Anda di halaman 1dari 14

PELUANG DAN TANTANGAN OBLIGASI SYARI’AH DALAM PENERBITANNYA

RINA EL MAZA
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Jurai Siwo Metro
rinaelmaza23@gmail.com

Abstract
Islamic bond is a long-term securities issued by Islamic principles issuers to holders of Islamic bonds, which
require the issuer to pay income to the holders of Islamic bonds in the form of profit sharing/margin/fee, as
well as repay the bonds at maturity. So it can be seen from here that the contract of Islamic bonds instead
of debts but the inclusion or investment. Under the provisions of DSN, the current Islamic bonds issued in
Indonesia is still limited to two contract namely mudharabah and Ijarah. With the product of Islamic bonds
is expected that the Muslims did not have doubts anymore if you want to invest in the capital market. There
are many opportunities for Islamic bonds such as 1) Sukuk can be utilized to build the nation's economy and
create a welfare society, 2) The investor has the alternative investments that are relatively safe and return her
quite tempting, and 3) To strengthen the Indonesian economy and restrain bubble economy for will increase
the portfolio of foreign currencies other than dollars. Barriers sukuk is 1) Socialization is not enough, AND
2) Opportunity cost is simply translated as "second best choice".

Keywords: Opportunities and Challenges, Bonds, Sharia, Publishing

PENDAHULUAN yang mewajibkan emiten untuk membayar


Kata obligasi berasal dari bahasa Belanda, pendapatan kepada pemegang obligasi syariah
yaitu obligate atau obligaat, yang berarti berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar
kewajiban yang tidak dapat ditinggalkan atau kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
surat hutang suatu pinjaman Negara atau Konsep keuangan berbasis syariah saat ini
daerah atau perseroan dengan bunga tetap. sedang tumbuh secara cepat. Perkembangan
Karena obligasi menggunakan sistem keuangan syariah merupakan kesempatan bagi
bunga, ditemukanlah solusi yaitu obligasi pemerintah untuk menyediakan instrumen-
syariah atau obligasi Islam. Pada awalnya, instrumen keuangan yang dibutuhkan oleh
penggunaan istilah “obligasi Islam” dianggap lembaga keuangan syariah domestik maupun
kontradiktif, karena obligasi sudah menjadi global agar dapat mengembangkan investasinya.
kata yang tidak lepas dari bunga. Namun, Di sisi lain, dana yang dimiliki oleh lembaga
merujuk kepada fatwa Dewan Syariah Nasional keuangan syariah tersebut dapat dimanfaatkan
No.32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Islam sebagai bagian dari pengelolaan pembiayaan
adalah suatu surat berharga jangka panjang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
berdasarkan prinsip Islam yang dikeluarkan (APBN). Sehingga penerbitan instrumen investasi
emiten kepada pemegang obligasi syariah berbasis syariah tersebut menjadi simbiosis
54 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

