Anda di halaman 1dari 13

DIAGNOSIS KERUSAKAN PADA

KOPLING KENDARAAN RINGAN


Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

SMK TARUNA BHAKTI KADUGEDE


[Pick the date]
Disusun Oleh : Deni Hermawan, S.Pd
MATERI AJAR MENDIAGNOSIS KERUSAKAN KOPLING
KELAS XII SMK TARUNA BHAKTI KADUGEDE

1. Fungsi Kopling

Fungsi kopling adalah untuk memutus dan menghubungkan aliran daya/gerak/momen


dari mesin ke sistem pemindah tenaga (transmisi) secara halus. Mekanisme yang digunakan
untuk memindahkan tenaga dari mesin menuju ke roda disebut dengan sistem pemindah
tenaga atau power train.
Sistem pemindah tenaga sendiri terdiri dari beberapa komponen, komponen-
komponen sistem pemindah tenaga yaitu kopling (clutch), transmisi (transmission), poros
propeller (propeller shaft), gardan (differential), poros axle (axle shaft) dan drive shaft.
Komponen sistempemindah tenaga (power train) pada kendaraan yang pertama adalah
komponen kopling, baik pada kendaraan mobil maupun kendaraan sepeda motor pasti
menggunakan komponen kopling.
Komponen kopling ini terletak diantara mesin dan transmisi, untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 1. Letak Kopling

 Kopling sendiri terbagi menjadi dua tipe berdasarkan cara kerjanya yaitu kopling
manual dan kopling otomatis.
 Sedangkan tipe kopling berdasarkan jumlah platnya dibagi menjadi dua yaitu
kopling plat tinggal dan kopling plat ganda.
 Sedangkan tipe kopling berdasarkan kondisi kerjanya dibagi menjadi dua yaitu
kopling kering dan kopling basah.
Tipe penggerak kopling dibagi menjadi dua yaitu tipe penggerak mekanik dan tipe
penggerak hidrolik.

Fungsi kopling kendaraan sendiri yaitu untuk menghubungkan dan memutuskan putaran
dari mesin ke transmisi.

Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi kopling yaitu :


 Kopling harus dapat menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi dengan
lembut.
 Dapat memindahkan tenaga putaran dari mesin ke transmisi tanpa terjadi slip.
 Dapat memutuskan hubungan mesin ke transmisi dengan cepat dan baik.

2. Jenis Kopling
Jenis kopling dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu :
a. Kopling dengan menggunakan gigi
Kopling jenis ini banyak digunakan untuk hubungan gigi transmisi jenis Syncronmesh

Gambar 2. Kopling menggunakan gigi (kopling dog)


b. Kopling gesek
Kopling gesek (Friction Clutch) adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan
antara bagian penggerak dengan yang akan digerakkan. Konsep kopling ini banyak
digunakan pada sistem pemindah tenaga kendaraan ringan

Gambar 3. Kopling gesek


c. Kopling tekanan hidrolis
Kopling hidrolis banyak digunakan pada kendaraan dengan transmisi otomatis. Proses
kerjanya memanfaatkan tekanan hidrolis, dan pemindahan dari satu kopling ke
kopling yang lainnya, dilakukan dengan mengatur aliran hidrolisnya

Gambar 4. Kopling Hidrolik


d. Kopling Jenis Kering
Kopling kering adalah kolping yang saat bekerja tidak terkena minyak pelumas.
Kopling jenis ini mempunyai satu plat kopling. Digunakan untuk kendaraan roda
empat.

Gambar 5. Kopling jenis kering


e. Kopling Jenis Basah
Kopling basah adalah kopling yang saat bekerjanya terkena /terendam minyak
pelumas. Kopling plat ganda (kopling basah) banyak digunakan pada kendaraan
ringan seperti sepeda motor dan dalam kerjanya tercelup di dalam oli mesin.

Gambar 7. Kopling jenis basah

3. KOMPONEN-KOMPONEN KOPLING
Komponen pada kopling dapat dikelompokkan menurut clutch covernya (rumah
kopling). Ada dua jenis cluth cover yang biasa dipasang pada mobil, yaitu :
1. Jenis Diafragma Spring
Clutch disc (k Kopling)
Diafragma Spring
Release bearing
Clutch cover
Release fork
Release cylinder
Preasure plat
Clutch cover jenis ini banyak digunakan untuk kendaraan ringan seperti, sedan, minibus
dan mobil yang mempunyai tenaga yang tidak besar.

