Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL
BIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASI
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta 10710
Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847 Nomor : 56 /KLI/2018
Email: mediacenter@kemenkeu.go.id Tanggal : 5 November 2018

Hadapi Era Digital, Kualitas Human Capital Ditingkatkan

Canberra, 5 November 2018 – Untuk dapat memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial,
kualitas human capital merupakan kunci utama, demikian disampaikan Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati ketika memberikan kuliah umum di Australian National University (ANU) di
Molonglo Theatre, Crawford Building, Canberra, Australia.
Berbagai riset telah menunjukkan bahwa kualitas SDM menjadi kunci pendorong
perekonomian dunia. Perkembangan jangka panjang Indonesia dan kualitas hidup sangat
tergantung pada sumber daya manusia-nya.
Selain melalui infrastruktur, dengan investasi pada human capital, termasuk dalam bidang
pendidikan, akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi tenaga kerja, yang pada akhirnya akan
mengakselerasi pertumbuhan Indonesia.
Berdasarkan data BPS, fundamental perekonomian Indonesia saat ini dalam kondisi kuat.
Perkembangan pertumbuhan PDB Indonesia rata-rata 5,28 persen dari tahun 2000 hingga
tahun 2018. Tingkat kemiskinan Indonesia turun hinggal level terendah pada bulan Maret 2018.
Meskipun ekonomi Indonesia dalam keadaan kuat, kualitas SDM Indonesia masih belum
menggembirakan, yang tergambar dari Human capital Index (HCI) Indonesia yang diukur oleh Bank
Dunia, dengan skor 0,53 dari skala 0 sampai 1. Rata-rata nilai Indonesia di atas negara
berpendapatan menengah ke bawah, kecuali untuk nilai anak di bawah 5 tahun yang tidak terkena
stunting, nilai Indonesia di bawah rata-rata negara berpendapatan menengah ke bawah dengan
score 0.753.
Tantangan lain adalah meskipun Indonesia merupakan negara keempat dari jumlah tenaga
kerja, namun ketrampilannya masih minim. Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja,
pekerja Indonesia didominasi oleh pekerja dengan minim ketrampilan sebesar 60,24 persen dari
total pekerja. Pekerja terampil dengan lulusan sarjana hanya sebesar 11.65 juta pekerja.
Berdasarkan riset McKinsey Global Institute, Indonesia memerlukan 113 juta tenaga kerja
terampil untuk menjadi kekuatan ke-7 dunia pada tahun 2030. Di era digital, Indonesia memiliki
potensi tinggi untuk berkembang, yang dilihat dari perkembangan perusahaan fintech, transaksi
fintech dan pembayaran digital serta pengembangan e-commerce.
Selain memiliki kesempatan, era digital juga memiliki tantangan antara lain menurunkan
jumlah tenaga kerja untuk beberapa jenis pekerjaan dan digantikan oleh mesin. Pekerjaan terkait
pemrosesan data dan IT diperkirakan akan digantikan mesin hingga lebih dari 50 persen.
Perkembangan teknologi telah mengubah struktur perekonomian Indonesia dari manufaktur
pada sektor jasa. Namun demikian, Indonesia tetap memerlukan pengembangan pada sektor
manufaktur untuk meningkatkan pertumbuhan meskipun pernah turun karena krisis ekonomi 1998.
Investasi pada human capital di Indonesia telah memberikan hasil antara lain tingkat kematian
bayi turun hingga 50 persen; berkurangnya anak putus sekolah dalam usia SD hingga 40 persen,
adanya program jaminan sosial di seluruh desa.
Digitalisasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas usaha. Banyak negara termasuk Indonesia telah mengembangkan strategi untuk
menghadapi perubahan teknologi.
Indonesia juga telah menginisiasi e-government sebagai usaha untuk menyesuaikan diri
dengan perkembangan teknologi. e-government akan membuka ruang masyarakat untuk
mengomunikasikan langsung dengan pemerintah, berperan langsung dalam pembuatan kebijakan,
dan menjadi alat untuk diskusi antara pemerintah dan masyarakat.
Beberapa perubahan kebijakan untuk meningkatkan human capital dari Pemerintah kepada
masyarakat antara lain penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) secara non tunai kepada
10 juta masyarakat miskin, Program Indonesia Pintar (PIP) dengan kartu pintar yang juga bisa
digunakan sebagai kartu ATM kepada 19,7 juta siswa, dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
yang didistribusikan melalui combo card yang bisa juga dipakai sebagai e-wallet kepada 10 juta
keluarga.
Beberapa strategi dijalankan oleh Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas human
capital antara lain dengan meneruskan reformasi untuk mempromosikan pembangunan Indonesia
yang inklusif dan berkelanjutan. Pada APBN 2019, program yang dijalankan difokuskan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, proteksi sosial, infrastruktur dan desentralisasi fiskal.
Program yang dijalankan antara lain dengan menjalankan mandat undang-undang untuk
mengalokasikan 20 persen dana APBN untuk pendidikan, perluasan bantuan program pendidikan
antara lain dengan Kartu Indonesia Pintar, Bantuan Operational Sekolah, beasiswa Bidik Misi dan
bantuan untuk universitas. Program lain yang dijalankan adalah peningkatan sistem pendidikan dan
pembelajaran siswa dengan kerja sama bersama Pemerintah Daerah, peningkatan akses
pendidikan melalui reformasi pendidikan selama 15 tahun, peningkatan kualitas pendidikan
khususnya bagi masyarakat miskin, peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah khususnya dalam
memonitor kualitas pendidikan, dukungan terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pemberian
beasiswa antara lain melalui LPDP, peningkatan kualitas guru, perbaikan rasio jumlah murid dan
guru.
Di bidang kesehatan, Pemerintah memastikan anggaran kesehatan dialokasikan sebesar
5 persen dari APBN. Di bidang sosial, dilakukan implementasi sistem jaminan sosial nasional
khususnya di bidang kesehatan. Hal lain yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan program
untuk pengarusutamaan gender, serta pengembangan digital di masa mendatang.
Kebijakan yang disusun Pemerintah untuk merespon perubahan teknologi adalah dalam
rangka meningkatkan keberadaan infrastruktur pendukung yang pada akhirnya akan berdampak
pada peningkatan kualitas SDM.

Anda mungkin juga menyukai