PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum,dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional.Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,trimester kedua 15
minggu(minggu ke 13 hingga ke 27),dan trimester ketiga 13
minggu(minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono Prawirohardjo,2009;213)
Kehamilan trimester kedua merupakan periode pertumbuhan janin
dalam rentang waktu 12-28 minggu. Trimester kedua yaitu dimana
dimasa ini organ-organ dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi
viabilitiasnya masih diragukan.Apabila janin lahir,belum bisa bertahan
hidup dengan baik.Pada masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa
beradaptasi dengan kehamilannya.(Marmi,2011;77-78)
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional(dokter spesialis kebidanan,dokter umum,bidan,pembantu
bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilannya.
(Marmi,2011,153)
B. Tujuan
1. Mampu menerapkan asuhan kebidanan kepada ibu hamil normal TM
II secara komprehensif
2. Membantu petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester II
3. Memenuhi tugas target praktek fisiologis Program Studi Diploma IV
Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang
C. Manfaat
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada
ibu sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan setiap
asuhan kebidanan pada ibu hamil TM II
BAB II
TINJAUAN TEORI
c. Sistem Endokrin
Hepatitis B
Pada wanita hamil yang mengidap penyakit hepatitis B
memiliki masalah yaitu bayi akan terinfeksi pada saat lahir dan
menjadi carrier konis yang menularkan penyakit ini ke
individu lain,atau bayi akan meninggal karsinoma
hepatoseluler,sirosis tau keduanya. (Marmi,2017:211)
Diabetes Mellitus
Diabetes yang dialami oleh ibu hamil dapat berupa :
- DM tipe 1 ( Insuline Dependency-DM) dan tipe 2 ( Non-
IDDM).Keduanya jika dialami ibu sejak sebelum hamil sering
disebut pregestasional DM
- Tipe spesifik lainnya(akibat infeksi,obat)
- Gestasional diabetes
- Pengaruh DM terhadap kehamilan tergantung pada baik
tidaknya kontrol glikemia/gula darah ( widatiningsih, dkk,
2017, 86)
d. Penyakit menular seksual
HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV,janin akan
menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses
kehamilannya.Virus HIV kemungkinan besar akan ditransfer
melalui plasenta ke dalam tubuh bayi(Sulistyawati,2009;100)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika ada anggota dalam keluarga yang menderita penyakit yang bersifat
menurun seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kelainan/cacat
bawaan, penyakit jiwa, kembar, preeklamsi-eklamsi pada ibu/kakak/adik
kandung, maka klien akan berpotensi mengalaminya sehingga
membahayakan kehamilan. Begitu juga jika ada anggota keluarga yang
menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, typhoid, herpes maka
akan berisiko menularkannya pada ibu hamil. Selain itu jika suami
menderita penyakit kelamin seperti sifilis, GO, HIV/AIDS dapat menular
ke klien dan membahayakan kehamilan ini. (Widatiningsih, dkk.,
2017:172)
5. Riwayat Obstetrik
a.Riwayat Haid
- Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita
Indonesia umumnya mengalami menarche sekitar usia 12 tahun
sampai 16 tahun. (Sulistyawati,2009 : 167)
- Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya,dalam hitungan hari.Biasanya sekitar 23 sampai
32 hari. (Sulistyawati,2009 : 167)
- Volume
Jawaban yag diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun
kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan
pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam
sehari. (Sulistyawati,2009 : 167)
- Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai
pingsan atau jumlah darah yang banyak (Sulistyawati,2009 : 167)
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT
HPL
Ditentukan setelah mengkaji riwayat haid ibu untuk
memperkirakan tanggal persalinan.Perlu menjadi catatn bahwa
tanggal perkiraan persalinan tidak selalu tepat.
(Widatiningsih,2017;166)
Gerakan Janin
Gerakan janin yang pertama kali(quekening) mulai dirasakan
ibu primigravida pada akhir bulan ke empat(18-20
minggu).Sedangkan pada multigravida biasanya pada minggu
ke 16-18.Apabila gerakan janin belum muncul pada usia
kehamilan ini maka harus waspada.(Widatiningsih,2017;166)
Usia kehamilan
Didasarkan pada HPHT dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
lainnya.(Widatiningsih,2017;166)
Tanda bahaya
Perlu dikaji untuk mendeteksi dini tanda bahaya, kelainan,
komplikasi, dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu
hamil sehingga dapat segera dicegah dan diobati. Dengan
demikian angka morbiditas ibu dan bayi dapat berkurang.
