GEOGRAFI TANAH
ACARA XII
MENENTUKAN TINGKAT PERKEMBANGAN TANAH DENGAN
A. Tujuan
B. Dasar Teori
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah mengenai kenampakan-
kenampakan, ciri-ciri, dan sifat-sifat tanah yang diperlihatkan suatu profil tanah
(Jamulya dan Worosuprojo, 1993 dalam Sugiharyanto, 2007: 75). Morfologi
sesuatu obyek yang dibahas. Tujuan morfologi adalah suatu uraian pelukiasan,
sehingga morfologi tanah berarti uraian tanah mengenai kemanpakan-
kenampakan, ciri-ciri, dan sifat-sifat tanah umum yang diperlihatkan profil tanah,
bebas dari berbagai pengaruh (obyektif), lengkap, dan jelas. Uraian yang obyektif
sepanjang waktu, seperti beberapa proses individualnya. Hal ini dapat diartikan
bahwa sifat perubahan tanah sangat cepat bila tanah tersebut muda dan bahwa
perubahan yang dapat diketahui terjadi sangat lambat sesuai dengan umur.
1
Perkembangan tanah merupakan variasi menyeluruh sepanjang waktu, seperti
beberapa proses individualnya. Hal ini dapat diartikan bahwa sifat perubahan
tanah sangat cepat bila tanah tersebut muda dan bahwa perubahan yang dapat
diketahui terjadi sangat lambat sesuai dengan umur. Proses individualnya sendiri
bervariasi intensitasnya sepanjang waktu (Hanafiah, 2007: 120).
Perkembangan tanah yang ideal adalah berada pada iklim tropis basah,
tidak tergenang (drainase baik), tidak tertimbun material baru. Dan tidak terkikis
organisme (flora fauna), bahan induk, relief berupa lereng atau datar, waktu
(cepat atau lambat) dan faktor lokal yakni aktivitas manusia. Hal tersebut yang
bisa dikatakan sedang berkembang. Namun jika hanya terjadi pelapisan saja
akibat sedimentasi oleh erosi yang dibawa oleh air maka tanah itu bisa dikatakan
dapat digunakan untuk menentukan suatu jenis tanah (Darmawijaya, 1997: 125-
126).
urutan susunan horizon. Tubuh tanah bila dipotong tegak pada dinding
vertikalnya akan memperlihatkan lapisan tanah yang terbentuk sebagai akibat
dan Worosuprojo, 1993; dalam Sartohadi dkk, 2012). Jika diselidiki ternyata
masing-masing horizon mempunyai ciri morfologi, sifat-sifat kimia, fisik, dan
biologi yang khas. Profil tanah adalah urutan susunan horizon yang tampak
dalam anatomi tubuh tanah
2
Dalam morfologi dan perkembangan tanah terdapat beberapa spesifikasi
antara lain yaitu yang dicirikan dengan parameter fisika dan kimia serta biologi.
Pada parameter fisika diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Tekstur tanah
Menurut Hardjowigeno (1992:70), ukuran butir partikel-partikel tanah
yang secara langsung menunjukkan kasar atau halusnya tanah disebut tekstur
tanah. Bagian butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar
tanah seperti kerikil, koral sampai batu dan tidak dipertimbangkan di dalam
klasifikasi tekstur tanah. Sedangkan bagian butir tanah yang berukuran kurang
dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi :
a. Pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2
mm.
b. Debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan
0,050 mm.
c. Lempung, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm
struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu
sama lain oleh suatu perekat atau pengikat seperti bahan organik, oksida-
Tanah yang berstruktur baik akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi
yang baik pula, sehingga memudahkan sistem perakaran tanaman untuk
lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya
3
yang akan mengubah bentuk (Sugiharyanto, 2009: 52). Menurut
Bahan
D. Langkah Kerja
Dalam melakukan praktikum menganalisis tingkat perkembangan tanah
dengan kriteria morfologi tanah dan lahan, dapat diuji seperti langkah-langkah
kerja berikut.
lereng.
3. Memberikan skor masing-masing kondisi tekstur, struktur, solum tanah
4
No. Struktur Skor
1. Butir tunggal 1
2. Remah, granuler 2
3. Gumpal, tiang, prismatik 3
1. < 60 cm 1
2. 60 – 90 cm 2
3. > 90 cm 3
Hasil
Berdasarkan praktikum analisis tingkat perkembangan tanah dengan
kriteria morfologi tanah dan lahan, maka hasilnya terurai pada tabel-tabel berikut
ini.
5
Jumlah 7
2. SD Siluk Imogiri
Tabel 12.6 Horizon Tanah SD Siluk Imogiri
3. Dusun Siluk
4. Desa Nawungan I
Tabel12.8 Horizon A Desa Nawungan I
6
Jumlah 8
o Total Tanah
1. Fakultas Ilmu Soaial I 7 Sedang Berkembang (SB)
2. SD Siluk Imogiri 8 Sedang Berkembang (SB)
3. Dusun Siluk 5 Belum Berkembang (BB)
4. Desa Nawungan I 10 Berkembang Lanjut (BL)
5. Tepi Sungai Oyo 8 Sedang Berkembang (SB)
6. Fakultas Ilmu Sosial II 5 Belum Berkembang (BB)
Pembahasan
Sampel I
Sampel I ini merupakan sampel tanah yang di ambil di wilayah Fakultas
Ilmu Sosial. Pada sampel tanah I ini memiliki kemiringan lereng 3% dengan solum
tanah 11,5 cm, tekstur tanah geluh berdebu dan struktur tanah gumpal
dan lahan didapatkan skor 7 dan termasuk ke dalam tingkat perkembangan tanah
sedang berkembang.
7
Sampel I ini masih berada di wilayah Indonesia sehingga daerah ini
memiliki iklim tropis. Daerah dengan iklim tropis mempunyai curah hujan dan
temperatur yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan perkembangan tanah menjadi
terbentuk horison-horison tanah yang terbukti dari solum tanah dengan tebal
11,5 cm. Tingginya curah hujan sehingga menyebabkan air terinfitrasi hingga
lereng yang relatif kecil yaitu sebesar 3%. Dengan kemiringan lereng sebesar itu
dapat dipastikan daerah tersebut memiliki limpasan permukaan yang relatif
rendah dan infiltrasi yang seimbang dengan limpasan permukaan sehingga kecil
kemungkinan terjadi erosi yang mampu menjadi penghambat bagi
perkembangan tanah.
Tanah sampel I ini memiliki tekstur geluh berdebu dan struktur gumpal
membulat, dari kondisi fisik tersebut kita dapat mengetahui bahwa tanah ini
benar sedang berkembang. Tanah dengan tekstur geluh berdebu menunjukkan
fraksi pasir di dalamnya tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit. Untuk tekstur
gumpal membulat menunjukkan bahwa partikel yang ada di dalam tanah
8
tanahnya kandungan lempung di tanah sampel ini tidak terlalu banyak, sehingga
cm, tekstur tanah geluh berdebu dan struktur tanah gumpal membulat, dari
karakteristik tersebut setelah ditentukan tingkat perkembangan tanahnya
berkembang.
Sampel II ini masih berada di wilayah Indonesia sehingga daerah ini
memiliki iklim tropis. Daerah dengan iklim tropis mempunyai curah hujan dan
temperatur yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan perkembangan tanah menjadi
terbentuk horison-horison tanah yang terbukti dari solum tanah dengan tebal 75
cm. Tingginya curah hujan sehingga menyebabkan air terinfitrasi hingga menuju
lereng yang relatif kecil yaitu sebesar 3%. Dengan kemiringan lereng sebesar itu
dapat dipastikan daerah tersebut memiliki limpasan permukaan yang relatif
rendah dan infiltrasi yang seimbang dengan limpasan permukaan sehingga kecil
kemungkinan terjadi erosi yang mampu menjadi penghambat bagi
perkembangan tanah.
Tanah sampel II ini memiliki tekstur geluh berdebu dan struktur gumpal
membulat, dari kondisi fisik tersebut kita dapat mengetahui bahwa tanah ini
benar sedang berkembang. Tanah dengan tekstur geluh berdebu menunjukkan
9
gabungan dari tiga fraksi tanah yaitu lempung, debu dan pasir. Semakin halus
fraksi pasir di dalamnya tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit. Untuk tekstur
gumpal membulat menunjukkan bahwa partikel yang ada di dalam tanah
tanahnya kandungan lempung di tanah sampel ini tidak terlalu banyak, sehingga
tingkat perkembangan tanahnya sedang berkembang.
Sampel III
Sampel III merupakan tanah yang diambil dari daerah Dusun Siluk.
kemungkinan terjadi run off dan limpasan air di permukaan saat hujan turun.
Terjadinya run off tersebut menyebabkan infiltrasi dan proses pelindian tanah
Dari tekstur geluh berpasir tersebut dapat diketahui bahwa tanah ini lebih
dominan kandungan geluhnya tapi juga terdapat unsur pasir. Unsur pasir
tersebut yang menunjukkan bahwa tanah ini belum berkembang karena semakin
berkembang suatu tanah terlihat dari teksturnya yang semakin halus. Sedangkan
untuk struktur remah sendiri menunjukkan bahwa partikel tanah tidak saling
10
berikatan membentuk agregat yang kuat, hal tersebut menunjukkan bahwa
Sampel IV
Sampel IV merupakan tanah yang berasal dari Desa Nawungan 1 yang
memiliki kemiringan lereng 20% dengan solum tanah 30 cm, tekstur lempung
berdebu, dan teksur gumpal membulat. Setelah ditentukan tingkat
bahwa tanah sampel IV ini termasuk ke dalam tingkat perkembangan tanah yang
berkembang lanjut. Tingkat perkembangan tersebut semakin dikuatkan dengan
juga berjalan baik. Curah hujan yang tinggi memungkinkan terjadinya infiltrasi
yang tinggi pula. Hujan yang terinfiltrasi hingga menuju ke batuan induk
11
Kemiringan lereng yang terjal menyebabkan tanah yang sudah terbentuk
dapat dengan mudahnya mengalami erosi pada saat terjadi hujan, ditambah lagi
dengan iklim tropis yang menyebabkan curah hujan yang tinggi dan air limpasan
tanah yang terdapat pada kemiringan lereng yang cukup terjal biasanya memiliki
tingkat perkembangan yang belum berkembang karena terjadinya erosi. Namun
pada daerah ini tingkat perkembangan tanahnya sudah berkembang lanjut, hal
itu kemungkinan karena terdapat banyak vegetasi yang mampu mengurangi
sedikit pengaruh dari lereng yang terjal, yaitu mampu sedikit menahan tanah
yang mengalami erosi. Selain itu vegetasi juga mampu membantu proses
tanah dan mengahasilkan CO2 dan H2O yang mempercepat dekomposisi pada
batuan.
Sampel V
Sampel V merupakan tanah yang berasal dari Tepi Sungai Oyo dengan
kemiringan lereng 2% dengan solum tanah 58 cm, tekstur geluh berlempung dan
struktur gumpal bersudut. Setelah ditentukan tingkat perkembangan tanahnya
berkembang.
Wilayah tempat diambilnya sampel ini memiliki iklim tropis. Daerah
dengan iklim tropis mempunyai curah hujan dan temperatur yang tinggi. Hal
tersebut menyebabkan perkembangan tanah menjadi sangat intensif. Curah
hujan yang tinggi memungkinkan terjadinya infiltrasi yang tinggi pula. Hujan
yang terinfiltrasi hingga menuju ke batuan induk menyebabkan terjadi proses
12
menyebabkan terbentuknya horizon-horison tanah pada daerah tersebut. Karena
sungai Oyo menyebabkan sering terjadi penambahan tanah dari daerah yang
berada di atasnya. Karena penambahan tanah tersebut, perkembangan tanah
menjadi terhambat. Selain itu, karena letaknya yang dekat dengan sungai,
kemungkinan tanah ini merupakan tanah alluvial yang dikategorikan sebagai
Sampel VI
Tanah sampel V ini memiliki lereng kemiringan 3% dengan solum 50cm,
morfologi tanah dan lahan didapatkan skor 5 dan termasuk ke dalam tingkat
perkembangan tanah belum berkembang.
yang memiliki curah hujan dan temperatur yang tinggi, dengan kondisi tersebut
seharusnya tanah dapat berkembang lebih karena dengan adanya curah hujan
tinggi infiltrasi dan proses pelindian akan berjalan lebih efektif. Kemiringan lereng
di daerah ini juga relatif kecil sehingga erosi yang dapat menghambat
perkembangan tanah juga relatif kecil. Dari ciri fisik tanah yang berupa tekstur
geluh berpasir dan struktur granular itulah yang dapat mengindikasikan bahwa
13
Faktor yang menyebabkan tanah sampel V ini belum berkembang
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa :
3. Dari praktikum pada lima sampel tersebut ada tanah yang belum
berkembang, sedang berkembang dan berkembang lanjut.
G. Daftar Pustaka
Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah Edisi Ketiga. Jakarta : PT Mediyatama Sarana
Perkasa.
Sartohadi, Junun, dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta : Pustaka
Belajar.
14
15