SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ignatia Avianti Matutina
NIM : 122114070
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ignatia Avianti Matutina
NIM: 122114070
T'.u'*'flTfflffHARMA
2017
i
II
LI}Z req{Jt4o Le 'u.r?lun) usllo'Y
BruJBr{c sE In{ud
lsuB|un{Y u8snJ rrrB"rEOJd
Isdlr{S sllnrrel/|J urBJe0 ur,{n[EItr
(uride6 ]Bdlp5 sylaletrrq i?pu]sr)as epud snsu4 pnts)
SIOZ-IIOZ N|IHYT
YUNdYAYT YIOX YNdYd IY,{YVl{ SIT'TfVT{
H VU gYO Yf NiV'lUg triY
tNYnflX yfUgfiilx SI Sn vNV
rSdIU-YS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
S}iRiFSI
G*
uniarto, S.E.,M.B.A
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
“Berdirilah teguh dan bertekunlah sekarang walaupun dalam kesukaran yang hebat.
Tuhan telah merencanakan, bila saatnya tiba Ia akan menolong anda.”
(Ibu Basilea Schlink)
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan
menerimanya.”
(Matius 21:22)
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan
dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan
Allah dari awal sampai akhir.”
(Pengkhotbah 3:11)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BELANJA DAERAII
MAJELIS RAKYAT PAPUA KOTA JAYAPURA
TAHLTN 20tl-2015
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
lain yang saya ambil dengan cata
keseluruhan atau sebagian tulisan orang
menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukan gagasan atau pendap at atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui
seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagiin atau
keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, ata:u yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
\,/
tn(
,\\
\
'i
Ignatia AVianti Matutina
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma
NIM :122114070
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang
beg'udul "Analisis Kinerja Keuangan Belanja Daerah Majelis Rakyat Papua Kota
Jayapura Tahun 20ll-2015 Studi Kasus Pada Sekretariat Majelis Rakyat Papua"
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan.
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Sanata Dharma hak untuk
menimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan tidak mempublikasikannya di intemet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izn dat', saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31- Januari 2018
\g
lgnatia Avianti Matutina
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur bagi Tuhan Yesus dan Allah Bapa karena atas kuasa Roh-Nya
penulis diberikan kekuatan serta berkat untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan serta arahan dari
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
2. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., CA., QIA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
3. A. Diksa Kuntara, S.E., M.FA., QIA., selaku Dosen Pembimbing yang telah
4. Bapak Yoseph Matutina selaku sekretaris di Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura
5. Bapak dan Ibu dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Bapak dan Mama Tercinta, tenmakasih atas segala doa dan cinta yang se1alu
kalian berikan untukku, terimakasih rnama selalu mengingatkan saya untuk cepat
7. Opa dan Oma yang kusayangi, Kakak Sebas, Adik Caiista, Dita Tokede, Roby
Chandra.
Chatrin, Ryanti, Melani Pakasi, Rima, Nitha, Nursyafitri, Debby Putri Herlita,
Novi Milenium, Ester, Melan Sitangang, Ida, Ester Sahara, Maria, Dikta,
Adventia, Osi, Ena Mistika, Rani, Vinsen, Aan, Wieke, Tami, Yohana, Prima,
Teguh, Anastasya.
9. Selumh pihak yang telah membantu penulis dalarn menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, karena
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran. Semoga tulisan ini dapat
1fl,.
v111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Halaman
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The purpose of this research is to determine whether the region has used APBD
funds in a good, positively, balancely, and efecienly in Majelis Rakyat Papua (MRP)
Jayapura City. The results of this study are expected to provide input to the Majelis
Rakyat Papua Jayapura City who want to improve the Financial Performance.
Case study was used in this research and was analyzing the data between 2011-
2015. Spending analytic varians, spending growth varians, compatibility expenditure,
spending ratio efficiency were used as analytic technique.
The result of this research shows that MRP financial performance in Jayapura
City from spending varians side of view is good and with a positively grow of spending.
Compatibility expenditure of MRP was unbalance because some of the funds were
allocated for operational expenditure and only a few percent were allocated for capital
expenditures, and the efficiency of Majelis Rakyat Papua expenditure in general is
efficient.
