Laporan Praktikum Iii Kimia Farmasi Anal
Laporan Praktikum Iii Kimia Farmasi Anal
Disusun oleh
Neneng Mustikasari
(31111089)
Farmasi 3B
Bahan :
1. Vitamin A
2. Vitamin B (B1, B2, B3, B6, B12)
3. Vitamin C
4. Vitamin K
5. Amilum
6. K3Fe(CN)6
7. HCl
8. NaOH
9. Fehling A dan Fehling B
10. Zwikker
11. As. Sitrat
12. H2SO4
13. Pb. Asetat
14. AgNO3
15. Nessler
16. Na-nitropusid
17. CaSO4
18. Diazo A dan Diazo B
G. Prosedur Kerja
Isolasi dari Matriksnya
Larut air :
Vitamin B dan C
Reaksi Warna :
Reaksi Penegasan :
+ Thiokrom biru-ungu Vit. B1
Vitamin B1 : +NaOH panaskan kuning : Vitamin B1
+ NaOH larutan kuning + FeCl3 merah darah : vit. B6
Zat + Pb. Asetat + NaOH (6N) warna kuning, + Fehling A + B segera terjadi merah bata
dipanaskan di wb endapan cokelat hitam PbS : vit. C
+ H2SO4 C merah-jingga : nikotinamid
Vitamin B2 :
Zat + AgNO3 merah, setelah lama merah
Zat + nessler merah-jingga
Vitamin B6 :
Zat + FeCl3 merah darah/merah jingga
Zat + na-nitropusid+ NaOH kuning
Vitamin A :
Zat + AgNO3 rosa
Reaksi Carr Price : zat dalam CHCl3 + SbCl3
dalam CHCL3 beberapa menit ungu merah
Vitamin K :
Zat + FeCl3 warna hilang
Zat + AgNO3 abu-abu hitam
H. Hasil Pengamatan
1. Identifikasi sampel no. 26
3.
I. Pembahasan
Pada saat mengidentifikasi kedua pertama-tama dilarutkan dalam air
sehingga terpisah antara bahan tambahan dengan zat yang terlarut. Ketika
direaksikan dengan apapun filtrate tidak bereaksi dengan apapun, maka hal ini
menunjukkan bahwa sampel tidak terlarut dalam pelarut air dan terlarut dalam
pelarut minyak karena vitamin berdasarkan kelarutannya di bagi menjadi dua
golongan yaitu vitamin yang larut dalam air dan larut dalam minyak. Vitamin
yang larut dalam air adalah vitamin B (B1,B2,B3, B6, dan B12) dan vitamin C,
sedangkan yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin tidak
mempunyai golongan karena setiap gugus fungsi vitamin berbeda maka hal ini
menyebabkan dalam analisis kualitatif tidak ada reaksi penggolongan, setelah
reaksi pendahuluan langsung reaksi penegasan karena setiap vitamin mempunya
pereaksi yang spesifik untuk reaksi warna.
Sampel no. 29 adalah sampel serbuk yang berwarna putih, sedikit berasa
manis, sampel dilarutkan dalam air dan dalam lemak karena belum mengetahui
analit tersebut larut dalam air atau dalam lemak. Filtrate dari masing-masing
larutan di uji dengan reaksi warna, karena sampel dalam larutan air tidak
mengandung analit apapun jadi setiap direaksikan dengan pelarut selalu
menunjukan hasil yang negative. Adapun ketika direaksikan dengan AgNO 3
membentuk endapan putih, itu berasal dari zat tambahan dalam tablet baik itu
amylum atau Mg-stearat. Jika direaksikan dengan pelarut yang sama pada larutan
minyak terlihat perubahan dan hal tersebut menunjukkan adanya vitamin A.
adapun struktur vitamin A :
Mengapa pada data pengamatan disebutkan bahwa disana direaksikan dengan
pelarut tidak terjadi reaksi apapun, karena filtrate yang direaksikan adalah filtrate
dengan pelarut air sedangkan vitamin A adalah senyawa yang larut dalam
minyak. Maka direaksikan dengan apapun tidak bereaksi karena analit tidak ada
didalam pelarut air.
Selanjutnya sampel yang kedua yaitu sampel no 86 sediaannya berupa
sediaan liquid atau cairan berwarna bening yang tidak berasa asam ketika
dicicipi. Sudah bisa dipastikan ketika pelarutnya air maka sampel tersebut antara
vitamin B dan C. Pada saat dicicipi sampel tidak berasa asam maka dugaan
menyempit bahwa sampel tersebut adalah vitamin B. Setelah itu langsung
diperiksa dengan reaksi penegasan dimana yang pertama yaitu direaksikan
dengan NaOH kemudian dipanaskan diatas penangas air maka 1 menit saja
cairan tersebut berubah warna menjadi kuning (dugaan menyempit menjadi
vitamin B1). Pemanasan dilakukan untuk mempercepat rekasi. Struktur vitamin
B1 :
J. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa :
1. Sampel nomor 29 adalah Vitamin A (larut dalam lemak)
2. Dan sampel no 86 adalah Vitamin B1 (larut air dan bereaksi dengan NaOH
membentuk warna kuning).
K. DaftarPustaka
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia ; Jakarta.
Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994.Kimia Organik edisi ketiga Jilid I.
Erlangga ; Jakarta.
Farmakope Indonesia edisi ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
G.Ghalib, Ibnu, Prof.Dr.DEA.,Apt dan Rohman, Abdul, M.Si.,Apt. 2007. Kimia
Farmasi Analisis. PustakaPelajar; Yogyakarta.
Amirudin, A. 1993. Kamus Kimia Organic. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Erlangga.
Riawan,S. Kimia Organik. Tangerang : Bina Rupa Aksara .
Setiono, L.dkk. 1990. Vogel 1. Jakarta : Kalman Media Pusaka.
Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-
Press, Jakarta.