Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ANALISA JURNAL

Safe Handovers for Every Patient: An Interrupted Time Series Analysis to Test
the Effect of Structured Discharge Bundle in Dutch Hospitals

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Manajemen Keperawatan
di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kota Malang

Disusun oleh:
Aris Khoir A. 201910461011031
Fakhrunizah N.H. 201910461011041
Purwati 201910461011046
Fadila Dwi R. 201910461011048
Zarotul Paujiah 201910461011013
Dwi Rahayu 201910461011017
Cahyaningsih Effendi 201910461011044
Emilia Ulfah 201910461011045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Berikut ini menyatakan bahawa tugas yang kami kerjakan, sudah dilakukan telaah
dan melalui bimbingan Fasilitator Kelompok, maka dengan inisiap untuk
dilakukan pengumpulan sesuai dengan ketentuan departemen manajemen
keperawatan.

Jenis Tugas

(laporan akhir tutorial/ analisa jurnal/ mini proposal PjBL/ laporan akhirPjBL/
pembuatan produk PjBL)

Judul Tugas

(Safe handovers for every patient: an interrupted time series analysis to test the
effect of a structured discharge bundle in Dutch hospitals)

Telah terselesaikan pada pukul 20.00 Hari Kamis tanggal 26 Mei 2020

Mengetahui,

Fasilitator Kelompok Penyusun,

(Zahid Fikri M.Kep) (Kelompok 9 dan 10)


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan laporan jurnal berjudul “Safe handovers for every patient: an
interrupted time series analysis to test the effect of a structured discharge
bundle in Dutch hospital) tanpa ada kendala suatu apapun. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua yang membantu dari segi finasial dan doa.
2. Bapak Zahid Fikri, M.Kep selaku dosen pembimbing kelompok.
3. Sahabat serta pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
yang telah memotivasi dalalam menyusun laporan jurnal .

Seperti halnya manusia yang tidak sempurna di mata manusia lain atau
pun di mata Allah SWT, penyusunan laporan jurnal ini tidak terlepas dari
kesalahan penyusun dan penyajiannya mengingatakan keterbatasan
kemampuan yang penyusun miliki. Untuk itu penyusun selalu mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata semoga
laporan ini dapat memberi manfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Malang, 26 Mei 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Manajemen keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang seefektif mungkin bagi individu, keluarga
dan masyarakat. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses
keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara
profesional (Nursalam, 2014).
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah timbang terima pasien.
Nursalam (2014) menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang
terima memiliki beberapa istilah lain yang diantaranya adalah Handover,
handoffs, shift repot, signover dan cross coverage. Handover adalah waktu
dimana perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang pasien dari perawat
yang satu dengan perawat yang lain. Tujuan dari Handover adalah menyediakan
waktu , informasi yang akurat tentang rencana perawat pasien, terapi, kondisi
terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan antisipasinya.
Handover dapat diterapkan juga pada saat pemulangan pasien (discharge).
Karena waktu tinggal di rumah sakit menjadi lebih pendek dan pemulihan penuh
sering terjadi di rumah, transisi yang aman dari rumah sakit ke rumah atau rumah
perawatan menjadi sangat penting. Akan tetapi pengaturan transisi dari rumah
sakit ke perawatan primer masih dianggap proses yang beresiko tinggi. Pasien
dikeluarkan dari rumah sakit dengan koordinasi dan follow up yang minim dan
hampir tidak dilibatkan dalam proses pemulangan (discharge). Transisi yang tidak
adekuat mungkin memiliki implikasi serius bagi keselamatan pasien dan kualitas
perawatan. Akar transisi yang aman dari rumah sakit ke rumah atau rumah
perawatan adalah transfer tepat waktu dari penyerahan medis yaitu dengan surat
yang berisi informasi discharge medis yang akurat untuk penyedia perawatan
berikutnya.
Oleh karenanya untuk mengurangi akibat negatif yang dapat terjadi,
penyusun mencari informasi tentang handover dalam pemulangan pasien
sebagaimana pada jurnal yang berjudul “Safe handovers for every patient: an
interrupted time series analysis to test the effect of a structured discharge bundle
in Dutch hospitals”. Pada jurnal ini menguji efek pada ketepatan waktu serah
terima (handover) medis dan keperawatan, lama tinggal di rumah sakit (LOS) dan
readmissions tidak direncanakan.
Informasi dalam jurnal ini dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk
menambah wawasan dalam bentuk teori maupun praktek sebagai tuntutan
profesionalisme dalam keperawatan.

1.2 Tujuan
1. Memaparkan informasi terkini dengan evidence based di area keperawatan
terkait topik “Safe handovers for every patient: an interrupted time series
analysis to test the effect of a structured discharge bundle in Dutch
hospitals”.
2. Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi di dunia
keperawatan terkait efektifitas proses handover
3. Meningkatkan critical thinking tentang manfaat hasil penelitian tersebut
bagi dunia keperawatan.
BAB II
JURNAL PENELITIAN

(jurnal terlampir)
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Penelitian


3.1.1 Judul penelitian
Safe Handovers for Every Patient: An Interrupted Time Series Analysis
to Test the Effect of Structured Discharge Bundle in Dutch Hospitals
3.1.2 Pengarang
Rosanne van Seben, Suzanne E Geerlings, Jolanda M Maaskant,
Bianca M Buurman, TIP Study Group
3.1.3 Sumber
Seben, et al. (2019). Safe Handovers for Every Patient: An Interrupted
Time Series Analysis to Test the Effect of Structured Discharge Bundle
in Dutch Hospitals. BM Journal, Vol. 9, doi: 10.1136/ bmjopen-2018-
023446.
3.1.4 Abstrak
Objective: Patient handovers are often delayed, patients are hardly
involved in their discharge process and hospitalwide standardised
discharge procedures are lacking. The aim of this study was to
implement a structured discharge bundle and to test the effect on
timeliness of medical and nursing handovers, length of hospital stay
(LOS) and unplanned readmissions.
Design: Interrupted time series with six preintervention and six
postintervention data collection points (September 2015 to June 2017).
Setting Internal medicine and surgical wards Participants Patients (≥18
years) admitted for more than 48 hours to surgical or internal medicine
wards.
Intervention: The Transfer Intervention Procedure (TIP), containing
four elements: planning the discharge date within 48 hours
postadmission; arrangements for postdischarge care; preparing
handovers and personalised patient discharge letter; and a discharge
conversation 12–24 hours before discharge.
Outcome: measures The number of medical and nursing handovers sent
within 24 hours. Secondary outcomes were median time between
discharge and medical handovers, LOS and unplanned readmissions.
Results: Preintervention 1039 and postintervention 1052 patient records
were reviewed. No significant change was observed in the number of
medical and nursing handovers sent within 24 hours. The median (IQR)
time between discharge and medical handovers decreased from 6.15
(0.96–15.96) to 4.08 (0.33–13.67) days, but no significant difference
was found. No intervention effect was observed for LOS and
readmission. In subgroup analyses, a reduction of 5.6 days in the
median time between discharge and medical handovers was observed in
hospitals with high protocol adherence and much attention for
implementation.
Conclusion: Implementation of a structured discharge bundle did not
lead to improved timeliness of patient handovers. However, large
interhospital variation was observed and an intervention effect on the
median time between discharge and medical handovers was seen in
hospitals with high protocol adherence. Future interventions should
continue to create awareness of the importance of timely handovers
3.1.5 Tanggal Publikasi
7 Maret 2019

3.2 Deskripsi Penelitian berdasarkan PICO


3.2.1 Problem/Purpose/Population
Serah terima pasien sering tertunda, bahkan beberapa pasien tidak
dilibatkan dalam serah terima pada proses pemulangan. Efek dari
prosedur yang kurang, misalnya kesalahan pengobatan atau rencana
kontrol ulang tidak terjadwal. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan
prosedur struktural intervensi transver (TIP) untuk menguji ketepatan
waktu serah terima medis dan keperawatan serta lama perawatan di RS
(LOS). Penelitian dilakukan pada 65 pasien lansia yang dirawat dari 8
rumah sakit berbeda (bangsal bedah dan internal).
3.2.2 Intervensi/Perlakuan
Serah terima dilakukan dengan prosedur TIP berbentuk elektronik yang
terdiri dari 4 elemen, yaitu perencanaan waktu untuk pemulangan
setelah 48 jam MRS, perawatan setelah pulang, persiapan serah terima
pasien (pengobatan, perawatan), dan surat pemulangan pasien setelah
48 jam MRS (alasan masuk, perawatan yang telah diterima selama di rs,
dan diagnosa penyakit).
3.2.3 Outcomes/Hasil
a. Serah Terima dan LOS
Tidak ada perbedaan yang signifikan pada efek serah terima (92,8%
pra intervensi dan 93,1% pasca intervensi) maupun LOS (11,1%
pada pra intervensi dan 12,3% pasca intervensi).
b. Kepatuhan Protokol
Sub kelompok 1 (RS 4 dan 8) menerima >30 poin karena perhatian
pada implementasi besar dan kepatuhan tinggi; sub kelompok 2 (RS
1-3, dan 5) menerima 20-30 poin karena kepatuhan tinggi, namun
perhatian pada implementasi relatif kurang; sedangkan pada sub
kelompok 3 (RS 6 dan 7) menerima <10 poin karena kepatuhan dan
perhatian terhadap implementasi kurang.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penerapan Bundle dengan metode TIP yang terdiri dari perencanaan


tanggal pulang pasien dalam 48 jam setelah pasien masuk ke ruangan, mengatur
perawatan setelah pulang, menyiapkan serah terima dan surat pemulangan pasien
belum berhasil dalam meningkatkan ketepatan waktu dalam serah terima pasien,
sehingga untuk kedepannya perlu dilakukan intervensi perbaikan untuk
menyadarkan tenaga kesehatan akan pentingnya melakukan serah terima pasien
dengan tepat waktu

4.2 Saran

Dari hasil penelitian dan pembahasan ini, diharapkan mampu menjadi


bahan referensi perawat dalam melakukan perbaikan dalam melakukan serah
terima shift dalam keperawatan.
Selain itu kepada mahasiswa agar meningkatkan proses berfikir kritis
dengan mencoba menyempurnakan penelitian ini dan penelitian sebelumnya
dengan harapan mampu menciptakan inovasi atau kegiatan baru dalam upaya
meningkatkan perbaikan serah terima keperawatan yang efektif, aman dan tepat
waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik

keperawatan profesional edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Seben, et al. (2019). Safe Handovers for Every Patient: An Interrupted Time
Series Analysis to Test the Effect of Structured Discharge Bundle in
Dutch Hospitals. BM Journal, Vol. 9, doi: 10.1136/ bmjopen-2018-
023446.

Anda mungkin juga menyukai