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khusus yang diakui dan diberikan bagi Provinsi dan rakyat Papua untuk
mengatur dan mengurus diri sendiri dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
jawab yang lebih besar bagi Provinsi dan rakyat Papua untuk
Provinsi Papua bagi kemakmuran rakyat Papua sebagai bagian dari rakyat
Papua terdiri atas tiga komponen, yakni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi telah membuat suatu lembaga khusus
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diterapkan suatu standar atau acuan pada sistem pengelolaan keuangan daerah
keuangan daerah tersebut sudah bisa dikatakan baik, positif, seimbang, dan
efisien. Untuk itu diperlukan suatu analisis kinerja keuangan otonomi khusus
anggaran selanjutnya.
apakah MRP telah menggunakan APBD secara ekonomis, efisien, dan efektif.
Dengan melihat uraian tersebut, maka penulis ingin menganalisis kinerja MRP
B. Rumusan Masalah
ini yaitu :
selama lima tahun terakhir (2011-2015) dilihat dari analisis varians belanja,
belanja daerah ?
C. Batasan Penelitian
masalah dalam penelitian ini adalah periode Laporan Realisasi APBD adalah
tahun 2011-2015 dan analisis yang digunakan adalah analisis varians belanja,
operasi terhadap total belanja, dan analisis belanja modal terhadap total
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa membantu pihak keuangan Majelis
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
Bab ini berisi tentang uraian mengenai teori yang menunjang penelitian dan
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian,
Bab ini berisi tentang MRP Kota Jayapura berdasarkan data-data yang
diperoleh.
Bab ini menjelaskan deskripsi data yang telah diperoleh dan analisis data dari
BAB VI Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Otonomi Khusus
Otonomi Khusus menurut UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi khusus bagi
Provinsi Papua pada dasarnya adalah kewenangan khusus yang diakui dan
diberikan bagi provinsi dan rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri
dimaksud memberikan tanggung jawab yang lebih besar bagi provinsi dan rakyat
Papua sebagai bagian dari rakyat Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
1. Pengertian APBD
antara lain:
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terjadi dalam satu tahun kedepan yang didasarkan atas realisasinya masa yang
lalu.
dilaksanakan satu tahun kedepan dalam satuan angka Rupiah. APBD ini
2. Penyusunan APBD
c. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
3. Fungsi APBD
a. Fungsi Otorisasi
Fungsi otorisasi berarti APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk
b. Fungsi Perencanaan
c. Fungsi Pengawasan
d. Fungsi Alokasi
e. Fungsi Distribusi
f. Fungsi Stabilisasi
perekonomian daerah.
4. Komponen APBD
berikut:
a. Pendapatan Daerah
b. Belanja Daerah
Kabupaten/Kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Pembiayaan Daerah
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
C. Belanja Daerah
kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam
teknis dan standar harga satuan regional sesuai dengan peraturan perundang-
kekayaan bersih yang terjadi akibat transaksi masa lalu. Namun dalam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
daerah. Pengeluaran pemerintah daerah dapat berupa belanja atau bisa juga
sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan
12
perlindungan sosial.
Klasifikasi belanja menurut kelompok terdiri dari belanja tidak langsung dan
belanja langsung. Belanja tidak langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak
a. Belanja Pegawai
perundang-undangan.
b. Belanja Bunga
13
c. Subsidi
banyak.
d. Belanja Hibah
e. Bantuan Sosial
14
perundang-undangan.
g. Bantuan Keuangan
a. Belanja Pegawai
daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Belanja Modal
D. Pengukuran Kinerja
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau
atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada
tolak ukurnya.
barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa
dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan
APBD secara ekonomis, efisien, dan efektif. Kinerja keuangan belanja dapat
dinilai baik apabila realisasi belanja lebih rendah daripada anggaran belanja.
17
Analisis ini merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisish antara realisasi
belanja dengan anggaran belanja. Jika terdapat selisih lebih (realisasi belanja
Keuangan Belanja yang tidak baik, sedangkan jika terdapat selisih kurang
(realisasi belanja kurang dari jumlah yang dianggarkan) maka Kinerja Keuangan
a. Selisih disukai (flavourable variance) yaitu jika realisasi belanja lebih kecil
dari anggarannya.
