Trade Off Theory, yang menyatakan
menurunkan nilai NP (Y) sebesar bahwa sebelum mencapai suatu titik
0,091% dengan asumsi variabel maksimum, hutang akan lebih murah
lain konstan. daripada penjualan saham karena
3) Nilai koefisien KD (X2) diperoleh adanya tax shield. Implikasinya
sebesar 0,179. Hal ini adalah semakin tinggi hutang maka
menunjukan bahwa setiap akan semakin tinggi nilai perusahaan
peningkatan / penurunan KD (Mutamimah, 2003). Namun, setelah
sebesar 1% akan meningkatkan / mencapai titik maksimum,
menurunkan nilai NP (Y) sebesar penggunaan hutang oleh perusahaan
0,179% dengan asumsi variabel menjadi tidak menarik, karena
lain konstan. perusahaan harus menanggung biaya
keagenan, kebangkrutan serta biaya
Pengujian Hipotesis bunga yang menyebabkan nilai saham
Dari tabel 14 (t hitung) dapat dilihat turun (Hermendito, 2001).
bahwa kebijakan hutang memiliki
nilai thitung < ttabel yaitu 1,590 < 2,0181 Terkait penggunaan hutang,
dengan nilai signifikansi 0,114 > 0,05 menurut Wildham (2013) seorang
dan nilai koefisien β positif yaitu peminjam (debitur) yang baik adalah
0,091. Hal ini menunjukkan bahwa debitur yang mengetahui perbedaan
variabel kebijakan hutang (X1) antara hutang baik (good debt)
berpengaruh positif dan tidak dengan hutang buruk (bad debt).
signifikan terhadap nilai perusahaan Hutang baik adalah hutang untuk
(Y), dan kesimpulannya hipotesis 1 keperluan produktif yang
ditolak. menghasilkan pemasukan, terjangkau
Dari tabel 14 (t hitung) dapat dilihat angsurannya karena hanya
bahwa kebijakan deviden memiliki sepersekian dari penghasilan (kurang
nilai thitung > ttabel yaitu 2,185 > 2,0181 dari sepertiga penghasilan) dan
dengan nilai signifikansi 0,030 < 0,05 angsurannya dibayar dari penghasilan
dan nilai koefisien β positif yaitu yang didapat oleh uang pinjaman
0,179. Hal ini menunjukkan bahwa tersebut. Sedangkan hutang buruk

13
adalah hutang untuk keperluan Hasil penelitian ini sejalan dengan
konsumtif yang tidak menghasilkan penelitian yang dilakukan oleh Euis &
pemasukan, angsurannya tidak Taswan (2002), yang menyatakan
terjangkau oleh penghasilan dan bahwa kebijakan hutang berpengaruh
dibayar dari aset pemiliknya bahkan positif dan tidak signifikan terhadap
dari uang pinjaman dari kreditur lain. nilai perusahaan. Namun, hasil
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian ini tidak sejalan dengan
Signaling Theory yang menyatakan penelitian Sri & Pancawati (2011),
bahwa perusahaan dengan prospek dan Fitri (2010). Mereka menyatakan
yang menguntungkan akan mencoba bahwa kebijakan hutang berpengaruh
menghindari penjualan saham dan negatif terhadap nilai perusahaan.
mengusahakan modal baru dengan
cara-cara lain seperti dengan b. Pengaruh Kebijakan Deviden
menggunakan hutang. Menurut Ross Terhadap Nilai Perusahaan.
(1977) Manajer dapat menggunakan Berdasarkan hasil analisis statistik
hutang lebih banyak, hal ini karena dalam penelitian ini, ditemukan
perusahaan yang meningkatkan bahwa hipotesis pertama (H2)
hutang bisa dipandang sebagai diterima dan dapat disimpulkan
perusahaan yang yakin dengan bahwa kebijakan deviden
prospek perusahaan di masa berpengaruh signifikan positif
mendatang. Dasar pertimbangannya terhadap nilai perusahaan. Hasil
adalah penambahan hutang penelitian ini sejalan dengan teori
menyebabkan keterbatasan arus kas Bird in The Hand yang diajukan oleh
dan meningkatnya biaya-biaya beban Gordon dan Lintner (1959) dalam
keuangan sehingga manajer hanya Brigham (2001:67), yang menyatakan
akan menerbitkan hutang baru yang bahwa nilai perusahaan akan
lebih banyak apabila mereka yakin dimaksimumkan oleh rasio
perusahaan kelak dapat memenuhi pembayaran deviden yang tinggi,
kewajibannya. Investor diharapkan karena investor menganggap bahwa
akan menangkap sinyal bahwa resiko deviden tidak sebesar kenaikan
perusahaan mempunyai prospek yang biaya modal, sehingga investor lebih
baik. Dengan demikian hutang menyukai keuntungan dalam bentuk
merupakan tanda atau sinyal positif deviden daripada keuntungan yang
bagi investor. diharapkan dari kenaikan nilai modal.
Berdasarkan tabel 4, rata-rata Hasil penelitian ini juga didukung
DER tertinggi terjadi pada tahun 2008 oleh hasil penelitian Rika (2010),
yaitu sebesar 1.418531 (142%). Sukma (2012), dan Muslimin (2006)
Menurut Teguh (2011), batas yang menyatakan bahwa kebijakan
kewajaran hutang sebuah perusahaan deviden berpengaruh signifikan dan
adalah maksimal tiga kali modalnya positif terhadap nilai perusahaan.
atau DER nya 300%. Maka dapat Hasil penelitian ini tidak sejalan
disimpulkan DER perusahaan dengan pendapat menurut Dividend
manufaktur tahun 2008 – 2011 dapat Irrelevance Theory oleh Miller dan
dikatakan wajar, karena masih berada Modigliani (1958) dalam Brigham
dibawah batas maksimal. (2001:66), dikatakan bahwa kebijakan
deviden tidak mempunyai pengaruh