2. Jenis Coil Spring


Clutch disc (kanvas Kopling)
Coil Spring
Release bearing
Clutch cover
Release fork
Release cylinder
Preasure lever
Preasure plate

Sistem kopling terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen tersebut tergantung


pada jenis mekanisme penggerak koplingnya, apakah mekanisme penggerak mekanik atau
hidrolik. Namun, secara umum komponen-komponen kopling terdiri dari pedal kopling,
mekanisme penggerak mekanik atau hidrolik, release fork, release bearing, clutch cover,
plat penekan, plat kopling. Untuk lebih jelasnya mengenai komponen-komponen kopling
dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Pedal kopling
Pedal kopling ini terletak pada bagian pedal yang paling kiri dan berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan tenaga putar dari mesin ke transmisi.
Ketika pedal kopling di tekan oleh pengendara maka hubungan antara mesin dan
transmisi akan terputus atau dengan kata lain tenaga dari mesin tidak diteruskan ke
transmisi. Sedangkan ketika pedal kopling tidak di tekan oleh pengendara maka kopling
akan meneruskan tenaga dari mesin ke transmisi.

Master silinder kopling (pada mekanisme penggerak kopling hidrolik)


Master silinder kopling ini berfungsi untuk memperbesar tenaga dari pengemudi saat
menekan pedal kopling. Master silinder ini dihubungkan ke pedal kopling melalui push rod
(batang pendorong).
Pada master silinder kopling dilengkapi dengan reservoir yang berfungsi untuk
penampung minyak hidrolis yang digunakan sebagai media penyalur tenaga dari master
silinder ke silinder kopling.
Syarat untuk dapat menyalurkan tenaga pada mekanisme penggerak hidrolis ini
adalah pada sistem hidrolis harus bebas dari udara (tidak ada udara pada sistem). Bila
terdapat udara pada sistem maka akan membuat kinerja mekanisme penggerak ini menjadi
kurang optimal.
Terdapatnya udara pada sistem hidrolis ini dapat disebabkan karena terjadinya
kebocoran pada sistem hidrolis atau pada saat penggantian komponen-komponen mekanisme
penggerak hidrolis.
Jika terdapat udara pada sistem maka harus dihilangkan dengan cara melakukan
bleeding pada mekanisme hidrolis.

Silinder pembebas (pada mekanisme penggerak kopling hidrolik)


Silinder pembebas atau release cylinder ini terletak pada bagian bawah kendaraan dan
memiliki fungsi untuk meneruskan tenaga dari master silinder yang nantinya digunakan
untuk mendorong garpu pembebas (release fork).
Tenaga dari master silinder ini diteruskan ke silinder pembebas kopling melalui pipa
atau selang penghubung.
Clutch release cable (pada mekanisme penggerak kopling mekanik)
Clutch release cable atau kabel penghubung merupakan komponen pada sistem
kopling yang berfungsi untuk menghubungkan tenaga dari pengemudi (injakkan di pedal
kopling) yang menuju ke garpu pembebas (release fork). Ketika pedal diinjak maka kabel ini
akan menarik garpu pembebas sehingga akan memutuskan hubungan antara mesin dengan
transmisi.

Garpu pembebas (release fork)


Garpu pembebas atau release fork berfungsi untuk menekan release bearing untuk
membebaskan hubungan antara mesin dan transmisi.

Bantalan pembebas (release bearing)


Bantalan pembebas atau release bearing atau juga sering disebut dengan drag laker
merupakan komponen pada sistem kopling yang berfungsi untuk menekan pegas penekan
pada clutch cover ketika pedal ditekan. Bagian release bearing yang berhubungan dengan
pegas penekan dapat berputar bebas, sedangkan bagian release bearing yang berhubungan
dengan release fork tidak dapat berputar.
Release bearing harus diperiksa secara berkala, pemeriksaan yang dilakukan pada
release bearing meliputi keausan release bearing dan kekocakkan atau putaran dari release
bearing apakah lancar atau tidak.

Cover clutch
Cover clutch atau tutup kopling ini pada umumnya terdapat dua tipe berdasarkan
pegas penekan yang digunakan, yaitu tipe pegas diafragma dan tipe pegas coil. Cover clutch
ini digunakan sebagai tutup kopling yang dipasangkan pada fly wheel (roda gila) dengan
sambungan baut.
Clutch cover ini sebagai dudukan dari pegas penekan, yang nantinya ketika pegas
penekan ini ditekan oleh release bearing maka pegas penekan akan mengungkit plat penekan
sehingga plat penekan tidak akan menekan plat kopling atau dengan kata lain plat kopling
menjadi bebas dan putaran dari mesin tidak diteruskan ke transmisi.
Selain itu pada cover clutch juga terdapat plat penekan yang berfungsi untuk menekan
plat kopling untuk menghubungkan tenaga dari mesin ke transmisi.
Tipe pegas penekan pada clutch cover dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Pegas tipe koil memiliki keuntungan yaitu tenaga penekanan terhadap plat kopling besar,
namun kerugian dari pegas penekan tipe koil ini yaitu tenaga yang dibutuhkan untuk
menekan plat kopling ini lebih berat dan kontruksi tipe ini lebih rumit dibandingkan dengan
tipe pegas diafragma.

Pegas tipe diafragma memiliki keuntungan yaitu tenaga yang dibutuhkan untuk menekan
pedal kopling ringan, tenaga penekanan pada plat kopling dapat merata dan tenaga pegas
penekan ini tidak akan berkurang karena gaya sentrifugal. Namun kerugian dari pegas
penekan tipe diafragma ini adalah tenaga penekanan pada plat kopling lebih kecil
dibandingkan dengan tipe koil.

Plat kopling
Plat kopling atau disc clutch memiliki bentuk piringan dan berfungsi untuk
menyalurkan tenaga dari mesin ke transmisi tanpa tejadinya slip.
Pada plat kopling ini terdiri dari beberapa bagian yaitu clutch hub, facing, cushion
plate dan torsion damper, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini :
Clutch hub pada plat kopling merupakan bagian yang berhubungan dengan input
poros transmisi. Pada clutch hub ini terdapat alur yang berfungsi untuk menghubungkan plat
kopling dengan poros input transmisi sehingga ketika plat kopling berputar maka poros input
transmisi juga ikut berputar.
Facing pada plat kopling merupakan bagian yang bergesekkan dengan fly wheel dan
plat penekan yang berfungsi untuk meneruskan putara dari mesin ke transmisi.
Cushion plate pada plat kopling berfungsi untuk memperlembut hubungan saat
kopling mulai menekan fly wheel.
Torsion damper berfungsi untuk meredam terjadinya kejutan saat kopling mulai
terhubung.

4. Cara Kerja Kopling Manual Mobil


Kopling pada kendaraan berfungsi untuk memutus dan menghubungkan putaran
mesin ke transmisi. Kopling terdiri dari beberapa tipe berdasarkan cara kerjanya yaitu
kopling manual dan kopling otomatis.
Kopling manual pada kendaraan mobil menggunakan kopling tunggal dan tipe kering
yaitu hanya memiliki satu plat kopling (disc clutch) dan plat kopling tidak terendam oli, jika
terdapat oli pada plat kopling maka dapat menyebabkan terjadinya slip saat memindahkan
tenaga dari mesin ke transmisi.
Kopling manual terdiri dari beberapa komponen-komponen kopling, diantaranya
pedal kopling, mekanisme penggerak kopling, release fork, release bearing, clutch cover dan
plat kopling.
Cara kerja kopling dibagi menjadi dua yaitu pada saat pedal kopling ditekan dan pada
saat pedal kopling tidak ditekan.
Pada kopling mekanisme penggerak hidrolis
Ketika pedal kopling ditekan maka tekanan pedal akan diteruskan ke master silinder
kopling melalui push rod. Kemudian master silinder kopling akan menekan minyak hidrolis,
tekanan ini akan disalurkan ke silinder pembebas kopling (release cylinder). Silinder
pembebas kopling selanjutnya akan menekan garpu pembebas (release fork) dan garpu
pembebas akan menekan release bearing. Release bearing ini akan menekan pegas penekan
(pegas diafragma atau pegas coil). Pegas penekan ini akan mengungkit plat penekan (pressure
plate). Dengan demikian plat penekan tidak akan menekan plat kopling sehingga kopling
tidak akan meneruskan tenaga putaran dari mesin ke transmisi.
Ketika pedal kopling dilepas (tidak ditekan) maka tidak ada tekanan pada garpu
pembebas sehingga garpu pembebas akan kembali ke posisi semula karena adanya pegas.
Karena garpu pembebas kembali ke posisi semula maka release bearing juga akan kembali ke
posisi semula sehingga release bearing tidak akan menekan pegas penekan (pegas diafragma
atau pegas coil). Oleh sebab itu, plat penekan akan kembali menekan plat kopling sehingga
tenaga dari mesin akan diteruskan oleh kopling ke transmisi.

Pada kopling mekanisme penggerak mekanik


Ketika pedal kopling ditekan maka tekanan pedal akan diteruskan ke clutch release
cable (kabel penghubung). Kemudian kabel penghubung ini akan menarik garpu pembebas
(release fork) dan garpu pembebas ini akan menekan release bearing. Release bearing ini
akan menekan pegas penekan (pegas diafragma atau pegas coil). Pegas penekan ini akan
mengungkit plat penekan (pressure plate). Dengan demikian plat penekan tidak akan
menekan plat kopling sehingga kopling tidak akan meneruskan tenaga putaran dari mesin ke
transmisi.
Ketika pedal kopling dilepas (tidak ditekan) maka tidak ada tekanan pada garpu
pembebas sehingga garpu pembebas akan kembali ke posisi semula karena adanya pegas.
Karena garpu pembebas kembali ke posisi semula maka release bearing juga akan kembali ke
posisi semula sehingga release bearing tidak akan menekan pegas penekan (pegas diafragma
atau pegas coil). Oleh sebab itu, plat penekan akan kembali menekan plat kopling sehingga
tenaga dari mesin akan diteruskan oleh kopling ke transmisi.

Anda mungkin juga menyukai