18
pertumbuhan belanja dari tahun ke tahun positif atau negatif. Pada umumnya
selain untuk menilai pos belanja dapat pula digunakan untuk menilai
untuk naik, kenaikan tersebut terjadi karena adanya penyesuaian dengan inflasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
faktor makro ekonomi. Kenaikan wajar atau tidaknya perlu melihat beberapa
hal yang disebutkan sebelumnya dan alasan kenaikan belanja terjadi, apakah
karena kenaikan internal yang relatif terencana dan terkendali ataukah faktor
Analisis Keserasian Belanja Daerah merupakan analisis yang di mana titik fokus
analisis berada pada 3 (tiga) fungsi utama anggaran, yaitu sebagai alat distribusi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
meliputi:
Menurut Mahmudi (2016: 160) Analisis belanja per fungsi terhadap total
terhadap total belanja dalam APBD. Dalam hal ini terdapat Sembilan fungsi,
yaitu:
3) Ekonomi
4) Lingkungan Hidup
6) Kesehatan
8) Pendidikan
9) Perlindungan Sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
berikut:
pemerintah pusat/daerah.
manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Nilai aset tetap dalam belanja
22
antara total realisasi belanja modal dengan total belanja daerah. Berdasarkan
rasio ini, pembaca laporan dapat mengetahui porsi belanja daerah yang
bersifat jangka pendek dan rutin, pengeluaran belanja modal yang dilakukan
saat ini akan memberikan manfaat jangka menengah dan panjang (Mahmudi
2016: 162).
23
anggaran (cost & budgetary control). Belanja langsung dan belanja tidak
langsung. Dalam sektor bisnis jenis belanja ini dikenal sebagai biaya
langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Dilihat dari
standar harga unit. Sementara itu belanja tidak langsung dapat dikendalikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Semestinya belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung, sebab
belanja operasi bersifat jangka pendek dan dalam hal tertentu sifatnya rutin
total belanja daerah yaitu antara 60-90 persen. Pemerintah daerah dengan
tingkat pendapatan tinggi cenderung memiliki porsi belanja operasi yang lebih
umumnya justru memiliki proporsi tingkat belanja modal yang lebih tinggi
25
proporsi belanja modal terhadap total belanja daerah adalah antara 5-20
persen.
Adapun kriteria penilaian belanja operasi terhadap total belanja, dan belanja
Tabel 2.3 Kriteria Penilain belanja operasi terhadap total belanja dan belanja
modal terhadap total belanja
Kriteria Penilaian proporsi Jika sesuai dengan
proporsi yang
ditentukan maka
Belanja Operasi
60-90%
dapat dikatakan
terhadap Total Belanja
seimbang tetapi jika
lebih atau kurang
dari proporsi yang
Belanja Modal terhadap ditentukan maka
5-20%
Total Belanja dapat dikatakan tidak
seimbang.
anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari 100%, Sebaliknya jika lebih dari
26
Sumber: Mahmudi(2016:164)
27
F. Penelitian Terdahulu
kinerja Pemerintah Kabupaten Klaten pada tahun 2008-2012 dilihat dari Kinerja
pajak daerah masih belum efisien. Sedangkan dilihat dari Kinerja Keuangan
Belanja Daerah secara umum dapat dikatakan baik, tetapi dalam keserasian
Modal.
Penelitian yang dilakukan oleh wahidah 2016 dari Universitas Sam Ratulangi
pemerintah daerah Kabupaten Minahasa Utara dapat dinilai berada pada tingkat
kemampuan yang kurang. Hal ini dilihat dari kontribusi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) terhadap total pendapatan daerah secara keseluruhan masih relatif kecil.
lain, masih sangat tergantung pada pemerintah pusat. Berdasarkan kinerja belanja
pemerintah daerah Kabupaten Minahasa Utara dapat dinilai belum optimal dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah studi kasus, yaitu
gambaran secara jelas mengenai objek yang akan diteliti. Penelitian ini
sehingga hasil analisis yang diperoleh hanya berlaku bagi objek yang diteliti.
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.
Subjek penelitian merupakan sesuatu yang diteliti. Subjek pada penelitian ini
1. Gambaran Umum
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Wawancara
menemukan masalah yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
media seperti telepon). Dari teknik ini penulis mengadakan tanya jawab
31
Realisasi Anggaran.