(Marmi, 2011:215)
Imunisasi TT
Imunisasi TT harus diberikan sebanyak 2 kali,dengan jarak
waktu TT1 dan TT2 minimal 1 bulan dan ibu hamil harus
sudah diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8 bulan.
(Marmi,2011;125)
Riwayat ANC
Riwayat ANC perlu dikaji apakah ibu sudah memenuhi
standar kunjungan ANC atau belum. Selama kehamilan
setidaknya ibu sudah melakukan ANC 4 kali yang dibagi
menjadi 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali
pada trimester III. (Widatiningsih,dkk. 2017:169).
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
- Kehamilan,adakah gangguan seperti perdarahan,muntah yang sangat
(sering),toxaemia gravidarum.
- Persalinan, spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan,
ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
- Nifas,adakah panas atau perdarahan,bagaimana laktasi.
- Anak,jenis kelamin,hidup atau tidak,kalau meninggal umur berapa
dan sebabnya meninggal,berat badan waktu lahir. (Marmi,2011;158)
d. Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi tanggal perkiraan lahir,karena penggunaan metode
lain dapat membantu menanggali kehamilan. (Marmi,2017:158)
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Pola Nutrisi
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran
bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil.Kita
bisa menggali dari pasien tentang makanan yang disukai dan yang
tidak disukai,seberapa banyak dan sering ia mengonsumsinya.Kita
juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan pasien dalam
memenuhi kebutuhan cairan.(sulistyawati,2009,169)
Pola Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.Konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos,salah satunya otot usus.
(Sulistyawati,2009,119)
Pola istirahat dan tidur
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil.Oleh karena itu,bidan
perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan
yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang
pemenuhan kebutuhan istirahat.Bidan dapat menanyakan tentang
berapa lama ia tidur dimalam dan siang hari.
(Sulistyawati,2009,170)
Pola Seksual
Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
seksual,melalui pertanyaan tentang frekuensi aktivitas
seksual,berapa kali melakukan hubungan seksual dalam
seminggu,serta gangguan aktivitas seksual,apakah pasien
mengalami gangguan ketika melakukan hubungan
seksual,misalnya nyeri saat berhubungan,adanya ketidakpuasan
dengan suami,kurangnya keinginan untuk melakukan hubungan
dan lain sebagainya. (Sulistyawati,2009,171-172)
Pola hygiene
Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun juga hal ini akan
memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.Jika pasien
mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan
kebersihan dirinya.Meliputi mandi,keramas,ganti baju dan celan
dalam,kebersihan kuku.(Sulistyawati,2009,171)
f. Pola kebiasaan yang merugikan kesehatan
Merokok
Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh
merokok pada masa kehamilan meskipun mereka tidak
mengetahui bahaya yang sebenarnya(Marmi,2011;156)
Alkohol
Masalah signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang
mengalami sindrom alkohol janin dan gangguan
perkembangan saraf terkait alkohol membuat wajib
menanyakan asupan alkohol dan mengingatkan wanita efek
potensial alkohol jangka pajang pada bayi yang dikandungnya.
(Marmi,2011;156)
Obat terlarang
Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan
tertolong,kecuali mereka diidentifikasi sejak awal.
(Marmi,2011;157)
Konsumsi Jamu
Kebiasaan minum jamu merupakan kebiasaan yang
berisiko bagi wanita hamil, karena efek minum jamu dapat
membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan
kecacatan, abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan ginjal
dan jantung janin, asfiksia neonatrum, kematian janin dalam
kandungan dan malformasi organ janin. (Widatiningsih,
2017:168)
g. Data psikosial-spiritual
- Riwayat perkawinan.
Hal yang perlu dikaji status perkawinan, termasuk pernikahan ini
yang ke berapa dan lamanya menikah. Ada tidaknya masalah
dengan suami juga perlu ditanyakan untuk mengidentifikasi
dukungan suami terhadap ibu hamil. (Widatiningsih, dkk.
2017:177)
- Kehamilan yang diharapkan.
Dikaji untuk mengetahui apakah kehamilan ibu diharapkan atau
tidak oleh ibu, suami dan keluarga, dan respon keluarga bagaimana
terhadap kehamilan ibu. (Widatiningsih, dkk. 2017:177)
- Mekanisme coping.
Dikaji untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah dalam
keluarga. (Widatiningsih, dkk. 2017:177)
- Tinggal serumah
Dikaji untuk mengetahui ibu tinggal serumah dengan siapa, apakah
dengan suami saja atau dengan orangtua. (Widatiningsih, dkk.
