Anda di halaman 1dari 10

Vol. 6, No.

1, Januari2011 ISSN 0216 - 0544

IINUSAT-1: SATELIT-NANO PERDANA DI INDONESIA UNTUK


PENELITIAN DAN PENDIDIKAN
a
Tri Kuntoro Priyambodo, bAgfianto Eko Putra, cMuh. Asvial, dRidanto Eko Putro,
e
Gamantyo, fEndra Pitowarno, gSon Kuswadi,hGunawan S. Prabowo
a,b
Prodi Elektronika dan Instrumentasi, FMIPA, UGM
Jl. Sekip Utara, YOGYAKARTA–55281
c
Universitas Indonesia, Jakarta, dInstitut Teknologi Bandung, Bandung,
e
Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, f,gPoliteknik Elektronika Negeri Sepuluh
Nopember, Surabaya, hLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
E-mail: amastri@ugm.ac.id

Abstrak
Penguasaan teknologi kedirgantaraan menjadi sangat penting, mengingat luasnya
kawasan wilayah Indonesia yang sebagian besar berupa perairan laut. Kondisi ini
telah membuat penjagaan dan pengawasannya menjadi tidak mudah. Oleh karena
itulah diperlukan teknologi satelite yang mampu dimanfaatkan untuk kepentingan
penjagaan wilayah Indonesia. Keberhasilan mengembangkan IiNUSAT-1 di satu sisi
membuktikan bahwa perguruan tinggi di Indonesia memiliki kompetensi dalam
bidang pengembangan satelit-nano, di sisi lain juga menunjukkan bahwa bekerja
bersama dalam bentuk jejaring penelitian akan mempercepat menguasaan teknologi
dan peningkatan kompetensi penelitian. Selain dokumen Telaah Rancangan Awal,
pada tahun pertama pengembangan IiNUSAT-1 juga dihasilkan purwarupa pengendali
satelit-nano. Purwarupa yang dikembangkan telah diuji komunikasinya dengan Xbee.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa modul OBC/OBDH sudah bekerja sesuai dengan
spesifikasi rancangan dengan kecepataan maksimal 115.2 kbps dan pengukuran suhu
dilakukan tiap detik. Versi satelit-nano berikut, akan dapat dikembangkan
pemanfaatan untuk bidang-bidang yang terkait dengan ketahanan dan kesejahteraan
bangsa.
Kata kunci: Satelit-Nano, Telaah Rancangan Awal, Jejaring Kerjasama Penelitian,
Pendidikan, Kesejahteraan Bangsa.
Abstract
Masteryof aerospace technologybecomes very important for Indonesia. Due to the
given the vast areas of Indonesia mostly in the form of marine waters.This
conditionhas made aguarding and monitoring becomeseasy.Thereforeneededsatellite
technology that can be utilized to guard the interests of the territory of Indonesia.The
success ofdevelopingIiNUSAT-1on the one hand provesthat theuniversities in
Indonesiahavecompetencein thefield ofnano-satellite development,onthe other hand
alsoshowsthat gotong-royong (working-together)inresearch-
networksandtechnologywill acceleratetheresearchcompetence. In the first year of
development IiNUSAT-1 produced a document Prelimidary Design Review, and a
prototype of the nano-satellite. The result shows that the nano-satellite prototype has
maximum transfer rate 115.2 kbps and every parameter is sampled every second.
Having experiencedeveloping andoperatingthe nano-satellite in the first year research
project, it will trigger the research related tosecurityand prosperity ofthe nation.The
next version of thenano-satellite will be payloaded with sensors andinstruments which
canbe utilizedfor national security and prosperity.
Key-words: Nano-Satellite, Preliminary Design Review, Research Networks,
Education, Prosperity.

45
46Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 6, No. 1, Januari 2011, hlm.45-54

PENDAHULUAN pembangunan maupun pengoperasian dari


satelit-nano tersebut. Misi utama ini ditekankan
Perkembangan penelitian satelit menjadi pada kemampuan penanganan komunikasi
semakin mudah dan dapat diikuti oleh antara satelit nano di ruang angkasa dengan
perguruan tinggi karena dapat dilakukan stasiun bumi [5]. Pembelajaran yang lebih
dengan menggunakan sarana satelit-satelit yang utama adalah adanya manfaat dari kegiatan
berukuran kecil. Menurut Larson [1], satelit- penelitian ini yang berupa pembangunan
satelit dengan ukuran kecil itu diklasifikasikan jejaring kerjasama penelitian diantara peneliti
berdasarkan dimensi bobot. Dalam Tabel 1 pada perguruan tinggi di Indonesia. Untuk
ditampilkan klasifikasi satelit ukuran kecil kepentingan pembelajaran dalam pengendalian
dengan kisaran bobot serta kisaran biaya dan pengoperasian satelit nano sub-sistem
pembuatannya. komunikasi ditentukan menggunakan frekuensi
Satelit-nano adalah satu satu jenis satelit radio amatir. Frekuensi ini dipilih agar lebih
yang memiliki beratkurang dari 10 kg. banyak pihak dapat terlibat dalam memantau
Teknologi di bidang satelit-nano khususnya di dan mengolah data-data kesehatan satelit yang
Indonesia dipelopori pertama kali oleh tim dikirimkan ke stasiun bumi.
penyusun penelitian satelit-nano [2] untuk
diajukan pada DP2M DIKTI pada tahun 2008.
RANCANGAN SISTEM
Pada saat yang bersamaan dengan upaya
tersebut, upaya melalui workshop tentang Untuk menyederhanakan proses pengembangan
satelit-nano dilakukan oleh INSPIRE maka satelit-nano IiNUSAT-1 dirancang secara
(Indonesian Nano-Satellite Platform Initiative modular, dimana secara keseluruhan sistem
for Research & Education) sebagai suatu dibagi menjadi beberapa sub-sistem. Adapun
wadah nir-laba yang bertujuan untuk sub-sistem yang menyusunnya adalah terdiri
membangun & mengembangkan platform dari sub-sistem stuktur, computer pengendali
teknologi satelit (satelit-nano khususnya) di (OBC/OBDH), pengendali sistem catu daya
kalangan perguruan tinggi di Indonesia [3]. elektronik, sub-sistem pengendali attidute, sub-
Dengan adanya INSPIRE ini, riset mengenai sistem telemetri dan komunikasi, dan muatan
teknologi persatelitan khususnya nanosatellite satelit. Selain pengembangan seluruh sistem
mulai gencar dilakukan. Struktur nanosatellite satelit-nano, juga dibangun stasiun-bumi
yang dikembangkan oleh INSPIRE [4] ini sebagai sub-sistem yang terkait dengan
mengikuti bentuk cubesat. pengendalian, pemantauan dan pengolahan
Secara umum, komponen penyusun data-data telemetri yang dikirimkan oleh satelit
nanosatellite dapat dibagi menjadi beberapa ke bumi. Gambar 1 menunjukkan arsitektur
subsistem antara lain: sub-sistem payload yang satelit-nano IiNUSAT-1 lengkap dengan
menjalankan fungsi komunikasi, Attitude hubungan antar sub-sistemnya. Antar sub-
Determination and Control System (ADCS) sistem dihubungkan dengan beberapa tipe bus
untuk mengendalikan sikap satelit seperti arah baik serial.
satelit, On-Board Computer/On-Board Data
Handling (OBC/OBDH) sebagai unit Tabel 1. Klasifikasi Satelit Ukuran Kecil
pemrosesan data yang diterima dari masing-
masing sub-sistem, Ground Station sebagai unit Biaya Pengembangan
yang digunakan untuk menerima data telemetri Klasifikasi Massa
dan Pembuatan
dari satelit dan mengirimkan telekomando ke
satelit di permukaan bumi, dan sub-sistem yang Satelit
100 – 1000 kg
50-200 Milyar
terakhir adalah Electrical Power System (EPS). Mini Rupiah
Masing-masing komponen atau sub-sistem
tersebut dintegrasikan dengan menghubungkan Satelit 20-50 Milyard
10 – 100 kg
Mikro Rupiah
pada bus serial serta format data yang
dirancang khusus untuk IiNUSAT-1. Satelit
IiNUSAT-1 dibangun dengan tujuan agar < 10 kg < 10 Milyard Rupiah
Nano
dapat memenuhi misi utama untuk digunakan
sebagai satelit pembelajaran. Baik
pembelajaran pada tahap perancangan,
Priyambodo dkk,IInusat-1: Satelit-Nano Perdana di Indonesia…47

Comm.
I2C RS-232 SD/MMC
Subsystem

Communication bus
Power JTAG
I2C
Subsystem

RTC
(Real Time Clock)

ACDS
I2C I2C
MCU Backup Battery
Subsystem
Communication bus
ARM9
Houskeeping:
- Voltage
- Current
Payload - Temperature
I2C - etc.
Subsystem

Additional Flash
Subsystem
I2C
Memory SDRAM OBC
(EPROM & EEPROM)
Subsystem

Gambar 1. Rancangan Sistem IiNUSAT-1.

Kesederhaaan rancangan satelit-nano struktur tersebut. Struktur satelit-nano


IiNUSAT-1 adalah terletak pada rancagan dirancang akan mampu untuk menahan
seluruh sub-sistem yang menempatkan otak goncangan saat peluncuran serta melindungi
pengendali pada setiap sub-sistem, sehingga satelit-nano dari lingkungan luar angkasa yang
beban komputer OBC/OBDH akan dapat sangat tidak ramah karena adanya konsentrasi
diminimalkan. Ada dua keuntungan yang material radioaktif yang sangat tinggi. Sub-
diharapkan akan diperoleh dengan adanya sistem struktur diserahkan kepada LAPAN
rancangan tersebut. Keuntungan pertama untuk merealisirnya.
adalah kesederhanaan proses pengembangan
sekaligus kecepatan pengembangan seluruh Komputer Pengendali Satelit (OBC/OBDH)
sub-sistem, karena masing-masing sub-sistem Sub-sistem OBC/OBDH adalah merupakan
seolah menjadi sistem embedded yang mandiri. bagian yang tugas utamanya adalah untuk
Sambungan dengan seluruh sub-sistem mengkordinasikan operasi seluruh sub-sistem
dilakukan dengan menggunakan bus dan satelit-nano yang ada. Oleh karena itu
protokol komunikasi yang ditetapkan. Dengan OBC/OBDH mempunyai komponen utama
demikian OBC/OBDH sebagai otak dari satelit- berupa mikro-prosesor atau mikro-kontroler.
nano ini berfungsi sebagai menerima data dari Dalam rancangan IiNUSAT-01 telah dipikirkan
semua sub-sistem dan memberikan komando untuk menggunakan menggunakan prosesor
kepada sub-sistem sebagai bagian dari ARM7 atau ARM9.
pengendalian dan tanggapan atas data yang Pemilihan prosesor untuk OBC/OBDH
dikirimkan oleh sub-sistem. didasarkan pada perhitungan beban tugas serta
kemudahan dalam proses perancangan maupun
Rancangan Struktur
implementasi. Dengan memikirkan bahwa
Peran utama dari struktur adalah sebagai bagian perancangan dan implementasi diharapkan
yang mewadahi dan melindungi semua sub- tidak terlalu lama, maka diperhatikan pula
sistem satelit-nano. Semua sub-sistem ketersediaan komponen tersebut di pasaran di
diintegrasikan dan ditempatkan di dalam Indonesia. Pada tahap awal, komponen yang
48Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 6, No. 1, Januari 2011, hlm.45-54

dipergunakan dalam membangun sub-sistem Pengendali (ADCS)