2. Dokumentasi
mencari data mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
realisasi anggaran tahun 2011 sampai 2015 untuk melihat setiap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
yang terjadi. Teknik ini juga sebagai gambaran tentang arah perubahan yang
Operasi Terhadap Total Belanja dan Analisis Belanja Modal Terhadap Total
Belanja), dan Rasio Efesiensi Belanja. Penelitian ini juga akan menggunakan
dalam bentuk garis trend. Dalam penelitian ini, guna mengetahui kinerja
Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura yang akan dinilai dari Laporan
sebagai berikut:
33
pemerintah daerah dari tahun ke tahun. Menurut Mahmudi (2016: 158) rumus
34
antarbelanja. Agar fungsi anggaran tersebut dapat berjalan dengan baik, maka
pemerintah pusat/daerah.
35
operasi bersifat jangka pendek dan dalam hal tertentu sifatnya rutin dan berulang
daerah yaitu antara 60-90 persen. Pemerintah daerah dengan tingkat pendapatan
tinggi cenderung memiliki porsi belanja operasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan tingkat pendapaan daerah rendah pada umumnya justru memiliki proporsi
tingkat belanja modal yang lebih tinggi dibandingkan pemerintah daerah dengan
pendapatan tinggi. Pada umumnya proporsi belanja modal terhadap total belanja
Tabel 3.3 Kriteria Penilain belanja operasi terhadap total belanja dan belanja
Tabel 3.3 Kriteria penilaian belanja operasi terhadap total belanja, dan belanja
modal terhadap total belanja
Kriteria Penilaian proporsi Jika sesuai dengan
proporsi yang
ditentukan maka
Belanja Operasi
60-90%
dapat dikatakan
terhadap Total Belanja
seimbang tetapi jika
lebih atau kurang
dari proporsi yang
Belanja Modal terhadap ditentukan maka
5-20%
Total Belanja dapat dikatakan tidak
seimbang.
36
antara realisasi belanja dengan anggaran belanja. Rasio efisiensi belanja ini
Realisasi Belanja
Rasio Efisiensi Belanja= ×100%
Anggaran Belanja
efisiensi anggaran jika rasio efisiensinya kurang dari 100%, sebaliknya jika lebih
Sumber: Mahmudi(2016:164)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2011 sampai 2015 apakah menurun, stabil, atau meningkat, serta menganalisis
F. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
yaitu data yang diperoleh dengan wawancara langsung pada Sekretaris Majelis
Rakyat Papua, data yang telah ada dari dokumen resmi MRP dan Laporan Realisasi
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah
rakyat dan pemerintah Provinsi Papua sebagaimana telah diatur dalam undang-
undang Nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus telah membuat suatu
lembaga khusus pada tahun 2007 yang diberi nama Majelis Rakyat Papua di
Kota Jayapura. Majelis Rakyat Papua merupakan representasi kultural orang asli
orang asli Papua dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat dan
Visi dari Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura adalah terwujudnya pelayanan
administrasi yang maksimal bagi pimpinan dan anggota Majelis Rakyat Papua.
hidup beragama.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sekretariat MRP.
sekretariat MRP.
10. Meningkatkan Sumber Daya Manusia anggota MRP dan aparatur sekretariat
perundang-undangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kewenangan yang lebih luas bagi Provinsi dan rakyat Papua untuk mengatur dan
Kewenangan yang lebih luas berarti pula tanggung jawab yang lebih besar bagi
kemakmuran rakyat Papua sebagai bagian dari rakyat Indonesia sesuai dengan
termasuk memberikan peran yang memadai bagi orang-orang asli Papua melalui
para wakil adat, agama, dan kaum perempuan. Peran yang dilakukan adalah ikut
perubahan nama Irian Jaya menjadi Papua, lambang daerah dalam bentuk bendera
daerah dan lagu daerah sebagai bentuk aktualisasi jati diri rakyat Papua dan
pengakuan terhadap eksistensi hak ulayat, adat, masyarakat adat, dan hukum adat.
