BAB I
PENDAHULUAN
Hampir semua orang pernah mengalami demam, ada yang cuma demam
ringan dan ada yang sampai demamnya tinggi sekali. Demam merupakan
keadaaan yang sering di temui sehari-hari dalam kehidupan terutama pada anak
yang tubuhnya masih rentan terhadap penyakit. Ada hal-hal yang harus
tumbuh kembang nya, yaitu anak dengan kejang demam. Anak yang kejang
tindakan yang tepat jika terjadi, agar tidak membawa dampak yang serius
(Lusia, 2015).
demam dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal. Selain itu di Kuwait dari
400 anak berusia 1 bulan - 13 tahun dengan riwayat kejang, yang mengalami
Namun di Asia angka kejadian kejang demam lebih tinggi, seperti di Jepang
dilaporkan antara 6-9% kejadian kejang demam, 5-10% di India, dan 14% di
Guam (Hernal, 2010). Selain itu di Kuwait dari 400 anak berusia 1 bulan-13
2
tahun dengan riwayat kejang, yang mengalami kejang demam sekitar 77%
(WHO, 2013).
Setiap tahunnya kejadian kejang demam di USA Hampir 1,5 juta, dan
sebagian besar terjadi dalam rentang usia 6 hingga 36 bulan, dengan puncak
negara. Daerah Eropa Barat dan Amerika tercatat 2-4% angka kejadian Kejang
demam per tahunnya. Sedangkan di India sebesar 5-10% dan di Jepang 8,8%.
Hampir 80% kasus adalah kejang demam sederhana (kejang 15 menit, fokal
atau kejang umum didahului kejang parsial, berulang atau lebih dari satu kali
sekitar 80% - 90% dari seluruh kejang demam sederhana. Hasil rekam medis
Rumah sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta tahun 2008 -2010, terdapat
berumur 6 bulan sampai dengan 3 tahun dan 30% diantaranya akan mengalami
yang cukup seimbang dengan negara lain. Disini kejang demam dilaporkan di
kejadian di wilayah Jawa Tengah sekitar 2 % sampai 5% pada anak usia 6 bulan
lain : infeksi yang mengenai jaringan ektrakranial seperti tonsilitis, ototis media
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Hal ini juga di dukung oleh penelitian yang
sebesar 42,1% kejadian kejang demam pada bayi disebabkan oleh riwayat
keluarga yang juga positif kejang demam Mohammadi MD, 2006 dalam
(Arifuddin,2016).
Pada Kejang Demam Pertama dengan Kejang Demam Berulang Pada Balita di
RSPI Puri Indah Jakarta”, menyebutkan kasus kejang demam yang terjadi di
Indonesia seperti di RSPI Puri Indah Jakarta terjadi peningkatan angka kejang
demam pada anak sebesar ± 6 kali lipat pada Januari – Juni 2014 dibandingkan
4
pada tahun 2008, total anak dengan kejang demam ada sebanyak 135 anak
Menurut buku tahunan ruang anak RSUD Pariaman tahun 2018, tercatat
36 kasus kejang demam simpleks yaitu pada bulan Januari 5 kasus, Februari 5
kasus, Maret 12 kasus dan April sebanyak 14 kasus demam kejang simpleks.
Namun pada bulan Juni, demam kejang tidak tercatat ke dalam data sepuluh
penyakit teratas yang ada di ruang anak RSUD Pariaman pada tahun 2018
silam. Kemudian pada bulan Juli demam kejang kembali tercatat sebanyak 19
November tercatat 14 kasus dan Desember tercata ada 6 kasus. Dan kejang
demam berada di urutan ke dua terbanyak sebagai kasus diagnose pasien anak
terbanyak yang ada di ruang anak RSUD Pariaman pada tahun 2018.