OBC/OBDH masih belum memperhatikan
Menurut Sellers [7], untuk orbit yang dipilih
ketahanannya di lingkungan luar angkasa.
orde gangguan sikap satelit pada operasinya
Pertimbangannya adalah bahwa sub-sistem
dapat dilihat pada Tabel 2.
akan diuji kinerji fungsionalnya di laboratorium
Dari perhitungan didapat torsi total yang
sehingga tidak diperlukan komponen dengan
dialami oleh satelit sebesar 4,5e-05 Nm. Angka
spesifikasi khusus. Modul ini akan diuji juga
ini akan dijadikan acuan untuk penentuan
ketahanannya terhadap lingkungan luar
hardwareADCS yang dipakai.
angkasa dengan sasaran masih tetap berfungsi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Sistem Komunikasi
rancangan.
Sub-sistem komunikasi menjadi bagian penting
Catu Daya dari sebuah sistem satelit-nano, karena sub-
sistem ini menjadi sarana penghubung dengan
Konsumsi daya yang dianggarkan untuk
sub-sistem stasiun bumi sehingga
IiNUSAT-1 sebesar 25 watt. Dengan
memungkinkan untuk mengendalikan satelit-
kebutuhan daya tersebut, sumber daya utama
nano. Melalui sarana sambungan antara sub-
IiNUSAT-1 akan menggunakan sinar matahari
sistem komunikasi dengan sub-sistem stasiun
yang diubah menjadi energi listrik melalui
bumi pula operasi satelit-nano dapat dipantau
perantara sel surya. Prinsip kerja sel surya
dan dicatat. Sub-sistem komunikasi ini dalam
adalah mengubah tumbukan-tumbukan foton
kegiatan penelitian INSPIRE ditugaskan kepada
menjadi arus. Sel surya akan bekerja secara
Universitas Indonesia.
efektif apabila mendapatkan sinar matahari
Dalam rancangan satelit-nano IiNUSAT-1,
secara tegak lurus. Namun pada saat
bub-sistem komunikasi akan dimanfaatkan
melaksanakan misinya, pada waktu-waktu
sebagai sarana untuk pengendalian,
tertentu satelit akan mengalami keadaan
penyampaian data telemetri, dan pelacakan
gerhana, dimana akses sinar matahari akan
posisi sekaligus muatan ekperimen untuk
terbatas (tidak ada sama sekali). Oleh karena
komunikasi emergensi. Dalam eksperimen
itu, diperlukan baterai yang mampu
muatan komunikasi emergensi, sub-sistem ini
menyimpan energi dan dapat diisi ulang saat
mampu meneruskan pesan pendek (SMS) yang
satelit mengakses matahari serta dapat
dikirimkan dari satu stasiun bumi ke stasiun
digunakan sebagai sumber daya untuk satelit
bumi lainnya. Prinsip utama adalah
pada keadaan gerhana.
menggunakan store and forward.
IiNUSAT-1 memerlukan pasokan daya
Frekuensi untuk komunikasi antara satelit-
sebesar 25 watt. Untuk memenuhi kebutuhan
nano di ruang angkasa dengan stasiun bumi
tersebut perlu dirancang susunan sel surya yang
dipisahkan antara daerah frekuensi untuk up-
dapat memenuhi batasan-batasan satelit yaitu:
link dipisahkan jauh dengan daerah frekuensi
geometri, berat dan kompleksitas. Untuk
untuk down-link. Daerah frekuensi yang dipilih
mengurangi masa total satelit sebagai
adalah daerah frekuensi yang dialokasikan
penghematan biaya produksi maka diputuskan
untuk kegiatan komunikasi radio amatir. Dalam
solar array untuk IiNUSAT-1 dirancang
IiNUSAT-1 untuk up-link digunakan frekuensi
dengan metode body-mounted.
UHF, sedangkan untuk down-linknya
digunakan frekuensi VHF. Penentuan frekuensi
Tabel 2. Orde Gangguan Sikap Satelit.
ini adalah karena mempertimbangkan factor
Gangguan Torque (Nm) gangguan dan interferensi aktivitas komunikasi
pihak lain.
Gravity Gradient 8,8E-09

Solar Radiation 5,5E-08 Muatan Satelit

Aerodynamics 4,5E-05
Satelit-nano IiNUSAT-1 dirancang untuk
kepentingan pembelajaran, baik dalam proses
Magnetic 7,7E-08 perancangan, pengembangan, dan operasional.
Sehingga muatan utama lebih ditekankan
Total (RSS) 4,5E-05 kepada sub-sistem komunikasi. Dengan kata
Priyambodo dkk,IInusat
dkk,IInusat-1:
IInusat 1: Satelit
Satelit-Nano
Nano Perdana dii Indonesia…
Indonesia…49
49