Sebagai bentuk nyata dari upaya mewujudkan tujuan diatas, maka dalam Undang-
Undang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua diamanatkan Majelis Rakyat Papua
(MRP). MRP merupakan representasi kultural orang asli Papua, yang memiliki
wewenang tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang asli Papua dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Dalam kapasitasnya sebagai lembaga representasi kultural orang asli Papua, MRP
peraturan perundang-undangan.
perempuan.
Agar MRP dapat melaksanakan hak dan kewajiban secara jelas, lancar dan
42
yang mengatur secara jelas dan sistematis tentang pelaksanaan hak dan kewajiban
MRP.
Dalam kapasitasnya sebagai lembaga representasi kultural orang asli Papua MRP,
yang dibuat oleh Pemerintah maupun pemerintah provinsi dengan pihak ketiga
Supaya MRP dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya secara jelas, lancar
43
dibutuhkan Peraturan Daerah Khusus yang mengatur secara jelas dan sistematis
Undang-Undang No. 21/ 2001, status Otonomi Khusus akan memberikan peran
besar kapada MRP, karena pada Bab V UU No.21/2001, disebutkan bahwa MRP
merupakan bagian dari pemerintahan daerah di Papua, yang atas dasar itu
MRP, yang menurut UU No.21/2001, posisi ketiga lembaga tersebut adalah setara
dan sederajat. MRP bersama dengan DPRP dan Gubernur merupakan 3 pilar
fungsinya harus memastikan agar hak-hak asli orang Papua terlindungi dan tidak
diabaikan dalam setiap keputusan yang diambil oleh DPRP sebagai kekuatan
sedejarat dengan DPRP dan Gubernur. Oleh karena itu keberadaan MRP tidak bisa
dinamis dari pada daerah lainnya karena politik tidak lagi dimonopoli oleh partai
politik, tetapi juga dikembangkan oleh komunitas Adat dan Agama serta
perempuan dalam MRP. Sejalan dengan itu, juga terjadi demokratisasi politik lokal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
di Papua karena Gubernur, DPRP mendapat imbangan dari MRP. Dalam kerangka
ini pemerintahan pusat tidak lagi menentukan secara otoriter, tetapi berkonsultasi
dengan kekuasaan di daerah Papua, yaitu MRP. Kehadiran MRP membuat Papua
45
BAB V
A. Deskripsi Data
Data diperoleh dari Majelis Rakyat Papua di Kota Jayapura. Data yang sudah
B. Analisis Data
dan rasio efisiensi belanja. Analisis belanja daerah sangat penting dilakukan untuk
sebagai berikut:
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Perhitungan varians belanja untuk kegiatan Majelis Rakyat Papua pada tahun 2011-
2015 adalah
Realisasi Belanja: Realisasi belanja yang diperoleh Majelis Rakyat Papua Kota
Rp52.054.635.889.
Kota Jayapura untuk semua kegiatan pada tahun 2011 adalah sebesar
Rp58.747.705.000.
Hasil perhitungan pada Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura pada tahun 2011
realisasi lebih kecil dibandingkan anggaran begitupun pada tahun 2012, 2013,
48
Analisis varians belanja seluruh kegiatan Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura
tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat di tabel 5.1
mengenai Kinerja Keuangan Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura, maka dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 varians belanja
untuk menilai kinerja keuangan dapat dikatakan baik dikarenakan nilai realisasi
tahun 2011-2015 lebih kecil dari anggaran belanja (Mahmudi 2016: 155).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
VARIANS BELANJA
120.00%
80.00%
60.00%
varians belanja
40.00%
22.61%
20.00%
0.00%
2011 2012 2013 2014 2015
Grafik 5.1 menunjukkan perubahan tingkat varians belanja yang terjadi pada
Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015.
Tingkat persentase varians belanja pada tahun 2011 adalah sebesar 88,61%, tahun
2012 adalah sebesar 88,81%, tahun 2013 adalah sebesar 91,39%, tahun 2014
sebagai berikut:
50
Perhitungan pertumbuhan belanja untuk kegiatan Majelis Rakyat Papua pada tahun
tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat di tabel 5.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
mengenai Kinerja Keuangan Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura, maka dapat
disimpulkan bahwa pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 pertumbuhan
52
PERTUMBUHAN BELANJA
400.00%
339.69%
350.00%
300.00%
250.00%
200.00%
100.00%
40.28%
50.00%
2.97%
-9.40%
0.00%
2010 2011 2012 2013 2014
-70.39% 2015 2016
-50.00%
-100.00%
Rakyat Papua Kota Jayapura dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan tahun 2015.
Tingkat persentase pertumbuhan belanja tahun 2011 adalah sebesar 40,28%, tahun
2012 adalah sebesar -9,40%, tahun 2013 adalah sebesar 2,97%, tahun 2014 adalah
53
Perhitungan Belanja Operasi terhadap Total Belanja untuk kegiatan Majelis Rakyat
Analisis Belanja Operasi terhadap Total Belanja seluruh kegiatan Majelis Rakyat
Papua Kota Jayapura tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat di tabel 5.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Kinerja Keuangan Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura, maka dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 pertumbuhan belanja
BELANJA OPERASI
105.00%
100.00% 99.67%
100.00% 98.37%
97.48%
95.00%
90.00%
BELANJA OPERASI
85.39%
85.00%
80.00%
75.00%
2011 2012 2013 2014 2015
55
Grafik 5.3 menunjukkan perubahan tingkat belanja operasi pada Majelis Rakyat
Papua Kota Jayapura dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015. Tingkat
persentase belanja operasi pada tahun 2011 adalah sebesar 85,39%, tahun 2012
adalah sebesar 97,48%, tahun 2013 adalah sebesar 98,37%, tahun 2014 adalah
Rumus untuk menghitung belanja modal terhadap total belanja sebagai berikut:
56
Keuangan Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura, maka dapat disimpulkan bahwa
pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 belanja modal mengalami penurunan
yang signifikan, akan tetapi pada tahun 2015 rasio keserasian belanja modal
mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 tidak terdapat belanja modal karena
57
BELANJA MODAL
16.00% 14.61%
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%
BELANJA MODAL
6.00%
4.00% 2.52%
1.63%
2.00% 0.33%
0.00%
0.00%
2011 2012 2013 2014 2015
-2.00%
Grafik 5.4 menunjukkan perubahan tingkat belanja modal pada Majelis Rakyat
Papua Kota Jayapura dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015. Tingkat
persentase belanja modal pada tahun 2011 adalah sebesar 14,61%, tahun 2012
adalah sebesar 2,52%, tahun 2013 adalah sebesar 1,63%, tahun 2014 adalah
sebesar 0,00%, dan tahun 2015 adalah sebesar 0,33%. Berdasarkan tabel 5.3 dan
tabel 5.4 dapat dilihat bahwa selama tahun 2011-2015 sebagian besar dana yang
dialokasikan dari total belanja lebih besar untuk belanja operasi dibandingkan
dengan belanja modal sehingga rasio belanja operasi relatif lebih kecil. Selama
belanja modal sebesar 3,82%. Hal ini menunjukkan bahwa total belanja dari
APBD lebih besar dialokasikan untuk belanja operasi yang manfaatnya habis
dikonsumsi dalam satu tahun anggaran sehingga belanja operasi ini sifatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
pendapatan tinggi.