mutualisme yang memberikan keuntungan bagi 21%, Eropa 16%, Asia 12% dan Indonesia
pemilik dana maupun pemerintah. 10%. Berdasarkan sebaran investor tersebut
Untuk memanfaatkan perkembangan dapat disimpulkan bahwa Sukuk Global
keuangan syariah global tersebut, sejak Indonesia diterima oleh investor global, baik
tahun 2009 pemerintah secara rutin telah dari sisi hukum positif maupun dari sisi hukum
menerbitkan instrumen investasi bagi syariah.
institusi keuangan syariah global yang disebut
Sukuk Negara Indonesia (SNI) atau Sukuk PEMBAHASAN
Global Indonesia. Penerbitan Sukuk Global Pengertian Obligasi Syariah
juga merupakan salah satu upaya untuk Obligasi merupakan surat utang dari suatu
melakukan diversifikasi terhadap sumber- lembaga atau perusahaan yang dijual kepada
sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan investor untuk mendapatkan dana segar. Para
dan Belanja Negara. investor akan mendapatkan return dalam
Selain daripada itu, penerbitan Sukuk bentuk tingkat suku bunga tertentu yang
Negara di pasar Internasional dipandang lebih sangat bervariasi tergantung kekuatan bisnis
efisien bila dibandingkan dengan penerbitan penerbitnya (Sudarsono, 2012:247).
sukuk domestik. Hal tersebut dapat dilihat Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional
dengan cara membandingkan nilai imbal hasil No. 32/DSN-MUI/IX/2002, Obligasi Islam
yang diberikan Sukuk Global dengan Sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang
Negara yang diterbitkan di pasar domestik berdasarkan prinsip Islam yang dikeluarkan
dengan jumlah tenor sama. Berdasarkan data emiten kepada pemegang obligasi syariah
yang ada, terdapat perbedaan selisih imbal yang mewajibkan emiten untuk membayar
hasil pada kisaran 300 sampai dengan 500 pendapatan kepada pemegang obligasi syariah
basis points (3-5%). berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar
Penerbitan Sukuk Global juga mendapat kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
sambutan yang sangat baik dari para investor. Sudarsono berpendapat bahwa obligasi
Hal tersebut terlihat dari minat investor yang syariah bukan merupakan utang berbunga
sangat tinggi pada setiap penerbitan Sukuk tetap, tetapi lebih merupakan penyerta dana
Global sehingga selalu mengalami kelebihan yang didasarkan pada prinsip bagi hasil.
permintaan (over subscribed). Selain itu, dari Transaksinya bukan akad utang piutang
sisi distribusi geografi investor Sukuk Global melainkan penyertaan (Sudarsono, 2012:248).
juga menyebar di seluruh dunia. Dalam Didalam hal pembiayaan, obligasi syariah
penerbitan Sukuk Global seri Sukuk Negara merupakan untuk memfasilitasi transaksi
Indonesia (SNI) 25 yang diterbitkan pada perdagangan termasuk pembelian fasilitas
tahun 2015, 41% investor berasal dari Timur produksi, maka ikatan yang timbul dalam
Tengah kemudian disusul Amerika Serikat penerbitan obligasi syariah tersebut harus
Peluang dan Tantangan Obligasi Syari’ah (Rina El Maza) 55

mengikuti prinsip akad-akad perdagangan kepada Allah. orang yang kembali


seperti akad murabahah dan bay' istishna' (mengambil riba), Maka orang itu adalah
(Yuliana, 2010:152). penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya. ”
Landasan Hukum
Adapun landasan hukum obligasi syariah 4. Hadis Nabi riwayat Imam al-Tirmidzi
yaitu yang ada pada fatwa Dewan Syariah dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi Saw
Nasional Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 bersabda:“Perjanjian boleh dilakukan di
tentang obligasi syariah, yang menerangkan antara kaum muslimin kecuali perjanjian
tentang landasan hukum obligasi syariah, yang mengharamkan yang halal atau
adalah sebagai berikut: menghalalkan yang haram; dan kaum
muslimin terkait dengan syarat-syarat
1. Firman Allah Swt, QS. Al-Maidah [5]:1 mereka kecuali syarat yang mengharamkan

َ ‫ﻳَﺎ أَﱡﻳـ َﻬﺎ اﻟﱠﺬ‬


‫ِﻳﻦ آ َﻣﻨُﻮا أَ ْوﻓُﻮا ﺑِﺎﻟْ ُﻌ ُﻘﻮِد‬ yang halal atau menghalalkan yang haram.”
1. Hadis Nabi riwayat Imam Ibnu
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah
aqad-aqad itu. . . ” Majah, al-Daruquthni, dan yang
lain, dari Abu Sa’id al-Khudri,
2. Firman Allah Swt, QS. Al-Isra’ [17]:34 Nabi Saw bersabda:“Tidak boleh
‫َوأَ ْوﻓُﻮا ﺑِﺎﻟْ َﻌ ْﻬ ِﺪ إِ ﱠن اﻟْ َﻌ ْﻬ َﺪ َﻛﺎ َن َﻣ ْﺴﺌُﻮﻻ‬ membahayakan (merugikan) diri
sendiri maupun orang lain. ”
“Dan penuhilah janji, karena janji itu pasti
diminta pertanggungjawabannya.” 5. Kaidah Fikih
3. Firman Allah Swt, QS. Al-Baqarah [2]:275 “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah
“Orang-orang yang Makan (mengambil) boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
riba tidak dapat berdiri melainkan mengharamkannya.”
seperti berdirinya orang yang kemasukan “Kesulitan dapat menarik kemudahan.”
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. “Keperluan dapat meduduki posisi darurat.”
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah “Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat
disebabkan mereka berkata (berpendapat), kebiasaan sama dengan sesuatu yang
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak
riba, Padahal Allah telah menghalalkan bertentangan dengan syariat).” (Sholihin,
jual beli dan mengharamkan riba. orang- 2010:316).
orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti Tujuan Obligasi syariah
(dari mengambil riba), Maka baginya apa 1. Sebagai salah satu sumber pembiayaan
yang telah diambilnya dahulu (sebelum Negara yang ketentuannya diatur dalam
datang larangan); dan urusannya (terserah) Undang-Undang No. 19 tahun 2008
56 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

tentang SBSN yang ditetapkan pada bulan bentuk struktur dapat ditawarkan untuk
April yang lalu. tetap menghindarkan dari unsur riba.
2. Mendorong pengembangan pasar 5. Dapat memberikan jalan bagi umat Islam
keuangan syariah dalam bermuamalah tidak memakan harta
3. Menciptakan benchmark di pasar keuangan dengan cara yang bathil.
syariah, baik di pasar keuangan syariah
Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia
domestic maupun internasional
Didalam perjalanannya, perkembangan
4. Diversifikasi basis investor
pasar modal syariah di Indonesia telah
5. Mengembangkan alternative instrumen mengalami kemajuan, sebagai gambaran
investasi setidaknya terdapat beberapa perkembangan
6. Mengoptimalkan pemanfaatan barang dan kemajuan pasar modal syariah yang patut
milik Negara dicatat diantaranya adalah telah diterbitkan 6
7. Memanfaatkan dana-dana masyarakat yang (enam) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis
belum terjaring oleh sistem perbankan Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang berkaitan
konvensional (Khaerul Umam, 2013:179). dengan industri pasar modal. Termasuk fatwa
tentang obligasi syariah yang tertuang pada
Manfaat Obligasi Syariah
No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi
Manfaat obligasi syariah antara lain: syariah dan fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002
1. Me n y e l a m a t k a n k e t e r g a n t u n g a n tentang obligasi syariah mudharabah, juga
umat Islam terhadap bank non Islam fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang
(konvensional) yang menyebabkan berada obligasi syariah ijarah.
di bawah kekuasaan bank, sehingga Di Indonesia, penerbitan obligasi syari’ah
umat Islam tidak bisa melakukan ajaran dipelopori oleh Indosat dengan menerbitkan
agamanya secara penuh, terutama di obligasi syari’ah mudharabah senilai Rp. 100
bidang kegiatan bisnis dan perekonomian. milyar pada bulan Oktober 2002 yang lalu.
2. Menciptakan suatu keadilan di bidang Obligasi syari’ah ini mengalami over subrider
ekonomi dengan jalan meratakan dua kali lipat, sehingga Indosat menambah
pendapatan melalui kegiatan investasi. obligasi syari’ah yang ditawarkan menjadi
3. Dapat beramar ma’ruf di bidang bisnis Rp. 175 milyar. Dilanjutkan PT. Berlian Laju
antara semua pihak yang ada dalam Tenker yang menerbitkan obligasi syari’ah
investasi obligasi syariah. dengan emisi senilai Rp. 175 milyar pada 28
4. Obligasi syariah sebagai bentuk pendanaan Mei 2003. PT. Bank Bukopin menerbitkan
dan sekaligus investasi yang memungkinkan obligasi syari’ah mudharabah pada 10 Juli
2003 dengan nilai emisi Rp. 45 milyar. PT.
Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada 15
Peluang dan Tantangan Obligasi Syari’ah (Rina El Maza) 57

Juli 2003 dengan emisi Rp. 200 milyar. PT. Syari’ah Mandiri (BSM) pada 31 Oktober
Cilandra Perkasa pada 26 September 2003 2003 dengan nilai emisi Rp. 200 milyar, dan
dengan nilai emisi Rp. 60 Milyar, PT. Bank lain-lain.

Gambar 1. Grafik Penerbitan Emisi Sukuk (Obligasi Syariah) di Indonesia Tahun 2008 – 2012

Pertumbuhan sukuk diawali kemunculan menunjukkan kenaikan di setiap tahunnya


penerbitan sukuk pertama kali pada sukuk terlihat pada bentuk grafik yang progressif naik
mudharabah Indosat tahun 2002 senilai 175 dari setiap tahunnya. Pertumbuhan sukuk pada
milyar. Pada tahun 2008 hingga tahun 2012 level tertinggi pada tahun 2012. Sedangkan
grafik menunjukkan pertumbuhan penerbitan terendah pada tahun 2008. Terkait rincian
sukuk signifikan dari tahun ke tahun antara jumlah emisi sukuk dan nilainya terdapat pada
2008 sampai dengan 2012. Tren sukuk tabel di bawah berikut ini.