1.3 Tujuan
Pariaman.
dapat digunakan sebagai tambahan ilmu dan dasar untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
terjadi dalam tubuh. Demam pada umumnya tidak berbahaya, tetapi bila demam
tinggi dapat menyebabkan masalah serius pada anak. Masalah yang sering
terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38ºC yaitu kejang demam (Ngastiyah,
2012).
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38˚C) yang disebabkan
oleh proses ekstranium. Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada suhu
badan tinggi. Suhu badan tinggi ini karena kelainan ekstrakranial (Lestari,
2016).
suhu tubuh dengan cepat sehingga >38 derajat Celsius, dan kenaikan suhu
demam harus mendahului kejang. Umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan – 6
tahun, puncaknya pada usia 14-18 bulan (Chris Tanto dkk., 2014). Secara
klinis, klasifikasi kejang demam dibagi menjadi dua yaitu kejang demam
ditemukan pada anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4
terjadi bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan
neurologik yang paling sering dijumpai pada masa kanak-kanak dan menyerang
sekitar 4% anak. Pada setiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda-beda,
hal ini tergantung dari tinggi serta rendahnya ambang kejang seorang anak.
Anak dengan kejang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 38ºC, tetapi pada
anak dengan ambang kejang yang tinggi kejang baru akan terjadi pada suhu
1. Anatomi Otak
9
Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan
pusat komputer dari semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral yang
Bagian-bagian otak :
1) Hipotalamus
hipotalamus terbagi dalam berbagai inti dan daerah inti. Terletak pada
2) Talamus
Berada pada salah satu sisi pada sepertiga ventrikel dan aktivitas
berlawanan dan masuk ke medulla spinulis dan naik). Bagian ini bertugas
4) Kelenjar Hipofisis
fungsinya diatur oleh kelenjar ini. Hipofisis merupakan bagian otak yang
2. Fisiologi
1) Pirogen Endogen
sintesis prostaglandin.
2) Pengaturan Suhu
makanan, dan oleh semua proses vital yang berperan dalam metabolisme
dank arena sistem enzim dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang
sempit agar berfungsi optimal, fungsi tubuh normal bergantung pada suhu
2.1.3 Etiologi
Penyebab dari kejang demam menurut Wulandari & Erawati (2016) yaitu :
1. Faktor genetika
2. Infeksi
telinga).
demam berdarah ).
3. Demam
4. Gangguan metabolisme
5. Trauma
1. Kejang demam sederhana (Simple febrile seizure) Ciri dari kejang ini adalah
2. Kejang demam kompleks (Complex febrile seizure) Ciri dari kejang ini
adalah :
• Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang
parsial
2.1.5 Patofisiologi
Infeksi yang terjadi pada jaringan diluar krnial seperti tonsillitis, ositis,
ositis media akut, bronkiti penyebab terbanyaknya adalah bakteri yang bersifat
hipotalamus akan merangsang kenaikan suhu tubuh dibagian yang lain seperti
Naiknya suhu di hipotalamus, otot kulit, dan jaringan tubuh yang lain
natrium, ion kalium dengan cepat dari luar deplorasi neuron dengan cepat
PATHWAY
MK : Ketidakefektifan
Peningkatan sputum bersihan jalan nafas
MK : Hipertermi
Kejang
MK : Resiko Cidera
Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi
setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa
Tanda dan gejala dari kejang demam menurut Wulandari dan Erawati
(2016) yaitu :
Kejang timbul dalam 24 jam setelah naiknya suhu badan akibat infeksi di
luar susunan saraf misalnya otitis media akut, bronchitis, dan sebagainya
2.1.8 Komplikasi
Kerusakan neurotransmitter
pada neuron.
16
Epilepsi
kelainan di otak yang lebih banyak terjadi pada anak baru berumur 4 bulan -
5 tahun.
1. Pemeriksaan Laboratorium
darah perifer, elektrolit, dan gula darah (level II-2 dan level III, rekomendasi
D).