Realisasi Belanja
Rasio Efisiensi Belanja= ×100%
Anggaran Belanja
Perhitungan Efisiensi Belanja untuk kegiatan Majelis Rakyat Papua pada tahun 2011-
2015 adalah
59
Hasil perhitungan pada belanja Majelis Rakyat Papua pada tahun 2011
Jayapura tahun 2011 sampai dengan 2015 dapat dilihat di tabel 5.5
Papua Kota Jayapura telah efisien. Persentase tahun 2011-2015 ini masih di
bawah 100%, sehingga dapat dikatakan Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura telah
mampu melakukan efisiensi belanja pada tahun 2011 sampai dengan 2015
60
EFISIENSI BELANJA
120.00%
80.00%
60.00%
EFISIENSI BELANJA
40.00%
22.61%
20.00%
0.00%
2011 2012 2013 2014 2015
Grafik 5.5 menunjukkan perubahan tingkat efisiensi belanja pada Majelis Rakyat
Papua Kota Jayapura dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, dan 2015. Tingkat persentase
efisiensi belanja pada tahun 2011 adalah sebesar 88,61%, tahun 2012 adalah sebesar
88,81%, tahun 2013 adalah sebesar 91,43%, tahun 2014 adalah sebesar 22,61%, dan
tahun 2015 adalah sebesar 93,61%. Rasio efisiensi belanja paling rendah adalah pada
tahun 2014 hal ini disebabkan karena tidak adanya belanja modal sehingga jumlah
B. Pembahasan
Hasil penelitian Analisis Kinerja Keuangan Belanja Daerah Majelis Rakyat Papua
61
Kinerja Keuangan Belanja Majelis Rakyat Papua dapat dikatakan baik. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 5.1 dan Grafik 5.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2011
sampai tahun 2015 realisasi belanja selalu lebih kecil daripada anggaran belanja
dan realisasi anggaran belanja dari tahun 2011-2015 yang mencapai rata-rata
76,08%. Realisasi tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu 93,39%, sedangkan
realisasi terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu 22,61%. Realisasi belanja paling
rendah terjadi pada tahun 2014 disebabkan karena tidak adanya belanja modal
pada tahun bersangkutan. Hasil ini mendukung pendapat yang dikemukankan oleh
Mahmudi (2016:155) yaitu pemerintah daerah akan dinilai baik kinerja belanjanya
Berdasarkan Tabel 5.2 dan Grafik 5.2 dapat dilihat bahwa pertumbuhan
belanja dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan dan penurunan yang sangat
signifikan. Pada tahun 2011 pertumbuhan belanja adalah sebesar 40,28%, pada
tahun 2012 persentase ini turun cukup signifikan menjadi -9,40% dengan selisih
sebesar -9,40% hal ini disebabkan karena realisasi belanja tahun 2012 dikurangi
dengan realisasi belanja tahun 2011 lalu dibagi dengan realisasi tahun 2011
mendapatkan hasil minus. Pada tahun 2013 pertumbuhan belanja naik menjadi
2,97% atau mengalamai peningkatan sebesar 12,37% dibanding tahun 2012. Pada
tahun 2014 terjadi lagi penurunan pertumbuhan yang signifikan lagi seperti pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
tahun 2012 yaitu -70,39% atau terjadi penurunan sebesar 73,36% dibanding tahun
2013 atau penurunan sebesar 110,67 % jika dibanding dengan tahun 2011. Tahun
339,69% atau naik sebesar 410,08% dibanding tahun sebelumnya. Penaikan dan
penurunan yang signifikan ini sangat dipengaruhi oleh anggaran dan realisasi
belanja tentu bisa negatif atau lebih kecil dari tahun sebelumnya jika memang
belanja tersebut tidak prioritas untuk tahun sekarang. Secara umum Analisis
Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura mengalami pertumbuhan positif. Hal ini
positif yaitu 60,63%. Pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar
-70,39% dan pada tahun 2012 yaitu sebesar -9,40% hal ini disebabkan oleh realisasi
belanja pada tahun tersebut cukup rendah dan pada tahun 2014 tidak terdapat
85,39% dari total realisasi belanja. Pada tahun 2012 terjadi kenaikan sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
97,48% dari total realisasi belanja, pada tahun 2013 terjadi lagi kenaikan tapi
tidak begitu signifikan yaitu sebesar 0,89% dibanding tahun sebelumnya atau
Tahun 2014 persentase realisasi belanja operasi mencapai angka 100% atau
mengalami kenaikan sebesar 1,63% dimana semua realisasi belanja pada tahun
seperti belanja pegawai, dan belanja barang dan jasa, selain itu belanja modal
pada tahun 2014 adalah sebesar 0. Pada tahun 2014 belanja modal sebesar 0
disebabkan tidak adanya belanja modal pada tahun bersangkutan karena belanja
modal memberikan jangka menengah dan jangka panjang sehingga tidak rutin
untuk belanja modal setiap tahunnya. Pada tahun berikutnya terjadi penurunan
persentase sebesar 0,33% tapi dengan jumlah realisasi anggaran yang lebih
besar yaitu jumlah belanja operasi sebesar Rp63.024.930.895 dari total realisasi
besar dana untuk belanja operasi. Selama tahun 2011-2015 rata-rata belanja
operasi sebesar 96,18%. Hasil ini mendukung pendapat Mahmudi (2016: 162)
64
daerah, yaitu antara 60-90 persen sedangkan MRP melebihi proporsi belanja
Berdasarkan Tabel 5.4 dan Grafik 5.4 dapat dilihat bahwa rasio belanja
modal terhadap total belanja pada tahun 2011-2014 mengalami penurunan yang
signifikan, akan tetapi pada tahun 2015 rasio keserasian belanja modal
mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 rasio belanja modal sebesar 14,61%,
pada tahun 2012 rasio belanja modal yang dicapai adalah 2,52% mengalami
penurunan sebesar 12,09 %, pada tahun 2013 rasio belanja modal yang dicapai
adalah sebesar 1,63 %, juga mengalami penurunan sebesar 0,89% dari tahun
2012, pada tahun 2014 belanja modal sebesar 0 disebabkan oleh tidak adanya
jangka menengah dan jangka panjang sehingga tidak rutin untuk belanja modal
setiap tahunnya. Akan tetapi pada tahun 2015 rasio belanja modal mengalami
peningkatan dari tahun 2014 dan mengalami penurunan dari tahun 2011-2013.
