Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS IV PKPA APOTEK


PLAN PENDIRIAN APOTEK

OLEH
NAMA :ADE RAFNI AMALIAH Z
NIM :15120190147
DOSEN PEMBIMBING :Apt. SISKA NURYANTI, S. Si., M. Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)
APOTEK ARA FARMA
Jl. Propinsi, Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku
Tengah, Ambon
Spesifikasi Apotek
a. Nama dan Lokasi Apotek
Nama Apotek : Apotek ARA FARMA
Alamat : Jl. Propinsi, Desa Tulehu, Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah,
Ambon (Seberang Jalan Dekat SPBU
Tulehu).
Pemilik Sarana Apotek : Apt. Ade Rafni Amaliah Z, S. Farm
Apoteker Pengelola Apotek : Apt. Ade Rafni Amaliah Z, S. Farm
Apoteker Pendamping : Apt. Ahmad Paimin, S. Farm
Asisten Apoteker : Amelia dan Raihan
Administrasi : Sulastri
Pembantu Umum : Sutarjo
Denah Lokasi

Lokasi
Apotek

b. Data Pendukung
1) Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data di atas, Apotek ARA FARMA berada di daerah
dengan kepadatan penduduk terbanyak dibanding beberapa desa lain
yang terdapat di Kecamatan Salahutu.
2) Persebaran Penduduk

3) Pelayanan Kesehatan Lain


Berdasarkan data kesehatan di atas, sarana kesehatan lain yang
terdapat di sekitar apotek ARA FARMA yaitu 1 RSUD Tulehu, 1
Puskesmas dan 1 Puskesmas Pembantu.
4) Jumlah Penyakit Terbanyak
Berikut adalah data pola penyakit terbanyak di Desa Tulehu,
Kecamatan Salahutu hingga tahun 2018

5) Kompetitor
a. Apotek Fajar Farma (800 meter dari Apotek ARA FARMA)
b. Apotek Raya Anugerah (600 meter dari Apotek ARA FARMA)
c. Apotek Alsa (1 km dari Apotek ARA FARMA)
6) Fasilitas Umum dan Pusat Keramaian
a. SPBU Tulehu
b. Pelabuhan Speed Boat Haria
c. Bank BRI Unit Tulehu
d. Pasar Tulehu dan beberapa toko lainnya
7) Kemudahan Akses Transportasi
Akses transportasi menuju Apotek sangat mudah karena berada tepat
di samping jalan utama dan dilewati oleh transportasi umum serta tidak
macet.
C. Sarana dan Prasarana
1. Bangunan
Bangunan Apotek ARA FARMA memiliki ukuran 8 x 10 meter, yanag
terdiri dari beberapa ruangan sebagai berikut:
a. Ruang tunggu pasien
b. Ruang pelayanan
c. Ruang peracikan
d. Ruang konsultasi
e. Toilet
Adapun bangunan apotek akan dilengkapi dengan papan nama,
penerangan apotek, ventilasi, sumber air bersih dan tempat sampah. Di
luar bangunan juga tersedia area parkir.
2. Peralatan dan Perlengkapan
a. Alat Pembuatan, pengolahan dan peracikan obat seperti alat-alat
gelas, timbangan, mortar dan stamper, sudip, pengaduk, corong,
alat pengisi kapsul semi otomatis. Alat-alat ini dipergunakan untuk
pelayanan resep khususnya resep racikan dalam membuat atau
mengolah bahan baku obat menjadi obat jadi yang siap digunakan
pasien.
b. Alat penympanan perbekalan farmasi seperti lemari, rak etalase,
dan kulkas untuk menyimpan obat-batan. Selain itu, Apotek ARA
FARMA juga memiliki lemari penyimpanan narkotika dan
psikotropika dengan 2 pintu.
c. Wadah (kertas puyer, pot salep, kapsul kosong), etiket (biru dan
putih), dan pembungkus yang digunakan untuk mengemas obat,
baik obat jadi maupun racikan.
d. Peralatan administrasi seperti blangko SP obat, SP narkotik dan
psikotropik, salinan resep, faktur, kwitansi, kartu stok, dan buku
inventaris.
e. Buku-buku standar yang diwajibkan seperti Farmakope Indonesia
Edisi IV, ISO, kumpulan Peraturan PerUU yang berhubungan
dengan apotek, DOEN, MIMS
f. Peralatan pendukung lainnya seperti alat TV, kipas angin,
timbangan badan, dispenser, kompor/pemanas, tempat sampah, jam
dinding, rak piring kecil dan perangkatnya, pemadam kebakaran
dan thermometer ruangan
3. Denah Bangunan
D. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (Membuat struktur organisasi
apotek, mengatur jam kerja, tugas dan fungsi masing-masing)
1. Struktur Organisasi Apotek

Apoteker
Pemilik Sarana
Pengelola
Apotek
Apotek

Apoteker
Pendamping

Asisten Pembantu
Apoteker/TTK Umum

2. Jam Kerja
Apotek ARA FARMA buka setiap hari kerja (hari libur nasional tutup).
Buka mulai jam 08.00-20.00 WIT. Jam kerja di Apotek ARA FARMA
terbagi atas 2 waktu kerja, yaitu:
1) Jam 08.00-14.00 WIT
2) Jam 14.00-20.00 WIT
3. Tugas dan Fungsi
Adapun tugas dan fungsi masing-masing anggota berdasarkan struktur
organisasi Apotek kami yaitu sebagai berikut:
a. Pemilik Sarana Apotek
1) Bertanggung jawab terhadap modal pendirian Apotek
2) Mengurus semua persyaratan yang harus dipenuhi untuk
mendirikan apotek
3) Berhak memilih APA
4) Mengontrol keuangan apotek
b. Apoteker Pengelola Apotek
1) Memimpin seluruh kegiatan apotek, merencanakan pengembangan
apotek dan bertanggung jawab pada kelangsungan hidup apotek
2) Memberikan pelayanan kefarmasian kepada masyarakat, melalui
pelayanan teknis kefarmasian dan informasi
3) Mengelola, melaksanakan dan mengawasi kegiatan administrasi
4) Membuat laporan dan memberikan data kegiatan apotek untuk
jangka waktu tertentu
5) Melakukan dan merencanakan kegiatan pengembangan apotek
6) Memimpin dan mengawasi seluruh karyawan serta menilai
kinerjanya
7) Mengusahakan agar kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan
dapat berjalan dengan baik dan lancar
c. Apoteker Pendamping
1) Membantu pekerjaan APA dalam manajerial apotek
2) Menggantikan APA di apotek ketika APA sedang tidak ada di
tempat
d. Asisten Apoteker/TTK
1) Pengaturan dan penyusunan dalam hal penyimpanan obat dan
perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan bentuk dan jenis barang
yang disusun secara alfabetis
2) Penerimaan resep dan pemeriksaan keabsahan dan kelengkapan
resep sesuai peraturan kefarmasian
3) Pemeriksaan ketersediaan obat dan perbekalan farmasi lainnya
berdasarkan resep yang diterima
4) Pemberian harga pada setiap resep dokter yang masuk
5) Pelayanan dan peracikan obat sesuai dengan resep dokter, antara
lain menghitung dosis obat untuk racikan, menimbang bahan,
meracik, mengemas obat dan memberikan etiket
6) Pembuatan kwitansi atau salinan resep untuk obat yang hanya
diambil sebagian atau bila diperlukan pasien
7) Pemeriksaan kebenaran obat yang akan diserahkan kepada pasien
meliputi bentuk sediaan, jumlah obat, nama obat, nama pasien, dan
cara pemakaian
8) Pemeriksaan akhir terhadap hasil penyiapan obat
9) Penyerahan obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada pasien dan
memberikan penjelasan tentang penggunaan obat atau informasi
lain yang dibutuhkan
10) Mencatat masuk dan keluarnya obat pada kartu stok barang
e. Administrasi
Menangani kegiatan administrasi, pembelian, penjualan, pajak dan
tugas administrasi lainnya
f. Pembantu Umum
Bertanggung jawab atas kebersihan dan keamanan apotek
E. Peluang atau Prospek Pemasaran (Analisis SWOT)
Berdasarkan data-data pendukung yang diperoleh dari survey terhadap
lokasi apotek dan keberadaan competitor, maka dapat diterangkan beberapa
