Proses pengolahan karet mentah atau karet alam telah mengalami berbagai
pengembangan teknis.
Getah pohon karet atau biasa disebut dengan lateks biasanya dipisahkan
dengan kandungan karet di dalamnya dengan cara tertentu yang menghasilkan
satu produk yang biasa disebut dengan koagulan. Koagulan tersebut selanjutnya
diproses menjadi karet alam setengah jadi dengan melakukan beberapa cara atau
tehnik tertentu.
Secara tradisional karet alam telah dibuat menjadi lembaran yang kualitasnya
bisa dikategorikan secara visual atau mudah untuk dibedakan. Selain dalam
bentuk lembaran karet alam juga diperdagangkan dalam bentuk crepes, yang mana
dalam bentuk crepes ini juga mudah untuk dibedakan dalam mutunya hanya
dilihat dari penampilannya.
Metode pengolahan menjadi lembaran dan bentuk crepes ini masih banyak
dipergunakan oleh para petani pada saat ini. Dan sejak pertengahan tahun 1960-
an Negara Malaysia telah mengembangkan proses pengolahan menjadi bentuk
karet blok, dan metode untuk penilaian mutu atau kualitas karet alam ini lebih
detail dan lebih bersifat tehnis sehingga memerlukan alat atau mesin laboratorium
untuk mendapatkan hasil yang lebih detail.
Hingga saat ini pengembangan teknis terus dilanjutkan dan termasuk tehnik
pengolahan baru untuk lateks terus dikembangkan.
Karet Lembaran
Crepes
Karet dalam bentuk crepes diproses baik dari lateks maupun dari hasil
mangkuk karet. Metode tradisional pengolahan karet untuk menghasilkan
karet crepe mirip dengan karet lembaran. Langkah tambahan penting dalam
membuat karet crepe adalah penghapusan pigmen karotenoid kuning dalam lateks.
Selain itu, lateks digumpalkan dengan proses koagulasi yang bertahap yaitu:
Blok Karet
Proses produksi blok karet atau flow chart dari lateks dapat dilihat
pada gambar sebagai berikut:
Urutan proses produksi karet blok adalah sebagai berikut:
Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang berbeda
pertama-tama dicampur dalam suatu tangki besar. Bahan kimia ditambahkan
untuk mengatur keseragaman kekentalan / viskositas dan warna. Lateks kemudian
digumpalkan dengan menambahkan koagulan (asam format). Gumpalan lateks
yang terbentuk kemudian diolah menjadi potongan-potongan kecil yang teratur
dan memiliki kondisi fisik yang sudah diatur atau diharapkan.
Proses pengolahan ini melewati beberapa tahapan dan kondisi tertentu, seperti
proses penghancuran atau penggilingan hingga menjadi remah-remah melewati
mesin hammermill yang kemudian masuk ke proses penggilingan melalui mesin
ekstruder. Dalam beberapa kasus karet remah-remah tersebut mendapat tambahan
minyak yang bersifat tidak menyatu atau tidak kompatibel di mana hanya
berfungsi sebagai pembasah atau wetting saja. Pada kondisi tersebut akan
dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan udara panas. Karet kering
yang dihasilkan akhirnya dicampurkan, biasanya dilakukan dengan menggunakan
proses tekanan hidrolik dan kemudian dilakukan pembungkusan dengan
menggunakan plastik untuk mencegah terjadinya adhesi atau lengketnya antara
karet blok di peti.