ABSTRAK
Revolusi hijau yang dilakukan pada masa pemerintahan orde baru menyebabkan terjadinya degradasi
lahan dan kerusakan lingkungan. Salah satu solusi untuk menanganinya adalah dengan mengubah
sistem pertanian konvensional menjadi sistem pertanian organik. Untuk menangani permasalahan
tersebut, pada tahun 2016 pemerintah mengeluarkan suatu program yang bernama program “Desa
Organik”, salah satu tempat pelaksanaan dari program Desa Organik ini adalah di kelompok tani
Sugihtani. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik petani di
kelompok tani Sugihtani, respon petani terhadap program Desa Organik dan hubungan antara
karakteristik dengan respon petani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani
didominasi dengan usia produktif, status mata pencaharian utama, status kepemilikan lahan adalah
penggarap, tingkat pendidikan formal SD, luas lahan garapan yaitu lahan sempit, pengalaman
usahatani rendah dan pendapatan rendah. Respon petani terhadap program Desa Organik tergolong
positif dengan skor sebesar 2141. Berdasarkan analisis Rank Spearman, ditemukan bahwa luas lahan
dan pendapatan memiliki hubungan dengan respon petani. Sementara umur, status mata pencaharian,
status kepemilikan lahan, pendidikan dan pengalaman usahatani tidak memiliki hubungan dengan
respon petani.
ABSTRACT
The green revolution of 'Orde Baru' government led to land degradation and environmental damage.
One of the solution to resolve those problems is to convert conventional farming systems into organic
farming systems. To handle these problems, in 2016 the government issued a program called
"Organic Village" program. One of the places of implementation of this Organic Village program is
in the Sugihtani farmer group. The result shows that farmer’s characteristic dominized with
productive age, main employment status, status of land ownership is rent land, formal education is
elementary school, small land corps area, low farming experience dan low income. According to the
analysis, the results showed that the response of farmers to the Organic Village program classified
positive with a score of 2141. According to the Rank Spearman analysis, found that land corps area
and income have significant relation to the farmers response. Meanwhile, the age, employment
status, status of land ownership, education level and farming experience have no relation with
farmers response.
183
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
184
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
mengalami penurunan. Hal ini tentu sasaran yaitu 200 desa pertanian organik.
menjadi potensi yang sangat baik untuk Pelaksanaan program ini adalah berupa
pertanian di Indonesia, karena pertanian pemberian bantuan input terhadap
organik dianggap menjadi salah satu kelompok tani sasaran. Selain itu juga
solusi dari penurunan kualitas lahan yang diberi bantuan berupa penyuluhan
ada di Indonesia. Terus meningkatnya luas mengenai sistem usahatani organik oleh
lahan pertanian organik menandakan pemerintah. Diharapkan dengan adanya
bahwa pertanian organik sudah mulai program tersebut petani dapat
diterima oleh petani yang ada di menggunakan sistem pertanian organik,
Indonesia. sehingga meningkatkan kualitas dan
Persentase lahan pertanian organik kuantitas produk yang dihasilkan oleh
yang ada di Indonesia masih sangat kecil petani.
bahkan tidak mencapai 0,3 persen atau Salah satu tempat yang menjadi
hanya kurang dari 1/300 dari seluruh lahan sasaran program Desa Organik adalah di
pertanian yang ada di Indonesia. Jumlah kelompok tani Sugihtani, Desa Ciheulang,
itu tentu sangat kurang jika pertanian Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung.
organik dirasa sebagai solusi dari Dipilihnya kelompok tani Sugihtani
permasalahan degradasi dan kerusakan sebagai kelompok penerima manfaat
lahan yang terjadi di Indonesia. Perlu dikarenakan kelompok tani Sugihtani
adanya peningkatan agar pertanian sebelum dilaksanakannya program Desa
organik dapat berkembang di Indonesia. Organik sudah mulai menerapkan sistem
Tetapi salah satu hal yang positif adalah pertanian organik. Selain adanya bantuan
semakin meningkatnya persentase lahan input dari pemerintah, kelompok tani
pertanian organik yang ada di Indonesia. Sugihtani juga akan mendapatkan bantuan
Mengingat pentingnya pelaksanaan berupa penyuluhan mengenai sistem
pertanian yang ramah lingkungan, pertanian organik. Dipilihnya kelompok
pemerintah mencanangkan program tani Sugihtani sebagai tempat penelitian
pengembangan desa pertanian organik. dikarenakan kelompok tani Sugihtani
Pada tahun 2016, Kementerian Pertanian adalah salah satu kelompok yang baru
membuat program “Desa Organik”, menyelesaikan program Desa Organik,
program ini merupakan program sehingga petani masih dapat mengingat
pengembangan desa yang memiliki pelaksanaan program dan dapat menjawab
185
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
186
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
dengan respon petani. Tempat penelitian Data primer adalah data yang penulis
berlokasi di kelompok tani Sugihtani di langsung dapatkan dari responden yaitu
desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay, para petani di kelompok tani Sugihtani
Kabupaten Bandung. Tempat penelitian desa Ciheulang. Data sekunder adalah
dipilih dengan pertimbangan bahwa data yang penulis dapatkan dari lembaga-
kelompok tani Sugihtani adalah salah satu lembaga tertentu atau sumber-sumber
kelompok tani yang telah melaksanakan pustaka lainnya, seperti : buku, jurnal,
program Desa Organik dan dapat skripsi, tesis dan lain-lain. Teknik
dievaluasi pelaksanaannya. pengumpulan data dan informasi terbagi
Desain penelitian ini menggunakan ke dalam tiga cara, yaitu wawancara,
desain deskriptif kuantitatif. Menurut observasi, serta kuisioner.
Sugiyono (2012), penelitian kuantitatif Analisis data dalam penelitian ini
merupakan suatu penelitian untuk dilakukan dengan 2 alat analisis, yaitu
mengangkat fakta, variabel, ataupun analisis deskriptif dan Spearman Rank.
fenomena-fenomena kemudian Analisis deskriptif digunakan untuk
ditampilkan apa adanya pada waktu menggambarkan kondisi karakteristik
sekarang. Penelitian deskriptif yaitu petani di kelompok tani Sugihtani desa
metode yang berfungsi untuk Ciheulang. Sedangkan alat analisis
mendeskripsikan atau memberi gambaran Spearman Rank digunakan untuk melihat
terhadap objek yang diteliti melalui data hubungan antara karakteristik petani
atau sampel yang telah terkumpul dengan respon petani terhadap program
sebagaimana adanya, tanpa melakukan Desa Organik di kelompok tani Sugihtani
analisis dan membuat kesimpulan yang desa Ciheulang. Untuk melihat respon
berlaku untuk umum (Sugiyono, 2012). petani terhadap program Desa Organik,
Penelitian ini menggunakan teknik digunakan alat bantu skala Likert untuk
penelitian survei. Metode survei menentukan skor dari respon yang
digunakan untuk mendapatkan data dari diberikan oleh petani.
tempat tertentu yang alamiah (bukan
buatan) dengan mengedarkan kuesioner
dan wawancara terstruktur (Sugiyono,
2012). Jenis data yang dikumpulkan
terdiri atas data primer dan data sekunder.
187
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
188
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
189
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
190
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
kelompok tani Sugihtani Desa Ciheulang. Dilihat dari Tabel 10, dapat dilihat
Sama seperti respon kognitif, responden bahwa secara keseluruhan responden
diberikan 11 pertanyaan. Setiap respon merasa puas terhadap pelaksanaan
yang diberikan akan diberi skor, respon program Desa Organik. Total skor
191
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
Respon konatif pada penelitian ini afektif sebelumnya, di mana mereka juga
192
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
193
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
yaitu sebesar 0,005. Sementara untuk Dari hasil analisis dapat dilihat
karakteristik yang lainnya tidak terdapat bahwa sama seperti pada respon kognitif,
hubungan yang nyata dengan respon karakteristik luas lahan dan pendapatan
kognitif. Hal ini terlihat dari nilai merupakan karakteristik yang memiliki
signifikansi yang berada di atas 0,05. Hal hubungan nyata dengan respon afektif
ini menunjukkan bahwa umur, status mata petani. Hal ini dibuktikan dari nilai
pencaharian, status kepemilikan lahan, signifikansi yang berada di bawah 0,05,
pendidikan dan pengalaman usahatani yaitu sebesar 0,008 untuk karakteristik
yang lebih baik tidak dapat menjamin luas lahan dan 0,004 untuk karakteristik
pengetahuan petani terhadap program pendapatan.
Desa Organik akan menjadi lebih baik. Umur, status mata pencaharian,
2. Hubungan Antara Karakteristik status kepemilikan lahan, pendidikan dan
Petani Dengan Respon Afektif pengalaman usahatani tidak memiliki
Hubungan yang diteliti adalah hubungan dengan respon afektif petani.
hubungan antara karakteristik petani Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi
(umur, pendidikan, pengalaman usahatani, yang berada di atas 0,05. Pengalaman
luas lahan dan pendapatan petani) dengan usahatani menjadi karakteristik yang
sikap petani terhadap pelaksanaan paling tidak berpengaruh, dilihat pada
program Desa Organik. Hasil analisis uji nilai signifikansinya yang tinggi dan nilai
korelasi antara hubungan karakteristik koefisien korelasi yang hampir berada di
petani dengan respon afektif petani dapat angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa
dilihat pada tabel 14. tingginya pengalaman petani tidak
194
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
Tabel 15 Hubungan Karakteristik Petani Dengan lahan juga tidak berpengaruh terhadap
Respon Konatif
penerapan pola usahatani organik petani.
Koefisien
Karakteristik Signifikansi Petani yang memiliki pendidikan rendah
Korelasi
195
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
196
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 6, Nomor 1, Januari 2019: 183-197
197