Tabel 1. Data Penerbitan Emisi Sukuk (Obligasi Syari’ah) di Indonesia Pada Tahun 2008-2012

Tahun Total Nilai (Rp Milyar) Total Jumlah Kenaikan Jumlah Kenaikan Nilai (Rp Milyar)
2008 5,498. 0 29 8 2324
2009 7,015. 0 43 14 1517
2010 7,815. 0 47 4 800
2011 7,915. 4 48 1 100. 4
2012 9,790. 4 54 6 1875
58 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

Tabel 1 memperlihatkan pada tahun 2008 menerbitkan sukuk di Pasar Modal Indonesia.
jumlah emisinya adalah sebesar 29 sukuk, pada Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa
tahun 2009 adalah sebesar 43 emisi sukuk, di penerbitan sukuk masih sangat kecil baik
tahun 2010 adalah sebesar 47 emisi sukuk, dari sisi emiten maupun dari aspek jumlah
di tahun 2011 adalah sebesar 48 sukuk dan emisi. Meskipun pada grafik pertumbuhan
pada tahun 2012 sebesar 54 emisi sukuk. penerbitan sukuk masih berkembangsecara
Jumlah emisi sukuk yang mencapai level signifikan dari tahun ke tahun. Bapepam
terendah dilihat dari jumlah penerbitan pada (2012) menjelaskan tentang beberapa faktor
tahun 2008 dimana terdapat 29 emisi sukuk penyebab rendahnya penerbitan sukuk tersebut
dengan nilai Rp. 5,498 miliar. Dan jumlah diantaranya kondisi ekonomi secara umum,
penerbitan tertinggi pada tahun 2012 dengan pemahaman manajemen terhadap sukuk,
54 emisi sukuk dengan nilai mencapai Rp. proses penerbitan sukuk, dana spek perpajakan
9,790. 4milyar. dalam penerbitan sukuk. Selain itu, terdapat
Analisis perkembangan sukuk jika dilihat faktor yang secara tidak langsung terkait dengan
dari jumlah penerbitanmemiliki grafik progres likuiditas pasar sekunder sukuk, yaitu:
naik. Namun jika di analisis pada tingkat  Pertama, Masih terbatasnya penerbitan
kenaikan pada pertumbuhan sukuk dari sukuk korporasi di Indonesia baik dari aspek
tahun 2008 hingga tahun 2012 memiliki jumlah, variasi tenor maupun jenis akad.
pertumbuhan yang naik turun. Pertumbuhan  Kedua, masih kurangnya pemahaman
sukuk pada level tertinggi adalah pada tahun investor terhadap perdagangan sukuk
2009 dengan kenaikan jumlah emisi 14 korporasi di pasar sekunder.
sukuk dari tahun 2008 ketahun 2009 dengan  Ketiga, penerbitan sukuk korporasi
nilai sebesar Rp. 1517 milyar. Dan kenaikan masih ditawarkan tidak secara retail
jumlah emisisukuk pada level terendah kepada masyarakat luas namun terbatas
adalah pada tahun 2011 yaitu sejumlah 1 kepada investor institusi atau individu
sukuk sebesar nilai Rp. 100 milyar dari tahun dengan nilai nominal yang relatif besar,
2010 ke tahun 2011. Perkembangan sukuk walaupun beberapa regulasi yang telah
mengalami kenaikan yang signifikan dari ada cukup memfasilitasi untuk dijadikan
jumlah penerbitan sukuk tahun 2008 ke tahun sebagai landasan dalampenerbitan sukuk
2012. Namun memiliki pertumbuhan yang korporasi ritel.
rendah dilihatdari kenaikan tahun sebelum
 Keempat, mayoritas karakter investor sukuk
dan sesudahnya.
merupakan investor institusi lokal seperti
Kajian simplikasi penerbitan sukuk yang Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun, dan
dilakukan oleh tim kajian Bapepam (2012) reksa dana terstruktur yang memiliki
memaparkan bahwa dari 515 jumlah emiten di kecenderungan membeli untuk disimpan
Pasar Modal Indonesia, hanya 5,45% yang telah hingga jatuh tempo (hold to maturity).
Peluang dan Tantangan Obligasi Syari’ah (Rina El Maza) 59

Jenis Obligasi Syariah dan Prosedur usaha sebaiknya menggunakan prinsip


Kepemilikan revenue sharing.
Berdasarkan ketentuan DSN, saat ini c. Nisbah ini dapat ditetapkan konstan,
obligasi syariah yang diterbitkan di Indonesia meningkat, ataupun menurun, dengan
masih terbatas hanya pada 2 akad, yaitu: mempertimbangkan pada proyeksi
1. O b l i g a s i S y a r i a h Mu d h a r a b a h pendapatan Emiten, tetapi sudah ditetapkan
(Muqaradhah)/Qiradh di awal kontrak.
Sesuai dengan fatwa Dewan Syariah d. Pendapatan bagi hasil berarti jumlah
Nasional No. 33/DSN-MUI/IX/ 2002, bahwa pendapatan yang dibagi hasilkan yang
obligasi syariah mudharabah adalah obligasi menjadi hak dan oleh karenanya harus
syariah yang berdasarkan aqad mudharabah dibayarkan oleh Emiten kepada pemegang
dengan memperhatikan substansi fatwa Dewan obligasi syariah yang dihitung berdasarkan
Syariah Nasional MUI No. 7/DSN-MUI/ perkalian antara nisbah pemegang
IV/2000, tentang pembiayaan mudharabah. obligasi syariah dengan pendapatan atau
Mudharabah merupakan investasi bagi hasil keuntungan yang dibagi hasilkan yang
(profit-loss sharing). jumlahnya tercantum dalam laporan
Akad Mudharabah adalah akad kerjasama keuangan konsolidasi Emiten.
antara dua pihak, dimana pihak pertama e. Pembagian hasil pendapatan ini atau
(shahibul maal/investor) menyediakan keuntungan dapat dilakukan secara periodik
modal, sedangkan pihak kedua (mudharib/ (tahunan, semesterran, kuartalan atau
emiten) bertindak selaku pengelola, dan bulanan).
keuntungan dibagi diantara mereka sesuai f. Karena besarnya pendapatan bagi hasil
dengan kesepakatan dimuka yang dituangkan akan ditentukan oleh kinerja aktual
dalam kontrak (Yuliana, 2010:159). Emiten, maka obligasi syariah memberikan
Beberapa hal pokok terkait dengan obligasi indicative return tertentu.
syariah mudharabah ini sebagai berikut :
Terkait dengan disahkannya fatwa
a. Kontrak atau aqad Mudharabah dituangkan No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi
dalam perjanjian perwaliamanatan. syariah mudharabah yang digunakan sebagai
b. Rasio atau persentase bagi hasil (nisbah) pedoman khusus pelaksanaan akad obligasi
dapat ditetapkan berdasarkan komponen syariah mudharabah, menurut Iggi H Achsien
pendapatan (revenue) atau keuntungan beberapa alasan yang mendasari pemilihan
(profit; operating profit; EBIT, atau struktur mudharabah ini, diantaranya adalah :
EBITDA). Tetapi, fatwa No. 15/DSN- a. Bentuk pendanaan yang paling sesuai
MUI/IX/2000 memberi pertimbangan untuk investasi dalam jumlah besar dan
bahwa dari segi kemaslahatan pembagian jangka yang relatif panjang.
60 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

b. Dapat digunakan untuk pendanaan umum menggunakan dasar akad jual beli yang
(general financing) seperti pendanaan mensyaratkan jaminan atas aset yang
modal kerja ataupun pendanaan capital didanai (Yuliana, 2010:162).
expenditure. d. Kecenderungan pada regional dan global, dari
c. Mudharabah merupakan percampuran penggunaan struktur murabahah dan bai bi-
kerjasama antara modal dan jasa (kegiatan thaman Ajil menjadi Mudharabah dan Ijarah.
usaha) sehingga membuat strukturnya
Dalam aplikasinya, berikut ini adalah
memungkinkan untuk tidak memerlukan
skema yang digunakan dalam obligasi syariah
jaminan (collateral) atas aset yang spesifik.
mudharabah.
Hal ini berbeda dengan struktur yang

Gambar 2. Skema Obligasi Syariah Mudharabah

2. Obligasi Syariah Ijarah ijarah dengan memperhatikan substansi fatwa


Obligasi syariah dengan aqad ijarah ini Dewan Syariah Nasional MUI No.09/DSN-
digunakan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan MUI/IV/2000 tentang pembiayaan ijarah.
oleh DSN No. 41 /DSN-MUI/III/2004 Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna
tentang obligasi syariah ijarah. Obligasi syariah (manfaat) atas suatu barang/jasa dalam waktu
ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan aqad tertentu melalui pembayaran sewa, tanpa
Peluang dan Tantangan Obligasi Syari’ah (Rina El Maza) 61

diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas kinerja dari objek, maka pembayaran
barang tersebut. Berbeda dengan obligasi sewa dapat ditentukan menurut waktu
syariah mudharabah, obligasi syariah ijarah pemakaian sehingga mirip dengan leasing.
merupakan obligasi syariah yang dananya Pemakai manfaat (penyewa) wajib menjaga
khusus digunakan untuk menyewa areal usaha. objek ijarah agar manfaat yang dapat
Imbalan hasil uang akan diberikan kepada para diberikan oleh objek tersebut tetap terjaga.
pemegang obligasi tersebut didapatkan dari f. Pemberi sewa haruslah pemilik mutlak,
hasil sewa dengan tingkat fee ijarah tetap, yang agen dari pemilik mutlak, penjaga secara
diperoleh dari hasil penyewaan tempat tersebut alami atau legal dari objek.
dan telah ditentukan sebelumnya, dengan kata g. Pemberi sewa (pemilik objek ijarah) dapat
lain bukan tergantung dari penghasilan atau mengadakan aqad jaiz untuk menjual atau
bagi hasil sebagaimana obligasi mudharabah. menghibahkan objek ijarah kepada pemakai
Ijarah mirip dengan leasing namun tidak manfaat (penyewa) menurut ketentuan
sepenuhnua sama dengan leasing, karena ijarah tertentu pada akhir dari masa sewa.
dilandasi adanya perpindahan manfaat tetapi tidak h. Dilarang mengadakan aqad ijarah dan ajad
terjadi perpindahan kepemilikan. Pada ketentuan jual beli secara sekaligus pada waktu yang
umum aqad ijarah adalah sebagai berikut : sama karena akan menimbulkan keraguan
a. Berbeda dengan leasing, disamping dapat akan keberlakuan aqad (gharar).
berupa suatu barang (harta fisik yang i. Dalam obligasi syariah ijarah, keuntungannya
bergerak, tak bergerak, harta perdagangan), sudah dapat diketahui secara pasti sejak awal,
objek dapat pula berupa jasa (amal) yang karena sifatnya sebagau sewa atas guna barang
diberikan oleh manusia atau binatang. (fee/sewa). Maka hasil investasi bersifat
b. Objek, manfaat yang dipinjamkan dan nilai mendekati pasti karena merupakan imbalan
manfaat harus diketahui dan disepakati sewa atau upah atas pemakaian manfaat dari
terlebih dahulu oleh para pihak. objek pembiayaan. Pengembalian modal
c. Ruang lingkup pemakaian objek dan jangka awal, disamping nilai pembayaran atas
waktu pemakaiannya harus dinyatakan penjualan objek penbiayaan pada akhir masa
secara spesifik. pembiayaan, sebagian dari imbalan sewa/
d. Atas pemakaian objek, pemakai manfaat upah juga dapat diperhitungkan sebagai
(penyewa) harus membagi hasil manfaat cicilan atas pengembalian modal awal.
yang diperolehnya dalam bentuk imbalan Cicilan ini dapat ditampung dalam suatu
sewa/upah (akar kata ijarah berarti upah). sinking fund pada Bank Kustodian atau Wali
e. Berbeda dengan leasing, secara umum cara Amanat.
pembayaran sewa ditentukan menurut Skema obligasi syariah ijarah dapat
kinerja dari objek, namun dalam hal diilustrasikan sebagai berikut :
pemakai manfaat (penyewa) yakin akan
62 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