lain, muatan dalam satelit


satelit--nano IiNUSAT-1
nano IiNUSAT 1 Dalam melakukan misinya, IiNUSAT
adalah komunikasi. Lebih spesifik lagi, muatan melakukan koneksi dengan stasiun
sub
sub-sistem
sistem komunikasi yang dipakai untuk bumi/perangkat portabel sebagaimana yang
ekperimen adalah sistem komunikasi pesan ditunjukkan pada Gambar 2.
pendek dengan prinsip store and forwardforward.. Ringkasannya sebagai berikut:
Sistem komunikasi tersebut adalah uuntuk ntuk 1. GS-C
GS C dapat mengirim sinyal komando ke
kepentingan komunikasi emergensi, misalnya satelit untuk on/offbroadcast.
saat terjadi bencana alam gempa bumi, 2. Hanya satu GS GS-CC yang dapat mengirim
kebakaran atau banjir dimana pada saat tersebut sinyal komando per hari (penjadualan).
sistem komunikasi regular tidak berfungsi.. 3. Tiap GS dapat mengirim sms untuk di
broadcast ke GS lain.
Stasiun Bumi 4. Tiap GS secara simultan bisa mengirim
Ada tiga jenis ground segment dalam peng peng-- smsdata (TDMA
TDMA).
TDMA).
IiNUSAT-1
operasian IiNUSAT 1 ini, yaitu: stasiun bumi 5. Tiap GS dapat menerima sinyal sms dari GS
kontrol ((GS
GS-CC),
), stasiun bumi partisipan (GS) lain dan data telemetri satelit.
dan suatu portable transmitter. GS-CGS C adalah Data yang dikir
dikirim
im adalah berupa sms data
stasiun bumi yang bisa melakukan semua akses dengan jumlah data yang direncanakan adalah
kepada satelit yaitu menerima data telemetry, 500 karakter. Tiap karakter menggunakan 8 bit
pengiriman komando kepada satelit, ditambah dengan 1 bit start dan 1 bit stop.
pengiriman data dan menerima data. GS adalah Perkiraan awal total bit per paket adalah 5200
stasiun bumi yang bisa melakukan akses bit. Dengan kecepatan transmisi data 1200 bps,
bps,
kepada satelit hanya untuk mengirimkan data satu paket data dapat dikirimkan secara
satu
maupun menerima data dari satelit baik secara realtime dengan membutuhkan waktu kurang
realtime maupun secara store and forward. lebih 9 detik.
Sementara portabel transmitter hanya untuk
mengirimkan data
data.

Gambar 2. Arsitektur Komunikasi Satelit


Satelit--Nano
Nano IiNUSAT
IiNUSAT-1.
1.
50Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 6, No. 1, Januari 2011, hlm.45-54

Data telemetri yang diambil satelit adalah Indonesian Nano Satellite Platform Initiatives
berupa data-data housekeeping satelit, dan data for Research and Education (INSPIRE).
attitude satelit. Data-data telemetry ini diambil Adapun perguruan tinggi yang terlibat dalam
satelit di orbitnya dan akan dipancarkan pengembangan adalah Universitas Gadjah
bergantian dengan data sms. Baik data telemetri Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi
maupun data sms dapat diterima oleh GS-C dan Bandung, Institute Teknologi Sepuluh
GS. Data real-time dikirimkan untuk kondisi November, dan Politeknik Elektronika Negeri
ketika dua GS berada dalam satu coverage Sepuluh Nopember. Selain ke lima perguruan
sedangkan store and forward untuk dua GS tinggi tersebut, kegiatan INSPIRE didukung
yang tidak berada dalam satu coverage. pula oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Pengiriman sms data (uplink) dilakukan ketika Nasional (LAPAN).
stasiun bumi (atau suatu portable equipment)
berada dalam coverage satelit.

ORGANISASI KEGIATAN PENELITIAN

Satelit-nano IiNUSAT-1 dikembangkan oleh


beberapa perguruan tinggi di Indonesia secara
gotong-royong dalam wadah kegiatan Gambar 3. Protokol Data yang Dikirim.

Tabel 3. Program Kerja Penelitian Satelit-Nano INSPIRE.


Program : INSPIRE

Nama Satelit : Indonesian Inter University Satellite - 1

Program : 1. Satelit Pertama yang dibuat oleh kolaborasi Mahasiswa


Spesification Indonesia (Universitas di Indonesia)
2 Merupakan kombinasi antara:Project + Edukasi + Research

Quick Wins 2010 : 1. Dokumen Mission Design


2. Dokumen Preliminary Design Review + Mock Up Iinusat

Constraint Waktu : September s/d Desember 2010


2010
Pelaku : 1. Tim Inti/Koordinator Program
2. Dosen /Koordinator PT
3. Engineer/Mentor/Konsultan
4. Student Research (4)

Output s/d 2014 : 1. Satelit System (spacecraft+Ground Segment Network),


2. S1/Master/Doctor dalam bidang Satelit (21 Orang )
3. Networking

Schedule : 2010 ->Missin Design, Preliminary Design


2011 ->Critically Design, Procurement &
Manufacture and Test Sub System
2012 ->Integration and Pre Launch
2013 ->Launch
Priyambodo dkk,IInusat-1: Satelit-Nano Perdana di Indonesia…51