2017:178)
- Pengambil keputusan.
Pengambil keputusan utama dalam keluarga saat terjadi masalah
dalam keluarga perlu dikaji, dan jika dalam kondisi emergensi
apakah ibu dapat/tidak mengambil keputusan sendiri atau harus
menunggu keputusan dari orang lain. (Widatiningsih, dkk.
2017:178)
- Orang terdekat.
Dikaji untuk mengetahui siapa orang terdekat ibu dan yang
menemani kunjungan ANC. Ibu hamil yang selalu ditemani saat
kunjungan ANC menunjukkan kuatnya dukungan dari keluarga.
Penkes dapat dilakukan pada ibu hamil atau keluarga yan
menemani. (Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Adat istiadat.
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dan keluarga masih
menggunakan budaya setempat dalam menjalani masa kehamilan.
Ibu yang memiliki keyakinan tentang adat tertentu dan merasa
wajib melakukannya, hal ini mungkin menjadi masalah/stresor
budaya jika tidak dilakukan. (Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan harus dikaji
sejak awal. (Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Penghasilan per bulan.
Dikaji untuk mengetahui berapa penghasilan ibu/suami per bulan,
cukup atau tidak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
(Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan.
Perlu dikaji, jika ibu seorang muslimah dan berpuasa selama hamil,
baik sunah maupun wajib maka tanyakan: frekuensi, kaji apakah
ibu merasa lemah/lemas, pusing, gerakan janin menjadi berkurang
saat puasa merupakan tanda hipoglikemi. Kaji juga tentang
keyakinan ibu terhadap pelayanan kesehatan. (Widatiningsih, dkk.
2017:178-179)
- Data Pengetahuan
Dikaji untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu, hal yang
sudah diketahui dan hal yang ingin diketahui.(Widatiningsih,
2017:179)
- Muka
Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema.
- Mata
Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,kelopak mata tidak
cekung
- Hidung
Tidak ada massa,edema mukosa,sekresi(lendir/darah),tidak ditemukan
gerak cuping hidung pada pernapasan
- Mulut
Bibir simetris, lidah dan mukosa mulut,tidak ada sianosis,
stomatitis,caries,dentis,ginggivitis,tonsil/faring tidak ada tanda radang
(bengkak,kemerahan)
- Telinga
Simetris, tidak ada serumen,tidak ada gangguan pendengaran,tanda
infeksi
- Leher
Tidak ada nyeri pada pergerakan,pembengkakan kelenjar
tiroid,pembesaran kelenjar limfe
- Dada
Simetris,tidak ada retraksi otot interkostal,suara nafas vesikuler,tidak
ada wheezing,ronchi,stridor,irama jantung teratur,tidak ditemukan
murmur/bising jantung,tidak ada bunyi jantung tambahan lainnya
- Payudara
Teraba tegang,tidak ditemukan nyeri tekan,masa abnormal
- Abdomen
Tidak ada kembung,bekas luka operasi mungkin ditemukan atau
tidak,massa abnormal,nyeri tekan,pembesaran lien,pembesaran hepar
- Punggung
Tidak ada nyeri pergerakan,skoliosis,lordosis,kifosis,nyeri costo
vertebral
- Vulva
Tidak ada oedema, tidak ada varises
- Anus
Tidak ada haemoroid
- Ekstremitas
Simetris, sama panjang, tidak ada oedema. ,capillary refil <2 detik
- Reflek Patela: + , reflek baik
(Widatiningsih, dkk. 2017)
3. Status Obstetrik
a.) Inspeksi
- Muka = adakah kloasmagravidarum,keadaan selaput mata pucat
atau merah,adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan
lidah,gigi.
- Leher = apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyalit
jantung),apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
- Dada = Bentuk payudara,pigmentasi putting susu,dan gelanggang
susu,keadaan putting susu,adakah colostrus.
- Perut = Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites
misalnya membesar ke samping),keadaan pusat,pigmentasi di
linea alba,nampakkan gerakan anak atau striae gravidarum atau
bekas luka.
- Vulva = Keadaan perinium,carilah varises,tanda
chadwick,condyloma,flour.(Marmi,2011:166-167)
b.) Palpasi
Maksud pemeriksaan raba ialah untuk menentukan:
- Besarnya rahim dan dengan ini menentukan umur
kehamilan.
- Menentukan letaknya anak dalam rahim.