Gambar 3. Skema Obligasi Syariah Ijarah

Dalam transaksi ijarah ini, ada objek yang Sukuk di Indonesia, pertama kali diterbitkan
dipindah tangankan secara manfaat dan bukan oleh PT. Indonesian Satellite Corporation
secara kepemilikan. Kewajiban pengelola (Indosat) pada bulan September tahun 2002
adalah menjalankan objek ijarah tersebut dan dengan nilai Rp 175 miliar. Langkah Indosat
membagikan fee ijarah (pendapatan hasil sewa) tersebut diikuti perusahaan-perusahaan besar
kepada pemilik objek ijarah berdasarkan waktu lainnya. Nilai penerbitan sukuk korporasi
yang telah ditentukan sebesar kesepakatan diawal. hingga akhir 2008 mencapai 4,76 triliun.
Peluang dan Tantangan Obligasi Syariah Sedangkan struktur sukuk yang digunakan
pada periode 2002-2004 lebih didominasi oleh
1. Peluang
mudharabah sebesar Rp 740 miliar (88%),
Peluang Pengembangan Sukuk di
sisanya ijarah sebesar Rp 100 miliar (12%).
Indonesia, Sukuk merupakan salah satu
Adapun periode 2004-2007 didominasi oleh
instrumen investasi yang memberikan peluang
ijarah sebesar Rp 2,194 triliun (92%), sisanya
bagi investor Muslim dan non-Muslim untuk
mudharabah sebesar Rp 200 miliar (8%).
berinvestasi di Indonesia. Sehingga, sukuk
Enam sukuk yang sudah dipasarkan adalah
dapat dimanfaatkan untuk membangun
sukuk Ijârah Aneka Gas Industri Indosat (Rp.
perekonomian bangsa dan menciptakan
160 miliar), sukuk ijarah Indosat III (Rp. 570
kesejahteraan masyarakat. Fakta selama ini
miliar), sukuk ijarah Metrodata Electronics
menunjukkan bahwa pasar sangat responsif
(Rp. 90 miliar), sukuk Ijârah Summarecon
terhadap penerbitan sukuk. Hampir semua
Agung (Rp 200 miliar), sukuk Ijârah Bank
sukuk yang diterbitkan, diserap habis oleh pasar,
Muamalah (Rp 314 miliar), sukuk Ijârah
bahkan pada beberapa kasus menimbulkan
Mayora Indah (Rp 200 miliar). Saat ini, pangsa
kelebihan permintaan.
Peluang dan Tantangan Obligasi Syari’ah (Rina El Maza) 63

pasar sukuk memang belum besar. Menurut uang yang lain. Ini akan menambah porfolio
catatan PT Danareksa Sekuritas, outstanding mata uang asing di luar dolar (Fatah, 2011: 40).
sukuk baru tiga persen dari total pasar sukuk di 2. Tantangan
Indonesia, sebanyak 97 persen lainnya masih
Obligasi syariah dinilai prospektif, tetapi
dikuasai obligasi konvensional.
menghadapi tantangan yang tak sedikit
Dengan adanya sukuk, mereka memiliki (Achsien, 2004). Beberapa tantangannya
alternatif investasi yang relatif aman dan antara lain:
return-nya cukup menggiurkan. Sebut saja
a. Sosialisasi yang belum cukup.
misalnya sukuk Indosat, returnnya saat ini
sebesar 16 persen. Bahkan, pada periode awal, Harus diakui bahwa masyarakat kita belum
return sukuk Indosat mencapai 17,82 persen. begitu terbiasa dengan sistem bagi hasil
maupun sistem syariah lainnya. Padahal,
Setelah disahkannya UU SBSN tahun
potensi investor obligasi syariah dari ritel
2008, pemerintah menerbitkan sukuk sebesar
tergolong besar. Hal ini dimungkinkan
Rp 15 triliun. Penerbitan sukuk ini dilaksanakan
karena denominasi obligasi syariah
sebagai bagian dari pembiayaan defisit anggaran
yang diterbitkan bisa senilai Rp 10 juta.
dalam APBN tahun 2008. Penerbitan sukuk
Sekaligus menjadi edukasi bagi masyarakat
perdana ini telah dilaksanakan di dalam dan
untuk memulai berinvestasi dalam jangka
luar negeri. Besarnya sukuk sesuai dengan
yang lebih panjang, alih-alih hanya di
underlying aset yang dimiliki pemerintah senilai
deposito yang berjangka pendek.
Rp 15 triliun. Pemerintah menggunakan
jaminan berupa aset milik negara, seperti tanah b. Opportunity cost yang secara sederhana
dan bangunan. Pemerintah mendahulukan diterjemahkan sebagai “second best choice”.
penerbitan sukuk di dalam negeri, setelah Langsung atau tak langsung ada
itu baru ke pasar internasional. Setengah pembandingan atas pilihan yang ada. Karena
penerbitan sukuk akan dilakukan di dalam investor base obligasi syariah secara potensial
negeri dan sisanya ke pasar internasional. sangat luas, mau tidak mau, obligasi syariah
Keberadaan sukuk (surat utang berbasis berdasarkan bagi hasil akan menghadapi ini.
syariah) dapat memperkuat kondisi ekonomi Ilustrasinya, ketika obligasi syariah
Indonesia dan menahan buble ekonomi mudharabah ditawarkan, emiten mem-
karena akan memperbanyak portfolio mata bandingkan dengan suku bungapinjaman
uang asing selain dolar. Sukuk merupakan sementara investor (terutama investor
instrumen yang tepat untuk menyasar para konvensional) membandingkan dengan
investor Timur Tengah dengan memberikan yield obligasi konvensional. Karena
alternatif pembiayaan sesuai syariat Islam. sistem bagi hasil ini tidak menawarkan
Saatnya Indonesia melakukan porfolio tidak “fixed-predetermined return”, hasilnya bisa
hanya pada dolar saja, tetapi juga pada mata berfluktuasi. Misalnya suatu saat, obligasi
64 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 1, No.1, Januari-Juni 2016