Gotong-royong dalam pengembangan satelit- berharga, yaitu tercapainya kemandirian


nano IiNUSAT-1 [5] diterapkan dalam bentuk teknologi di bidang satelit.
pembagian tanggung jawab pengembangan,
mulai dari perancangan, implementasi, PENGEMBANGAN IiNUSAT-1
integrasi, pengujian sampai tahap operasional.
Dengan cara pengembangan satelit-nano yang Menurut Larson [1] pada umumnya
demikian itu akan diperoleh manfaat yang pengembangan satelit akan melalui beberapa
besar. Pertama, adalah bahwa cara tahap sebelum Pengembangan satelit-nano
pengembangan satelit-nano dengan prinsip IiNUSAT-1 dilakukan dengan cara yang tidak
gotong-royong ini akan dapat memperpendek biasa dilakukan di Negara manapun di dunia.
siklus pengembangan satelit yang menurut Cara pengembangannya adalah dengan
Larson dan Wertz [1] biasanya memerlukan memberdayakan seluruh potensi yang ada di
waktu 5 (lima) tahun sampai 7 (tujuh) tahun perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung
dapat diperpendek menjadi tinggal 4 (empat) dalam INSPIRE. Setiap perguruan tinggi yang
tahun. Keuntungan kedua adalah terbentuknya menjadi anggota INSPIRE mendapatkan tugas
jaringan kerjasama penelitian dalam bidang untuk mengembankan satu sub-sistem yang
satelit-nano diantara personil dan instituri merupakan bagian dari seluruh sistem satelit-
perguruan tinggi di Indonesia serta lembaga nano. Diagram pembagian tugas
penelitian LAPAN. Dengan adanya pembagian pengembangan IiNUSAT-1 dapat dilihat pada
tanggung jawab untuk membangun satu sub- Gambar 2.
sistem saja, maka setiap institusi akan Pembagian tugas pengembangan ini
mendapatkan beban yang ringan. Kemudian bermaksud untuk membangun jejaring
untuk merancang dan membangun satu sistem kerjasama penelitian. Sehingga seluruh
satelit-nano yang utuh, diperlukan proses perguruan tinggi yang terlibat dapat bersinergi
diskusi dan kerjasama, dimana proses ini akan membangun kompetensi secara bersama.
membuat terjadinya pembelajaran bagi institusi Dengan demikian dalam melakukan
lainnya. Dengan demikian, dalam waktu yang perancangan satelit-nano mulai tahap Mission
lebih singkat, setiap institusi yang tergabung Design, tahap Preliminary Design, sampai
dalam INSPIRE akan dapat menguasai Critical Design Review dilakukan dengan cara
teknologi seluruh sub-sistem satelit-nano. bersama-sama dalam bentuk lokakarya yang
Sedangkan keuntungan yang ketiga adalah melibatkan pakar di luar tim. Selain pakar yang
bahwa terbentuk pusat-pusat penelitian dan diundang untuk memberikan paparan terkait
pengembangan satelit-nano yang tersebar di dengan aktivitas pengembangan satelit-nano,
banyak institusi, sehingga akan membuat dihadirkan juga mahasiswa dari perguruan
semakin cepatnya penguasaan kompetensi iptek tinggi terkait. Pemikirannya adalah bahwa
di bidang luar angkasa. Dengan demikian maka penerus kegiatan penelitian di masa mendatang
nantinya akan dapat dibangun program- adalah mahasiswa. Sehingga perlu dikenalkan
program pendidikan untuk iptek bidang luar dan dilibatkan dalam penelitian agar dapat
angkasa (Space Science and Technology). mengikutisejak awal dan nantinya kompetensi
Pendekatan organisasi pengembangan mereka akan cukup untuk meneruskan
satelit-nano dengan menerapkan prinsip penelitian lebih lanjut.
gotong-royong seperti yang dilakukan untuk
IiNUSAT-1 adalah merupakan yang pertama di HASIL DAN PEMBAHASAN
dunia. Pelaksanaan pengembangan satelit-nano
di perguruan tinggi yang mirip dengan yang Proses pembuatan tiap-tiap modul telah
dilakukan untuk pengembangan IiNUSAT-1 dilakukan secara terpisah oleh masing-masing
adalah pada NCUBE-1 [6] yang dilakukan oleh tim yang telah ditentukan secara bersama.
Norwegian Universitas Sains dan Teknologi Dengan demikian maka pengujian pada tahap
Norwegia. Akan tetapi dalam pengembangan ini dilakukan secara modular, tiap-tiap modul
NCUBE-1 kelompok-kelompok yang diuji secara terpisah.
mengerjakan sub-sistem masih dalam lingkup Hasil pengujian terhadap modul
satu universitas. Pada akhir dengan cara OBC/OBDH telah dilakukan untuk mengetahui
gotong-royong dalam pengembangan satelit- 3 hal, yaitu pertama untuk menguji modul
nano akan didapatkan manfaat yang paling
52Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 6, No. 1, Januari 2011, hlm.45-54

