Di Susun Oleh:
Kelompok 6
Kelas : 4 C
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Esa, karena berkat izinya
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang merupakan salah satu
tugas mata kuliah KEPERAWATAN JIWA dengan judul “pertumbuhan dan
perkembangan pada remaja”.
Penulis
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................28
3.2 Saran................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan jiwa pada remaja serta
untuk mengetahui tugas perkembangan pada masa remaja
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi
dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada decade kedua masa
kehidupan.
Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja adalah suatu
fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas adalah suatu
bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih ditekankan adalah
proses biologis yang pada akhirnya mengarah kepada kemampuan bereproduksi.
Masa pubertas adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi
suatu percepatan pertumbuhan, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas
dan terjadi perubahan psikologis yang menyolok.
Masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing-masing ditandai
dengan isu-isu biologis, psikologik dan sosial, yaitu: Masa Remaja Awal (10-14
tahun), Menengah (5-16 tahun) dan Akhir (17-20 tahun). Masa remaja awal
ditandai dengan peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik.
Jadi tidaklah mengherankan apabila sebagian besar dari energi intelektual dan
emosional pada masa remaja awal ini ditargetkan pada penilaian kembali dan
restrukturisasi dari jati dirinya. Pada saat yang sama, penerimaan dari kelompok
sebaya sangatlah penting: bisa jalan bareng dan tidak dipandang beda adalah
motif yang mendominasi banyak perilaku sosial masa remaja awal ini.
3
2.2 Perkembangan Biologis
Hormone seks itu diseksresi leh ovarium , testis, dan adrenal; hormone sex
diproduksi dalam jumlah bervariasi oleh kedua jenis kelamin sepanjang rentan
kehidupan. Kortex adrenal bertangung jawab untuk sejumlah kecil sekresi
sebelum masa pubertas, tetapi prosuksi hormone sex yng menyertai kematangan
gonat bertanggung jawab terhadap terjadinta berbagai perubahan biologis yang
dipantau selama pubertas.
4
Androgen hormone pria disekresi dalam jumlah sedikit dan jumlahnya
meningkat secara bertahap sampai usia sekitar 7-9tahun pada tersebut androgen
terjadi lebih cepat pada kedua jenis kelamin sampai sekitar usia sekitar 15thn.
Hormone ini bertanggung jawab atas perubahan pertumbahan yang paling cepat
dimasa ramaja awal.
5
Sebagian besar pembesaran dada menghilang dalam 2 tahun pada akhir pubertas,
terdapat peningkatan yang pasti pada pemanjangan dan pembesaran penis, testis,
dan ejakulasi pertama terjadi, bulu aksila berkembang rambut pada wajah mulai
meluas menutupi bagian depan leher. Perubahan suara terakhir terjadi akibat
pertumbuhan laring. Keterlambatan pubertas harus dilakukan pada remaja putra
yang tidak mengalami pembesaran testis atau skrotumnya pada usia 13 – 14
tahun atau jika pertumbuhan genital tidak lengkap dalam 4 tahun setelah testis
mulai membesar.
Perbedaan remaja putra dan wanita merupakan dampak dari fungsi hormonal
ketika pubertas dan terutama terlihat pada panjang ekstremitas. Remaja putri
lebioh awal berhenti pertumbuhannya disebabkan oleh penyatuan epifise
dibawah pengaruh kuat sekresi estrogen, dan efek hormonal pada pertumbuhan
tulang wanita lebih kuat dari pada efek testosterone pada pria. Pada remaja putra
lamanya periode pertumbuhan sebelum pubertas dan lambatnya epifise
ditunjukkan dalam tinggi badan yang lebih besar dan ekstremitas lebih panjang.
Hipertrofi mukosa laring pembesaran laring dan pita suara remaja putra dan
putri mengakibatkan perubahan suara, suara putri agak lebih dalam dan berat
tetapi pada putra efeknya lebih jelas, dengan perubahan suara sering tidak dapat
di kendalikan dari suara dalam ke intonasi tinggi pada pertengahan kalimat.
Perubahan tidak hanya di kaitkan dengan pemanjangan pita suara tetapi juga
peningkatan struktur di masa lipatan vocal (karries, dkk 1998).
6
Pertumbuhan masa tubuh tanpa lemak terutama otot cenderung terjadi setelah
ledakan pertumbuhan tulang, yang terjadi secara terus menerus selama masa
remaja. Masa tubuh berlemak juga meningkat tapi polanya kurang teratur.
