PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kertas (paper) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
kenaikan yaitu sekitar 0,5% pertahun. Pada tahun 2012 tingkat pengguna kertas di
Indonesia mencapai 4,2% dengan tingkat konsumsi kertas per kapita 32 kg atau
sekitar 7,8 juta ton [Saputra, 2012]. Sedangkan kapasitas produksi kertas di
Indonesia hingga akhir tahun 2012 tercatat sebesar 13 juta ton, dimana 50% hasil
produksinya untuk melayani pasar ekspor, sisanya 6,5 juta ton untuk kebutuhan
pasokan kertas sebesar 1,3 juta ton. Kebutuhan yang besar ini menjadi pemicu
hutan alam. Biomassa yang dapat dijadikan bahan baku alternatif untuk
pembuatan pulp adalah bahan bukan kayu (non-wood). Sumber bahan non-wood
industri kertas. Maka tanaman alang-alang jagung, dan batang pisang yang
mengandung selulosa dapat dijadikan sebagai bahan pembuat pulp, karena selain
Salah satu teknologi alternatif dalam pembuatan pulp kertas adalah proses
organik seperti: NaOH, metanol, etanol, aseton, asam asetat, dan lain-lain. Proses
ini telah terbukti memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan sangat
efisien dalam pemanfaatan sumber daya hutan. Tanaman alang-alang yang tidak
lingkungan yaitu proses asetosolv, yang merupakan salah satu proses organosolv,
dengan bahan asam asetat untuk menjadi pulp kertas. Proses acetosolv dalam
sulfur, daur ulang limbah dapat dilakukan hanya dengan metode penguapan
dengan tingkat kemurnian yang cukup tinggi. Dan juga bahan pemasak yang
digunakan dalam proses acetosolv dapat diambil kembali, tanpa adanya proses
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis Tanaman
-34% bagian dari tebu. Komposisinya 50% yang terdiri dari 47% bagian berserat
dan 3% sisa-sisa gula dan padatan terlarut lainnya. Berikut komposisi kimia
ampas tebu.
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap
menjadi gulma di lahan pertanian. Alang-alang menyebar secara alami mulai dari
India hingga ke Asia Timur, Asia Tenggara, Mikronesia, dan Australia. Kini
No Komponen % Kandungan
.
1. Selulosa 61,54 %
2. Lignin 14,21%
3. Pentosan 15,04 %
4. Abu 44,15 %
5. Air 4,1%
6. SiO2 0,96 %
(Sumber http://id.wikipedia.org/wiki/Alang-alang)
Pelepah batang pisang memiliki serat putih yang sangat kuat sehingga
tidak diperlukan pemutihan, dan dapat diproduksi setebal 20 gsm. Pelepah batang
sekaligus. Lapisan luar berstruktur kasar, kekuatan basah tinggi, sifat barrier, dan
tidak mudah terbakar. Lapisan dalam mempunyai sifat yang sama namun
berstruktur serat lebih halus Bulletin Berita Industri Pulp & Kertas Indonesia,
Selulosa adalah senyawa organik penyusun utama dinding sel dari tumbuhan.
tegangan tarik yang tinggi, tidak larut dalam air dan pelarut organik.
Semakin banyak selulosa yang terkandung dalam pulp, maka semakin baik
kualitas pulp tersebut. Berdasarkan derajat polimerisasi (DP), maka selulosa dapat
dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan DP (derajat
larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP berkisar 15-90, dapat
mengendap biladinetralkan.
larutan NaOH 17,5% atau basa kuat dengan DP kurang daripada 15.
Wibisono, 2011.
C. Lignin
Lignin adalah zat yang bersama-sama dengan selulosa yang adalah salah
satu sel yang terdapat dalam kayu. Lignin berguna dalamkayu seperti lem atau
semen yang mengikat selsel lain dalam satu kesatuan, sehingga bias menambah
support dan kekuatan kayu (mechanical strength) agar kokoh dan berdiri tegak.\
polimer tiga dimensi. Molekul dasar lignin adalah fenil propan. Molekul lignin
memiliki derajat polimerisasi tinggi. Oleh karena ukuran dan strukturnya yang
tiga dimensi bias memungkinkan lignin berfungsi sebagai semen atau lem bagi
kayu yang dapat mengikat serat dan memberikan kekerasan struktur serat. Bagian
tengah lamela pada sel kayu, sebagian besar terdiri dari lignin, berikatan dengan
selsel lain dan menambah kekuatan struktur kayu. Dinding sel juga mengandung
matriks (semen) yang mengikat serat-serat halus selulosa. Lignin di dalam kayu
D. Hemiselulosa
semua jenis serat, mudah larut dalam alkali, dan mudah terhidrolisis oleh asam
mineral menjadi gula dan senyawa lain. Hemiselulosa lebih mudah larut daripada
selulosa, dan dapat diisolasi dari kayu dengan ekstraksi Wibisono, 2011.
E. Pulp
kimia turunan selulosa. Pulp dapat dibuat dari berbagai jenis kayu, bambu, dan
rumput-rumputan. Pulp adalah hasil pemisahan selulosa dari bahan baku berserat
(kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatan baik secara mekanis,
semikimia, dan kimia. Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa)
sebagai bahan baku kertas. Proses pembuatan pulp diantaranya dilakukan secara
mekanis, kimiawi, dan semikimiawi.. Bahan dasar pembuatan pulp yang terutama
adalah selulosa yang banyak dijumpai pada hampir semua jenis tumbuh-tumbuhan
larutan pemasak yang bereaksi dengan lignin semakin banyak. Akan tetapi,
pemakaian larutan pemasak yang berlebihan tidak terlalu baik karena akan
2. Suhu
3. Waktu pemasakan
hidrolisis lignin makin meningkat. Namun, waktu pemasakan yang terlalu lama
Ukuran bahan baku yang berbeda menyebabkan luas kontak antar bahan
baku dengan larutan pemasak berbeda. Semakin kecil ukuran bahan baku akan
menyebabkan luas kontak antara bahan baku dengan larutan pemasak semakin
5. Kecepatan pengadukan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah, pelepah pisang, batang
jagung, alang-alang, ampas tebu, kertas bekas, cairan pemasak 600 gr, etanol 5%,
Alat yang diginakan dalam praktikum ini adalah oven, hot plate timbangan
analitik, blender, pipet tetes, gelas kimia, cutter, kamera, cawan petri dan alat
tulis.
C. Prosedur Kerja
10. Mebuka hasil kertas yang berda di wadah cetakan tersebut dengan hati-hati
Ashary. H. dan Satriawan. D., Pembuatan Pulp Dari Batang Rosella Dengan
Proses Soda. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.
Wibisono. I., 2011. Pembuatan Pulp Dari Alang-Alang. Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala. Surabaya.