Anda di halaman 1dari 4

NAMA : TIARA ANUGRA

NIM : P05120219 085


PRODI : DIII KEPERAWATAN
KELAS : 1B
MK : ANTROPOLOGI KESEHATAN

SOAL ANTROKES
1. Dunia sudah era globalisasi sehingga perdagangan bebas akan terjadi diberbagai negara termasuk Indonesia. Perubahan ini
membuat persaingan bebas diberbagai bidang, sebagai seorang perawat harus berpikir dan berpandangan global dengan adanya perdagangan
bebas dibidang jasa maka seorang perawat profesional akan merawat pasien dari berbagai belahan dunia. Untuk meningkatkan
profesionalisme menyambut era globalisasi, bidang keperawatan mengembangkan suatu asuhan keperawatan dengan pendekatan
transkultural. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keperawatan transkultural ?
Jawaban :
Keperawatan tarnskultural adalah suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang focus
memandangan perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan Tindakan , dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia (Leininger, 2002)
Sebuah disiplin studi dan praktik yang berfokus pada perbedan dan persamaan perawatan budaya untuk membantu manusia mencapai
dan mempertahankan praktik perawatan kesehatan yang bermakna dan teraupetik yang berbasis budaya (Leininger, 2008)
Yang dimana focus utama perawatan transkultural adalah menganalisis nilai-nilai budaya kepercayaan dan praktik, dan pengaruhnya
dalam membentuk keyakinan dan praktik yang berkenaan dengan kesehatan penyakit dan perawatan. Yang tujuan keperawatan
transcultural adalah memberikan perawatan yang sesuai dengan budaya dengan harapan menjaga nilai-nilai budaya seseorang, kepercayaan
dan tindakan

2. (Kasus) Ibu Zuriah berusia 42 tahun suku melayu, pend idikan terakhir SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, melahirkan anak ke tiga
pada saat pengkajian pasien menolak untuk makan telur dan daging karena berdasarkan budaya pasien setelah melahirkan sampai hari
keempat puluh pasien harus berpantang dan tidak dianjurkan untuk makan daging, telur dan ikan. Berdasarkan kasus tersebut apa rencana
intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan pendekatan model keperawatan transcultural ?
Jawaban :
Intervensi dilakukan berdasarkan pendekatan model keperawatan transcultural ada 3 pendekatan yang dilakukan yakni :
a) Cultural care preservation/maintenance (Mempertahankan budaya)
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangandengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya,misalnya budaya berolah raga setiap pagi.
b) Cultural careaccomodation/negotiation (Negosiasi budaya)
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu
yang lebih menguntungkan kesehatan.
c) Cultual care repatterning/reconstruction (Restrukturisasi budaya)
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi
gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
Dalam kasus tersebut Perawat melakukan intervensi dengan pendektan Cultural careaccomodation/negotiation (Negosiasi
budaya)
Yakni perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan.
Pada kasus tersebut klien selesai melahirkan mempunyai pantang makan yang daging telur, dan ikan. maka perawat dapat mengganti
kebutuhan protein dari daging, telur dan ikan dengan sumber protein hewani yang lain.

3. Dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat harus mempertahankan dan melindungi hak-hak klien. Tugas
perawat klinik yaitu sebagai mitra dokter, saling bantu mebantu di ruang balai  pelayanan, membuat asuhan keperawatan individu,
kunjungan rumah, mengukur berat badan, tinggi badan, tanda-tanda vital. Perawat klinik atau puskesmas biasanya lebih di hormati daripada
perawat di rumah sakit. Banyak masyarakat beranggapan bahwa perawat di rumah sakit adalah pembantu dokter, karena mereka melakukan
dengan arahan dokter. Berbeda dengan perawat klinik melakukan tindakan berdasarkan diagnosa keperawatan. Bagaimana pendapat Anda
terkait dengan anggapan masyarakat bahwa perawat di rumah sakit sebagai pembantu dokter dan apa yang harus dilakukan untuk
menghilangkan anggapan tersebut ?
Jawaban :
Menurut tanggapan saya wajar jika kebayakan masyarakat terutama yang belum memiliki pengetahuan tenyang arti profesi keperawatan
mereka berpikir bahwa profesi perawat adalah asisten dokter karena mereka sering melihat perawat melaksanakan perintah dari dokter
karena keterbatasan wewenang padahal anggapan tersebut salah.
bagaimana cara untuk menghilangkan anggapan tersebut tentu saja kita harus harus meningkatkan kesadaran dan pemahaman
masyarakat terkait profesi perawat dan harus memahami definisi dalam dunia keperawatan masyarakat harus tau kata professional sendiri
juga mengandung arti dapat mengambil Tindakan mandiri atau memberikan pelayanan untuk pasien tanpa menunggu perintah atau tanpa
bergantung dengan profesi lain.dengan cara misalnya melakukan :
a) Edukasi pada masyarakat misalnya pada saat praktik kelapangan perawat mengambil keputusan tentu saja dengan pengetahuan yang
cukup untuk sebagai contoh bahwa perawat itu tidak selau bergantung dengn profesi lain,
b) Meningkatkan skil dan kemampuan dengan membuktikan Ketika di dunia kerja bahwa perawat bukanlah pembantu dari profesi lain
melainkan perawat juga suatu profesi yang memegang peranan penting dalam pelayanan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai