Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN MATERI MODUL 8

PENYAKIT DAN KELAINAN GIGI ANAK

PENATALAKSANAAN FISSURE SEALANTS


PADA GIGI SULUNG

KELWAN
KBK 11
NIM : 041.216.099

Pembimbing :
Dr. drg. Sri Ratna Laksmiastuti, Sp.KGA

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
JAKARTA
2020
Karies gigi merupakan penyakit infeksi mikrobiologik pada gigi yang
mengakibatkan destruksi jaringan keras gigi yang ditandai dengan kehilangan
mineral dari gigi (demineralisasi). Bakteri dalam makanan yang sudah
terfermentasi didalam mulut akan menghasilkan asam yang mengakibatkan
terjadinya proses demineralisasi, sementara saliva dan fluoride berperan dalam
proses remineralisasi. Ketika rongga mulut berada pada pH kritis (5,5) dan
penurunan pH terus berlangsung keadaan menjadi tidak seimbang sehingga akan
terbentuk kavitas karies. Karies merupakan penyakit dengan etiologi yang
muktifaktorial antara lain, kebersihan mulut yang buruk, asupan karbohidrat yang
tinggi, kurangnya konsumsi fluoride, proses demineralisasi yang terjadi terus
menerus kemudian menyebabkan pembusukan. Anatomi gigi molar dengan pit &
fissure yang dalam lebih rentan terhadap karies gigi. 2
Perkembangan bahan dan teknik restorastif dalam bidang kedokteran gigi
berkembang secara pesat dalam beberapa dekade terakhir. Akibat perkembangan
tersebut, manajemen kesehatan gigi dan mulut menjadi lebih efektif. Fissue
sealant gigi merupakan perawatan preventif di mana pit & fissure gigi premolar
dan molar sulung ataupun permanen dilapisi dengan bahan plastik.1
Fissure sealant adalah perawatan pencegahan yang mencegah intervensi
awal karies gigi sebelum mencapai tahap akhir yang disebut kavitas. Tujuan dari
pit & fissure sealant adalah mencegah berkembangnya karies dengan melapisi
permukaan oklusal gigi dan mencegah bakteri terjebak di dalamnya. 40% karies
terjadi pada pit & fissure gigi permanen karena plak dan sisa makanan yang
terjebak sulit dibersihkan.
Pada tahun 1974, J.W McLean dan A.D Wilson memperkenalkan glass
ionomer cement (GIC), yang berikatan baik dengan enamel dan dentin.
Keuntungan dari GIC adalah kemampuan fluoride release dan kurang sensitif
terhadap kelembaban. Pit & fissure sealant diklasifikasikan berdasarkan
komposisi terbagi menjadi dua tipe sealant dasar yaitu resin dan ionomer kaca
(GIC).3
Indikasi dari pit & fissure sealant adalah pit & fissure yang dalam,
terdapat stain pada pit & fissure, bebas karies, tidak ada karies proksimal pada
radiograf dan secara klinis. Kontraindikasi pit & fissure sealant adalah gigi
dengan pit and fissure yang dangkal, gigi yang erupsi sebagian dan tidak dapat
diisolasi terhadap kontaminasi saliva, diet seimbang dengan konsumsi gula
rendah.1

 Alat dan bahan yang diperlukaan pada melakukan pit dan fissure sealants
pada gigi sulung :
 Alat :
1. Alat standard ( 2 kaca mulut, 1 sonde, 1 ekscavator, 1 pinset)
2. Alas kain putih
3. Bur brush
4. Microbrush
5. Articulating paper
6. Light cure

 Bahan :
1. Etsa
2. Bonding
3. Sealant

 Tahapan dalam aplikasi fissure sealant :


1. Isolasi daerah kerja
2. Lakukan etching selama 20 detik, bilas dan keringkan
3. Aplikasi bahan pada seluruh ceruk dan fissure pada permukaan
oklusal
4. Lakukan light cure selama 20 detik
5. Lakukan pengecekan oklusi dengan articulating paper
6. Instruksikan pasien :
 Tidak makan selama 1 jam setelah perawatan
 Tidak memainkan daerah perawatan
 Menjaga oral hygine
 Instruksikan untuk datang kontrol seminggu kemudian
7. Hal yang perlu dilakukan pada saat kontrol :
 Apakah ada keluhan dari pasien
 Periksa apakah fissure sealants masih dalam keadaan baik/tidak

Gambar 1. Pandangan dari oklusal gigi molar


denganpit dan fissure yang dalam.4

Gambar 2. Pembersihan gigi denganr brush.4

Gambar 3. Aplikasi bahan etsa.4


Gambar 4. Keadaan setelah di etsa.4

Gambar 5. Aplikasi bahan bonding.4


Gambar 6. Aplikasi bahan sealant.4

Gambar 7. Pengecekan setelah aplikasi bahan sealant.4

Gambar 8. Cek oklusi dengan articulating paper.4

Pasien anak sering menjadi cemas ketika dihadapkan dengan prosedur


perawatan gigi, hal tersebut terjadi sekitar 10-20% pada usia anak-anak dan
remaja. Rasa cemas merupakan bentuk stres yang akan dampak negatif pada
kesehatan gigi dan mulut seorang anak dimana akan mempengaruhi kualitas hidup
pasien dan orang tuanya. Komunikasi merupakan kunci utama dalam
mengendalikan rasa cemas dan ketakutan. Kepercayaan anak-anak terhadap
dokter gigi yang akan merawat sangat berperan dalam keberhasilan perawatan. 5
Teknik manajemen non-farmakologis yang paling sering digunakan dalam
kedokteran gigi anak seperti komunikasi verbal, tell-show-do, komunikasi non-
verbal, penguatan positif, pengalihan, dan pengekangan fisik. Setiap teknik
memiliki indikasi dan usia yang menentukan penerapan teknik baik digunakan.5
Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride akan
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut yang lebih baik bilang dibandingkan
dengan hanya menyikat gigi satu kali sehari. Menyikat gigi secara teratur akan
membentuk habit atau kebiasaan seorang anak. Kebiasaan tersebut akan
membantu anak dan orang tua menjadi lebih kooperatif dalam perawatan gigi
selanjutnya. Dokter gigi juga harus mengingatkan kepada orang tua agar
memeriksakan gigi anaknya secara rutin, minimal enam bulan sekali.6
DAFTAR PUSTAKA

1. Godhane A, Ukey A, Tote JV, Das G, Naphde M, Patil P.Use of Pit


and Fissure Sealant in Prevention of Dental Caries in Pediatric
Dentistry and Recent Advancement: A Review. Int J Dent Med Res
2015;1(6):220-223.

2. AL-Sultani HFF, Aljanabi WH, Hasan HA, Al-Murib NMH, Alam


MK. Clinical evaluation ofpit and fissure sealants placed by
undergraduate dental students in 5-15 years-old children in Iraq.
Pesqui Bras Odontopediatria Clín Integr. 2020; 20:e5110

3. Tinanoff, N., Coll, J., Dhar, V., Maas, W., Chhibber, S., & Zokaei,
L. Evidence-based Update of Pediatric Dental Restorative Procedures:
Preventive Strategies. Journal of Clinical Pediatric Dentistry. 2015;
39(3):193–197.
4. Jeffrey A. McDonald and avery’s dentistry for the child and
adolescent. 2016. 10:179-181
5. Trubey RJ, Moore SC, Chestnutt IG. Children's Toothbrushing
Frequency: The Influence of Parents' Rationale for Brushing, Habits
and Family Routines. Caries Res, UK: 2015. 49:157-164.
6. Vasconcellos C, Imparato JCP, Rezende KM. Motivation chart as a
supporting tool in pediatric dentistry. RGO, Brazil: 2017

Anda mungkin juga menyukai