b. Mendefinisikan Masalah
Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan
masalah yang kemudian akan menjadi informasi lebih rinci. Selanjutnya dapat
ditetapkan signifikansi masalah dan prioritas masalah sehingga akan lebih efisien
dalam pemecahan masalah. Ini juga merupakan langkah awal menuju mendapatkan
pendanaan dan rencana untuk mengalokasikan sumber daya untuk proses pemecahan
masalah.
c. Mengorganisir Informasi
Informasi yang tersedia akan lebih berkualitas, lebih maksimal dan akurat
apabila diorganisir atau diatur dengan baik sehingga lebih siap dengan solusi yang
akurat kedepannya.
e. Mengalokasikan Sumber
Sebelum mulai untuk memecahkan masalah, Prioritas masalah yang telah
ditetapkan pada langkah sebelumnya sangat diperlukan dalam mengalokasikan sumber
daya yang dimiliki, baik itu SDM, anggaran atau sumber daya yang lain. Untuk
masalah yang penting, mungkin selayaknya mengalokasikan lebih banyak sumber daya
untuk proses pemecahan masalah, karena supaya lebih cepat tuntas atau tidak berlarut-
larut masalah tersebut dan tidak menimbulkan masalah lainnya yang berkaitan.
f. Membuat Keputusan
Setelah melaui beberapa tahapan dan menghasilkan berbagai macam opsi,
langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan melalui sikap realistis dan berfikir
yang logis atas kelebihan dan kekurangan potensi masing-masing opsi untuk memilih
beberapa opsi yang diinginkan.
h. Mengevaluasi
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa
informasi yang penting untuk dilakukan suatu evaluasi atau penilaian. Apakah solusi
tersebut tetap dilanjutkan, menyarankan perbaikan, dilakukan revisi atau dihentikan
sama sekali jika tidak ada kemajuan sedikitpun.
c. Mengorganisir Informasi
Kurangnya dukungan dari keluarga juga dibuktikan dengan ibu yang
berangkat ke puskesmas sendiri dengan menggunakan motornya. Ibu juga
mengatakan jika ia tidak terlalu suka mengonsumsi suplemen setiap hari karena
rasanya tidak enak. Ibu juga kadang lupa dan masih mual ketika mengonsumsi
tablet besi.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, hasil survei anemia pada ibu
hamil di 15 kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2007 menunjukkan bahwa
prevalensi anemia ibu hamil adalah 57,7%. Pencegahan anemia defisiensi besi
telah lama dilakukan di Indonesia. Salah satu pencegahannya melalui program
suplementasi besi dan asam folat pada ibu hamil dengan melaksanakan pemberian
tablet besi folat secara gratis. Kepatuhan dalam menonsumsi tablet besi folat
merupakan salah satu faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam
keberhasilan program suplementasi besi selain penyediaan tablet besi dan sistem
distribusinya (Maryani, I Made Alit. 2006 dalam Budiarni, Widya. 2012).
Menurut penelitian yang dilakukan (Budiarni, Widya. 2012), dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan kepatuhan
mengonsumsi tablet besi folat.
d. Membentuk Suatu Strategi
Mengacu pada hal tersebut, bidan harus memotivasi ibu untuk lebih
menghargai kehamilannya demi kesehatan anak yang akan ia lahirkan dan
keselamatan dirinya sendiri. Kemudian, pendidikan kesehatan tentang pentingnya
konsumsi tablet besi selama kehamilan juga diberikan agar ibu paham dan patuh.
Selain itu, apabila anemia yang diderita ibu mengarah pada anemia berat,
dapat dilakukan transfusi darah.
e. Mengalokasikan Sumber
Tablet besi yang memang disediakan secara gratis untuk ibu hamil. Jadi,
belum diperlukan sumber daya yang harus dialokasikan khusus untuk kasus ini.
Sedangkan untuk transfusi darah diperlukan rujukan ke fasilitas yang lebih
memadai.
f. Membuat Keputusan
Ibu mengalami anemia ringan sehingga keputusan yang diambil bidan adalah
memberikan tablet besi. Bidan juga memberikan semangat dan dukungan dari
orang di sekitarnya. Apabila keluarga tidak banyak membantu, maka tugas tenaga
medis untuk memberikan pengertian lebih. Mengedukasi ibu untuk menjaga
kehamilannya, apalagi ibu sudah di trimester 3 dan beberapa minggu lagi akan
melangsungkan persalinan pertamanya. Ibu membutuhkan suplai darah yang lebih
untuk menghadapi persalinan.
g. Pemantauan Kemajuan (Monitoring)
Satu bulan berikutnya, ibu mulai rutin datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilannya dan tentu saja diberikat tablet besi.
h. Mengevaluasi
Setelah kurang lebih 6 minggu, ibu melakukan pemeriksaan rutin. Dilakukan
pengecekan hemoglobin juga dan ibu sudah tidak mengalami anemia lagi karena
kadar hemoglobinnya sudah meningkat menjadi 12g/dL.