Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Menurut Depkes (2003), penyelenggaraan makanan merupakan suatu


proses kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai pendistribusian makanan
kepada konsumen dalam rangka pencapaian status yang optimal melalui
pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan, dan
evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makan yang tepat.
Menurut Fatmawati, dkk. (2013), salah satu prinsip dasar penyelenggaraan
makanan institusi adalah penyelenggaraan makanan yang menerapkan higiene dan
sanitasi sesuai ketentuan yang berlaku. Salah satu faktor yang mendukung prinsip
higiene dan sanitasi penyelenggaraan makanan adalah faktor kebersihan penjamah
makanan atau higiene perorangan. Higiene perorangan merupakan perilaku bersih,
aman dan sehat penjamah makanan untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada
makanan mulai dari persiapan bahan makanan sampai penyajian makanan.
Beberapa prosedur penting bagi penjamah makanan, yaitu cuci tangan sebelum
dan sesudah memegang bahan makanan, memakai alat pelindung diri yang
lengkap dan kebersihan serta kesehatan diri (Miranti, dkk. 2016).
Sekolah berasrama merupakan sebuah sekolah dengan sistem asrama
dimana peserta didik, guru beserta pengelola sekolah tinggal di asrama yang
berada di lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu yang sudah di tetapkan
oleh pihak sekolah. Biasanya selama satu semester dengan satu bulan hari libur.
Berdasarkan penelitian yang di lakukan oleh Purwaningtyas di Asrama Al-
Qodiri Jember (2013), pengetahuan higiene dan snaitasi penjamah makanan pada
penyelenggaraan makanan di sekolah berasrama masih banyak yang memasuki
kategori buruk. Dengan ini dapat di lihat bahwa tingkat risiko kontaminasi
terhadap makanan masih sangat tinggi. Kontaminasi pada makanan yang tinggi
tentu akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti diare, keracunan
makanan dan masalah lainnya.

1
2

Dengan ini, dilakukan analisis tentang pengaruh kegiatan konseling dalam


guna meningkatkan pengetahuan para penjamah makanan agar lebih memahami
Higene dan Sanitasi ketika menyelenggarakan makanan dalam jumlah besar
dalam suatu kelompok. Proses konseling yang di lakukan diantaranya melakukan
pendekatan kepada penjamah makanan, menyampaikan informasi yang sekiranya
akan menjadi pengetahuan baru bagi penjamah makanan terkait Higiene dan
Sanitasi.
B. Tujuan Penelitian
Kajian penulisan studi pustaka ini bertujuan untuk menganalisis dan
mengetahui lebih lanjut tentang Pengaruh Konseling higiene dan sanitasi terhadap
pengetahuan dan perilaku penjamah makanan di Sekolah berasrama.
Mengidentifikasi lebih lanjut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan dan perilaku penjamah makanan terkait higiene dan sanitasi di ruang
pengolahan, serta mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat perubahan
perilaku penjamah makanan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya. Selain
itu, harapannya kajian pustaka ini juga dapat bermanfaat terutama sebagai
informasi awal untuk mengkaji lebih lanjut tentang penerapan higiene dan sanitasi
di ruang pengolahan oleh penjamah makanan di sekolah berasrama.

C. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam proses penyusunan studi pustaka terkait pengaruh
konseling terhadap peningkatan pengetahuan penjamah makanan di sekolah
berasrama ini menggunakan metode analisis data sekunder dengan
mengumpulkan beragam bahan referensi hasil penelitian ataupun text books
sebagai penambah wawasan dan teori. Bahan referensi hasil penelitian dapat
berupa skripsi, artikel-jurnal, laporan proceeding, thesis, ataupun disertasi baik
nasional maupun internasional. Selanjutnya kajian pustaka diringkas, dilakukan
analisis dan sintesis berdasarkan teori sehingga menjadi suatu tulisan ilmiah yang
berisi tinjauan teoritis tinjauan faktual dari hasil pembahasan. Studi pustaka ini
juga menghasilkan kerangka pemikiran serta pertanyaan penelitian yang akan
digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai