W DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR CHF DI
RUANG RIC RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
A. Pengkajian
1) Identitas Klien
Nama : Ny. W
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Janda
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dusun Pulo
Tanggal Masuk RS : 07 Oktober 2019
No. RM : 00.78.94.03
Ruangan : Ruang RIC
Tanggal Pengkajian : 09-12 Oktober 2019
Diagnosa : CHF
2) Indentitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. K
Umum : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Kawin
Suku : Jawa
Agama : Islam
Hub Dengan Pasien : Anak Kandung
Pekerjaan : IRT
3) Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dada di sisi kiri dan sesak nafas seperti tertiban bahan
berat.
4) Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri dan sesak nafas dirasakan ketika sedang melakukan aktivitas dirumah.
Nyeri dan sesak nafas berkurang dengan istirahat dari aktivitas yang dilakukan serta
konsumsi obatan. Sesak dirasakan seperti tertiban bahan berat, sesak di area lapang
dada, skala nyeri 6 sehingga klien tampak lemah, bedrest dan wajah meringis sambil
memegang dadanya. Lokasi nyeri di dada, nyeri sangat mengganggu aktivitas klien
lamanya sekitar 10 menit.
5) Riwayat Keperawatan Sebelumnya
Menurut keluarga klien memiliki riwayat hipertensi sejak 2 tahun yang lalu
tetapi sudah sembuh 3 bulan yang lalu. Klien tidak memiliki riwayat alergi obat,
makanan, binatang, dan lingkungan. Klien tidak ada riwayat kecelakaan, dan tidak
ada riwayat di rawat di rumah sakit. Riwayat pemakaian obat yaitu Amlodipine 5mg
dan sudah berhenti minum obat 3 bulan yang lalu karena riwayat hipertensi pasien
sudah sembuh, dan pasien mengikuti intruksi dokter untuk kontrol hipertensi.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Orang tua klien sudah
meninggal. Suami pasien yaitu Tn.J meninggal karena penyakit kanker otak. Anak
kedua klien meninggal karena kecelakaan. Klien saat ini memiliki penyakit CHF.
Klien memiliki empat orang anak dan hanya anak terakhir yang tinggal serumah
dengannya.
7) Riwayat / Keadaan Psikososial dan Spritual
Saat ini orang yang terdekat dengan klien adalah anak terakhirnya karena
tinggal serumah dengannya. Pola komunikasi klien dengan keluarga dan orang lain
baik, setiap ada permasalahan selalu di diskusikan denga keluarga dan selalu
diputuskan bersama keluarganya. Kegiatan masyarakat yang masih di ikuti klien
adalah pengajian ibu- ibu di rumah. Hal yang dipikirkan saat ini adalah penyakitnya
yang tak kunjung sembuh. Harapan klien terhadap penyakitnya ingin lekas sembuh
walaupun tidak maksimal dan ingin cepat kembali kerumah. Aktivitas agama klien
tidak pernah meninggalkan solat 5 waktunya sebagai kewajiban yang harus
dilaksanakan, mengaji dan berzikir. Kondisi lingkungan rumah pasien ramai dan
bising karena berdekatan dengan kost-kostan. Sisi keamanan kondisi rumah pasien
antara tempat tidur dan kamar mandi dalam 1 kamar dan lantai kamar mandi tidak
licin.
8) Pola Kebiasaan Sehari – hari
No Sebelum sakit Sesudah sakit
1 Nutrisi
- Makan - Makan
Frekuensi 3x sehari Frekuensi 3x sehari
Jenis MB (Makanan Biasa) - diit lunak dengan diit
- Minum jantung 3
Jenis air putih - Minum
8 gelas perhari Jenis air putih
6 gelas perhari
Istirhat Istirahat
2. Tidur teratur, tidur siang kurang Tidur siang kurang lebih 1jam/hari
lebih 2 jam/hari, malam kurang lebih dan tidur malam kurang lebih
8jam/hari 6jam/hari
3. Eliminasi
- BAB - BAB
Frekuensi 1x sehari dengan Frekuensi 1x/hari,
konsisten lembek, berwarna warna kuning jernih, dan
coklat dan berbau khas konsistensinya lembek.
