Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ILMU PANGAN

“LENGKUAS”

DOSEN : RAHMANI ,STP,MP.

Nama : MUSLIHAH

NIM : P07131218070

Prodi/Jurusan : D4 GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN


TAHUN AKADEMIK
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering digunakan oleh para ibu di dapur sebagai
penyedap masakan. Manfaat lain tanaman dari India ini adalah sebagai bahan ramuan tradisional dan
penyembuh berbagai penyakit, khususnya penyakit yang disebabkan jamur kulit. Namun, di luar dua
manfaat tersebut, lengkuas ternyata juga punya peran dalam memperpanjang umur simpan atau
mengawetkan makanan karena aktivitas mikroba pembusuk. Pendeknya, lengkuas dapat berperan sebagai
pengganti fungsi formalin yang sekarang sedang hangat diperbincangkan.
Lengkuas berimpang umbi putih umumnya digunakan sebagai penyedap masakan, sedangkan lengkuas
berimpang umbi merah banyak digunakan sebagai obat. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga
mempunyai aroma yang khas. Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain mengandung minyak
atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan
kristal kuning. 
BAB II

PEMBAHASAN

A.     Defenisi Lengkuas

1.      Deskripsi Umum

Lengkuas atau laos (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian yang bisa hidup di


daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran
bumbu masak dan pengobatan tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan
rimpang kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan
tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K Schum.

Lengkuas adalah salah satu jenis rempah – rempah yang amat populer pada kuliner tradisional kita,
sehingga terasa tidak asing ditelinga kita. Dikenal sebagai rempah – rempah dengan manfaat dan khasiat
yang luar biasa. Walaupun secara histories tanaman ini berasal dari India, namun keberadaannya di
Indonesia telah meluas sampai keseluruh penjuru daerah. Sebagai bukti, lengkuas memiliki nama daerah
yang beragam, diantaranya laos, langkueh, lengkues, lingkuas, engkuas, ringkuas, lingkaos dan lain – lain.

Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum wanita dikenal sebagai
penyedap masakan. Lengkuas termasuk termasuk tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2-2,5
meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas
permukaan laut. Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi (akar)
berwarna putih dan vaaritas berimpang umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai
penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Syarat Tumbuh a.
Iklim 1. Ketinggian tempat : 1 – 1200 m diatas permukaan laut 2. Curah hujan tahunan : 2500 – 4000
mm/tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 7 – 9 bulan 4. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 –
5 bulan 5. Suhu udara : 29′ C – 25′ C. 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis :
latosol merah coklat, andosol, aluvial. 2. Tekstur : lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah,
lateristik. 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : 50 – 100 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman
perakaran : 10 – 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan : sedang – tinggi

Lengkuas termasuk dalam kategori tanaman semak yang dapat berumur tahunan. Sebagaimana pada
jenis rempah – rempah yang lainnya, lengkuas memiliki batang semu yang dibentuk dari kumpulan daunnya.
Daunnya berbentuk bulat panjang dengan ujung yang meruncing dan memiliki bau yang aromatis.
Khususnya didaerah Jawa, dikenal 2 macam jenis / varietas dari lengkuas, yaitu lengkuas merah ( memiliki
rimpang dengan kulis luarnya berwarna  kemerahan ) dan lengkuas putih (dengan kulit luar berwarna putih).

Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2 – 2,5 meter. Lengkuas
dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut .
Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu:
1.      Varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih,
2.      Varitas berimpang umbi merah.
Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang
umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang pohon yang terdiri dari susunan pelepah-
pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah
terdiri dari pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah –pelepah lengkap dengan
helaian daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar
juga mempunyai aroma yang khas (Anonim, 2012).
Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh, lengkuas menyukai tanah
gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang air. Kondisi tanah yang disukai berupa
tanah liat berpasir, banyak mengandung humus. Dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200
meter di permukaan laut. Untuk mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan
rimpang yang sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan memisahkan sebagian rumpun
anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau
menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Berdasarkan berbagai literature tentang pengalaman turun-temurun dari berbagai daerah, lengkuas merah
dapat mengobati penyakit-penyakit seperti gangguan perut (kembung, sebah), panu, kurap, eksema, bercak-
bercak kulit dan tahi lalat (sproten), demam, pembengkakan limpa, pembersih usai bersalin, radang telinga,
bronchitis, masuk angina, diare, sakit gigi karena angina dingin, dan sebagai obat kuat (Prakoso, 2007).
Disamping itu lengkuas merah mengandung zat kimia seperti minyak atsiri, minyak terbang, eugenol,
seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang
dikandungnya antara lain galangol, galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Selain itu didalam
rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata) terdapat zat antibakteri yaitu berupa saponin, tanin dan
flavonoid.
Lengkuas Merah (Alpinia galanga) tumbuh di tempat terbuka. Tanaman ini relatif membutuhkan
paparan matahari. Selain itu, Lengkuas Merah tumbuh di tanah yang lembab dan gembur. Tanaman ini dapat
dikembangbiangkan dengan rimpang. Rimpang ini pula yang dipakai dalam pengobatan.
Kandungan:
a.       minyak atsiri
b.      Flavonoid
c.       Fenolik
d.      Eugenol
e.       Galangin
Bagian lengkuas yang banyak dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis tinggi adalah bagian
rimpangnya. Rimpang lengkuas dapat dipanen pada umur antara 4 sampai dengan 7 bulan. Dalam dunia
industri, rimpang lengkuas dijual dalam bentuk simplisia. Sebagaimana cara membuat simplisia pada jenis
rempah – rempah yang lainnya, rimpang lengkuas dibersihkan dan dipotong – potong serta dikeringkan
tanpa sinar matahari langsung ( diangin – anginkan bahasa jawanya ). Hal ini untuk mencegah berkurangnya
kandungan minyak asiri pada rimpang lengkuas. Simplisia rimpang lengkuas ini didalam dunia industri
dikenal sebagai Galanga Rhizome. Kandungan minyak asiri pada rimpang lengkuas, berwarna kuning
kehijauan, berbau khas dan rasanya pahit serta terasa dingin di lidah.

Di Amerika, lengkuas dipakai dalam praktek perdukunan dan ilmu hitam (Voodoo). (Anonim, 2009).
Lengkuas, tanaman herbal menyerupai jahe ini tergolong famili rhizoma. Tak hanya sedap sebagai bumbu
dapur, khususnya pada masakan Asia, lengkuas juga memiliki khasiat kesehatan.
1.      Lengkuas mengandung zat antiinflamasi sehingga bermanfaat sebagai bahan pengobatan arthritis dan
rheumatoid arthritis
2.      Lengkuas juga membantu memulihkan rasa tak nyaman akibat peradangan di perut maupun bisul
3.      Untuk meredakan mabuk laut atau dalam perjalanan darat, kunyah beberapa iris lengkuas
4.      Lengkuas juga memiliki kandungan antioksidan yang mampu meminimalisasi kerusakan tubuh akibat
paparan racun dan radikal bebas
5.      Untuk memperlancar aliran darah, tambahkan lengkuas ke dalam menu masakan sehari-hari
6.      Bila mengalami diare, kunyah juga beberapa iris lengkuas untuk meredakannya.
7.      Selain kaya akan zat besi, soduim, serta vitamin A dan C, lengkuas juga kaya akan flavanoid dan
fitonutrien.
Lengkuas merupakan jenis makanan yang harus dihindari bagi yang menderita sakit liver karena
bersifat pedas dan asam yang dapat merangsang asam lambung sehingga hati menjadi nyeri.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini, yaitu :
1.      Lengkuas adalah salah satu jenis rempah – rempah yang amat populer pada kuliner tradisional kita,
sehingga terasa tidak asing ditelinga kita. Dikenal sebagai rempah – rempah dengan manfaat dan khasiat
yang luar biasa. Walaupun secara histories tanaman ini berasal dari India, namun keberadaannya di
Indonesia telah meluas sampai keseluruh penjuru daerah. Sebagai bukti, lengkuas memiliki nama daerah
yang beragam, diantaranya laos, langkueh, lengkues, lingkuas, engkuas, ringkuas, lingkaos dan lain – lain.
2.      Lengkuas yang biasanya digunakan untuk pengobatan adalah jenis lengkuas merah (Alpinia purpurata K
Schum). Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lainnya disebutkan, lengkuas merah memiliki
sifat anti jamur dan anti kembung. Efek farmakologi ini umumnya diperoleh dari rimpang yang mengandung
basonin, eugenol, galangan dan galangol.

B.Saran
Adapun sarannya,agar kita semua dalam memasukkan jenis rempah-rempah salah satunya lengkuas
kedalam masakan berhati-hati karena bisa mengubah aroma serta cita rasa suatu masakan.Dan apalagi jika
yang memakan makanan tersebut orang yang mempunyai pantangan lengkuas seperti penderita liver.
Daftar Pustaka

http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/10/cara-budidaya-lengkuas-merah-dan.html (diakses 14 desember


2018)
http://rahmadahmir.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-lengkuas.html (diakses 14 desember 2018)
https://www.dictio.id/t/apa-saja-pantangan-yang-harus-dihindari-oleh-penderita-liver/85387 (diakses 14
desember 2018)

Anda mungkin juga menyukai