14
baik terhadap nilai perusahaan Berdasarkan keterbatasan yang
maupun biaya modalnya. Mereka melekat pada penelitian ini, maka
berpendapat bahwa nilai suatu saran dari penelitian ini adalah :
perusahaan hanya akan ditentukan 1. Bagi perusahaan emiten
oleh kemampuan dasarnya untuk hendaknya meningkatkan nilai
menghasilkan laba serta resiko perusahaan sehingga dapat
bisnisnya, dengan kata lain, nilai menarik investor untuk
suatu perusahaan tergantung semata- berinvestasi pada perusahaan
mata pada pendapatan yang mereka, dan perusahaan emiten
dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada hendaknya juga mampu
bagaimana pendapatan tersebut dibagi meningkatkan kinerja
diantara deviden dan laba ditahan. keuangannya agar dipandang baik
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan di mata investor.
dengan penelitian Sri dan Pancawati 2. Bagi investor, dalam memberikan
(2011), Corry (2009), dan Rosma penilaian terhadap suatu
(2010) yang menyatakan bahwa perusahaan sebaiknya juga
kebijakan deviden berpengaruh memperhatikan faktor lain yang
negatif terhadap nilai perusahaan. mempengaruhi nilai suatu
perusahaan selain kebijakan
V. PENUTUP hutang dan kebijakan deviden,
seperti profitabilitas, ukuran
Kesimpulan perusahaan, pertumbuhan
Berdasarkan hasil penelitian dan perusahaan, keunikan perusahaan,
pembahasan yang telah disajikan pada nilai aktiva, penghematan pajak,
bab-bab sebelumnya, maka dapat fluktuasi nilai tukar dan keadaan
diambil kesimpulan sebagai berikut: pasar modal.
1. Berdasarkan uji secara parsial (Uji 3. Bagi penelitian selanjutnya :
t) antara kebijakan hutang a. Menambah kategori
terhadap nilai perusahaan, perusahaan yang dijadikan
diperoleh hasil bahwa kebijakan sampel penelitian, misalnya
hutang berpengaruh signifikan seluruh perusahaan yang
positif terhadap nilai perusahaan. terdaftar di BEI.
2. Berdasarkan uji secara parsial (Uji b. Menambah variabel lain yang
t) antara kebijakan deviden diduga dapat mempengaruhi
terhadap nilai perusahaan, nilai perusahaan, seperti :
diperoleh hasil bahwa kebijakan profitabilitas, ukuran
deviden berpengaruh secara perusahaan, pertumbuhan
signifikan positif terhadap nilai perusahaan, keunikan
perusahaan. perusahaan, nilai aktiva,
penghematan pajak, fluktuasi
Saran nilai tukar dan keadaan pasar
modal.

15
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Ahmed, Parvez dan Sudhir Nanda. Perusahaan Manufaktur
2000. “Style Investing : Yang Terdaftar Di Bursa
Incorporating Growth Efek Indonesia. Jurnal
Characteristics in Value Akuntansi 47.
Stocks” Pennsylvania
State University at Euis Soliha dan Taswan. 2002.
Harrisburg, pp 1-27. “Pengaruh Kebijakan
Hutang Terhadap Nilai
Ang, Robert. 1997. “Buku Pintar Perusahaan Serta
Pasar Modal Indonesia”. Beberapa Faktor Yang
Mediasoft Indonesia: Mempengaruhinya”.
Jakarta. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. STIE
Babu, Suresh dan Jaine. 1986. STIKUBANK, Semarang.
“Empirical Testing of
Pecking Order Hypothesis F. Modigliani and M. Miller.
With Reference To Capital 1963. “Corporate Income
Structure Practice In Taxes and The Cost of
India”. Journal of Capital : A Correction”.
Financial Management and The American Economic
Analysis, pp.63-74. Review. Vol. 53 No. 3,
Juni, pp. 433-443.
Brigham, E.F and Gapenski. 1996.
“Intermediate Financial Fitri Mega Mulianti. 2010.
Management, Fith Edition Analisis Faktor-faktor
International Edition”. yang Mempengaruhi
The Dryden Press. Kebijakan Hutang dan
Pengaruhnya terhadap
Brigham, Eugenie F., 1992. Nilai Perusahaan. Tesis
“Fundamental of Magister Manajemen
Financial Mangement”, Universitas Diponegoro.
The Dryden Press
International Edition”, Hasnawati, S. 2005a. “Implikasi
Sixth Edition. Keputusan Investasi,
Pendanaan, dan Dividen
Brigham, Eugene F. and Houston.
Terhadap Nilai
2001. “Manajemen
Perusahaan Publik di
Keuangan”, Edisi 8.
Bursa Efek Jakarta”. No.
Erlangga : Jakarta.
09/Th XXXIX. September
2005: 33-41.
Corry Margaretha Gultom dan
Firman Syarif. Pengaruh Hermendito Kaaro. 2001.
Kebijakan Leverage, “Analisis Leverage dan
Kebijakan Deviden, dan Dividen Dalam
Earning Per Share

16
Lingkungan Ekonomi Universitas
Ketidakpastian : Negeri Padang.
Pendekatan Pecking Order
Theory dan Balancing Mahendra, Alfredo DJ. 2011.
Theory”. Simposium Pengaruh Kinerja
Nasional Akuntansi IV. Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan (Kebijakan
Husnan, Suad. 2000. “Manajemen Deviden Sebagai Variabel
Keuangan Teori dan Moderating) Pada
Penerapan (Keputusan Perusahaan Manufaktur
Jangka Panjang)”. BPFE. Di Bursa Efek Indonesia.
Yogyakarta. Tesis Program
Pascasarjana Universitas
Imam Gozali. 2007. Aplikasi Udayana Denpasar.
Analisis Multivariate
dengan SPSS. Semarang: Malla Bahagia. 2008. “Analisis
Universitas Diponegoro. Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Dividen dan
Keown.et.al. 2004. “Manajemen Kewajiban Hutang
Keuangan : Prinsip- Terhadap Nilai
Prinsip dan Aplikasi”. Perusahaan dengan
Edisi 9, Indeks. Jakarta. Pendekatan Structural
Equation Modeling
Kusumadilaga, Rimba. 2010. (SEM)”, Jakarta: UIN
Pengaruh Corporate Syarifhidayatullah.
Social Responsibility
Terhadap Nilai Mira Widya. 2011. Pengaruh
Perusahaan Dengan Manajemen Laba dan
Profitabilitas Sebagai Kinerja Perusahaan
Variabel Moderating Terhadap Nilai
(Studi Empiris Pada Perusahaan. Skripsi
Perusahaan Manufaktur Akuntansi Fakultas
Yang Terdaftar Di Bursa Ekonomi Universitas
Efek Indonesia). Skripsi Negeri Padang.
Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Myers, Stewart C dan Richard A.
Diponegoro. Brealy, 1991. Principle of
Corporate Finance,
Lifessy Martalina. 2011. Fourth Edition , Mc.
Pengaruh Profitabilitas Graw-Hill International
dan Ukuran Perusahaan Edition.
Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Mamduh. 2004. “Manajemen
Struktur Modal Sebagai Keuangan Edisi 1”. BPFE :
Variabel Intervening. Yogyakarta.
Skripsi Akuntansi Fakultas

17
Martono dan Agus Harjito, 2005, Fundamental Perusahaan
Manajemen Keuangan. dan Kebijakan Deviden
Yogyakarta : Penerbit Terhadap Nilai
Ekonisia. Perusahaan. Jurnal
Ekonomi, Keuangan,
Mutamimah. 2003. “Analisis Perbankan dan Akuntansi
Struktur Modal Pada Vol. 2, No. 2, November
Perusahaan-Perusahaan 2010, hal. 211-227.
Non Finansial Yang Go
Public Di Pasar Modal Riyanto, Bambang. 1995. “Dasar-
Indonesia”. Jurnal Bisnis dasar Pembelanjaan
Strategi. Vol. 11 Juli. Pp Perusahaan”. BPFE :
71-60. Yogyakarta.

Ria Nofrita. 2013. Pengaruh Sabar Warsini. 2003. “Draf Buku


Profitabilitas Terhadap Teks Manajemen
Nilai Perusahaan dengan Keuangan”. Jakarta:
Kebijakan Deviden Dirjen Pendidikan Tinggi).
sebagai Variabel
Intervening. Skripsi Sartono, Agus. 2011. “Manajemen
Akuntansi Fakultas Keuangan”. Edisi
Ekonomi Universitas Keempat. Yogyakarta:
Negeri Padang. BPFE.

Rika Susanti. 2010. Analisis Schroeder, et.al. 2001, Accounting


Faktor-Faktor yang Theory and Analysis–Text
Berpengaruh Terhadap Cases and Readings, 7th
Nilai Perusahaan (Studi Edition, John Wiley &
Kasus Pada Perusahaan Sons, Inc, New York.
Go Public yang Listed
Tahun 2005-2008). Skripsi Suharli dan Oktorina. 2005.
Akuntansi Fakultas “Memprediksi Tingkat
Ekonomi Universitas Pengembalian Investasi
Diponegoro. pada Equity Sekuritas
Melalui Rasio
Ross, Stephen, A. 1977. “ The Profitabilitas, Likuiditas,
Determination of dan Hutang pada
Financial Structure: The Perusahaan Publik di
Incentive Signaling Jakarta”. Jurnal SNA 8
Approach”. Bell Journal hal 288 – 296.
of Economics and
Sukma Perdana. 2011. Pengaruh
Management Science 8,
Kebijakan Utang Jangka
23-40.
Panjang dan Kebijakan
Deviden Terhadap Nilai
Rosma Pakpahan. 2010. Pengaruh
Perusahaan. Artikel
Faktor-Faktor
Ilmiah, Sekolah Tinggi

18
Ilmu Ekonomi Perbanas, Wahyudi, Untung., dan Pawestri,
Surabaya. P. Hartini., 2006.
”Implikasi Struktur
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. Kepemilikan, Terhadap
2007. “Pengaruh Struktur Nilai Perusahaan dengan
Kepemilikan, Leverage, Keputusan Keuangan
Faktor Intern, dan Faktor sebagai Variabel
Ekstern Terhadap Nilai Intervening” Simposium
Perusahaan (Studi Empiris Nasional Akuntansi 9
pada Perusahaan Padang, 23-26 Agustus.
Manufaktur dan Non
Manufaktur di Bursa Efek Wijaya, Lihan Rini Puspo, Anas
Jakarta)”. Jurnal Wibawa, 2010, Pengaruh
Manajemen dan Keputusan Investasi,
Kewirausahaan. Vol. 9. Keputusan Pendanaan,
No. 1. Maret, pp. 41-48. Dan Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai
Sofyaningsih, Sri dan Pancawati Perusahaan, Simposium
Hardiningsih. 2011. Nasional Akuntansi XIII
“Struktur Kepemilikan, Purwokerto 2010.
Kebijakan Deviden,
Kebijakan Utang, dan Wildham Bestivano. 2013.
Nilai Perusahaan”. Pengaruh Ukuran
Dinamika Keuangan dan Perusahaan, Umur
Perbankan. ISSN:1979- Perusahaan,
4878. Vol. 3 No. 1, Mei, Profitabilitas, dan
2011:68-67. Leverage terhadap
Perataan Laba. Skripsi
Teguh Hidayat. 2011. “Tips Akuntansi Fakultas
Menganalisis Debt to Ekonomi Universitas
Equity Ratio”. Artikel Negeri Padang.
tentang Investasi Saham.
www.idx.co.id

19
Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Sampel

Tabel 1 :
Kriteria Pemilihan Sampel

Jumlah
Keterangan
Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
158
Indonesia tahun 2008 – 2011
Tidak memenuhi kriteria pertama (9)
Tidak memenuhi kriteria kedua (27)
Tidak memenuhi kriteria ketiga (25)
Tidak memenuhi kriteria keempat (52)
Total sampel 45
Sumber : IDX Statistics

Tabel 2 :
Daftar Perusahaan Sampel

No. Kode Nama Perusahaan


1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2 SMCB Holcim Indonesia Tbk
3 SMGR Semen Gresik Tbk
4 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
5 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk
6 LION Lion Metal Works Tbk
7 LMSH Lionmesh Prima Tbk
8 BUDI Budi Acid Jaya Tbk
9 SOBI Sorini Agro Asia Corporation Tbk
10 EKAD Ekadharma Internasional Tbk
11 APLI Asiaplast Industries Tbk
12 BRNA Berlina Tbk
13 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
14 TRST Trias Sentosa Tbk
15 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
16 MAIN Malindo Feedmill Tbk
17 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
18 ASII Astra International Tbk
19 AUTO Astra Auto Part Tbk
20 BRAM Indo Kordsa Tbk
21 INDS Indospring Tbk

20
22 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk
23 SMSM Selamat Sempurna Tbk
24 BATA Sepatu Bata Tbk
25 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk
26 KBLM Kabelindo Murni Tbk
27 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
28 DLTA Delta Djakarta Tbk
29 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
30 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
31 MYOR Mayora Indah Tbk
32 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk
33 SIPD Sierad Produce Tbk
34 ULTJ Ultrajaya Milk Industry Tbk
35 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
36 RMBA Bentoel International Tbk
37 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
38 KAEF Kimia Farma Tbk
39 KLBF Kalbe Farma Tbk
40 MERK Merck Tbk
41 SQBI Taisho Pharmaceutical Ina Tbk
42 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
43 MRAT Mustika Ratu Tbk
44 TCID Mandom Indonesia Tbk
45 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Indonesian Capital Market Directory

21
Lampiran 2 : Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Residual

Tabel 3 :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 153
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.22169316
Most Extreme Absolute .074
Differences Positive .068
Negative -.074
Kolmogorov-Smirnov Z .909
Asymp. Sig. (2-tailed) .380
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Sekunder Olahan 2013

b. Uji Multikolonearitas

Tabel 4 :
Hasil Uji Multikolonearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std. Toleran
Model B Error Beta t Sig. ce VIF
1 (Constan .597 .154 3.883 .000
t)
KH .091 .057 .127 1.590 .114 .998 1.002
LN_X2 .179 .082 .174 2.185 .030 .998 1.002
a. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Data Sekunder Olahan 2013

22
c. Uji Heterokedastisitas

Tabel 5 :
Hasil Uji Heterikedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .894 .107 8.358 .000
KH .042 .040 .087 1.067 .288
LN_X2 .055 .057 .078 .967 .335
a. Dependent Variable: ABSUT
Sumber : Data Sekunder Olahan 2013

d. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 6 :
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .212 .045 .032 1.22981 1.638
a. Predictors: (Constant), LN_X2, KH
b. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Data Sekunder Olahan 2013

23
Lampiran 3 : Hasil Uji Model

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 7 :
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .212 .045 .032 1.22981
a. Predictors: (Constant), LN_X2, KH
b. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Data Sekunder Olahan 2013

b. Hasil Uji F Statistik (ANOVA)

Tabel 8 :
Hasil Uji F Statistik
ANOVAb
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 10.641 2 5.321 3.518 .032a
Residual 226.865 150 1.512
Total 237.506 152
a. Predictors: (Constant), LN_X2, KH
b. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Data Sekunder Olahan 2013

c. Hasil Uji Hipotesis (t)

Tabel 9 :
Hasil Uji Hipotesis (t)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .597 .154 3.883 .000
KH .091 .057 .127 1.590 .114
LN_X2 .179 .082 .174 2.185 .030
a. Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Data Sekunder Olahan 2013

24

Anda mungkin juga menyukai