Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .

389-442

PENELITIAN

EFEKTIFITAS MASSAGE DENGAN VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP


PENCEGAHAN LUKA TEKAN DI INTENSIVE CARE UNIT

Diah setiani
Jurusan Keperawatan Poltek k es Kemenk es Kalimantan Timur

Abstract: In Indonesia this cases reach 33%,sk in care in form of message using
virgin coconut oil is able to prevent pressure ulcer. This research is aimed to identify
the effectiveness of message containing VCO to the prevention of pressure ulcer to
the patients at ICU. The method of this research is Quasi Experimental with time
series design. The total samples are 34 patients. This is divided into two groups,
namely treatment and control. The treatment group is given massage efflurage with
VCO, while the control group gets prevention care from pressure wound by giving
treatments following hospital’s standard operation procedure. This research is done in
three months at ICU of Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Hospital, East
Kalimantan.Results: Pressure ulcer occurs in the 12th day during the post test of the
control group. Analytic test with Mann Whitney at the 12 th day shows p=0,001meaning
there is a significant difference on pressure ulcer between treatment group and control
group. There is an impact of massage efflurage and VCO to prevent pressure wound
on sk in.
Keywords: massage, VCO, and pressure ulcer prevention

Abstrak: Di Indonesia, kejadian luka tekan pada pasien yang dirawat di ruangan ICU
mencapai 33%, perawatan kulit berupa massage dengan minyak kelapa murni dapat
mencegah terjadinya luka tekan. Tujuan penelitian mengidentifikasi efektifitas
massage dengan VCO terhadap pencegahan luka tekan pada pasien di ICU. Metode:
Penelitian Quasi Ek sperimental dengan time series design. Jumlah sampel 34 orang,
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu perlakuan dan kontrol. Kelompok perlakuan
mendapatkan massage efflurage dengan VCO, sedangkan kelompok kontrol
mendapatkan perawatan pencegahan luka tekan sesuai SOP ruangan/rumah sakit.
Dilaksanakan kurang lebih selama 3 bulan di ICU RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda Kalimantan timur. Kejadian luka tekan sebagian besar terjadi di post test
hari ke 12 pada kelompok kontrol. Hasil Uji analitik dengan Mann Whitney pada
pengukuran hari ke 12 diperoleh nilai p = 0,001 sehingga ada perbedaan kejadian
luka tekan yang signifikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Ada
pengaruh perawatan kulit dengan massage effleurage dan VCO untuk mencegah
kejadian luka tekan.
Kata Kunci: massage, VCO, dan pencegahan luka tekan

PENDAHULUAN panjang dan terus menerus (tempat


Luka tekan (pressure ulcer) tidur/ kursi roda).1
adalah kerusakan jaringan akibat Kejadian luka tekan seluruh
adanya penekanan antara jaringan dunia di Intensive care unit (ICU)
lunak tipis dengan daerah tulang berkisar 1%-56%. Selanjutnya, di-
menonjol pada permukaan yang laporkan juga prevalensi luka tekan
keras, dalam jangka waktu yang yang terjadi di ICU dari negara dan

395
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

benua lain yaitu 49% di Eropa, kulit kering untuk mengurangi risiko
berkisar antara 8,3%- 22,9%, di kerusakan kulit.14 Salah satu
Eropa Barat, 22% di Amerika Utara, intervensi dalam menjaga integritas
50% di Australia dan 29% di kulit adalah dengan cara
Yordania.2,3 Kejadian luka tekan di memberikan pelembab lubrikan
Amerika, Kanada, dan Inggris seperti lotion, krem dan saleb
sebesar 5%-32%. 4 Di Korea, rendah alkohol atau mengunakan
khusus-nya di ICU kejadian luka barier pelindung kulit seperti liquid
tekan me-ningkat dari 10,5%-45%. 5 barrier films, transparent films dan
Di Indonesia, kejadian luka tekan hydrocolloids.17 VCO diyakini baik
pada pasien yang dirawat di untuk kesehatan kulit karena
ruangan ICU mencapai 33%.6 mudah diserap kulit dan
Angka ini sangat tinggi bila mengandung vitamin E. 20 VCO
dibandingkan dengan insiden luka mengandung komposisi: asam
tekan di Asia Tenggara yang lemak jenuh yang terdiri dari: (Asam
berkisar 2,1%-31,3%.7 Di RSUD Laurat 43,0–53,0), (Asam Miristat
Moewardi Solo didapatkan 38,18 % 16,0–21,0), (Asam Kaprat 4,5–8,0),
pasien mengalami dekubitus.8 Di (Asam Palmitat 7,5–10,0), (Asam
RSUD AW. Sjahranie Samarinda, Kaprilat 5,0-10,0), (Asam Kaproat
didapatkan 26,44 ‰ mengalami 0,4-0,6). Asam lemak tidak jenuh
luka tekan. terdiri dari: (Asam Oleat 1,0–2,5),
Penyebab utama dari luka (Asam Palmitoleat 2,0 – 4,0). Asam
tekan adalah tekanan dan toleransi laurat dalam tubuh akan diubah
jaringan. Tekanan yang menjadi monolaurin. Hasil
berkepanjangan merupakan penelitian yang telah dilakukan
penyebab utama luka tekan karena menunjukkan bahwa mono-laurin
tekanan dapat menyebabkan bersifat antivirus, antibakteri dan
iskemia jaringan lunak. Luka tekan antijamur. Kandungan asam lemak
bisa terjadi paling sedikit dalam 2 terutama asam laurat dan oleat
hari pada pasien tirah baring.11 dalam VCO bersifat melembutkan
Luka tekan terjadi pada awal pasien kulit.22 Massage dan reposisi setiap
dirawat di rumah sakit, biasanya 2-4 jam efektif mencegah luka
dalam 2 minggu pertama dan 34% tekan.28 Pada pencegahan luka
terjadi pada minggu pertama.13 tekan ini digunakan teknik massage
Perawatan kulit, pertama efflurage, akan tetapi tidak menutup
dengan menjaga kulit agar tetap kemungkinan dilakukan dengan
bersih dan kering, menggunakan teknik lain. Lama waktu massage
pembersih kulit dengan pH yang yang digunakan masih bervariasi
seimbang. Me-lindungi kulit dari antara 15 menit, dan 4–5 menit.30
paparan kelembaban yang Massage umumnya dilakukan 2 kali
berlebihan dengan memberikan sehari setelah mandi.31 Tujuan
topikal untuk mengurangi risiko ke- penelitian ini untuk mengidentifikasi
rusakan tekanan. Penggunaan efektifitas VCO dan massage
pelembab kulit untuk melembabkan
396
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

efflurage terhadap pencegahan Dinas Kesehatan RI PIRT. No:


luka tekan pada pasien di ICU. 513331201005219. IUI:8/3312/10/
PMDN/2014 TDP : 111 5 311
METODE 00867.
Desain yang digunakan adalah Analisis data menggunakan
Quasi experimental dengan time analisis univariat dan bivariat.
series design. Teknik pengambilan Dimana analisis univariat dipakai
sampel pada penelitian ini meng- untuk data prosentase karakteristik
gunakan metode random sampling, responden berdasarkan usia, jenis
sebagai penentuan sampel masuk kelamin, riwayat merokok dan
kedalam kelompok perlakuan atau antropometri dan distribusi rata-rata
kelompok kontrol. Jumlah sampel skor skala braden. Analisis bivariat
sebanyak 34 pasien dibagi menjadi untuk menguji perbedaan antara
dua kelompok, yaitu kelompok dua kelompok data yang
perlakuan 17 pasien dan kelompok independent dengan data berskala
kontrol 17 pasien. Kelompok rasio adalah Independent Sample
perlakuan diberi pencegahan T-test sedangkan data berskala
berupa perawatan kulit: massage ordinal adalah uji Mann Whitney U.
effleurage dengan VCO di daerah
skapula, sacrum dan tumit. HASIL
Sedangkan kelompok kontrol hanya Hasil analisis univariat, ber-
mendapat pencegahan standar dasarkan karakteristik responden
berupa perawatan kulit biasa sesuai pada kelompok perlakuan sebagian
SOP RS. besar responden: 7 (41,2%) berusia
Alat pengumpul data dalam >65 tahun, 9 (52,9%) berjenis
penelitian menggunakan kuesioner kelamin perempuan dan tidak
untuk karakteristik responden merokok, 11 (64,7%) memiliki IMT
meliputi usia, jenis kelamin, riwayat normal. Sedangkan pada kelompok
merokok dan IMT. Lembar kontrol sebagian besar responden:
observasi berupa lembar penilaian 5 (29,4%) berusia 56–65 tahun, 9
risiko luka tekan menggunakan (52,9%) berjenis kelamin laki-laki
skala braden dan lembar observasi dan tidak merokok, 13 (76,5%)
untuk memonitor kejadian luka memiliki IMT normal.
tekan/ mengidentifikasi karakteristik Berdasarkan rata-rata skor
luka tekan sesuai klasifikasi skala braden terjadi peningkatan
International NPUAP/ EPUAP rata-rata skor pada pengukuran dari
Pressure Ulcer Classification hari ke 0 sampai hari ke 12 pada
System (2014). kelompok perlakuan. Sedangkan
Produk VCO yang akan dipakai pada kelompok kontrol terjadi
dalam penelitian ini telah penurunan rata-rata skor risiko luka
dinyatakan lulus uji laboratorium tekan pada pengukuran dari hari ke
Dinas Kesehatan Republik 0 sampai hari ke 9. Namun pada
Indonesia dengan nomor: hari ke 10, 11 dan 12 mengalami
0985/Lab.MM/6/2014. Dengan ijin kenaikan. Kategori risiko luka tekan
397
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

yang diukur pada hari ke 0 sampai p>0,05. Maka dapat disimpulkan


hari ke 12 pada kelompok tidak ada perbedaan rata-rata yang
perlakuan sebagian besar 11 signifikan antara kelompok
(32,4%) responden dengan kategori perlakuan dan kelompok kontrol
risiko tinggi pada hari ke 0 sampai pada pengukuran skor mulai hari
3. Sedangkan pada kelompok ke-0 sampai hari ke-12.
kontrol sebagian besar 15 (44,1%) Gambaran kejadian luka tekan
responden pada hari ke 0 dengan sampai dengan post test hari ke 7
kategori risiko tinggi. pada kelompok kontrol terdapat
kejadian luka tekan sebanyak 6
Tabel 1. Hasil Uji Perbedaan Skor (35,3%) responden semakin
Risiko Luka Tekan mening-kat sampai dengan post
Penguku Mean Rank
ran p-value
test hari ke 12 sebanyak 9 (52,9%)
Perlakua Kontro
Hari Ke- n l responden. Kejadian luka tekan
0 16,00 19,00 0,351 pada kelompok kontrol mulai terjadi
1 16,26 18,74 0,446 pada post test hari ke 4 = 1 orang,
2 16,82 18,18 0,677 hari ke 6 = 1 orang, hari ke 7 = 4
orang, hari ke 8=1 orang, dan hari
3 10,24 10,79 0,811 ke 10 = 2 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa pada
4 10,18 9,82 0,588
kelompok perlakuan belum terjadi
5 10,29 9,76 0,443 luka tekan sampai dengan hari ke
12. Sedangkan pada kelompok
6 19,41 15,59 0,252
kontrol yang hanya mendapatkan
7 19,88 15,12 0,155 pencegahan standar ruangan
semakin bertambah, bahkan lebih
8 20,32 14,68 0,093
dari 50% frekuensi terjadi luka
tekan pada hari ke 12. Bahwa luka
9 20,65 14,35 0,062
tekan terjadi sebagian besar
10 20,53 14,47 0,071 responden pada kelompok kontrol
dimana: 4 (44,4%) berusia 56-65
11 20,47 14,53 0,077
tahun, 5 (55,6%) berjenis kelamin
12 20,59 14,41 0,066 perempuan dan tidak memiliki
riwayat merokok, dan 7 (77,8%)
Berdasarkan tabel 1 hasil uji memiliki IMT normal.
ranking memperlihatkan bahwa
mean ranking kelompok perlakuan Tabel 2.Perbedaan Kejadian Luka
Tekan antara Kelompok Perlakuan
dan kontrol sama-sama mengalami
dan Kelompok Kontrol Pada Hari ke-
pening-katan pada pengukuran hari
7
ke 12. Hasil uji independent sample Kelompok n Mean Mann p
t–test pada hari ke 3, 4 dan 5 dan Rank Whitney
mann whitney-u pada hari ke 0, 1, Perlakuan 17 20,50
93,500 0,008
Kontrol 17 14,50
2, 6 sampai 12 menunjukkan nilai

398
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

Berdasarkan tabel 2. hasil uji Pada analisis univariat, rata-


ranking memperlihatkan bahwa rata terjadi peningkatan rata-rata
mean ranking pada kelompok skor risiko luka tekan pada
perlakuan lebih tinggi dibandingkan pengukuran dari hari ke-0 sampai
dengan mean ranking kelompok hari ke-12 pada kelompok
kontrol (20,50 berbanding 14,50). intervensi. Sedangkan pada
Artinya mean kelompok perlakuan kelompok kontrol terjadi penurunan
lebih tinggi diban-dingkan kelompok rata-rata skor risiko luka tekan pada
kontrol. Kemudian dilakukan uji pengukuran dari hari ke -0 sampai
Mann Whitney-U diperoleh nilai hari ke-12. Namun pada hari ke-10,
p=0,008 sehingga dapat 11 dan 12 mengalami kenaikan.
disimpulkan bahwa ada perbedaan Pada pengujian Statistik Perbedaan
kejadian luka tekan yang signifikan Skor Risiko Luka Tekan Skala
antara kelompok perlakuan dengan Braden Antara kelompok
kelompok pada pengujian hari ke 7. Perlakukan dan Kelompok Kontrol,
menggunakan uji independent
Tabel 3. Perbedaan Luka Tekan sample t–test dan man whitney u
Pada Kelompok Perlakuan dan didapatkan hasil nilai p>0,05 bahwa
Kelompok Kontrol Hari Ke-12 tidak ada perbedaan rata-rata Skor
Kelompok n Mean Mann p
Rank Whitney Risiko Luka Tekan Skala Braden
Perlakuan 17 22,00 Antara kelompok Perlakukan dan
68,000 0,001
Kontrol 17 13,00 Kelompok Kontrol Pada hari ke-0
sampai hari ke-12. Hal ini
Berdasarkan tabel 3, hasil uji menunjukkan bahwa pada
ranking memperlihatkan bahwa penelitian ini skor risiko luka tekan
mean ranking pada kelompok berada pada level yang sama,
perlakuan lebih tinggi dibandingkan sehingga tidak berpengaruh
dengan mean ranking kelompok terhadap kejadian luka tekan.
kontrol (22,00 berbanding 13,00). Sejalan dengan penelitian yang
Artinya mean kelompok perlakuan dilakukan Alfianti, dkk (2012) hasil
lebih tinggi dibandingkan kelompok analisis bivariat dengan Mann-
kontrol. Kemu-dian dilakukan uji Whitney Test menunjukkan bahwa
Mann Whitney-U diperoleh nilai tidak ada hubungan yang signifikan
p=0,001 sehingga dapat antara skor Skala Braden Q dengan
disimpulkan bahwa ada perbedaan kejadian luka tekan (nilai p=0.60),
kejadian luka tekan yang signifikan tetapi Trend analysis dengan
antara kelompok perlakuan dengan pendekatan kualitatif menunjukkan
kelompok kontrol pada pengujian perawatan kulit berdasarkan skor
hari ke 12. Skala Braden Q efektif untuk
mencegah luka tekan dan
PEMBAHASAN kerusakan kulit lebih lanjut.
Resiko Terjadi Luka Tekan Pemakaian skala braden dalam
Berdasarkan Skala Braden
memprediksi risiko terjadi luka
tekan pada penelitian ini sudah
399
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

dibuktikan oleh beberapa penelitian, Perawatan kulit untuk


menurut Walburga (2014), Skala mencegah luka tekan dapat dimulai
Braden mempunyai validitas sejak pasien teridentifikasi berisiko
prediksi yang baik pada cut of point mengalami luka tekan. AHCPR
15, memiliki sensitifitas 86,67, (2008) menyatakan hanya Braden’s
spesifitas 70,37, FP 29,63% dan FN Scale dan Norton’s (asli maupun
33,33%, luas area di bawah kurva telah dimodifikasi) yang telah dan
ROC= 0,808. Uji reabilitas 0,808, sedang diuji secara ekstensif.
maka skala braden lebih efektif Braden’s Scale telah diuji
dalam memprediksi risiko luka penggunaannya pada setting
tekan di Ruang ICU.15 Menurut Era perawatan medikal bedah,
(2009) dalam Yasa (2010) hasil perawatan intensif dan nursing
penelitiannya terhadap instrumen home. Ayello (2007) menyatakan
Skala Braden dengan desain cohort Interrater reliability tool ini
prospektif menunjukkan sensitifitas dilaporkan berkisar antara 88%-
88,2% dan spesifitas 72%. Menurut 99%, dengan spesifitas 64%-90%
Yasa (2010), Uji coba penggunaan dan sensitifitas 83–100%.
Skala Braden di Ruang Neurologi Scoonhoven et al (2002) melalui
menunjukkan hasil yang sangat penelitian dengan desain cohort
efektif untuk mengkaji dan prospective menyatakan Skala
menganalisis prediksi luka tekan, Braden adalah instrumen terbaik
dan hasilnya dikombinasikan untuk prediksi luka tekan di unit
dengan intervensi keperawatan bedah, interne, neurologi dan
untuk pencegahan sangat efektif geriatri jika dibandingkan Skala
dalam mencegah dan mengatasi Norton dan Skala Waterlow dengan
luka tekan. nilai prediksi 7,8%. Review oleh
Skala Braden mengidentifikasi Brown (2004) menyatakan Skala
6 parameter untuk menentukan Braden memiliki overprediction
risiko luka tekan yaitu persepsi tinggi dan under-prediction rendah.
sensori, kelembaban, aktifitas, Pengkajian risiko menentukan perlu
mobilitas, nutrisi dan gesekan. Skor tidaknya dilakukan upaya
untuk setiap parameter adalah 1-4, pencegahan luka tekan dengan
kecuali parameter gesekan skor standar perawatan dan intensitas
tertinggi 3, jadi skor akhir antara 6– yang sesuai dengan kategori
23. Braden & Bergstorm (1998) risikonya. Mencermati hasil
dalam AHCPR (2008) penelitian ini peneliti berasumsi
mengklasifikasikan skor total yang rata-rata responden pada kategori
diperoleh kedalam kategori risiko : risiko tinggi disebabkan oleh karena
tidak berisiko jika skor >19, berisiko penelitian dilakukan di unit
jika skor 15–18, risiko sedang bila perawatan intensif.
skor 13–14, risiko tinggi bila skor
10–12, dan risiko sangat tinggi bila Efektifitas massage dengan VCO
skor ≤ 9. terhadap pencegahan luka tekan