syariah ini memberi tingkat kupon 20 keuangan tersebut (Huda, dan Mustafa
persen, investor akan senang, tetapi Edwin Nasution, 2008:106).
sepertinya emiten akan merasa “kemahalan”
kerena membandingkan dengan pinjaman KESIMPULAN
bank atau obligasi konvensional dengan Obligasi Islam adalah suatu surat berharga
bunga kupon lebih murah. Di saat lain, jangka panjang berdasarkan prinsip Islam yang
obligasi syariah memberikan kupon dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi
“hanya” 12 persen, emiten senang, tetapi syariah yang mewajibkan emiten untuk
investor akan membandingkannya dengan membayar pendapatan kepada pemegang
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee,
pemerintah, atau obligasi konvensional serta membayar kembali dana obligasi pada
lainnya. Memang opportunity cost, dan saat jatuh tempo. Sehingga dapat terlihat dari
penurunan kinerja pendapatan ini sini bahwa akad obligasi syariah bukan utang
menjadi salah satu risiko bagi investor piutang tetapi penyertaan atau investasi.
obligasi syariah. Padahal, risiko investor Berdasarkan ketentuan DSN, saat ini
di obligasi syariah sebetulnya mirip obligasi syariah yang diterbitkan di Indonesia
saja dengan investor obligasi dengan masih terbatas hanya pada 2 akad yaitu
bunga mengambang. Berbedanya adalah, mudharabah dan ijarah. Dengan adanya
struktur syariah ini sesungguhnya lebih produk obligasi syariah ini diharapkan agar
menawarkan “keadilan”. umat muslim tidak mengalami kebimbangan
Tantangan lain adalah menyangkut per- lagi apabila ingin berinvestasi di pasar modal.
dagangan obligasi syariah di pasar sekunder Ada banyak peluang untuk obligasi syariah,
yang mengemukakan kepentingannya tetapi juga masih banyak pula hambatan ataupun
karena tujuan likuiditas (as-suyulah). tantangan yang harus dipecahkan. Sehingga
Hampir semua Islamic bonds dibeli untuk harapan kedepan ekonom-ekonom rabbani muda
investasi jangka panjang, sampai jatuh dapat memecahkan tantangan tersebut.
tempo. Lebih banyaknya investor yang buy
and hold memang akan membuat pasar DAFTAR PUSTAKA
sekundernya kurang likuid. Hal ini terjadi Dede, Abdul Fatah. Perkembangan Obligasi
obligasi syariah mudharabah indosat. Syariah (Sukuk) Di Indonesia, Jakarta: Al-
Suksesnya sebuah pasar dan instrumen ‘Adalah, 2011.
keuangan, baik syariah maupun lainnya, Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan
akan tergantung pada faktor kepercayaan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE, 2014.
atas sistem dan proses, keragaman dan Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution.
kualitas produk, serta keyakinan investor Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Jakarta:
dan emiten untuk menggunakan produk Kencana, 2008.
Peluang dan Tantangan Obligasi Syari’ah (Rina El Maza) 65

Manan, Abdul. Aspek Hukum dalam Sholihin, Ahmad Ifham. Buku Pintar Ekonomi
Penyelenggaraan Investasi dipasar modal Syariah. Jakarta : PT Gramedia, 2010.
syariah Indonesia. Jakarta : Kencana, 2009. Sudarsono, Heri. Bank & Lembaga Keuangan
Rahmawati. Motivasi, Batasan, dan Peluang Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta:
Manajemen Laba (Studi Empiris pada Ekonisia, 2012.
Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Umam, Khaerul. Pasar Modal Syariah dan
Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Praktek Pasar Modal Syariah. Bandung:
Indonesia, 23 (4) : 385-403, 2008. Pustaka Setia, 2013.
Rodoni, Ahmad. Lembaga Keuangan Syariah. Yuliana, Indah. Investasi Produk Keuangan
Jakarta Zikrul Hakim, 2008. Syariah, Malang: UIN Maliki Press. 2010.

Anda mungkin juga menyukai