Kemungkinan terdapat peningkatan sementara dalam lemak subkutaneus segera
sebelum ledakan pertumbuhan tulang rangka, terutama pada remaja putri.
Pengaruh hormonal selama menyebabkan percepatan pertumbuhan dan
kematangan kulit serta struktur anggota badannya kelenjar sebasea pada saat ini
sangat aktif terutama kelenjar sebasea pada genital pada “ flus areas “ (mis,
wajah, leher, bahu, punggung, dada). Kelenjar keringat ekrin terdapat pada
semua area kulit manusia berfungsi penuh dan berespon dengan baik terhadap
stimulus emosional dan tempratur. Berkeringat lebih mencolok pada remaja
putra di bandingkan remaja putri. Kelenjar apokrin tidak berfungsi pada masa
anak – anak mencapai kemampuan pada sekresi pada masa pubertas tidak seperti
kelenjar keringat ekrin distribusi kelenjar apokrin terbatas dan tumbuh
bersamaan dengan folikel rambut pada aksila di sekililingi areola payudara,
sekeliling umbilicus, salruan pendengaran eksternal, dan dalam area genetal, dan
anus. Kelenjar apokrin mensekresi zat yang kental akibat stimulasi emosinal
yang jika di aktifkan dengan bakteri permukaan akan menghasilkan bau tidak
sedap.
Rambut tubuh mempunyai pola distribusi yang sangat khas dan mengalami
prubahan tekstur selama pubertas dibawah pengaruh androgen gonad dan
adrenal rambut menjadi kasar, lebih gelap dan lebih panjang pada tempat –
tempat yang terkait dengan karakteristik seks sekunder. Rambut pubis dan aksila
tubuh pada kedua jenis kelamin walaupun rambut pubis lebih meluas pada pria
daripada wanita. Janggut kumis dan rambut tubuh pada dada, bagian atas
sepanjang linea alba dan kadang kala pada area tubuh lainnya (mis, punggung
dan bahu) muncul pada pria dan bergantung pada androgen. Bulu – bulu di
ekstremitas jumlahnya bervariasi pada kedua jenis kelamin dan baik pria
maupun wanita tetapi pertumbuhannya lebih subur pria.
7
2.3 Perkembangan Kognitif
8
Macam-macam Perkembangan Kognitif Remaja:
14
Akibat peningkatan kebutuhan anabolik ini, remaja sangat sensitif terhadap
pembatasan kalori.
Kebutuhan nutrisi remaja sulit di tentukan karena tidak lengkapnya.
Informasi mengenai nutrisi dan anggota kelompok usia ini.
Kesulitan menjadi lebih rumit akibat pengaruh emosional dan faktor faktor
stres lainnya yang memengaruhi pemanfaatan nutrisi dan faktor faktor
psikologis yabg mempengaruhi kebiasaan makan. Selain itu, sangat
beragamnya laju pertumbuhan selama masa remaja dan begjtu juga dengan
variasi usia ketika perubahan ini terjadi mempersulit upaya untuk penetapan
standar diet minimal.
Remaja biasanya memiliki asupan protein yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan mereka, kecuali remaja yang membatasi asupan
makanannya akibat masalah ekonomi atau sebagai upaya untuk menurunkan
berat badannya. Terdapat peningkatan kebutuhan yang penting untuk
memebuhi kebutuhan mineral kalsium, besi, dan seng selama periode
pertumbuhan yang cepat: kalsium ubtuk perrumbuhan tulang, zat untuk
perluasan masa otot dan volume darah, dan seng untuk pertumbuhan
jaringan tulang dan rangka. Remaja putri yang sering mengalami menstruasi
dalam jumlah yang banyak terutama veresiko mengalami defiensi zat besi
akibat kehilangan darah. Asupan kalsium dari sumber sumber makanan
sangat penting selama masa remaja untuk membantu pencegahan
osteoporosis secara keseluruhan, asteoporosis merupakan akibat faktor
genetik dan lingkungan seperti nutrisi dan latihan fisik (ralston, 1997)
b. Aktivitas dan tidur
Kebutuhan tidur dan istirahat remja bervariasi pertumbuhan fiisk yang
cepat, kecenderungan terhadap pengaerahan tenaga yang berlebihan, dan
keseluruhan aktivitas yang meningkat ada usia ini mengakibatkan terjadinya
keletihan padaremaja. Selama ledakan pertumbuhan, kebutuhan tidur
meningkat. Mereka cenderung untuk terjaga sampai larut malam yang
mengakibatkan sulit untuk bangun pagi, dan mereka mungkin tidur larut
malam pada setiap kesempatan. Tidur dan istirahat yang adekuat pada saat
ini penting untuk terapi untuk kesehatan menyeluruh.
15
c. Kesehatan gigi
Kesehatan gigi tidak boleh diabaika selama masa remaja walaupun
frekuensi pembentukan karies gigi tidak sebesar masa anak-anak.Remaja
awal merupkan waktu ketika alat pengoreksi ortodentik seperti kawat gigi
digunakan, dan sering kali hal ini sebagai sumber rasa malu dan menyita
perhatian remaja.Menginformasikan remaja bahwa gangguan bersifat
sementara dan untuk memperoleh penampilan yang lebih baik, dapat
membantu remaja menoleransi gangguan.Merupakan hal yang juga penting
untuk memberi penguatan terhadap anjuran dokter gigi tentang penggunaan
dan perawatan kawat gigi serta menekankan sikap berhati-hati ketika
menyikat giginya pada saat ini.
d. Pencegahan injur
Cedera fisik merupakan penyebab tungggal kematian yang paling
besar pada kelompok usia remaja dan meminta korban lebih banyak dari pad
semua penyebab kombinasi lainnya. Usia yang paling rentan adalah remaja,
ketika jumlah cedera akibat kecelakaan menyebabkan 60% kematian pada
remaja putra dan 40% kematian remaja putri. Selama masa remaja, pucak
fungsi fisik, sensorik, dan psikomotor memberi remaja perasaan kuat dan
percaya diri yang belum pernah mereka alami sebelumnya, dan perubahan
fisiologis memberi dorongan terhadap kekuatan naluri dasar.Kecenderungan
remaja melakukan prilaku yang beresiko serta perasaan super
mengakibatkan remaja rentan terutama terhadap cedera.
1. Cedera kendaraan bermotor
2. Senjata api
3. Cedera akibat olahraga
16
2.9 Masalah Mental Emosional
Perkembangan mental emosional merupakan proses perkembangan individu
dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pengalaman-
pengalamannya. Masalah mental emosional dapat timbul jika terdapat suatu
konflik dalam proses penyesuaian diri dengan lingkungan dan
pengalamanpengalamannya. Masalah mental emosional pada remaja menurut
Rae G N dkk (1989) dipengaruhi oleh interaksi antara faktor risiko dan faktor
protektif. Faktor risiko merupakan faktor yang telah diidentifikasi dapat
meningkatkan risiko terjadinya masalah mental emosional pada remaja, antara
lain faktor individu, keluarga, sekolah, peristiwa hidup, dan sosial. Faktor
protektif adalah faktor yang memberi penjelasan bahwa tidak semua remaja yang
mempunyai faktor risiko akan mempunyai masalah mental emosional. Faktor
protektif antara lain, yaitu karakter / watak yang positif, lingkungan keluarga
yang suportif, lingkungan sosial yang berfungsi sebagai sistem pendukung untuk
memperkuat upaya penyesuaian diri remaja, keterampilan sosial yang baik, serta
tingkat intelektual yang baik masalah mental emosional juga dapat diesbabkan
oleh karena ketidakseimbangan antara faktor resiko dengan faktor protektif.
Menurut Erickson, dengan memperkuat faktor protektif dan menurunkan faktor
risiko pada seorang remaja, maka akan tercapailah kematangan kepribadian dan
kemandirian sosial yang ditandai oleh self awareness, role of anticipation, dan
apprenticeship. Seiring dengan berjalanya waktu dan berkembangnya zaman
serta teknologi, faktor-faktor resiko yang menyebabkan masalah mental
emosional dimungkinkan juga ikut berkembang. Sehingga dapat muncul faktor
faktor lain yang berpengaruh terhadap perkembangan mental emosional individu.
Masalah mental emosional pada anak dibagi menjadi dua kategori yaitu
internalisasi dan eksternalisasi. Masalah emosional internalisasi termasuk gejala
depresi, kecemasan, perilaku menarik diri, dan digolongkan sebagai emosi yang
menghukum diri seperti kesedihan, perasaan bersalah, ketakutan dan
kekhawatiran berlebih. Gejala emosional mempunyai dampak yang serius,
misalnya, menghambat kesuksesan akademik dan hubungan dengan
lingkunganya.
17
Gambaran masalah mental emosional eksternalisasi antara lain: temperamen
sulit, ketidakmampuan memecahkan masalah, gangguan perhatian, hiperaktivitas,
perilaku bertentangan (tidak suka ditegur/diberi masukan positif, tidak mau ikut
aturan) dan perilaku agresif. Masalah mental emosional pada usia muda
dimungkinkan akan meningkatkan risiko kelainan fisik dan mental pada masa
perkembangan selanjutnya. Deteksi dini harus segera dilakukan agar dapat segera
dapat ditindak lanjuti lebih awal.
18
Jenis kelamin berpengaruh terhadap perkembangan masalah mental.
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa remaja perempuan cenderung
lebih menunjukkan gejala masalah mental daripada laki-laki.Penelitian lain
menunjukkan bahwa perempuan menunjukkan gejala depresi dan keinginan
bunuh diri yang lebih tinggi sedangkan laki laki cenderung lebih
menunjukkan tindakan kekerasan.
Perkembangan masalah mental emosional juga dipengaruhi oleh usia.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa masalah mental emosional pada usia
remaja lebih tinggi dari pada masa kanak-kanak. Masalah mental emosional
banyak terjadi pada usia 24-49 tahun, awal dari munculnya masalah mental
emosional dimulai di usia sekitar tujuh tahun.
Remaja begitu memperhatikan penampilan fisik, komposisi tubuh
ideal merupakan dambaan bagi para remaja, budaya untuk mengurangi
menggunakan obat-obatan dan muntah sering dilakukan oleh para remaja
untuk mengurangi berat badan. Ketidakpuasan terhadap komposisi tubuh
dapat menyebabkan gangguan emosional. Beberapa permasalahan yang
umum terjadi pada remaja diantaranya adalah obesitas, anoreksia, dan
bulemia nervosa. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat
menyebabkan status depresi dan depresi dapat menyebabkan obesitas.
b. Faktor ekstrinsik
Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap perkembangan remaja.
- Lingkungan Mikro
Lingkungan mikro merupakan lingkungan terkecil bagi seorang individu.
Ibu merupakan unsur utama yang paling berperan dalam lingkungan mikro.
Hubungan ibu dan anak dapat terjalin sangat erat. Dalam lingkungan mikro,
peran ibu adalah memberikan kecukupan gizi anak pada awal kehidupan,
sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal. Pengetahuan,
keterampilan dan sikap ibu dalam mencukupi kebutuhan biopsikososial
yaitu asuh, asih, dan asah sangat berpengaruh dalam perkembangan anak,
termasuk perkembangan mental dan emosional anak.
19
- Lingkungan Mini
Lingkungan mini merupakan lingkungan keluarga, dimana unsur anggota
keluarga yaitu ayah, saudara, nenek atau kakek dan orang lain yang tinggal
dalam satu atap. Pengetahuan, sikap, dan ketrampilan anggota keluarga
dalam membentuk lingkungan keluarga yang baik dalam memberikan
kebutuhan biopsikososial, sangat besar pengaruhnya terhadap tumbuh
kembang individu. Tugas seorang ayah dalam keluarga salah satunya adalah
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Kondisi keluarga dan ekonomi
yang baik dapat memberikan dampak postif dalam tumbuh kembang
seorang anak, termasuk dalam perkembangan mental. Remaja mulai
memiliki pikiran yang rasional, dengan dasar pemikiran yang di temukan
dalam lingkungan remaja mulai bereksperimen di luar rumah, akan tetapi
kondisi emosi yang labil, dan sikap mudah menyerah dari remaja dapat
menimbulkan suatu masalah. Penanaman nilai-nilai yang baik oleh keluarga
sebelum remaja keluar menuju lingkungan yang lebih luas sangat penting
untuk dilakukan, agar remaja tidak salah dalam menyerap nilai-nilai dari
lingkungan yang dapat menimbulkan masalah mental emosional.
- Lingkungan Meso
Lingkungan meso terdiri dari lingkungan yang berada di luar rumah. Unsur
lingkungan meso yang dapat berpengaruh dalam tumbuh kembang seorang
anak antara lain teman sebaya, pendidikan sekolah, sarana bermain, dan
lingkungan tetangga. Memasuki masa remaja, anak mulai melepaskan diri
dari ikatan emosi dengan orang tuanya dan menjalin sebuah hubungan yang
akrab dengan teman-teman sebayanya. Kelompok sebaya memberikan dunia
tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dimana nilai yang berlaku
bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa melainkan oleh teman
seusianya. Apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah
nilai yang negatif, akan lebih berbahaya apabila kelompok sebaya ini
cenderung tertutup, dimana setiap anggota tidak dapat terlepas dari
kelompok nya dan harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan
kelompok, sikap, pikiran, perilaku, dan gaya hidupnya merupakan perilaku
dan gaya hidup kelompoknya.
20
Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, rokok atau
zat adiktif lainnya, maka remaja cenderung mengikuti tanpa mempedulikan
akibatnya.
- Lingkungan Makro
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang sangat luas, sehingga
secara tidak langsung memberikan dampak bagi perkembangan anak dan
remaja. Unsur yang termasuk dalam lingkungan makro diantaranya adalah
kebijakan pemerintah, sosial budaya masyarakat, lembaga non pemerintah,
ilmu pengetahuan dan teknologi. Lingkungan masyarakat yang berpengaruh
terhadap perkembangan jiwa remaja meliputi lingkungan media massa dan
sosial budaya. Budaya lokal dan budaya nasional mulai tertembus oleh
budaya global, dengan demikian terjadi pergeseran nilai kehidupan.
Teknologi dewasa ini telah berkembang sangat pesat dan berpengaruh
terhadap pesatnya pertukaran informasi. Berbagai macam informasi yang
tengah terjadi dapat dengan mudah dan cepat diketahui oleh banyak orang di
seluruh dunia. Remaja dalam masa perkembanganya mendapatkan berbagai
macam pengajaran tentang nilai-nilai spiritual dan budaya dari guru dan
orang tua. Nilainilai tersebut diharapkan dapat menjadi pegangan bagi
remaja dalam menjalani kehidupan. Pertukaran informasi yang begitu cepat
dari penjuru dunia ikut membawa budaya luar yang berbeda dengan budaya
Indonesia, sehingga dapat menggeser nilai-nilai budaya yang ada. Nilai-nilai
budaya asing tersebut dirasakan oleh remaja begitu berbeda dengan nilai
spiritual yang telah didapatkan. Situasi ini dapat menimbulkan kebingungan
dalam diri remaja sehingga memicu konflik nilai yang berakibat terjadinya
penyimpangan perilaku, seperti yang terlihat di masyarakat, misalnya waria,
pergaulan bebas, mabuk, dan homoseksualitas. Perkembangan yang pesat
ini harus di dampingi dengan pengawasan dan penyaringan akan unsur-
unsur negatif yang datang bersamanya, agar tidak memberikan dampak
buruk bagi kehidupan terutama pada anak-anak dan remaja.
21
2.11 Perkembangan Moral Remaja
Menurut Hurlock (2006:225) salah satu tugas perkembangan yang penting
pada masa remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok atau
sosial-budayanya. Remaja harus berperilaku sesuai dengan harapan-harapan
sosial tanpa dibimbing dan diawasi, didorong dan diancam dengan hukuman
seperti saat masa anak-anak. Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral
pada masa anak-anak dengan prinsip-prinsip moral yang berlaku umum, dan
merumuskan ke dalam kode moral yang akan berfungsi menjadi pedoman untuk
berperilaku baik. Mitchel menegaskan remaja harus mengendalikan perilakunya
sendiri, yang dulu menjadi tanggung orang tua dan guru. (Hurlock, 2006:225).
Remaja umumnya berada pada tingkat pascakonvensional. Pada tingkat ini
terjadi internalisasi moral dan tidak didasarkan pada standar-standar moral orang
lain. Bila remaja telah mencapai tingkat pasca konvensional, berarti remaja telah
mencapai kematangan sistem moral.
24
Melibatkan keluarga dalam pemberian obat, mengajarkan keluarga
agar melaporkan segera kepada perawat jika ditemukan adanya
tanda-tanda yang tidak biasa, dan menginformasikan jadwal tindak
lanjut.
Penanganan kasus bunuh diri dengan menempatkan pasien di
tempat yang aman, melakukan pengawasan ketat, menguatkan
koping dan melakukan rujukan jika mengancam keselamatan jiwa.
Menempatkan pasien di tempat yang aman sebelum dirujuk dengan
menciptakan lingkungan yang tenang, dan stimulus yang minimal.
Melakukan terapi modalitas yaitu berbagai terapi keperawatan
untuk membantu pemulihan pasien seperti terapi aktivitas
kelompok, terapi keluarga, dan terapi lingkungan.
Memfasilitasi kelompok swadaya—self-help group (kelompok
pasien, kelompok keluarga atau kelompok masyarakat pemerhati)
berupa kegiatan kelompok yang membahas masalah-masalah yang
terkait dengan kesehatan jiwa dan cara penyelesaiannya.
Hotline service untuk intervensi krisis yaitu pelayanan dalam 24
jam melalui telepon berupa pelayanan konseling.
Melakukan tindak lanjut (follow-up) dan rujukan kasus.
3. Pencegahan Tersier
1) Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi
serta pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa.
2) Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat
gangguan jiwa.
3) Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan
jiwa pada tahap pemulihan.
4) Aktivitas pada pencegahan tersier antara lain sebagai berikut.
a. Program dukungan sosial dengan menggerakkan sumber-sumber di
masyarakat seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat
(tetangga, teman dekat, tokoh masyarakat), dan pelayanan terdekat
yang terjangkau masyarakat. Beberapa kegiatan yang dilakukan
meliputi hal sebagai berikut.
25
Pendidikan kesehatan tentang perilaku dan sikap masyarakat
terhadap penerimaan pasien gangguan jiwa.
Pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam penanganan
pasien yang mengalami kekambuhan.
b. Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga
hingga mandiri. Fokus pada kekuatan dan kemampuan pasien dan
keluarga dengan cara berikut.
Meningkatkan kemampuan koping yaitu belajar mengungkapkan
dan menyelesaikan masalah dengan cara yang tepat.
Mengembangkan sistem pendukung dengan memberdayakan
keluarga dan masyarakat.
Menyediakan pelatihan kemampuan dan potensi yang perlu
dikembangkan oleh pasien, keluarga, dan masyarakat.
Membantu pasien dan keluarga merencanakan serta mengambil
keputusan untuk dirinya.
c. Program sosialisasi
Membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi.
Mengembangkan keterampilan hidup, seperti aktivitas sehari-hari,
mengelola rumah tangga, dan mengembangkan hobi.
Program rekreasi seperti nonton bersama, jalan santai, pergi ke
tempat rekreasi.
Kegiatan sosial dan keagamaan, seperi arisan bersama, pengajian,
majelis taklim, dan kegiatan adat.
d. Program mencegah stigma Stigma merupakan anggapan yang keliru
dari masyarakat terhadap gangguan jiwa. Oleh karena itu, perlu
diberikan program mencegah stigma untuk menghindari isolasi dan
diskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa. Beberapa kegiatan yang
dilakukan yaitu sebagai berikut:
26
Melakukan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang
kesehatan jiwa dan gangguan jiwa, serta sikap dan tindakan
menghargai pasien gangguan jiwa.
Pendekatan kepada tokoh masyarakat atau orang yang
berpengaruh dalam rangka menyosialisasikan kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa.
Salah satu periode dalam rentang kehidupan ialah (fase) remaja. Masa ini
merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan
individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada
perkembangan masa dewasa yang sehat. Untuk dapat melakukan sosialisasi
dengan baik, remaja harus menjalankan tugas-tugas perkembangan pada usinya
dengan baik.
Apabila tugas pekembangan sosial ini dapat dilakukan dengan baik, remaja
tidak akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya serta akan membawa
kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas perkembangan untuk
fase-fase berikutnya. Sebaliknya, manakala remaja gagal menjalankan tugas-
tugas perkembangannya akan membawa akibat negatif dalam kehidupan sosial
fase-fase berikutnya, menyebabkan ketidakbahagiaan pada remaja yang
bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan
dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan berikutnya.
William Kay, mengemukakan tugas-tugas perkembangan masa remaja
sebagai berikut:
1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-
figur yang mempunyai otoritas.
3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan
bergaul dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok.
4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas
pribadinya.
5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
27
6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri)
atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung).
7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri
(sikap/perilaku) kekanak-kanakan.
29
5. Mencari jaminan bahwa suatu saat harus mampu berdiri sendiri dalam bidang
ekonomi guna mencapai kebebasan ekonomi.
6. Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang sesuai dengan
bakat dan kesanggupannya.
7. Memahami dan mampu bertingkah laku yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.
8. Memperoleh informasi tentang pernikahan dan mempersiapkan diri untuk
berkeluarga.
9. Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersikap tepat sesuai dengan
pandangan ilmiah. Mengingat tugas-tugas perkembangan tersebut sangat
kompleks dan relatif berat bagi remaja, maka untuk dapat melaksanakan
tugas-tugas tersebut dengan baik, remaja masih sangat membutuhkan
bimbingan dan pengarahan supaya dapat mengambil langkah yang tepat
sesuai dengan kondisinya. Di samping tugas-tugas perkembangan, remaja
masih mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang tentu saja menuntut
pemenuhan secepatnya sesuai darah mudanya yang bergejolak.
3.1 Pengkajian
Nama klien :
Usia :
Nama Orang tua :
Alamat :
JAWABAN
DATA PENGKAJIAN
YA TIDAK
Kognitif
a. Remaja Awal (11-14 tahun)
- Berpikir secara egosentrik
- Antusias untuk menerapkan proses abstrak
yang terbatas ke situasi berbeda dan ke
kelompok sebaya
b. Remaja Pertengahan (14-16 tahun)
- Suka membuat keputusan sendiri
- Mampu menyelesaikan masalah verbal dan
mental dengan menggunakan metode ilmiah
- Peningkatan kemampuan untuk berpikir secara
abstrak yang terbatas ke situasi berbeda dan ke
kelompok sebaya
c. Remaja Akhir (17-20 tahun)
- Pemikiran abstrak terbentuk
- Mengembangkan keterampilan berpikir kritis
- Membuat tujuan realistis dan rencana karier
Fisiologi
Wanita
a.) Remaja Awal (10-13 tahun)
- Rambut pubis mulai keriting dan menyebar ke
atas mons pubis
- Pigmentasi ginetalia meningkat
- Tonjolan payudara dan areola terus mebesar
- Periode menstruasi pertama
b.) Remaja Pertengahan (14-16 tahun)
- Rambut pubis berubah menjadi bertekstur
kasar dan terus menjadi keriting
- Jumlah rambut meninggkat
- Areola dan papilla terpisah dari kontur
payudara untuk membentuk tonjolan sekunder
Pria
a.) Remaja Awal (10-13 tahun)
- Rambut pubis menyebar ke arah lateral, mulai
keriting, pigmentasi meningkat
- Pertumbuhan dan pembesaran testis didalam
skortum (warna skortum menjadi kemerahan)
dan penis terus memanjang
- Telah berkaki panjang karena ekstremitas
tumbuh lebih cepat dibandingkan batang tubuh
Psikologi
a. Remaja Awal (11-14 tahun)
- Berfokus pada perbuhana tubuh
- Mengalami perubahan pada perasaan dengan
sering
- Mengidentifikasi teman sebaya berjenis
kelamin sama
- Berjuang untuk menguasai keterampilan di
dalam kelompok sebaya
b. Remaja Pertengahan (14-16 tahun)
- Terus menyesuaikan diri dengan perubahan
citra tubuh
- Tertarik dalam menarik lawan jenis
- Mencoba beberapa peran berbeda di dalam
kelompok sebaya di tingkat yang tertinggi
- Waktu konflik terbesar dengan orang tua/figure
otoritas
c. Remaja Akhir (17-20 tahun)
- Mampu memahani dampak perilaku dan
keputusan
- Merasa aman dengan citra tubuhnya
- Memiliki identitas seksual yang telah matang
- Memiliki tujuan karier yang ideal
Etika atau Moral
a.) Moral penyelesaian masalah
- Apakah remaja dapat menyelesaikan
masalahnya secara mandiri
b.) Moral tingkah laku
- Apakah anda selalu memelihara ketertiban.
- Apakah anda selalu memelihara kebersihan
lingkungan
- Apakah anda selalu memelihara hak orang lain
c.) Moral pada emosi
- Apakah anda pernah membully
- Apakah anda pernah berbohong
- Apakah anda sering menonton film porno
Sosial
a) Di Lingkungan Keluarga
– Apakah remaja menjalin hubungan yang baik
dengan para anggota keluarga?
– Apakah remaja menerima otoritas orang tua dan
mau mentaati peraturan yang ditetapkan orang
tua?
– Apakah remaja menerima tanggung jawab dan
batasan-batasan (norma) keluarga?
