(TINJAUAN PUSTAKA)
Disusun Oleh :
MUSLIHAH P07131218070
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tekanan Darah
1. Definisi
Menurut Ronny dkk (2009), tekanan darah ditubuh dibedakan menjadi 2 yaitu
tekanan darah sistole dan tekanan darah diastole.
Tekanan darah sistole merupakan tekanan darah yang terukur pada saat ventrikel
kiri jantung berkontraksi (sistole). Darah mengalir dari jantung ke pembuluh darah
sehingga pembuluh dasar sehingga pembuluh darah teregang maksimal. Pada
pemeriksaan fisik, bunyi “lup” pertama yang terdengar adalah tekanan darah
sistolik. Tekanan darah sistolik pada orang normal rata-rata 120 mmHg.
Tekanan diastole merupakan tekanan darah yang terukur yang terjadi pada saat
jantung berelaksasi (diastole). Pada saat diastole, tidak ada darah mengalir dari
jantung ke pembuluh sehingga pembuluh darah dapat kembali ke ukuran
normalnya sementara darah didorong ke bagian arteri yang lebih distal. Pada
pemeriksaan fisik, tekanan darah diastole dapat ditentukan melalui bunyi “dup”
terakhir yang terdengar. Pada orang normal, rata-rata diastole adalah 80 mmHg.
3. Mekanisme Tekanan Darah
Baroreseptor bekerja untuk selalu memantau tekanan darah agar selalu normal.
Secara normal apabila tekanan darah turun, maka baroreseptor dalam tubuh akan
mengirim informasi ke pusat kardiovaskular di otak. Hal ini menyebabkan
perangsangan simpatis ke jantung dan Total Peripheral Resistance (TPR). Stimulasi
parasimpatis berkurang demikian juga kecepaan denyut jantung. Pelepasan renin
meningkat, menyebabkan peningkatan pengeluaran angiotensin II yang pada gilirannya
secara langsung meningkatkan TPR dan sistesis aldosteron. Peningkatan aldosteron
meningkatkan reabsorpsi natrium dan dengan adanya Anti Diuretic Hormon (ADH),
reabsorpsi air juga meningkat. Terjadi peningkatan volume darah, volume sekuncup,
dan curah jantung.
Sebaliknya, apabila tekanan darah meningkat, baroreseptor berespons dengan
menyebabkan penurunan rangsangan simpatis ke jantung dan otot polos vaskular
sehingga kecepatan denyut jantung dan TPR menurun. Peningkatan rangsangan
parasimpatis ke jantung ikut berperan menurunkan kecepatan denyut jantung. Terjadi
penurunan pelepasan renin dan ADH sehingga TPR dan volume plasma menurun.
Pelepasan Hormon Trial Natriuretic Peptide (hormon yang berfungsi untuk mengurangi
volume darah dan tekanan darah) meningkat. Semua respons tersebut berfungsi untuk
menurunkan tekanan darah ke normal.
B. Hipertensi
1. Definisi
Menurut American Society of Hypertension (ASH) hipertensi adalah salah satu
sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskular yang progresif sebagai akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan,Joint National Comitie (JNC VII)
berpendapat hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg, hipertensi
juga diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan darahnya ≥140/90
mmHg. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi merupakan
peningkatan tekanan darah sistolik yang persisten ≥140 mmHg sebagai akibat dari
kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan (Natalia et al., 2015).
Berdasarkan data WHO menunjukkan, diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau
26,4% penghuni dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan
26,1% wanita. Angka ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025. Dari
972 juta pengidap hipertensi, 333 berada di negara maju dan 639 sisanya berada di
negara berkembang termasuk Indonesia. Hipertensi membunuh hampir 8 juta orang
setiap tahunnya, hampir 1,5 juta adalah penduduk Asia Tenggara menderita hipertensi.
Hipertensi identik dengan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal
(Sunardi,2012). Hipertensi dapat berlanjut pada kerusakan lebih berat seperti stroke,
penyakit jan-tung koroner serta penyempitan ventrikel kiri atau bilik kiri. Ada beberapa
faktor risikoyang mempengaruhi kenaikan tekanan darah. Faktor risiko tersebut
diklasifikasikan menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasidan faktor risiko
yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasidiantaranya adalah
genetik, usia, jenis kelamin. Adapun faktor risiko yang dapat dimodifikasimeliputi
merokok, obesitas, aktivitas fisik yang kurang, penggunaan alkohol,stres, asupan
makronutrien dan mikronutrien
2. Klasifikasi Hipertensi
a. Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan
tekanan darah intrakranium.
c. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
d. Nokturia (buang air kecil yang luar biasa sering di malam hari) yang disebabkan
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Edema (pembengkakan) dependen n akibat peningkatan tekanan kapiler.
5. Gejala Hipertensi
6. Diagnosis Hipertensi
Usia
Jenis Kelamin
Riwayat Kleuarga
Tekanan Darah
Faktor yang dapat di kontrol :
Konsumsi Natrium
Konsumsi Kalium
Obesitas
Aktivitas Fisik
Merokok
alkohol
Stress
Latihan fisik
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Appel, Lawrence J. et al. 2006. Dietary Approaches to Prevent and Treat Hypertension: A
Scientific Statement From The American Heart Association. In Journal of American Heart
Association.
Andarini, Sri dkk. 2012. Hubungan Asupan Makromineral (Natrium dan Kalium) dengan
Tekanan Darah pada Usia 18-44 tahun di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Dalam
Jurnal Universitas Brawijaya.
Anggraini, dkk. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada
Pasien yang berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari 2009
Anggara, Febby Haendra D. dan Nanang Prayitno. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan
degan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012. Dalam Jurnal
Ilmiah Kesehatan. Vol. 5 No. 1.
Ariwidyaningsih, Eka Puji. 2013. Hubungan antara Asupan : Natrium, Kalium, Kalsium,
Magnesium, dan Tekanan Darah pada Staf PUSSENIF KODIKLAT TNI-AD BANDUNG.
Karya Tulis Ilmiah Pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Berman, Audrey dkk. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Kozier & Erb
(diterjemahkan oleh Eny Meiliya dkk). Jakarta: EGC.
Brashers, Valentina L.. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen
(diterjemahkan oleh H. Y. Kuncara). Jakarta: EGC
Bustan, M. N.. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Casey, Aggie dan Benson, Hebert. 2012. Panduan Harvard Medical School: Menurunkan
Tekanan Darah (diterjemahkan oleh: Nirmala Devi). Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Corwin, Elizabeth J.. 2009. Buku Saku Patofisiologi (diterjemahkan oleh Nikhe Budhi
Subekti). Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya
di Indonesia. Dalam Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 59 No. 12.
Escott-Stump, Sylvia. 2008. Nutrition and Diagnosis-Related Care Sixth Edition. USA:
Lippincott Williams & Wilkins.
Farid, Dyni Acmalya. 2010. Hubungan antara Asupan Natrium, Kalium, Kalsium,
Magnesium, dan Serat dengan Tekanan Darah pada Remaja. Dalam Artikel Penelitian
Universitas Diponegoro.
Gibney, Michael J. dkk 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat (diterjemahkan oleh Andry
Hartono). Jakarta: EGC.
Hartono, A 2013, Edisi 2 terapi gizi dan diet rumah sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2009. Keputusan Menkes RI Tentang Pedoman Pengendalian
Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Lerma, Edgar V. and Mitchell Rosner. 2013. Clinical Decisions in Nephrology, Hypertension
and KidneyTransplantation. New York: Springer.
Mulyati H, Syam A, dan Sirajuddin S. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium
serta Aktivitas Fisik denganKejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSUP. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Artikel Penelitian. Makasaar: Universitas Hasanuddin.
Muliyati, Hepti dkk. 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium serta Aktifitas
Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar. Dalam Media Gizi Masyarakat Indonesia. Vol.1 No. 1 : 46-51.
Mitchell, dkk. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran (diterjemahkan
oleh Andry Hartono). Jakarta: EGC.
Nadar, Sunil and Gregory Lip. 2009. Hypertension. Oxford: Oxford Uviversity Press.
Natalia, D., Hasibuan, P., Hendro, H., 2015. Hubungan Obesitas Dengan Hipertensi Pada
Penduduk Kecamatan Sintang, Kalimantan Barat. Ejournal Kedokteran. Indonesia.
Prasetyaningrum, Yunita Indah. (2014). Hipertensi Bukan untuk Ditakuti. Jakarta: Fmedia.
Ronny, dkk. 2009. Fisiologi Kardiovaskular Berbasis Masalah Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sapitri, N., Butar-Butar, W.R., Others, 2016. Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi
Pada Masyarakat Di Pesisir Sungai Siak Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Jurnal. Online
Mhs. Jom Bid. Kedokteran. 3, 1–15.
Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula (diterjemahkan oleh Palupi
Widyastuti). Jakarta: 2004.
Tamher dan Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Veronique A. C., Robert H. F. (2005). Effects of endurance training on blood pressure, Blood
pressure-regulating mechanisms, and cardiovascular risk factors. AHA
WHO. 2013. WHO Issues New Guidance on Dietary Salt and Potassium.Dikutip dari
http://www.who.int/mediacentre/news/notes/2013/salt_potassium_20130131/en/
(31/01/2013)
Yaswir, R., Ira Ferawati.2012.Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan
Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium.Jurnal Kesehatan Andalas 2012;1(2) FK-Unand.