400
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

Pengujian Statistik Perbedaan (kelompok yang mendapatkan


Kejadian Luka Tekan Antara perawatan standar ruangan).
kelompok Perlakukan dan Sejalan dengan penelitian yang
Kelompok Kontrol Pada hari ke 12 dilakukan Handayani, dkk (2011)
menggunakan uji Mann Whitney Pencegahan luka tekan melalui pijat
diperoleh nilai p=0,001 sehingga menggunakan virgin coconut oil dan
ada perbedaan luka antara perawatan pencegahan (miring kiri-
kelompok perlakuan dengan kanan 30o tiap 2 jam, mandi 2x
kelompok kontrol. sehari), efektif dalam mencegah
Berdasarkan penyajian data kejadian luka tekan grade I pada
penelitian dan pengujian statistik klien yang dirawat di ruang bedah
maka hipotesis penelitian ini dibandingkan dengan klien yang
diterima, yaitu: Ada pengaruh dirawat tanpa VCO (OR= 0,733, p=
perawatan kulit dengan massage 0,033) setelah dikontrol oleh
effleurage dan VCO untuk variabel Indeks Massa Tubuh (IMT).
pencegahan kejadian luka tekan Dimana penilaian dengan post test
pasien yang dirawat di ICU, ada only pada hari ke 3 perlakuan.31
perbedaan kejadian luka tekan Peeters, dkk (2007) pemberian
antara kelompok intervensi dan massage bila dikombinasikan
kelompok kontrol, dan jumlah skor dengan perubahan posisi secara
/kategori berdasarkan skala braden teratur (setiap 2-4 jam) menjadi
antara kelompok intervensi dan metode yang efektif sebagai
kelompok kontrol dalam rentang pencegahan luka tekan. Massage
nilai yang sama. diberikan secara lembut dengan
Hal ini ditunjukkan pada hasil gerakan kecil melingkar. Hal ini
statistik deskriptif bahwa pada dibuktikan bahwa biopsi jaringan
kelompok perlakuan yaitu kelompok sebelum dan setelah pijat, hasilnya
yang mendapatkan massage tidak berbahaya bagi kulit dan
dengan VCO tidak terjadi luka jaringan.23
tekan, sedangkan pada kelompok Virgin Coconut Oil dapat
kontrol atau kelompok yang diberikan sebagai bahan topical
mendapatkan perawatan standar yang berfungsi menjadi pelembab
ruangan, terjadi luka tekan. Dimana untuk mencegah kulit kering dan
frekuensi kejadian >50% pada hari sebagai bahan topikal untuk
ke 12. Kemudian pada pengujian meminimalkan paparan keringat
analitik yang ditunjukkan dengan berlebihan, urine atau feses karena
pengujian Mann Whitney pada sifatnya sebagai minyak yang tidak
pengukuran hari ke 12 diperoleh dapat bercampur dengan air. Virgin
nilai p=0,001 sehingga ada Coconut Oil juga memberikan
perbedaan luka antara kelompok nutrisi melalui proses penyerapan
perlakuan (kelompok yang oleh kulit dan sebagai pelumas
mendapatkan massage dengan untuk mengurangi efek gesekan
VCO) dengan kelompok kontrol dan shear. Menurut Price (2003),
dalam VCO unsur antioksidan dan
401
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

vitamin E masih dapat memakai minyak kelapa murni


dipertahankan sehingga jika setelah mandi akan bermanfaat
digunakan sebagai pelindung kulit bagi kesehatan kulit dengan
akan mampu melembutkan kulit. meningkatkan atau
Pemanfaatan VCO sebagai bahan mempertahankan toleransi jaringan
dasar pembuatan krim pelembab yang diharapkan.59
dibuktikan oleh Nilamsari (2006) Asumsi peneliti berdasarkan
melalui penelitiannya dengan teori dan hasil penelitian terdahulu
kesimpulan bahwa emulsi dan sekarang bahwa, terbukti
pelembab dengan kandungan VCO perlakuan massage efflurage
38,04% mampu menghasilkan dengan VCO dapat mencegah luka
emulsi krim yang relatif stabil dan tekan pada pasien di ICU sehingga
pH mendekati nilai yang diinginkan dapat diterapkan dalam perawatan
sebagai bahan pelembab kulit yaitu pasien dan bentuk pelaksanaan
5–8. Price (2003) menyatakan patient safety.
dipakai secara topikal atau dipakai
ke dalam, minyak kelapa membantu SIMPULAN
kulit tetap muda, sehat dan bebas 1. Karakteristik responden pada
dari penyakit. Asam lemak kelompok perlakuan sebagian
antiseptik pada minyak kelapa besar responden berusia >65
membantu mencegah infeksi jamur tahun, ber-jenis kelamin
dan bakteri. Ketika dipakaikan perempuan, tidak merokok, dan
langsung pada kulit, asam lemak memiliki IMT normal. Sedangkan
yang dikandung minyak kelapa pada kelompok kontrol sebagian
tidak langsung berfungsi sebagai besar responden berusia 56-65
anti-mikroba namun ia akan tahun, berjenis kelamin laki-laki,
bereaksi dengan bakteri-bakteri tidak merokok, dan memiliki IMT
kulit menjadi bentuk asam lemak normal.
bebas seperti yang terkandung 2. Kategori risiko luka tekan
dalam sebum (sebum mengandung responden pada kelompok per-
uric acid dan asam laktat). Ketika lakuan sebagian besar dengan
mandi, sabun akan menghilangkan kategori risiko tinggi pada hari ke
keringat, minyak dan zat-zat asam 0 sampai 3. Sedangkan pada
pelindung kulit oleh karena itu kelom-pok kontrol sebagian
sebelum keringat dan minyak besar pada hari ke 0 dengan
dikeluarkan kembali oleh kulit, kulit kategori risiko tinggi.
akan kering dan peka terhadap 3. Tidak ada perbedaan rata-rata
mikroba-mikroba berbahaya. Skor Risiko Luka Tekan Skala
Memberi-kan pelembab setelah Braden Antara kelompok
mandi akan membuat kulit kembali Perlakukan dan Kelompok
segar. Pelembab yang terbuat dari Kontrol Pada hari ke-0 sampai
minyak kelapa murni cepat hari ke-12.
membangun hambatan mikrobial 4. Luka tekan terjadi sebagian
dan asam alami. Dengan demikian besar pada post test hari ke 12
402
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

pada kelompok kontrol http://www.ebscohost.com/uph.edu on


March 23, 2015.
sedangkan pada kelompok 7. Jiricka MK, dkk. Pressure Ulcer Risk
perlakuan belum terjadi. Factors In An ICU Population. American
5. Luka tekan terjadi sebagian Journal of Critical care. 1995 ; 41 ; 36.
8. Setiyawan. Hubungan Tingk at
besar pada kelompok kontrol Pengetahuan, Sik ap dengan Perilak u
dimana responden berusia 56-65 Perawat dalm Upaya Pencegahan
Dek ubitus di Rumah Sak it Cak ra
tahun, berjenis kelamin
Husada Klaten. 2008. Retrieved from
perempuan dan tidak memiliki http://etd.eprints.ums.ac.id/908/1/j22006
riwayat merokok dan IMT 0012.pdf. On March 23, 2015.
9. Reddy, Madhuri., dkk. Preventing
normal. Pressure Ulcer : A Systemic Review.
6. Ada pengaruh perawatan kulit JAMA 2008; 296(8); 974-984
dengan massage effleurage (doi:10.1001. Jama.296.8.974).
Retrieved from
dengan VCO untuk mencegah http://jama.amassn.org/cgi/reprint/296/8
kejadian luka tekan serta ada /974. On March, 23, 2015.
10. Suriadi, dkk. Risk factors in the
perbedaan kejadian luka tekan development of pressure ulcers in an
antara kelompok intervensi dan intensive care unit in pontianak ,
kelompok kontrol ditunjukkan indonesia. International wound journal.
2007: 4: 208-215.
pada pengukuran hari ke 7 dan 11. Maklebust, J. & Sieggreen, M. Pressure
12. ulcers. USA: Sprighouse. 2001.
12. Hendicap International. (2008).
Information brochure for the patients
DAFTAR PUSTAKA and their family. Hendicap. Retrieved
1. Widasari S. Gitarja. Student Handbook from
Perawatan Luk a CWCCA. Wocare: http://disabilitychina.org/admin/.pdf. On
Bogor. 2014. March, 23, 2015.
2. Tayyib, N., P. Lewis, and F.Coyer. 13. Thomas, D. Prevention and treatment
Pressure ulcer in the adult intensive ofpressure ulcers: What work s? What
care unit : a Literature Riview of Patient doesn’t?. Cleveland Clinic Journal of
Risk Factors and Risk Assesment Medicine. 2001. 68 (8) : 705-720.
Scales. Journal of Nursing Educational Retrieves from
and Practice Vol.3 No. 11. 2013. www.úlceras.net/publicaciones/Thomas
3. Crisp, J. Taylor, C. Potter & Perry’s 801.pdf. On March, 23, 2015.
Fundamentals of nursing. 2nd edition. 14. EPUAP, NPUAP, PPPIA. Prevention
St. Loius Missouri : Mosby Elsevier. and Treatment of Pressure Ulcers:
2006. Quick Reference Guide. ISBN-10: 0-
4. Spilsbury, K., dkk. Pressure Ulcers and 9579343-6-X, ISBN-13:978-0-9579343-
Their Treatment And effects On Quality 6-8 2nd edition published. Cambridge
Of Life : Hospital Inpatient Perspectives. Media on Behalf. 2014
Journal of advanced nursing volume 57. 15. Walburga B. Maria. Perbandingan
2010: number; 5 page 494-504. efek tifitas sk ala braden dan norton
Retrieved from dalam mempredik si risik o dek ubitus di
http://www.ebscohost.com/uph.edu on ruang ICU RSUD Tugu Rejo Semarang.
March 23, 2015. Tesis Universitas Diponegoro
5. NPUAP-EPUAP (National Pressure Semarang. 2014
Ulcer Advisory Panel-European 16. Zakiyyah, Syifa. Pengaruh mobilisasi
Pressure Ulcer Advisiory Panel). Quick progresif level 1 terhadap risik o
reference guide Washington DC. 2009. dek ubitus dan perubahan saturasi
6. Kim, E., dkk. Comparison of the ok sigen pada pasien k ritis terpasang
Predictive Validity Among Pressure ventilator di ruang ICU RSUD Moewardi
Ulcer Risk Assesment Scales for Surak arta. Tesis Universitas
surgical ICU patients. Australian journal Diponegoro Semarang. 2014.
of advanced nursing. 2009; volume: 26 17. RNAO. (2005). Risk assessment &
number: 4. Retrieved from prevention of pressure ulcers, RNAO.

403
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

Retrieved from Antioxidant Status during Dermal


www.rnao.org/Storage/12/638_BPG_Pr Wound Healing in Young Rats.
essure_Ulcers_v2.pdf. On March, 23, Department of Biochemistry, University
2015. of Kerala, Thiruvananthapuram. India.
18. Ostomy Wound Manage. The Skin Pharmacol Physiol 2010; 23: 290–
usefulness of topical application of 297
essential fatty acids (EFA) to prevent 30. Batool S.H The Effect Of Coconut Oil
pressure ulcers. Ostomy Wound Extract On Full Thick ness Wound
Manage. 1997. Retrieved from Healing On The Female Rabbits.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/92 Departement of Pathology and Poultry
33238. On March, 23, 2015 Diseases, Collage of Veterinary
19. Utomo Wasisto, dkk. Efek tifitas Nigella Medicine, University of Basrah. Iraq.
Sativa Oil Untuk Mencegah Bas.J.Vet.Res Vol.11.2012: No2.
TerjadinyaUlk us Dek ubitus Pada 31. Handayani, RS., dkk. Efek tifitas
Pasien Tirah Baring Lama. Jurnal Ners Penggunaan Virgin Coconut Oil (Vco)
Indonesia Vol. 2, No. 2. 2012. Dengan Massage Untuk Pencegahan
20. A. Rahim. Masase Olahraga. Jakarta: Luk a Tek an Grade I Pada Pasien Yang
Pustaka Merdeka. 1988 Beresik o Mengalami Luk a Tek an Di
21. Peeters, I.D. et al. The Effect of Rsud Dr.Hj. Abdoel Moeloek Provinsi
massage as a method to prevent Lampung. Jurnal Keperawatan
pressure ulcers. A Review of the Indonesia Volume 14, No. 3 p ISSN:
Literature Vol 51. 2005: issue number 4. 1410-4490 e iSSN: 2354-9203.
http://www.o-wm.com/article/402 November 2011; hal 141-148
22. Ellis, J.R. & Bentz, P.M. Modules For 32. Dewandono, I.D. Pemanfaatan Vco
Basic Nursing Sk ills 7ed. 2007: Vol. 1. (Virgin Coconut Oil) Dengan Tek nik
Philadelpia : Williams & Wilkins Massage Dalam Penyembuhan Luk a
23. Peeters, I.D. dkk. The Effectiviness of Dek ubitus Derajat II Pada Lansia.
Massage With and Without Dimethyl Stikes Keperawatan Kusuma Husada
Sulfoxida in Preventing Pressure Ulcer: Surakarta. 2014.
A Randomized, Double-Blind Cross- 33. Himpunan Perawat Critical Care
Over Trial in Patients Prone to Pressure Indonesia. Pelatihan Dasar ICU. 2013.
Ulcers. Internastional Journal of Nursing 34. Evans B. Patient Mobility In The ICU.
Studies 44. 2007: 1285-1295. Transforming Nursing Culture and
24. Siswono. Manfaat minyak k elapa murni Tradition. 2008: 28 (2).
(VCO) untuk k esehatan. 2006. Diakses 35. Vollman, K.M. Inactivity to Progressive
dari http://www.republika.co.id Mobility. Critical care Nurse. 2010: 30
25. Setiaji, B dan Surip Prayugo. Membuat (2): S3-5. AACN.
VCO Berk ualitas Tinggi, Penebar 36. Keller, B.P.J.A., dkk. Pressure Ulcers in
Swadana, Jakarta. 2006 Intensive Care Patients: A Review of
26. Enig, M. Coconut : In Support of Good Risk and Prevention. Intensive Care
Health in the 21st Century. Paper Medicine. 2002: 28(10): 1379-1388.
presented on APPC’S XXXVI session Pimd: 12373461. Retreived from
and 30th Anniversarry in Pohnpei, http://dx.doi.org/10.1007/s00134-002-
Federated States of Micronesia, 27-28 1487-z. On March 30, 2015
September 1999. 37. Bryant, R.A. Acute and Chronic
27. Lucida et al. Uji daya peningk at Wounds Nursing Management, Second
penetrasi Virgin Coconut Oil (VCO) Edition. Missouri, St. Louis : Mosby Inc.
dalam basis k rim. Jurnal Sains & 2007
Teknologi Farmasi. 2008: Vol 13 No.1. 38. Potter, P.A. & Perry, A.G. Fundamental
Diakses dari Of Nursing. USA : Mosby Inc. 2005.
http://ffarmasi.unand.ac.id/pub/Publikasi 39. Brandon J.W. Pressure Ulcers, Surgical
%20Sukma.pdf Treatment and Principles. 2012
28. Lucida et al. Pengaruh Virgin Coconut 40. Ignatavicius, D.D., & Workman, M.L.
Oil (VCO) di dalam basis k rim terhadap Medical Surgical Nursing: Critical
penetrasi zat ak tif. 2008. Think ing for Collaborative Care. 5th
http://farmasi.unand.ac.id/pub/Publikasi edition. 2006. Phildelphia: W.B.
%20Sukma.pdf Sounders Company.
29. Rajamohan T. & Nevin K.G. Effect of 41. Sunaryanti, Betty. Pencegahan
Topical Application of Virgin Coconut Dek ubitus Dengan Pendidik an
Oil on Sk in Components and Kesehatan Reposisi dan Minyak

404
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

Kelapa. Jurnal Profesi volume 12/ 52. Sanada, Hiromi. Pressure ulcer:
September 2014- Februari 2015. Asessment guideline. 2004. Japan.
42. Said, Sunandar, dkk. Fak tor yang Nakayama -shoten. in Japanese
Memperngaruhi Terjadinya Dek ubitus 53. Priyonoadi, Bambang. Sport Massage.
Pada Pasien yang Dirawat Di Ruang Yogyakarta: Fakultas Ilmu
ICU RS Labuang Baji Mak assar. Jurnal Keolahragaan Universitas Negeri
Ilmiah Kesehatan Diagnosis volume 2 Yogyakarta. 2008.
Nomor 1 ISSN: 2302-1721. 2013. 54. Callaghan, M. J. The role of massage in
43. Ayello, Elizabeth A P. Predicting the management of the athlete: a
Pressure Ulcer Risk . Try This : Best review. British Medical Journal. 1993:
Practice In Nursing Care to Older Adult. 27(1): 28.
Issued Number 5. 2007. Retrieved from 55. Hinds, Tessa. dkk. Effects of Massage
http://consultgerirn.org/uploads/File/tryt on Limb and Sk in Blood Flow After
his/issue05.pdf On March 29th, 2015. Quadriceps Exercise. Medicine &
44. Brown, S.J. The Braden’s Scale : A Science in Sports & Exercise by the
Review of The Research Evidence. American College of Sports Medicine.
2004. Retrieved from 2004: 0195-9131/04/3608-1308.
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1 56. Finch, Paul. dkk. Changes in Pedal
212713711. On March 29th, 2015. Plantar Variability and Contact Time
45. Era, D.K. Efek tifitas sk ala Braden dalam Following Massage Therapy : A case
mempredik si k ejadian luk a tek an di Study of a Client with Diabetic
bangsal bedah-dalam RSU Prof. Dr. Neuropathy. Journal Bodywork and
W.Z. Yohannes Kupang. 2009. Movement Therapies Vol 11. 2007 :
Retrieved from 295-301.
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/li 57. Amin, Sarmidi. Cocopreneurship Anek a
bri2/detail.jsp?id=124739. On March Peluang Bisnis Dari Kelapa. Lily
29th, 2015. Publisher: Jogyakarta. 2009.
46. Yasa, I.D.P.G.P. Analisis Prak tek 58. Warta Penelitian dan Pengembangan
Residensi Keperawatan Medik al Bedah Pertanian. Minyak Kelapa Murni :
Pada Kasus Sistem Neurologi Di Harapan Nilai Tambah yang
RSUPN Dr. Cipto Mangunk usumo Menjanjik an. Pusat Perpustakaan dan
Jak arta. Jakarta: FIK-UI. 2010. Laporan Penyebaran Teknologi Pertanian. No.
tidak dipublikasikan. 635/SK/DITJEN PPG/STT/1979. Bogor.
47. Thomas DR, Rodeheaver GT, http://www.pustaka-deptan.go.id
Bartolucci AA et al. Pressure ulcer scale 59. Price, Murai, Ph.D. (2003). Terapi
for healing: derivation and validation of Minyak Kelapa (Bahrul Ulum,
the PUSH tool. The PUSH Task Penerjemah). Jakarta : Prestasi
Force.Adv Wound Care 1997; 10(5):96- Pustaka Publisher 2004..
101. 60. E.S.M. Shahin et al. Incidence,
48. Stotts NA, Rodeheaver GT et al . An prevention and treatment of pressure
instrument to measure healing in ulcers in intensive care patients: A
pressure ulcers: development and longitudinal study. International Journal
validation of the pressure ulcer scale for of Nursing Studies 46 (2009) 413–42.
healing (PUSH). J Gerontol A Biol Sci 61. Mallah Zeinab, et al. The Effectiveness
Med Sci. 2001 Dec;56(12):M795-9 of a Pressure Ulcer Intervention
49. Gardner SE, Frantz RA, et al. A Program on the Prevalence of Hospital
prospective study of the pressure ulcer Acquired Pressure Ulcers: Controlled
scale for healing (PUSH). J Gerontol A Before and After Study. Applied Nursing
Biol Sci Med Sci. 2005 Jan;60(1):93-7. Research xxx (2014) xxx–xxx.
50. Santos VLCG, Sellmer D, Massulo Published by Elsevier Inc.
MME. Inter rater reliability of Pressure 62. Hagisawa Satsue, Ferguson-Pell
Ulcer Scale for Healing (PUSH) in Martin. Review Evidence Supporting
patients with chronic leg ulcers. Rev The Use Of Two-Hourly Turning For
Latino-am Enfermage. 2007. maio- Pressure Ulcer Prevention. Journal of
junho; 15(3):391-6. Tissue Viability (2008) 17, 76-78.
51. Japanese pressure ulcer society. 63. Houwing, R.H. et al. A randomised,
Guideline for local treatment of pressure double-blind assessment of the effect of
ulcers. 2005. Japan. In Japanese nutritional supplementation on the
prevention of pressure ulcers in hip-
fracture patients. Clinical Nutrition

405
Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 8, November 2014, hal .389-442

22(4): 401–405. 2003. Elsevier Science


Ltd. All rights reserved.
doi:10.1016/S0261-5614(03)00039-6
64. Leen van Martin, et al. Pressure relief,
cold foam or static air? A single center,
prospective, controlled randomized
clinical trial in a Dutch nursing home.
Journal of Tissue Viability (2011) 20,
30-34.
65. Alfiyanti, Dera, dkk. Pengaruh
Perawatan Kulit Berdasark an Sk or
Sk ala Braden Q Terhadap Kejadian
Luk a Tek an Anak Di Pediatric Intensive
Care Unit (PICU) RS. Tugurejo dan RS.
Roemani Semarang. LPPM UNIMUS
2012: 136-144.
66. Simanjuntak, M.Carolina, dkk.
Pengaruh Posisi dan Massage Kulit
Pada Pasien Strok e Terhadap
Terjadinya Luk a Dek ubitus Di Zaal F
RSU HKBP Balige. Jurnal Keperawatan
HKBP Balige vol.1 No.2. 2013: 117-
125.

406

Anda mungkin juga menyukai