tersebut sudah berfungsi. Kedua menguji adalah sebagai sarana pemantau suhu
sensor yang dipasang pada OBC dan OBDH permukaan bumi, suhu angkasa diatas bumi
dapat berfungsi dengan benar. Ketiga adalah nusantara. Dengan demikian satelit-nano yang
untuk menguji komunikasi data dapat berjalan dibangun setelah IiNUSAT-1 mengakasa akan
dan berfungsi dengan baik. dapat dimanfaatkan untuk bidang-bidang
Modul OBC/OBDH yang dihasilkan adalah pertahanan, komunikasi, mitigasi bencana,
seperti ditunjukkan pada Gambar4. Pengujian pemantauan daerah perbatasan serta untuk
komunikasi dilakukan dengan membawa modul bidang pertanian, perikanan dan kelautan.
ke angkasa dengan menggunakan balon.
Adapun modul komunikasi yang digunakan
adalah Xbee, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.
Sedangkan Gambar 6 menunjukkan hasil
pencatatan data dalam komunikasi tersebut.
Dalam tampilan tersebut tampak bahwa ada
catatan waktu yang meliputi tanggal, jam,
menit, detik, dan data suhu serta posisi yang
dikirimkan dari perangkat GPS yang
ditempatkan sebagai dummy-payload pada
modul OBC/OBDH.
Pengujian terhadap modul OBC/OBDH
yang telah dilakukan dengan melakukan
dengan komunikasi dengan komputer yang
difungsikan sebagai emulator ground-station,
menunjukkan bahwa komunikasi data telah
dapat berjalan dengan baik. Hasil rekaman pada
emulator ground-station menunjukkan bahwa
data-data sudah bisa diterima dengan benar. Gambar 4. Modul OBC/OBDH.
Selanjutnya dengan mencermati nilai-nilai pada
besaran data yang berhasil ditangkap, tampak
bahwa sensor suhu yang terpasang telah
menangkap data dengan baik. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa modul
OBC/OBDH telah dapat bekerja dengan baik
dan benar, sehingga sudah siap untuk
diintegrasikan dengan modul-mudul lainnya.

PENGEMBANGAN MENDATANG

Dengan telah berhasilnya dikembangkan


satelit-nano IiNUSAT-1, maka pengalaman
mengendalikan operasi satelit-nano, serta
memahami lingkungan luar angkasa dimana
satelit beroperasi, akan dapat digunakan untuk
merancang muatan satelit baik untuk
kepentingan penelitian, pengujian maupun
untuk kepentingan praktis. Salah satu muatan Gambar 5. Modul Komunikasi.
satelit yang dapat diterapkan adalah peralatan
untuk pemantauan pergerakan kapal nelayan.
Peralatan lain adalah pemantau daerah
perbatasan, pemantauan untuk mitigasi bencana
alam seperti bahaya banjir, banjir lahar dingin,
ataupun kebakaran hutan. Jenis muatan lain
Priyambodo dkk,IInusat-1: Satelit-Nano Perdana di Indonesia…53

Gambar 6. Hasil Perekaman Komunikasi Data Modul OBC/OBDH dengan Emulator Ground-
Station.

Selain pengembangan penelitian bidang- sendiri sehingga secara nasional akan dapat
bidang tersebut di atas yang dapat dibangun konstelasi satelit. Dengan demikian,
direalisasikan dalam bentuk muatan satelit- maka pengamatan permukaan bumi Indonesia
nano, baik sebagai muatan eksperimen maupun melalui satelit-nano secara berkelanjutan.
muatan operasional. Adapun proses
pengembangan muatan-muatan tersebut
SIMPULANDAN SARAN
diharapkan dilakukan dengan melibatkan
banyak mahasiswa dan perguruan tinggi di
Purwarupa yang sudah berhasil dibuat
Indonesia dengan cara dilombakan. Dengan
memberikan hasil bahwa kecepatan transfer
cara ini maka waktu pengembangan akan jauh
komunikasi data 115.2 kbps. Kecepatan
lebih singkat dari pada apabila dikerjakan
tersebut dapat digunakan untuk mencatatat dari
hanya olehsatu institusi. Keuntungan lain dari
semua parameter dalam waktu satu detik.
model pengembangan teknologi satelit-nano
Dengan telah selesainya tahap
dengan dilombakan adalah bahwa seluruh
pengembangan satelit-nano IiNUSAT-1 pada
potensi dan kompetensi dapat dibangun secara
tahap Preliminary Design Review, telah
serempak dan diberdayakan dengan singkat dan
menunjukkan adanya kompetensi di perguruan
biaya yang lebih murah. Selanjutnya, dengan
tinggi di Indonesia untuk melakukan penelitian
semakin banyaknya perguruan tinggi serta
dan pembangunan satelit-nano. Pengembangan
sumberdaya manusia yang menguasai dan
satelit-nano secara gotong-royong adalah
memiliki kompetensi dalam bidang satelit-
sangat spesifik karena dilakukan dengan
nano, maka Indonesia akan semakin mandiri
memberdayakan jejaring kompetensi di antara
dalam bidang tersebut. Dengan semakin
perguruan tinggi di Indonesia. Dengan
banyaknya perguruan tinggi yang turut serta
demikian maka akan dapat merencanakan dan
melakukan penelitian bidang satelit-nano, maka
membangun satelit-nano serta meningkatkan
dapat dibangun stasiun bumi di setiap
kompetensi sumberdaya manusia dalam bidang
perguruan tinggi tersebut, sehingga di setiap
sains dan teknologi ruang angkasa secara lebih
daerah akan ada stasiun bumi. Selain itu,
cepat.
diharapkan akan dapat dibangun satelit-nano
54Jurnal Ilmiah KURSOR Vol. 6, No. 1, Januari 2011, hlm.45-54

UCAPAN TERIMAKASIH dan kerjasama teman-teman dalam satu tim.


Secara khusus kami ucapkan terimakasih
Penghargaan dan ucapan terimakasih kami kepada Bp. Dr. Dedi Wicaksono dan Mas Dwi
ucapkan kepada DP2M yang telah memberikan Hartanto penggagas awal kegiatan penelitian
dukungan dan dana untuk Kegiatan Penelitian tentang satelit-nano ini.
INSPIRE tahun 2010. Demikian pula dukungan

DAFTAR PUSTAKA

[1] LarsonWJ, and WertzJR,Space Mission AE,Proposal Pengembangan Indonesian


Analysis and Design: Third edition, Inter University Satellite – 01,
Microcosm, Inc:Torrance, California, PENS:Surabaya, 2010
1999. [5] PriyambodoTK, KuswadiS, Agfianto EP,
Endra P, Ridanto EP, Asvial, Gamantyo,
[2] PutraAE, PrabowoGS, PutraRE, Arifin N, Gunawan, Laporan Penelitian
TriyanaK, PriyambodoTK, AsvialM, INSPIRE: Preliminary Design Review,
SlametW, dan FitrianingsihE, Proposal DP2M DIKTI, Jakarta, 2010.
Pengembangan Indonesian Inter
University Satellite–01:Hibah Bersaing [6] EideE, dan IlstadJ, NCUBE-1, The First
Perguruan Tinggi 2008, FMIPA-UGM: Norwegian Cubesat Student Satellite,
Yogyakarta, 2008. Proceesings of the 16th ESA Symposium
on European Rocket and Balloon
[3] WicaksonoD, PrimaatiA, dan HartantoD, Programmes and Related Research, St.
Proposal Indonesian Nano Satellites Gallen, Switzerland, pp.85–88, 2003.
Platform Initiative for Research and
Education (INSPIRE), TU Delf: Delft, [7] SellersJ, Understanding Space: an
2009. Introduction to Astronautics,McGraw-Hill
Companies, Inc.: New York, 2000.
[4] Kuswadi S, Pitowarno E, Hartanto D,
Prabowo GS, Poetro RE, Putra

Anda mungkin juga menyukai