17
2. Fungsi Lumbal
Anak umur >18 bulan tidak rutin. Bila yakin bukan meningitis secara
3. Elektroensefalografi.
II2, rekomendasi E). Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan
kejang demam yang tidak khas, misalnya kejang demam kompleks pada
4. Pencitraan
Paresis nervus VI
Papilledema
demam yaitu :
a. EEG
dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali
b. Fungsi Lumbal
bayi (usia <12 bulan ) karena gejala dan tanda meningitis pada bayimengkin
sangat minimal atau tidak tampak. Pada anak dengan usia >18 bulan, fungsi
lumbal dilakukan jika tampak tanda peradangan selaput otak, atau ada
c. Neuroimaging
19
kepala. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada kejang demam yang baru
d. Pemeriksaan Laboratorium
gula darah.
2.1.10 Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Bila pasien datang dalam keadaan kejang, obat pilihan utama yaitu
intravena.
b. Penatalaksanaan keperawatan
d) Jangan memasang sudip lidah (tongue spatel), karena risiko lidah tergigit
1. Bersihkan jalan napas dengan tongue spatel atau sendok yang dilapisi kain
agar lidah tidak tergigit, caranya dengan menekan lidah kea rah bawah agar
2. Jangan memasukkan benda yang mudah patah termasuk jari kita karena
dapat terluka dan darahnya dapat terisap masuk ke paru-paru. Jangan pula
memberi anak makanan atau minuman apapun sebelum anak sadar betul.
asam lambung.
4. Atur tempat tidur, jangan sampai anak terjatuh atau terbentur saat kejang.
6. Turunkan suhu tubuh anak dengan memberikan kompres dan obat penurunan
panas.
sesegera mungkin turun dan cegah agar suhu tidak naik lagi. Jika suhu tidak
kunjung turun, segera bawa anak ke rumah sakit untuk perawatan lebih
21
Kejang demam lebih sering terjadi pada anak gemuk ( Berat Badan
lebih ), karena pada saat panas, kulit anak yang gemuk jika diraba tidak akan
terasa panas. Padahal jika diukur dengan thermometer, panasnya bisa lebih
terhadang oleh tumpukan lemak. Orang tua yang memiliki anak berbadan
tua tersebut baru tahu saat panas sang anak sudah tinggi dengan gejala wajah
Tentu saja ini merupakan kondisi yang sudah terlambat, oleh karena
itu sebaiknya orang tua yang memiliki anak berbadan gemuk cepat tanggap
jika melihat sanh anak kurang enak badan dan segera melakukan pengukuran
habis, hentikan penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang
kemudian.
Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis,
Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara suntikan dan setelah
membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak melebihi 200mg/hari.
pernapasan.
3. Bila kejang tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
batuk dan pilek selama kurang lebih 1 minggu, kejang sampai 6 kali selama
tinggi dan disertai kejang sebanyak 6 kali, diikuti suhu tubuh yang tinggi
kurang lebih 1,5 jam dan klien dibawa ke rumah sakit dalam keadaan lemah.
kejang seperti ini, biasanya cuma demam dan sembuh setelah minum obat
Keluarga klien tidak ada riwayat kejang, hipertermi dan stroke.
24
6. Pengkajian Fokus
bekerja yang di timbulkan oleh diri sendiri atau orang terdekat atau
2) Sirkulasi
dan pernafasan
3) Eliminasi
6) Pernafasan
7) Keamanan
7. Pemeriksaan fisik.
frekuensi nafas sampai terjadi gagal nafas. Dapat terjadi sumbatan jalan
hemodinamik
bising usus normal, palpasi: turgor kulit normal, perkusi: tidak ada
distensi
akan tetapi saat kejang berlangsung akan terdapat beberapa otot yang
mengalami kejang.
26
8. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
a. Darah lengkap
b. Urine lengkap
c. Serum lengkap
gelombang tajam
2.2.3 Intervensi
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
O : Data yang didapatkan dari hasil pengkajin dan hasil labor yang