- Selain dari pada itu harus diraba apakah ada tumor-tumor
lain dalam rongga perut,kista,myoma,pembesaran limpa.
(Marmi,2011;167)
- Leopold I:
Untuk menentukkan TFU dengan jari dimana tingginya
sesuai dengan usia kehamilan. Deskripsikan bagian yang ada
di fundus bila usia gestasi >28 minggu. Kepala
dideskripsikan sebagai teraba 1 bagian besar, bulat, keras,
melenting. Bokong dideskripsikan sebagai teraa 1 bagian
besar, lunak, kurang bulat (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
- Leopold II
Untuk menentukkan bagian apa yang ada di sisi kanan dan
sisi kiri ibu. Punggung dideskripsikan sebagai teraba bagian
besar yang rata, memanjang dan terasa ada tahanan.
Sedangkan ekstremitas dideskripsikan sebagai teraba bagian
kecil-kecil yang menonjol. (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
- Leopold III
Untuk menentukkan apakah bagian terbawah janin dan
apakah bagian tersebut sudah masuk panggul ibu atau
belum. Jika teraba 1 bagian bulat, keras, melenting maka
itu adalah kepala. (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
- Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
dibawah dan untuk menegtahui apakah kepala sudah
masuk panggul atau belum. (Sulistyawati,2009 ; 92 )
c.) TFU dalam cm (jika usia gestasi >22 minggu)
TFU akan sesuai dengan usia kehamilannya dalam minggu dengan
rentang selisih ±2cm (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
d.) Taksiran berat janin
N = 13 jika kepala belum masuk PAP sama sekali
N = 12 jika kepala sudah masuk PAP namun masih diatas spina
ischiadika(ditunjukkan dengan penurunan kepala 4/5-3/5) diatas
symphisis. (Widatiningsih,2017; 184)
e.) Auskultasi
Denyut jantung janin umumnya sudah jelas terdengar dengan
doppler mulai usia 16 minggu.Nilai normal DJJ antara 120-160
denyut per menit ,teratur,dengan punctum maksimum 1 terletak
sesuai dengan letak punggung. (Widatiningsih,2017; 184)
III. ASSASMENT
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa
dan diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah ibu.
( Widatiningsih,2017;185)
1. Diagnosa Kebidanan
Nama
Dikaji karena merupakan identitas khusus yang membedakan
seseorang dengan orang lain. (Widatiningsih, dkk. 2017:162)
Maternal
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau
tidak. Usia dibawah 16 tahun atau di atas 35 tahun
mempredisposisikan wanita terhadap sejumlah komplikasi.
Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia.
Usia di atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes, hipertensi
kronis, persalinan lama, dan kematian janin (Varney, 2008:
691)
Paritas
Riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan
kehamilannya (jumlah kehamilan).
(Sulistyawati,2009;177)
Usia kehamilan dalam minggu
Usia kehamilan ditentukan dari waktu amenorhae, TFU,
mulai merasakan pergerakan, mulai terdengar DJJ,
masuknya kepala ke dalam panggul. (Sulistiyawati,
2009:86)
2. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah ‘’masalah’’ dan
‘’diagnosis’’.Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah
tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis,tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.Masalah
sering berhubungan dengan bagaimana wanita itumengalami kenyataan
terhadap diagnosis. (Sulistyawati,2009,178)
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga.Langkah
ini membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan
pencegahan,sambil terus mengamati kondisi klien.Bidan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial benar benar
terjadi.(Sulistyawati,2009;181)
IV. PENATALAKSANAAN
Mengetahui,
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil trimester II pada
kasus Ny.D usia 29 tahun G2P1A0 hamil 13 minggu dalam keadaan baik, dari
hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda bahaya. Walaupun demikian
tetap diperlukan asuhan kebidanan secara tepat kepada Ny. D untuk memantau
perkembangan kesehatan ibu dan janin.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang
bermanfaat :
1. Bagi ibu dan keluraga
a. Perlu meningkatkan pemahaman tentang tanda bahaya pada kehamilan, dan
segera membawa ke petugas kesehatan bila bayi mengalami tanda bahaya.
b. Dapat mengetahui tentang pentingnya kebutuhan-kebutuhan pada
kehamilan dan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Bagi bidan
a. Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis.
b. Meningkatkan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis
3. Untuk institusi
a. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan
prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek sehingga
menghindari kesalahan.
b. Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi dan memberi masukan secara
konseptual tentang asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Varney, Hellen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC