Dalam beberapa hal garis ukur dapat langsung ditarik antara garis gambar, tanpa garis
bantu (Gambar 1.4). Garis gambar atau garis sumbu dapat digunakan sebagai garis bantu, tetapi
tidak boleh dipakai sebagai garis ukur.
Huruf “R” harus ditempatkan di depan angka ukur, sebesar angka ukur. Jika garis ukurnya
terlalu pendek untuk penempatan angka ukur, angka ukurnya dapat ditempatkan pada
perpanjangan garis ukur. Anak panah garis ukur diletakkan di dalam, jika perpanjangan ke
dalam, dan diletakkan di luar jika perpanjangannya ke luar.
Lain halnya jika gambarnya dipendekkan, lihat bagian 9.5. di sini sudah jelas bahwa
ukuran benda dan ukuran gambar tidak sama. Jika dirasakan perlu, ukuran tersebut boleh juga
digaris awahi.
Jika seluruh gambar dibuat tidak menurut skala, biasanya diberi keterangan “TIDAK
SESUAI SKALA” pada kotak nama, atau di tempat lain dalam gambar secara jelas.
Gambar 1.28 Ukuran tidak sesuai gambar
Oleh karena itu ukuran-ukuran harus ditempatkan sebanyak mungkin pada pandangan
depan, dan ukuran-ukuran lain yang tidak dapat ditempatkan disisni, dapat ditempatkan pada
pandangan-pandangan lain seperlunya. Gambar 1.29 menunujukan sebuah contoh dimana
ukuran-ukuran loengkap dapat ditempatkan hanya pada pandangan depan saja.
Ukuran-ukuran non fungsional harus diletakkan ditempat yang paling mudah dibaca
oleh pembuat maupun untuk pengawas.
Garis bantu dan garis ukur tidak boleh saling memotong, kecuali bila hal tersebut tidal
dapat dihindari (Gambar 1.34).
Jika beberapa ukuran dinyatakan berturt-turut, garis ukur demikian sedapatnya harus
diletaka segaris (Gambar 1.36, 1.37).
c. Ukuran sejajar
d. Ukuran-ukuran berimpit
Untuk kesederhanaan dan ruang gambar yang terbatas, atau jika tidak menimbulkan
persoalan kejelasan pembacaan, ukuran-ukuran beberapa unsur dapar ditumpangkan satu pada
yang lain, seperti tampak pada Gambar 1.39 (c), Gambar 1.40 (c), Gambar 1.41).
d. Ukuran-ukuran kombinasi
Ukuran-ukuran kombinasi terjadi akibat penggunaan ukuran berantai dan ukuran sejajar
bersama-sama (Gambar 1.39 (d).
Sebuah garis lengkung yang terdiri dari beberapa busur lingkaran mengutamakan
pemberian ukuran dengan jari-jari dan kedudukan titik pusatnya, atau dengan garis singgung
lengkungnya seperti pada Gambar 1.44. bentuk-bentuk lengkungan lain dapat diberi ukuran
dengan cara koordinat (Gambar 1.45). cara ini dapat dilakukan juga untuk garis-garis lengkung
lainnya, jika cara demikian dianggap lebih praktis.
Ukuran-ukuran busur pada umumnya dinyatakan oleh jari-jari, jika sudutnya kuang dari
180o, dan oleh diameter jika sudutnya lebih besar dari 180o (Gambar 1.46). Ukuran busur
diberikan juga sebagai diameter walaupun suwalaupun sudutnya kurang dari 180o, bila ukuran
tersebut diperlukan untuk proses pemesinan (Gambar 1.47). benda kerja yang karena alasan
simetri hanya digambar setengah diberi ukuran penuh. Gambar 1.48 menunjukkan contoh
sebuah benda berbentuk silinder, yang digambar setengah. Dalam hal demikian tanda o tetap
harus dibubuhkan di depan angka ukurnya
Gambar 1.46 Jari-jari atau diameter
Ukuran lubang dapat ditempatkan diluar gambar tanpa garis bantu dan garis ukur seperti
tampak pada Gambar 1.49. Ukuran diameter bagian silinder dari benda kerja tersebut hanya
dihubungkan dengan garis penunjuk. Garis penunjuk tersebut ujung permulannya harus diberi
titik bila berada dalam batas gambar dan harus diberi anak panah jika berada pada batas gambar.
Gambar 1.49 ukuran diameter dengan garis petunjuk
d. Ukuran Sudut
Garis ukur dari sebuah sudut berupa sebuah busur dengan titik pusatnya pada titik
sudutnya, dan berujung pangkal pada kedua buah kaki sudutnya atau pada perpanjangannya
(Gambar 1.50).
Benda kerja yang mempunyai bagian-bagian yang sama, seperti misalnya plenes dari
sebuah sambungan T, lemari katup, dsb, hanya diberi ukuran pada salah satu bagian saja
(Gambar 1.51). dalam hal ini bagian yang tidak diberikan ukuran harus diterangkan dengan
pernyataan kesamaannya.
Gambar 1.51 Ukuran dari bagian-bagian yang sama
Jika sebuah lubang laur pasak digambar sebagai gambar potongan, maka ukurannya diberikan
seperti pada Gambar 1.52.
Jika elemen yang berjarak sama, atau disususn secara teratur, cara cara berikut untuk
penyederhanaan dapat dipakai. Ukuran-ukuran linear dapat ditentukan menurut Gambar 1.54
jika hal demikian menimbulkan keraguan, maka sebuah ukuran jarak boleh dicantumkan,
seperti pada Gambar1.55. Jarak antara lubang dan elemen lain pada sebuah lingkaran dapat
diberi ukuran seperti pada gambar 1.56. ukuran jarak boleh ditiadakan bila dari gambar sudah
cukup jelas (gambar 1.57).
Gambar 1.59 Memberi ukuran bagian yang berjarak sama pada lingkaran
Jarak anatara melengkung (circular) dapat dinyatakan secara tidak langsung dengan
memberikan jumlah elemen, seperti tampak pada Gambar1.58 dan 1.59. Jika dalam hal-hal
tertentu diperlukan ketentuan jumlah elemen, umpamnya untuk menghindari pengulangan
ukuran yang sama, jumlah elemen dapat dinyatakan seperti pada Gambar 1.60 dan Gambar
1.61.
Jika beberapa bagian digambar dalam susunan, ukuran-ukuran dari tiap bagian sedapatnya harus
dipisahkan (Gambar 1.62).
T Teknik, https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&
Direktorat Pembinaan SMK, Gambar
esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi2sdO5yM7XAhUGs48
KHforCHkQFghHMAU&url=https%3A%2F%2Fbsd.pendidikan.id%2Fdata
%2F2013%2Fkelas_10smk
%2FKelas_10_SMK_Gambar_Teknik_1.pdf&usg=AOvVaw3si5Lp8_oAMqo6BycbD
M4P (diakses tanggal 21 November 2017)