- BAK
Frekuensi 4-5x sehari, - BAK
berwarna kuning dan berbau Klien terpasang kateter
khas kurang lebih 900cc/hari,
berwarna kuning jernih
berbau khas
9) Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan pada tanggal 09 Oktober 2019 pukul
10.30 WIB, ditemukan data sebagai keadaan umum klien tampak lemah dan
kesadaran pasien compos metis, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, berat
badan pasien 55 kg (BB ideal: 54-66 kg), tinggi badan pasien 160 cm (IMT: 21,48/
normal). Tekanan darah pasien 130/80 mmHg, nadi 86 x/menit, pernafasan 21
x/menit, suhu 36,50C. Struktur kepala tidak ada kelainan, kulit kepala bersih, rambut
berwarna hitam, rambut pendek dan lurus. Bentuk mata simetris kiri dan kanan.
Ketajaman penglihatan baik,sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemi, pupil
isokor kiri dan kanan, dan klien tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Bentuk
telinga simetris kiri dan kanan, fungsi pendengaran baik dapat mendengarkan bunyi
detak jam tangan, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran, serumen dalam
batas normal dan tidak ditemukan perdarahan atau peradangan. Bentuk mulut normal,
tidak ada caries gigi, fungsi pengecapan baik karena dapat mebedakan rasa asin,
manis, asam, pahit, mukosa lembab dan bibir normal. Lidah dan gigi dalam keadaan
bersih. Tidak terdapat kesulitan menelan, tidak ada pembesaran tonsil maupun
pembesaran pada kelenjer tiroid. Jalan nafas klien ada sumbatan sekret, pernafasan
sesak, tidak menggunakan otot bantu pernafasan, frekuensi nafas 21x/menit, irama
teratur, jenis pernafasan spontan, kedalaman dangkal. Klien batuk dengan produktif
sputum warna putih, konsistensi encer, tidak terdapat darah, suara nafas ronchi, tidak
ada nyeri saat bernafas, dan tidak menggunakan oksigen tambahan. Nadi klien 86
x/menit, irama teratur, denyut nadi kuat, tekanan darah 120/80 mmHg, tidak ada
distensi vena jugularis, temperatur kulit hangat, warna kulit pucat, pengisian kapiler
<2 detik, terdapat edema pada tungkai bawah grade +1. Kecepatan denyut apical 90
x/menit, irama tidak teratur, S1 dan S2 terdengar lemah, nyeri dada sisi kiri saat
aktivitas, karakteristik seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 4, frekuensi hilang timbul,
lamanya nyeri 10 menit, klien tampak meringis saat nyeri muncul. Pasien terdapat
kesulitan dalam pergerakan, sakit pada sendi kaki, tidak ada fraktur, tidak ada
kelainan bentuk tulang sendi, tidak ada kelainan struktur tulang belakang, keadaan
tonus otot baik, ekstremitas bawah tampak bengkak grade +1.
10) Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium darah lengkap/rutin (09 Oktober 2019)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin L 11.3 g/dl 11.7-15.5
Jumlah Leukosit H 12.65 103 /L 3.60-11.00
Hematokrit L33 % 35-47
Jumlah Trombosit 357 103 /L 150-440
Eritrosit 3.93 106 /L 3.80-5.20
MCV/VER 85 fL 80-100
MCH/HER 29 Pg 32-36
MCHC/KHER 34 g/dl 32-36
Kimia Klinik
Faal Ginjal
Kreatinin Darah 12 mg/dl <1.4
Diabetes
Gula Darah Sewaktu 96 mg/dl 70-200
15:10 P:
Intervensi dilanjutkan
16:15 P:
4. Mengeluarkan sekret dengan Intervensi dilanjutkan
batuk atau suction
16:20
5. Mengauskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
Ortopnea
Dispnea paroximal
3. Ds : CHF Nyeri Akut
pasien mengeluh nyeri dada
P : CHF
Q : seperti di tindis beban berat Suplai darah dan O2
R : dada kiri menjalar ke ke miokard menurun
punggung
S: skala 6
Hipoksia otot
T : selalu muncul. jantung
DO:
TD : 175/ 100 mmHg
HR : 90 x/ menit Metabolisme
RR : 32 x/ menit anaerob
S : 36,50C
SpO2 : 90 %
Penimbunan asam
laktat
Pelepasan mediator
kimia
Persepsi nyeri di
hipotalamus
Nyeri
e. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
1. Penurunan curah jantung NOC : NIC:
berhubungan dengan 1. Cardiac Pump effectiveness Cardiac Care
ketidakmampuan jantung 2. Circulation Status 1. Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi,
memompa sejumlah darah 3. Vital Sign Status durasi)
untuk mencukupi kebutuhan Kriteria Hasil: 2. Catat adanya disritmia jantung
jaringan tubuh 1. Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan 3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan
darah, Nadi, respirasi) cardiac output
2. Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada 4. Monitor status kardiovaskuler
kelelahan 5. Monitor status pernafasan yang menandakan
3. Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada gagal jantung
acites 6. Monitor abdomen sebagai indicator penurunan
4. Tidak ada penurunan kesadaran perfusi
7. Monitor balance cairan
8. Monitor adanya perubahan tekanan darah
9. Monitor respon pasien terhadap efek
pengobatan antiaritmia
10. Atur periode latihan dan istirahat untuk
menghindari kelelahan
11. Monitor toleransi aktivitas pasien
12. Monitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu
dan ortopneu
13. Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,
atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor adanya pulsus paradoksus dan pulsus
alterans
8. Monitor jumlah dan irama jantung dan
monitor bunyi jantung
9. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
10.Monitor suara paru, pola pernapasan
abnormal
11.Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
12.Monitor sianosis perifer
13.Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, bradikardi, peningkatan
sistolik)
14.Identifikasi penyebab dari perubahan vital
sign
2. Pola nafas tidak efektif b.d NOC: Airway Management
kegagalan otot pernafasan Respiratory status : Ventilation 1. Pertahankan bukaan jalan nafas
Respiratory status : Airway patency 2. Beri posisi head up 30-40 derajat untuk
Vital sign Status 3. Memaksimalkan Ventilasi.
Kriteria Hasil : 4. Keluarkan secret dengan suction
1. Irama pernafasan normal Oxygen Therapy
2. Frekuensi pernafasan normal 1. Pertahankan jalan nafas yang paten
3. TTV dalam batas normal 2. Monitor aliran Oksigen
4. Tidak ada tanda sesak 3. Monitor adanya tanda-tanda hypoventilasi
5. Pasien tidak mengeluh sesak Vital Sign Monitoring
1. Monitor TD,suhu,RR
2. Identifikasi penyebab dari perubahan Vital
Sign
Kolaborasi pemberian Therapy medis
3. Nyeri akut berhubungan NOC Manajemen Nyeri
dengan agen cidera Label : Pain Control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
biologis . 1. Klien melaporkan nyeri berkurang komperhensif termasuk lokasi, karakteristik,
2. Klien dapat mengenal lamanya (onset) nyeri durasi frekuensi, kualitas dan
3. Klien dapat menggambarkan faktor factorpresipitasi.
penyebab 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
4. Klien dapat menggunakan teknik non mengenai ketidaknyamanan
farmakologis 3. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
5. Klien menggunakan analgesic sesuai mempengaruhi respon pasien terhadap
instruksi ketidaknyamanan (misalnya, suhu ruangan,
Pain Level pencahayaan, suara bising)
1. Klien melaporkan nyeri berkurang 4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
2. Klien tidak tampak mengeluh dan menangis (distraksi menonton efektif)
3. Ekspresi wajah klien tidak menunjukkan 5. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
nyeri membantu penurunan nyeri
4. Klien tidak gelisah
Pemberian analgesik
1. Cek adanya riwayat alergi obat.
2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis,
dan frekuensi