Penurunan ini terjadi karena berkurangnya dana alokasi untuk belanja modal
dari tahun ke tahun, yaitu tahun 2011 sebesar Rp7.604.203.000 tahun 2012
modal terhadap total belanja daerah adalah antara 5-20% (Mahmudi, 2016:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
163). Rata-rata belanja modal sebesar 3,82% hal ini dapat dinilai tidak
belanja modal dan pada tahun 2014 tidak terdapat belanja modal sehingga
persentase yang dihasilkan lebih kecil yaitu sebesar 3,82 sedangkan proporsi
Kota Jayapura telah melakukan efisiensi belanja untuk tahun 2011-2015. Hal
ini ditunjukkan dengan realisasi belanja Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura
(2016: 164) jika rasio efisiensinya kurang dari 100% maka dinilai telah
melakukan efisiensi anggaran. Angka dari Rasio Efisiensi Belanja tidak bersifat
absolut tetapi relatif atau tidak ada standar baku yang dianggap baik untuk rasio
ini. MRP dapat dikatakan melakukan efisiensi anggaran karena rasio efisiensi
dari tahun 2011 – 2015 selalu dibawah 100%. Persentase efisiensi belanja
paling rendah terjadi pada tahun 2014 belanja modal sebesar 0 disebabkan tidak
memberikan jangka menengah dan jangka panjang sehingga tidak rutin untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
belanja modal setiap tahunnya sehingga dana untuk belanja operasi akan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kinerja Keuangan Belanja Majelis Rakyat Papua (MRP) Kota Jayapura dilihat
dari Varians Belanja MRP selama tahun 2011-2015 secara umum dapat
dikatakan baik. Artinya realisasi belanja Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura
Kinerja Keuangan Belanja Majelis Rakyat Papua (MRP) Kota Jayapura dilihat
Kinerja Keuangan Belanja Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura dilihat dari
Keserasian belanja daerah secara umum terlihat bahwa sebagian besar dana
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kinerja belanja Majelis Rakyat Papua Kota Jayapura dapat dinilai tidak
modal.
Kinerja Keuangan Belanja Majelis Rakyat Papua (MRP) dapat dilihat dari
efisiensi Belanja Daerah bahwa realisasi anggaran belanja MRP Kota Jayapura
tidak terdapat angka yang melebihi anggaran belanja. Artinya MRP Kota
Jayapura telah melalukan efisiensi belanja hal ini disebabkan dari tahun 2011-
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah kurang lengkapnya data yang terdapat dalam
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai serta melihat keterbatasan dari
Kinerja Majelis Rakyat Papua pada tahun 2011-2015 dapat dikatakan telah
melaksanakan kegiatannya dengan baik dalam arti realisasi lebih kecil dari
69
dikatakan baik, dan seimbangkan belanja operasi dengan belanja modal jangan
atau dapat menganalisis satu tahun anggaran saja untuk diteliti dengan tujuan
70
DAFTAR PUSTAKA
Djayasinga, Marselina. 2007. Riset Anggaran untuk Rakyat Studi Kasus: APBD Kota
Bandar Lampung. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume XII No.1.
Halim, A. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah dan Sektor Publik. Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2015 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2016.
71
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
A. Pertanyaan Wawancara
1. Gambaran Umum