hal penting terkait aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap
apotek yang akan didirikan berdasarkan analisis SWOT sebagai berikut:
1. Strength/Kekuatan
a. Ketersediaan obat dan perbekalan farmasi di Apotek ARA FARMA
relative lengkap dan sesuai kebutuhan masyarakat serta mampu
memberikan Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan) sehingga
dapat meningkatkan omset
b. Harga yang diberikan lebih ekonomis dan terjangkau
c. Letak atau lokasi Apotek yang mudah dijangkau, serta dekat dengan
pusat keramaian, seperti SPBU dan pelabuhan
d. Memiliki SDM yang ahli pada bidangnya
2. Weakness/Kelemahan
a. Belum dikenal masyarakat banyak
b. Belum menggunakan system komputerisasi dalam kegiatan
manajemennya sehingga pengaturan obat masuk dan keluar tidak
efisien. Misalnya apabila ada obat kadaluwarsa atau obat yang hilang,
maka akan sulit untuk terdeteksi.
3. Opportunity/Peluang
a. Jumlah penduduk di sekitar apotek cukup padat karena berdekatan
dengan pemukiman warga
b. Apotek ditata dengan nyaman, bersih dan elegan sehingga dapat
menarik pelanggan
4. Threats/Ancaman
a. Jarak kompetitor yang lumayan dekat yaitu dalam radius ± 1 km,
sehingga meningkatkan persaingan
b. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat sekitar masih kurang terkait
obat. Berdasarkan survey, masyarakat sekitar masih lebih memilih
untuk menggunakan pengobatan tradisional ataupun membeli obat
secara bebas di toko-toko terdekat untuk pengobatannya.
F. Aspek Pemasaran dan Rencana Strategi Pengembangan
Strategi pemasaran dan pengembangan Apotek kami meliputi beberapa aspek,
yaitu product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence.
1) Product
Strategi pemasaran dari aspek ini yaitu terkait kombinasi barang dan jasa
yang ditawarkan kepada konsumen/pasien. Strategi ketersediaan obat dan
pelayanan kefarmasian yang diberikan oleh apotek akan menjadi daya
tarik tersendiri bagi konsumen. Dengan tersedianya obat yang lengkap
dengan mutu terjamin serta pelayanan kefarmasian yang ramah, cepat dan
tepat dapat memberikan keunggulan tersendiri bagi apotek.
2) Price
Price atau harga yang disediakan konsumen untuk mendapatkan produk,
juga menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam strategi
pemasaran. Metode penentuan harga obat yang digunakan adalah metode
standard mark-up pricing, yaitu menentukan harga dengan menambah
presentase tambahan di atas total biaya tertentu yang besarnya ditentukan
oleh apotek. Margin yang diambil oleh apotek yaitu 10%.
3) Place
Dari segi tempat, apotek ARA FARMA mempunyai keunggulan tersendiri
yaitu terletak di tempat yang strategis, dekat keramaian dan kemudahan
konsumen dalam mengakses apotek.
4) Promotion
Promotion berarti terkait kegiatan yang dilakukan dalam
mengkomunikasikan manfaat produk dan memengaruhi target konsumen
agar membeli produk. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan
memasang papan nama apotek semenarik mungkin dan mudah terlihat
konsumen, membuat brosur, spanduk, atau poster kesehatan yang dapat
dibagi-bagikan kepada masyarakat, melakukan promosi apotek melalui
media social (Instagram, Facebook), juga dapat berpartisipasi atau menjadi
sponsor dalam event kesehatan atau event yang dilakukan masyarakat
setempat.
5) People
People terkait dengan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan
penjualan produk kepada konsumen. Dalam hal ini apotek kami akan
menggunakan sumber daya manusia yang unggul di bidangnya khususnya
di bidang kefarmasian.
6) Process
Process yang dimaksud meliputi pelayanan yang cepat, tepat, serta
penjelasan cara pemakaian obat yang benar dan mudah dimengerti, adanya
pelayanan konsultasi gratis, pelayanan kefarmasian langsung oleh
apoteker, pembayaran yang mudah yaitu berupa cash, kartu debit ataupun
kartu kredit.
7) Physical evidence
Physical evidence terkait dengan penampilan fisik apotek seperti
kebersihan, tempat parkir yang memadai, ruang tunggu yang luas dan
nyaman dengan adanya TV dan kipas angin, serta tata letak obat bebas
yang mudah dilihat oleh konsumen.
G. Aspek Modal dan Biaya
1) Modal Awal
Modal Tetap
Pembangunan apotek Rp 100.000.000,00
Sarana fisik:
1 buah kulkas Rp 900.000,00
2 buah lemari obat/etalase Rp 7.500.000,00
1 buah lemari narkotik/psikotropik Rp 300.000,00
1 buah kursi kasir Rp 50.000,00
2 buah kipas angina Rp 300.000,00
1 buah TV 14’ Rp 400.000,00
1 set kursi tunggu Rp 800.000,00
1 buah dispenser Rp 100.000,00
1 buah kompor/pemanas Rp 100.000,00
1 buah rak piring dan perlengkapannya Rp 300.000,00
1 buah billboard nama apotek Rp 100.000,00
1 buah pemadam kebakaran Rp 300.000,00
Sumber air Rp 300.000,00
1 buah timbangan badan Rp 60.000,00
2 buah jam dinding Rp 100.000,00
3 buah tempat sampah Rp 50.000,00
Jumlah: Rp 11.660.000,00
Sarana Administrasi
1 set mesin kasir Rp 2.000.000,00
Kalkulator Rp 100.000,00
Nota, kwitansi, SP, dll Rp 250.000,00
Stampel, tinta dan bantalan Rp 60.000,00
Alat tulis Rp 40.000,00
Buku pesanan, faktur Rp 80.000,00
Kartu stok, catatan resep, copy resep Rp 100.000,00
Blanko laporan narkotika dan psikotropika Rp 20.000,00
Daftar harga obat Rp 20.000,00
Lem, gunting, isolasi Rp 15.000,00
Jumlah: Rp 2.685.000,00
Sarana Pelayanan
1 buah meja racik Rp 500.000,00
2 buah kursi racik Rp 100.000,00
2 buah kursi layanan Rp 300.000,00
Tempat pencucian alat-alat Rp 200.000,00
2 pasang mortir dan stamper Rp 300.000,00
Pot salep, botol, dan kapsul Rp 100.000,00
Kertas perkamen Rp 20.000,00
Pengaduk, alat gelas, dan pipet Rp 100.000,00
Corong Rp 50.000,00
Labu Erlenmeyer Rp 100.000,00
Kertas puyer Rp 50.000,00
1 set timbangan Rp 2.500.000,00
Plastik obat Rp 100.000,00
Lap Rp 10.000,00
Etiket biru dan putih Rp 30.000,00
Buku-buku standard apotek Rp 750.000,00
Jumlah: Rp 5.210.000,00
Biaya perizinan Rp4.000.000,00
Modal Operasional (obat) Rp 30.000.000,00
Cadangan Modal Rp 6.445.000,00
Total Modal: Rp 160.000.000,00

RENCANA ANGGARAN TAHUNAN


Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun ke-1
(RAPB th-1)
Biaya Rutin Per-bulan Tahun ke-1
Biaya Gaji Karyawan
Apoteker Pengelola Apotek Rp 4.000.000,00
Apoteker Pendamping Rp 3.500.000,00
Asisten Apoteker 2 x Rp 1.500.000,00 Rp 3.000.000,00
Administrasi Rp 1.500.000,00
Pembantu Umum Rp 1.000.000,00
Jumlah: Rp 13.000.000,00
Biaya lain-lain
Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan Rp 200.000,00
Biaya listrik dan air Rp 300.000,00
Biaya pemeliharaan dan penyusutan bangunan serta
peralatan dan perlengkapan Rp 200.000,00
Jumlah: Rp 700.000,00
Total biaya rutin/bulan: Rp 13.700.000,00
Biaya Rutin Tahun Ke-1
Biaya Rutin Bulanan 12 x Rp 13.700.000,00 Rp 164.400.000,00
Tunjangan Hari Raya (THR) : 1 bulan gaji Rp 5.000.000,00
Total Biaya Rutin Tahun Ke-1: Rp 169.400.000,00

Proyeksi Pendapatan Tahun 1 (2020-2021)


Diperkirakan julah resep yang masuk rata-rata 25 lembar perhari dengan
harga rata-rata Rp 50.000,00. Pendapatan tahun 2020-2021 sebagai
berikut:
Penjualan Resep
26 hari x 12 x 25 resep x Rp 50.000,00 Rp 390.000.000,00
Penjualan Obat Bebas
26 hari x 12 x Rp 400.000,00 Rp 124.800.000,00
Penjualan OWA
26 hari x 12 x Rp 150.000,00 Rp 46.800.000,00
Total Pendapatan : Rp 561.600.000,00
Pengeluaran Tahun I
Pembelian obat (generic dan paten) Rp 100.000.000,00
Pembelian obat bebas Rp 50.000.000,00
Pembelian OWA Rp 30.000.000,00
Biaya Rutin Tahun I Rp 169.400.000,00
Total Pengeluaran : Rp 349.400.000,00
Perkiraan Laba Rugi Tahun I
Pemasukan Rp 561.600.000,00
Pengeluaran Rp 349.400.000,00
Laba Bruto : Rp 212.200.000,00
Pajak Pendapatan (20%) Rp 42.440.000,00
Laba Bersih : Rp 169.760.000,00
Total Investasi Rp 160.000.000,00
PBP ¿ = =0,9tahun
Laba Bersih Rp 169.760.000,00
Laba Bersih Rp169.760 .000,00
ROI ¿ x 100 %= x 100 %=106,1%
Total Investasi Rp160.000 .000,00
H. Menyiapkan Dokumen dan Kelengkapan Administrasi Perizinan Apotek
Dalam mendirikan apotek, apoteker harus memiliki Surat Izin Apotek
(SIA) yaitu surat yang diberikan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
kepada apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana
apotek untuk mendirikan apotek. Wewenang pemberian SIA dilimpahkan oleh
Menteri Kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Dinkes
Kabupaten/Kota). Kepala Dinkes Kabupaten/Kota wajib melaporkan
pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan
izin apotek sekali setahun kepada Menteri Kesehatan dan tembusan kepada
Kepala Dinas Provinsi. Selanjutnya, Kepala Dinkes wajib melporkan kepada
Badan Pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek adalah:
1) Permohonan izin apotek diajukan kepada kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
2) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam)
hari kerja setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis
kepada Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (Balai POM) untuk
melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan apotek untuk melakukan
kegiatan
3) Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan
setempat.
4) Dalam hal pemeriksaan tidak dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat
membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada kepala
Dinas Provinsi.
5) Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
pemeriksaan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
mengeluarkan SIA
6) Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
Kepala Balai POM masih belum memenuhi syarat, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari
kerja mengeluarkan Surat Penundaan
7) Dalam Surat Penundaan, Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi
persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu
satu bulan sejak tanggal Surat Penundaan
8) Terhadap permohonan izin apotek yang ternyata tidak memenuhi
persyaratan Apoteker Pengelola Apotek dan atau persyaratan apotek, atau
lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu selambat-
lambatnya 12 (dua belas) hari kerja wajib mengeluarkan Surat Penolakan
disertai dengan alasan-alasannya.
Bila Apoteker menggunakan sarana milik pihak lain, yaitu mengadakan
kerja sama dengan Pemilik Sarana Apotek, maka harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
1) Pengguna sarana yang dimaksud, wajib didasarkan atas perjanjian kerja
sama antara apoteker dan pemilik sarana
2) Pemilik sarana yang dimaksud, harus memenuhi persyaratan tidak pernah
terlibat dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang obat
sebagaimana dinyatakan dalam Surat Pernyataan yang bersangkutan.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon agar dapat memperoleh
surat izin pendirian apotek, yaitu:
1) Surat Permohonan Izin Usaha Pendirian Apotek
2) Surat Perjanjian Akta Notaris Apoteker dengan PSA
3) Surat Pernyataan Apoteker tidak terlibat UU Kefarmasian bermaterai 6000
4) Surat Penugasan
5) Surat Sumpah
6) Ijazah Apoteker
7) Surat Pernyataan Apoteker tidak bekerja di Apotek lain bermaterai 6000
8) Fotocopy KTP Pemohon
9) Ijazah Asisten Apoteker
10) Surat Penugasan Asisten Apoteker
11) Surat Pernyataan Asisten Apoteker bekerja full time di apotek tersebut
bermaterai 6000
12) Surat Pernyataan Asisten Apoteker tidak bekerja di apotek lain bermaterai
6000
13) KTP Asisten Apoteker
14) SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
15) Daftar Ketenagaan
16) Pas Foto Ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar
Perizinan Apotek
1) Tata Cara Pengurusan Izin Apotek
Tata cara dalam mengurus izin apotek berdasarkan Kepmenkes No.
1332/Menkes/SK/X/2002 yaitu:
a. Yang berwenang memberi izin SIA: Kadinkes Kabupaten/Kota
b. Yang berhak memperoleh izin : Apoteker
2) Mekanisme Pengajuan Pendirian Apotek
a. Mengajukan berkas permohonan di loket pelayanan
b. Pemeriksaan berkas (lengkap)
c. Survey ke lapangan (apabila perlu)
d. Penetapan SKRD
e. Proses izin
f. Pembayaran di kasir
g. Penyerahan Izin Pendirian Apotek
3) Prosedur dan Administrasi Pemberian Izin Apotek
Apoteker mengajukan surat permohonan SIA kepada Kepala Dinkes
Kabupaten/Kota setempat dengan lampiran sebagai berikut:
a. Fotocopy SP (Surat Penugasan) / Surat Izin Kerja Apoteker
b. Fotocopy denah bangunan dan keterangan kondisi bangunan
c. Surat keterangan status bangunan (hak milik atau sewa)
d. Daftar tenaga kesehatan (Asisten Apoteker)
e. Daftar alat perlengkapan apotek (alat pengolahan/peracikan, alat
perlengkapan farmasi/lemari, dan buku-buku standard)
f. Surat pernyataan tidak bekerja di perusahaan farmasi lain atau tidak
menjadi APA di apotek lain
g. Surat izin atasan (untuk pegawai negeri dan ABRI)
h. Akte perjanjian kerja sama dengan PSA
i. Surat keterangan PSA tidak terlibat dengan pelanggaran peraturan
perUU di bidang obat
Apotek kemudian akan diberikan Surat Izin Apotek (SIA) yang
merupakan izin untuk penyelenggaraan apotek du tempat tertentu. Izin
apotek berlaku untuk seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih
aktif melakukan kegiatan dan Apoteker Pengelola Apotek dapat
melaksanakan pekerjaannya dan masih memenuhi persyaratan. Untuk
memperoleh izin apotek tidak dipungut biaya dalam bentuk apapun
(Permenkes No. 922/Menkes/PER/X/1993 pasal 2).
4) Pencabutan Surat Izin Apotek
Surat Izin Apotek akan dicabut apabila APA berhalangan melakukan
tugasnya lebih dari 2 (dua) tahun secara terus-menerus. Berdasarkan
Kepmenkes No. 1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 25 ayat 1, yaitu Kepala
Dinkes Kabupaten/Kota dapat mencabut SIA apabila:
a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan yang dimaksud pasal 5
dan atau;
b. Apoteker tidak memenuhi kewajiban dimaksud dalam Pasal 12(1)
Apoteker berkewajiban menyediakan, menyimpan dan menyerahkan
Sediaan Farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin; (2)
Sediaan Farmasi yang karena sesuatu hal tidak dapat digunakan lagi
atau dilarang digunakan, harus dimusnahkn dengan cara dibakar atau
ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan pleh Menteri
c. APA terkena ketentuan dimaksud dalam Pasal 19(5) dan atau;
d. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan, sebagimana dimaksud dalam Pasal 31 (pelanggaran
terhadap UU Obat Keras No. 541, UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan, UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, UU No. 22
Tahun 1997 tentang Narkotika, serta ketentuan peraturan perundang-
undangan lain yang berlaku) dan atau;
e. Surat Izin Kerja Apoteker Pengelola Apotek dicabut dan atau;
f. PSA terbukti terlibat dalam pelanggaran perUU di bidang obat, dan
atau;
g. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan dimaksud dalam Pasal 6
5) Syarat-syarat Pengajuan Izin Apotek dengan Berbagai Kondisi
a. Perpanjangan Izin Apotek
 Surat Permohonan Perpanjangan Izin Apotek yang ditujukan
kepada Kepala Dinkes
 SIA lama (asli)
 Fotocopy Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
 Fotocopy KTP
 Rekomendasi organisasi profesi (Permenkes No.
922/Menkes/PER/X/1993)
b. Pergantian Apoteker
 Surat permohonan izin apotek karena pergantian APA yang dituju
kepada Kepala Dinkes
 Fotocopy SIPA Apoteker baru/pengganti
 Fotocopy KTP Apoteker pengganti
 Berita acara serah terima obat dari apoteker lama kepada apoteker
baru
 Surat pernyataan dari APA pengganti bahwa tidak bekerja tetap
pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi APA di apotek lain
 Surat izin atasan bagi pemohon PNS dan ABRI (asli dan fotocopy)
 Akte perjanjian kerja sama APA dengan PSA
 Rekomendasi dari organisasi profesi
 SIA lama asli (Permenkes No. 922/Menkes/PER/X/1993)
c. Pergantian Pemilik
 Surat Permohonan Izin Apotek karena Pergantian PSA kepada
Kepala Dinkes
 Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk Akte Hak
Milik/Sewa/Kontrak
 Akte perjanjian kerja sama APA dan PSA
 Surat pernyataan PSA tidak terlibat pelanggaran perUU di bidang
obat
 Menyerahkan SIA lama (asli)
d. Apotek Pindah Lokasi
 Data Apoteker Pendamping (untuk apotek yang belum punya
Aping)
 Data ketenagaan terakhir
 Fotocopy Izin Gangguan (HO)
 Fotocopy KTP Pemohon/Pemilik
 Fotocopy KTP Pemegang Kuasa (jika dikuasakan)
 Fotocopy SIA lama
 Fotocopy Surat Penugasan / Surat Izin Kerja Apoteker
 Hasil pemeriksaan kualitas air dari Laboratorium Dinkes
 Salinan/fotocopy denah bangunan dan peta lokasi
 Surat Permohonan
 Surat Permohonan SIA karena pindah lokasi
 Surat kuasa bermaterai 6000 atau Surat Tugas
 Surat Pernyataan APA/Aping tidak bekerja tetap pada perusahaan
farmasi lain dan tidak menjadi APA di apotek lain (bermaterai
6000)
 Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak
milik/sewa/kontrak
e. Apotek Ganti Nama
 Data Ketenagaan terakhir
 Fotocopy Izin Gangguan (HO)
 Fotocopy KTP Pemohon/Pemilik
 Fotocopy KTP Pemegang Kuasa (jika dikuasakan)
 Fotocopy SIA lama
 Fotocopy Surat Penugasan / Surat Izin Kerja Apoteker Pendamping
 Fotocopy Surat Penugasan / Surat Izin Kerja Apoteker Pengelola
Apotek
 Hasil pemeriksaan kualitas air dari Laboratorium Dinkes
 Surat Permohonan SIA karena pergantian nama
 Surat kuasa bermaterai 6000 atau surat tugas
 Surat Pernyataan APA/Aping tidak bekerja tetap pada perusahaan
farmasi lain dan tidak menjadi APA di apotek lain (bermaterai
6000)

Anda mungkin juga menyukai