Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kertas (paper) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Setiap tahunnya tingkat pengguna kertas di Indonesia mengalami

kenaikan yaitu sekitar 0,5% pertahun. Pada tahun 2012 tingkat pengguna kertas di

Indonesia mencapai 4,2% dengan tingkat konsumsi kertas per kapita 32 kg atau

sekitar 7,8 juta ton [Saputra, 2012]. Sedangkan kapasitas produksi kertas di

Indonesia hingga akhir tahun 2012 tercatat sebesar 13 juta ton, dimana 50% hasil

produksinya untuk melayani pasar ekspor, sisanya 6,5 juta ton untuk kebutuhan

dalam negeri [Ekarina, 2012]. Sehingga Indonesia mengalami kekurangan

pasokan kertas sebesar 1,3 juta ton. Kebutuhan yang besar ini menjadi pemicu

maraknya kasus pembalakan liar di Indonesia karena semakin berkurangnya

pasokan kayu alam sebagai bahan baku utama industri pulp.

Penggunaan bahan baku alternatif dalam industri pulp diyakini dapat

menjamin keberlangsungan industri pulp nasional dan mengantisipasi kerusakan

hutan alam. Biomassa yang dapat dijadikan bahan baku alternatif untuk

pembuatan pulp adalah bahan bukan kayu (non-wood). Sumber bahan non-wood

ini berasal dari limbah pertanian dan perkebunan, maupun rumput-rumputan

[Rionaldo et al., 2008].

Dengan meningkatnya kebutuhan yang besar akan kertas, dan tuntutan

masyarakat akan teknologi yang ramah lingkungan semakin meningkat,


menyebabkan perlunya pemasokan bahan baku kertas yang besar pula pada sector

industri kertas. Maka tanaman alang-alang jagung, dan batang pisang yang

mengandung selulosa dapat dijadikan sebagai bahan pembuat pulp, karena selain

persediaannya yang banyak di Indonesia, dan juga dapat menggantikan bahan

baku kayu di hutan sebagai bahan baku pembuatan pulp.

Salah satu teknologi alternatif dalam pembuatan pulp kertas adalah proses

organosolv, yaitu proses pemisahan serat dengan menggunakan bahan kimia

organik seperti: NaOH, metanol, etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses

ini telah terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan sangat

efisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Tanaman alang-alang yang tidak

diharapkan masyarakat dapat diolah dengan menggunakan teknologi yang ramah

lingkungan yaitu proses asetosolv, yang merupakan salah satu proses organosolv,

dengan bahan asam asetat untuk menjadi pulp kertas. Proses acetosolv dalam

pengolahan pulp memiliki beberapa keunggulan, antara lain: bebas senyawa

sulfur, daur ulang limbah dapat dilakukan hanya dengan metode penguapan

dengan tingkat kemurnian yang cukup tinggi. Dan juga bahan pemasak yang

digunakan dalam proses acetosolv dapat diambil kembali, tanpa adanya proses

pembakaran bahan bekas pemasak.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu

1. Untuk Mengetahui apakah tanaman alang-alang pelepah pisang dan

batang jagung dapat dibuat menjadi pulp ?


2. Apa saja variabel-variabel yang berpengaruh dalam pembuatan pulp dari

limbah pelepah pisang?

Manfaat dari praktikum ini yaitu:

1. Ditemukannya bahan baku serat (non kayu) sehingga dapat dijadikan

sebagia alternatif pembuatan pulp.

2. Dapat mengetahui metode pembuatan pulp yang baik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jenis Tanaman

a.1. Ampas tebu (Saccaharum oficinarum)

Ampas tebu merupakan sisa pengambilan nira, umumnya merupakan 31

-34% bagian dari tebu. Komposisinya 50% yang terdiri dari 47% bagian berserat

dan 3% sisa-sisa gula dan padatan terlarut lainnya. Berikut komposisi kimia

ampas tebu.

Table 1. Komposisi Kimia Ampas Tebu.

No Komposisi Kimia % Kandungan


.
1. Abu 0,79
2. Lignin 12,70
3. Pentosa 27,90
4. Sari (alkohol, benzena) 2,0
5. Selulosa 44,70
6. Kelarutan dalam air panas 3,7
Sumber : www.plantsclassificationReport.com.2008,”sacca rum officinarum”

a.2. Batang jagung ( corn stalk)

Table 2. Komposisi Kimia Batang Jagung


No Komponen (%) Kandungan
.
1. Air 39,99
2. Serat 19,49
3. Selulosa 12,4
4. Xilan 9,1
5. Lignin 7,68

Sumber : Richana et al (2004) dalam Richana dan Suarni (2006).


a.3. Alang-Alang (Imperata cylindrica(L.) Beauv.)

Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap

menjadi gulma di lahan pertanian. Alang-alang menyebar secara alami mulai dari

India hingga ke Asia Timur, Asia Tenggara, Mikronesia, dan Australia. Kini

alang-alang juga ditemukan di Asia Utara, Eropa, Afrika, dan Amerika

Wibisono,2011. Berikut komposisi kimia alang-alang.

Table 3. Komposisi kimia Alang-Alang

No Komponen % Kandungan
.
1. Selulosa 61,54 %
2. Lignin 14,21%
3. Pentosan 15,04 %
4. Abu 44,15 %
5. Air 4,1%
6. SiO2 0,96 %
(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Alang-alang)

a.4. Pelepah Batang Pisang

Pelepah batang pisang memiliki serat putih yang sangat kuat sehingga

tidak diperlukan pemutihan, dan dapat diproduksi setebal 20 gsm. Pelepah  batang

pisang terdiri dari 2 lapisan yang dapat menghasilkan bermacam produk

sekaligus. Lapisan luar berstruktur kasar, kekuatan basah tinggi, sifat barrier, dan

tidak mudah terbakar. Lapisan dalam mempunyai sifat yang sama namun

berstruktur serat lebih halus Bulletin Berita Industri Pulp & Kertas Indonesia,

edisi Agustus 2008. dalam Yunifath, 2012


B. Selulosa

Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer berantai panjang polisakarida karbohidrat,

dari beta-glukosa. Selulosa merupakan komponen utama dalam pembuatan kertas.

Selulosa adalah senyawa organik penyusun utama dinding sel dari tumbuhan.

Adapun sifat dari selulosa adalah berbentuk senyawa berserat, mempunyai

tegangan tarik yang tinggi, tidak larut dalam air dan pelarut organik.

Selulosa merupakan unsur yang penting dalam proses pembuatan pulp.

Semakin banyak selulosa yang terkandung dalam pulp, maka semakin baik

kualitas pulp tersebut. Berdasarkan derajat polimerisasi (DP), maka selulosa dapat

dibedakan atas tiga jenis yaitu:

 Selulosa α (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut

dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan DP (derajat

polimerisasi) berkisar 600-1500. Selulosa α dipakai sebagai penduga dan

atau penentu tingkat kemurnian selulosa.

 Selulosa β (Betha Cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam

larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP berkisar 15-90, dapat

mengendap biladinetralkan.

 Selulosa (Gamma cellulose) adalah selulosa berantai pendek, larut dalam

larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP kurang daripada 15.

Wibisono, 2011.

C. Lignin
Lignin adalah zat yang bersama-sama dengan selulosa yang adalah salah

satu sel yang terdapat dalam kayu. Lignin berguna dalamkayu seperti lem atau

semen yang mengikat selsel lain dalam satu kesatuan, sehingga bias menambah

support dan kekuatan kayu (mechanical strength) agar kokoh dan berdiri tegak.\

Lignin memiliki struktur kimiawi yang bercabang-cabang dan berbentuk

polimer tiga dimensi. Molekul dasar lignin adalah fenil propan. Molekul lignin

memiliki derajat polimerisasi tinggi. Oleh karena ukuran dan strukturnya yang

tiga dimensi bias memungkinkan lignin berfungsi sebagai semen atau lem bagi

kayu yang dapat mengikat serat dan memberikan kekerasan struktur serat. Bagian

tengah lamela pada sel kayu, sebagian besar terdiri dari lignin, berikatan dengan

selsel lain dan menambah kekuatan struktur kayu. Dinding sel juga mengandung

lignin. Pada dinding sel, lignin bersama-sama dengan hemiselulosa membentuk

matriks (semen) yang mengikat serat-serat halus selulosa. Lignin di dalam kayu

memiliki persentase yang berbeda tergantung dari jenis kayu.

D. Hemiselulosa

Hemiselulosa merupakan senyawa sejenis polisakarida yang terdapat pada

semua jenis serat, mudah larut dalam alkali, dan mudah terhidrolisis oleh asam

mineral menjadi gula dan senyawa lain. Hemiselulosa lebih mudah larut daripada

selulosa, dan dapat diisolasi dari kayu dengan ekstraksi Wibisono, 2011.

E. Pulp

Pulp merupakan bahan baku pembuatan kertas dan senyawa-senyawa

kimia turunan selulosa. Pulp dapat dibuat dari berbagai jenis kayu, bambu, dan

rumput-rumputan. Pulp adalah hasil pemisahan selulosa dari bahan baku berserat
(kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatan baik secara mekanis,

semikimia, dan kimia. Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa)

sebagai bahan baku kertas. Proses pembuatan pulp diantaranya dilakukan secara

mekanis, kimiawi, dan semikimiawi.. Bahan dasar pembuatan pulp yang terutama

adalah selulosa yang banyak dijumpai pada hampir semua jenis tumbuh-tumbuhan

sebagai pembentuk dinding sel Ashary, 2010.

F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ProsesPembuatan Pulp

Proses pembuatan pulp dipengaruhi oleh kondisi proses antara lain:

1. Konsentrasi larutan pemasak

Dengan konsentrasi larutan pemasak yang makin besar, maka jumlah

larutan pemasak yang bereaksi dengan lignin semakin banyak. Akan tetapi,

pemakaian larutan pemasak yang berlebihan tidak terlalu baik karena akan

menyebabkan selulosa terdegradasi. Asam asetat bisa digunakan sebagai

larutan pemasak sampai dengan konsentrasi 100%.

2. Suhu

Dengan meningkatnya suhu, maka akan meningkatkan laju delignifikasi


0
(penghilangan lignin). Namun, Jika suhu di atas 160 C menyebabkan

terjadinya degradasi selulosa.

3. Waktu pemasakan

Dengan semakin lamanya waktu pemasakan akan menyebabkan reaksi

hidrolisis lignin makin meningkat. Namun, waktu pemasakan yang terlalu lama

akan menyebabkan selulosa terhidrolisis, sehingga hal ini akan menurunkan


kualitas pulp. Waktu pemasakan yang dilakukan sebelum 1 jam pulp belum

terbentuk. Untuk waktu pemasakan di atas 5 jam selulosa akan terdegradasi.

4. Ukuran bahan baku

Ukuran bahan baku yang berbeda menyebabkan luas kontak antar bahan

baku dengan larutan pemasak berbeda. Semakin kecil ukuran bahan baku akan

menyebabkan luas kontak antara bahan baku dengan larutan pemasak semakin

luas, sehingga reaksi lebih baik.

5. Kecepatan pengadukan

Pengadukan berfungsi untuk memperbesar tumbukan antara zat-zat

yangbereaksi sehingga reaksi dapat berlangsung dengan baik


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 21 November – 12 Desember

Pukul 01.30 WITA sampai selesai, di Laboratorium Jurusan Kehutanan Fakultas

Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universiats Haluoleo, Kendari.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, pelepah pisang, batang

jagung, alang-alang, ampas tebu, kertas bekas, cairan pemasak 600 gr, etanol 5%,

NaOH 1% Aquades 564 ml dan kertas label.

Alat yang diginakan dalam praktikum ini adalah oven, hot plate timbangan

analitik, blender, pipet tetes, gelas kimia, cutter, kamera, cawan petri dan alat

tulis.

C. Prosedur Kerja

1. Bahan baku dikeringkan dan dipotong dengan ukuran 1-2 cm

2. Menimbang masing - masing bahan baku sebanyak 12 gr.

3. Menyiapkan larutan pemasak dengan konsentrasi yang telah ditentukan.

4. Bahan kemudian di masak selama 0,5 jam dan 1 jam

5. Padatan (pulp) dipisahkan dari larutan pemasak dengan saringan. Padatan

dibilas dengan aquadest sampai filtrat kelihatan jernih.

6. Mengeringakn bahan tersebut ke dalam oven dengan suhu 70 0C


7. Selanjutnya padatan pulp ini siap untuk untuk dijadikan kertas.

8. Pada proses pembuatan kertas pertama-tama menyediakan cetakan.

9. Memblender bahan yang telah dikeringkan kemudian dituangakn ke

wadah cetakan yang telah tersedi.

10. Mebuka hasil kertas yang berda di wadah cetakan tersebut dengan hati-hati

agar tidak sobek.

11. Hasil kertas tersebut di kering udarkan.


DAFTAR PUSTAKA

Ashary. H. dan Satriawan. D., Pembuatan Pulp Dari Batang Rosella Dengan
Proses Soda. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.

Wibisono. I., 2011. Pembuatan Pulp Dari Alang-Alang. Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya.

Yunifath, 2012. Kertas Dari Batang Pohon Pisang.


https://chemichemo.wordpress.com/2012/07/03/kertas-dari-batang-pohon-
pisang-metode-emil-heuser-2/

Anda mungkin juga menyukai