– Apakah remaja berusaha untuk membantu anggota
keluarga, sebagai individu maupun kelompok
dalam mencapai tujuannya?
b) Di Lingkungan Sekolah
– Apakah remaja bersikap respek dan mau
menerima peraturan sekolah?
– Apakah remaja berpartisipasi aktif dalam kegiatan
sekolah?
– Apakah remaja menjalin persahabatan dengan
teman-teman di sekolah?
– Apakah remaja bersikap hormat dan patuh
terhadap guru dan semua personil sekolah?
– Apakah remaja membantu sekolah dalam
merealisasikan tujuan-tujuannya?
c) Di Lingkungan Masyarakat
–Apakah remaja mengakui dan respek terhadap
hak-hak orang lain?
–Apakah remaja memelihara jalinan persahabatan
dengan orang lain?
–Apakah remaja bersikap simpati terhadap
kesejahteraan orang lain?
– Apakah remaja bersikap respek terhadap nilai-
nilai, hukum, tradisi, dan kebijakan masyarakat?
Spiritual
- Apakah anda sholat 5 waktu dalam sehari ?
- Apakah sebeleum dan sesudah beraktivitas anda
selalu berdoa?
- Apakah anda membaca Al-quran setiap hari?
- Apakah anda takut jika berbuat dosa?
Seksualitas
a.) Wanita
- Apakah anda sudah mengalami masa menstruasi
- Apakah anda pernah melakukan masturbasi
b.) Pria
- Apakah anda sudah mengalami masa mimpi
basah
- Apakah anda pernah melakukan ejakulasi
Total Point
3.2 Diagnosa
Persiapan Perkembangan Pada Anak Usia Remaja.
35
3.3 Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Kaji pengetahuan awal tentang Unuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan remaja terhadap
pertumbuhan dan
pertumbuhan dan perkembangan
perkembangan yang dialaminya yang terjadi pada dirinya
2 Berikan informasi tentang hal Agar remaja tau mana hal hal positif
hal positif dalam melakukan yang dapat menguntungkan untuk
kegiatan sehari hari dirinya dan orang lain dan tidak
menimbulkan hal hal negative
3 Berikan pengetahuan tentang Untuk memilih tindakan yang tepat
bagaimana cara mengatasi dan Agar para remaja tau bagaimana
strees dan emosi yang caranya mengatasi strees dan emosi
berlebihan yang berlebihan sehingga tidak terjadi
terlalu lama dan tidak menimbulkan
gangguan yang berlebih.
3.4 Implementasi
Tanggal/ TTD
Diagnosa Implentasi
Jam Perawat
Persiapan 1. Mengkaji pengetahuan awal tentang
perkembang
pertumbuhan dan perkembangan
an pada anak
usia remaja yang dialaminya
2. Memberikan pengetahuan tentang
bagaimana cara mengatasi strees
dan emosi yang berlebih
36
3.5 Evaluasi
Tanggal/
Diagnosa Evaluasi Paraf
Jam
Persiapan S:
perkembang – klien mengatakan pertumbuhan dan
an pada anak perkembangan sudah sesuai yang
usia remaja semestinya. Dan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan
secara baik
– klien mengatakan sudah tau
bagaimana cara mengatasi emosi dan
strees yang berlebihan
O:
– Klien menjelaskan kembali
pertumbuhan dan perkembangan pada
usia remaja dan perubahan perubahan
yang terjadi pada remaja
A:
– Masalah sudah teratasi
P:
– Hentikan intervensi
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Jika dipandang dari aspek psikologis
dan sosialnya, masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan
dengan pubertas. Masa pubertas adalah masa transisi antara masa anak dan
dewasa, dimana terjadi suatu percepatan pertumbuhan, timbul ciri-ciri seks
sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan psikologis yang menyolok.
Masa remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing-masing ditandai
dengan isu-isu biologic, psikologik dan sosial, yaitu: Masa Remaja Awal (10-14
tahun), Menengah (5-16 tahun) dan Akhir (17-20 tahun). Masa remaja awal
ditandai dengan peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik.
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah di atas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoma pada banyak sumber yang dapat di pertanggung jawabkan. Semoga
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar mengetahui
tentang tumbuh kembang pada remaja.
38
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Ali Mohammad dan Prof. dr. Asrori Mohammad 2004 Psikologi Remaja
Jakarta Bumi Aksara Hal 9,10,11,21
Prof. dr. Soetjiningsih 2004 Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya Jakarta
Sagung Seto