PEMASANGAN INFUS PADA IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
Disusun Oleh:
YULI SULISTIYO, S.Kep
NIM. 113063J120072
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN BANJARMASIN 2020 ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
Initial Klien : Ny. L
Diagnosa Medis : G1P0A0 dengan HEG No RM : 02 19 XX
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan:
Pemasangan infus 2. Diagnosa keperawatan : Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Kekurangan volume cairan. Kekurangan volume cairan berarti penurunan cairan intavaskuler, intersisial atau intaseluler. Hal ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada natrium ( Potter & Perry, 2012 ). 3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional: Tindakan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena (infus). Pemberian cairan infuse dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat. Tindakan ini membutuhkan kester lan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh darah. Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien ) diantaranya vena lengan ( vena safalika basilica dan mediana kubiti), pada tungkai (vena safena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis ( khusus untuk anak-anak). Selain pemberian infuse pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan, juga dapat dilakukan pada pasien yang mengalami syok, intoksikasi berat, pra dan pascabedah, sebelum tranfusi darah, atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu. 4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya: Efek samping dari itndakan ini adalah timbulnya embili udara. Infuse juga merupakan jalan untuk mamasukkan obat intravena dan seringnya injeksi dilakukan kurang hati-hati sehingga sering ada gelembung udara yang ikut masuk ke pembuluh darah ketika injeksi maupun infuse yang habis. Kerugian dari itndakan ini adalah : 1. Kontrol pemberian yang tidak bisa menyebabkan “speed shock” 2. Komplikasi tambahan dapat timbul, yaitu : a. Kontaminasi mikroba melalui titik akses sirkulasi dalam periode tertentu. b. Iritasi vaskular, misalnya plebitis kimia. c. Inkompabilitas obat dan interaksi dari berbagai obat tambahan. 5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan a. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit. b. Infus pengobatan dan pemberian nutrisi. 6. Hasil yang didapat dan maknanya: Hasil yang didapat dari tindakan ini adalah bahwa pasien dapat memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit melalui botol infuse. Seringnya dalam keadaan sakit pola makan seseorang berubah menjadi tidak nafsu makan maupun minum. Padahal salah satu hal yang penting dalam mencapai kesembuhan dari penyakit adalah factor nutrisi. Oleh karena itu untuk mendapatkan tunjangan nutrisi yang selalu dipertahankan stabil dan adekuat perlu dipasang infuse supaya pasien tidak dehidrasi dan tidak terjadi kekurangan volume cairan. 7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah / diagnose tersebut. (mandiri atau kolaborasi): Untuk menyelesaikan masalah kurangnya volume cairan dapat dilakukan secara manual yakni meminta pasien untuk banyak minum ( oralite ) dan makan makanan bergizi selain itu juga mengkonsumsi buah- buah yang mengandung air. Namun seringkali cara ini kurang efektif karena bagi orang sakit hal yang mereka pikirkan adalah rasa sakitnya sehingga mereka sering lupa untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuhnya. Keluarga pasien juga tidak selalu ditempat untuk menunggu pasien dan mengawasi masukan cairan dan nutrisi sehingga tidak terdapat pengawasan penuh dari orang lain. 8. Evaluasi Diri Bagi saya pemasangan infuse bukan merupakan hal yang kecil sehingga tidak dapat sembarangan melakukannya. Prosedur kerja c. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan d. Cuci tangan e. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang kebotol infuse f. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar. g. Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena) yang akan dilakukan penginfusan. h. Lakukan pembendungan dengan torniquet ( karet pembendung ) 10-12 cm diatas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar) i. Gunakan sarung tangan steril j. Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol k. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah venada posisi jarum( abocath) mengarah keatas l. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath/ surflo) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena m. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse n. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan o. Lakukan fiksasi dengan kasa steril p. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum q. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
B. Analisa Tindakan Keperawatan:
Dengan tindakan ini ada beberapa keuntungan yang bisa kita dapatkan. Efek terapeutik segera dapat tercapai karena penghantaran obat ke tempat target berlangsung cepat. Sebagai contoh absorsi total memungkinkan dosis obat lebihtepat dan terapi lebih dapat diandalkan. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat dipertahankanmaupundimodifikasi.Rasasakitdaniritasiobat-obattertentujikadiberikan intramuskular atausubkutandapatdihindari.
C. Evaluasi diri Bagi saya pemasangan infuse bukan merupakan hal yang kecil sehingga tidak dapat sembarangan melakukannya.