Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum,dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional.Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,trimester kedua 15
minggu(minggu ke 13 hingga ke 27),dan trimester ketiga 13
minggu(minggu ke-28 hingga ke-40). (Sarwono Prawirohardjo,2009;213)
Kehamilan trimester kedua merupakan periode pertumbuhan janin
dalam rentang waktu 12-28 minggu. Trimester kedua yaitu dimana
dimasa ini organ-organ dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi
viabilitiasnya masih diragukan.Apabila janin lahir,belum bisa bertahan
hidup dengan baik.Pada masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa
beradaptasi dengan kehamilannya.(Marmi,2011;77-78)
Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional(dokter spesialis kebidanan,dokter umum,bidan,pembantu
bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilannya.
(Marmi,2011,153)

B. Tujuan
1. Mampu menerapkan asuhan kebidanan kepada ibu hamil normal TM
II secara komprehensif
2. Membantu petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester II
3. Memenuhi tugas target praktek fisiologis Program Studi Diploma IV
Kebidanan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang
C. Manfaat
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada
ibu sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan setiap
asuhan kebidanan pada ibu hamil TM II
BAB II

TINJAUAN TEORI

I. Tinjauan teori medis


A. Definisi Kehamilan trimester II

Kehamilan trimester kedua adalah masa kehamilan sejak minggu ke 13-28


minggu.Dimasa ini organ-organ dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi
viabilitasnya masih diragukan.Pada bulan ke-4 kehamilan janin mencapai
berat 100 gram dengan panjang 14 cm,pada bulan ke-5 anin mulai aktif
bergerak,pada bulan ke 6 janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan
memutarkan badan(posisi).(Marmi,2011;61)

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Kehamilan Trimester II


a. Pada usia 16 minggu:
 Gerakan fetal pertama (quickening)
 Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa.
 Sistem muskuloskeletal sudah matang
 Sistem saraf mulai melaksanakan kontrol.
 Pembuluh darah berkembang dengan cepat.
 Tangan janin dapat menggenggam.
 Kaki menendang dengan aktif.
 Semua orang mulai matang dan tumbuh.
 Denyut jantung janin (DJJ) dapat didengar dengan doppler.
 Berat janin 0,2 kg.

b. Janin usia 24 minggu:


 Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentukkan
tulang menngkat.
 Perkembangan pernapasan dimulai.
 Berat janin 0,7-0,8 kg.

c. Janin usia 28 minggu.


 Janin dapat bernapas, menelan, dan mengatur suhu.
 Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru.
 Mata mulai membuka dan menutup.
 Ukuran janin 2/3 saat lahir.

(Sulistiyawati, 2009: 45-46)

C. Perubahan adaptasi dan fisiologi kehamilan trimester II


1. Sistem Reproduksi
- Uterus
Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan tetap berada dalam
rongga pelvis. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi
cairan ketuban, dinding rahim teraba tipis, karena itu bagian-bagian
janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim
(Widatinignsih, dkk. 2017;56-57)
- Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi,menyebabkan peningkatan
sensitivitas yang dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan
seksual,khususnya pada trimester II kehamilan. Peningkatan kongesti
ditambah relaksasi pembuluh darah dan uterus dapat mengakibatkan
pembengkakan dan varises vulva.(Marmi,2011;81)
- Ovarium
Plasenta mulai menggantikan korpus luteum graviditatum dan
terbentuk sempurna pada usia kehamilan 10-16 minggu
(Widatiningsih, dkk. 2017;59).
- Payudara
Selama trimester I dan II ukuran payudara meningkat
progresif.Hormon luteal dan plasenta meningkatkan proliferasi duktus
laktiferus dan jaringan labulus-alveolar.(Marmi,2011;82)
- Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan,jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya atau biasa disebut sebagai cruah jantung meningkat 30-
50%.Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan
mencapai puncaknya pada usia kehamilan16-28 minggu.Selama
trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali
normal pada trimester ketiga.(Sulistyawati,2009;61-62)
- Sistem Pencernaan
Pada akhir TM II, nafsu makan meningkat sebagai respon terhadap
peningkatan metabolisme.Peningkatan progesteron menyebabkan
absorbsi air meningkat dikolon sehingga menyebabkan
konstipasi,selain itu konstipasi dapat pula karena hipoperistaltik
ataupun penekanan dan penggeseran usus oleh pembesaran uterus
(Widatiningsih, dkk. 2017;64).
- Sistem Respirasi
Pada kehamilan lanjut,ibu cenderung menggunakan pernapasan dada
daripada pernapasan perut/abdominal.Hal ini disebabkan oleh tekanan
ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.(Widatiningsih,2017;62)
- Sistem Perkemihan
Pada Trimester II,kandung kemih tertarikke atas pelvik,uretra
memanjang (Widatiningsih,2017;65)
- Sistem integumen
Perubahan sistem integumen sangat bervariasi tergantung pada
ras.Perubahan yang terjadi disebabkan oleh hormonal dan peregangan
mekanik.(Widatiningsih,2017;66)
- Sistem kekebalan tubuh
Kadar serum Ig A dan Ig M meningkat selama kehamilan karena
adanya peningkatan resiko infeksi(Marmi,2011;87)
- Metabolisme
Vasodilatasi perifer dan peningkatan aktivitas kelenjar keringat
membantu mengeluarkan kelebihan panas akibat peningkatan BMR
selama hamil.Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan
laktasi.Kalori yang dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari
pembakaran zat arang,khususnya sesudah kehamilan 5 bulan ke atas.
(Widatiningsih,2017;68-69)
- Berat badan
Pada trimester I dan II pertumbuhan terjadi terutama pada jaringan
ibu.Pola kenaikan berat badan pada trimester selanjutnya yang
dianjurkan adalah kurang lebih0,4/minggu untuk ibu dengan IMT
normal.(Widatiningsih,2017;71)

D. Perubahan adaptasi dan psikologi kehamilan trimester II


Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang
baik,yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala rasa
ketidaknyamanan yang nrmal yang dialami oleh ibu hamil.Trimester kedua
dibagi menjadi dua fase yaitu fase pra-queckning dan pasca quick-
ening.Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah,yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utamanya pada trimester ini yakni mengembangkan identitas
sebagai ibu bagi dirinya sendiri yang berbeda dari ibunya.Sebagian besar
wanita meras lebih erotis selama trimester kedua,kurang lebih 80% wanita
mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka
dibandingkan dengan trimester I dan sebelum hamil.Trimester kedua hampir
terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik,dan ukuran perut wanita belum
menjadi masalah besar,lubrikasi vagina menjadi semakin banyak pada masa
ini,kecemasan,kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada wanita tersebut mereda dan ia telah
mengalami perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya
menjadi seorang pencari kasih sayang dari pasangannya dan semua faktor ini
turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
Selain hal tersebut,ibu hamil biasanya lebih percaya diri dan tenang,ibu
merasa sehat,mulai menerima kehamilannya,ibu mulai merasakan gerakan
dan kehadiran bayi,merasa lepas dari kecemasan dan tidak nyaman dan
meningkatnya libido.( Marmi,2011;95-96)
E. Ketidaknyamanan kehamilan trimester II
a. Sakit punggung bagian bawah
Terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga,disebabkan karena
kurvatur dari vertebra lumbosacral yang meningkat saat uterus terus
membesar,spasme otot karena tekanan terhadap akar syaraf ,kadar
hormon yang meningkat,sehingga cartilage didalam sendi-sendi besar
menjadi lembek
Cara meringankan :
 Melakukan body mekanik secara benar
 Menghindari menggunakan sepatu atau sandal ber hak tinggi
 Menghindari mengangkat beban yang terlalu berat
 Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung
( Marmi,2011;133)
b. Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini biasanya timbul pada akhir kehamilan trimester
kedua sampai trimester ketiga.Hal ini disebabkan karena adanya refluks
atau regurgitasi(aliran balik esophagus yang menyebabkan timbulnya rasa
panas seperti terbakar diarea tersebut dengan retrostenal timbul dari aliran
balik asam gastrik kedalam esophagus bagian bawah.
Cara mengurangi :
 Makan dengan porsi sedikit tetapi sering
 Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar
bagi lambung
 Menhindari makanan berlemak,makan bersamaan dengan
minum,makanan dingin,makanan pedas,rokok,kopi,coklat,dan
alkohol
 Upayakan minum susu murni daripada susu manis
 Menghindari berbaring setelah makan ( Marmi,2011;134)
c. Chloasma Gravidarum
Terjadi pada timester kedua,adanya kecenderungan genetik peningkatan
kadar estrogen dan mungkin progesteron dapat merangsang hormon
melanogenic
Cara mencegah :
 Hindari sinar matahari berlebihan selama masa kehamilan
 Menggunakan bahan pelindung non alergis( Marmi,2011;135)
d. Konstipasi
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan
relaksasi otot polos pada usus bsar ketika terjadi peningkatan jumlah
progesteron.Konstipasi juga dapat terjadi sebagai akibat dari efek samping
penggunaan zat besi,hal ini akan memperberat masalah pada wanita
hamil.
Cara mengatasi :
 Asupan cairan yang adekuat yaitu dengan minum air minimal 8
gelas perhari ukuran gelas minimum
 Istirahat cukup
 Makan makanan berserat dan mengandung serat alami,misalnya
selada,seledri
 Memiliki pola defekasi yang baik dan teratur,buang air besar
segera setelah ada dorongan dan pipis secara teratur
( Marmi,2011 ;137)
e. Kram kaki
Biasanya terjadi setelah kehamilan 24 minggu.Terjadi akibat kekurangan
asupan kalsium,ketidakseimbangan rasio kalsium-fosfor,pembesaran
uterus,sehingga memberikan tekanan pada pembuluh darah pelvik,dengan
demikian dapat menurunkan sirkulasi darah ke tungkai bagian bawah
Cara mengatasi :
 Kurangi konsumsi susu
 Berlatih dorsifleksi pada kaki untuk meregangkan otot-otot yang
terkena kram
 Gunakan penghangat untuk otot ( Marmi,2011;137 )
f. Perut kembung
Terjadi akibat motilitas gastrointestinal menurun,menyebabkan terjadinya
perlambatan waktu pengosongan menimbulkan efek peningkatan
progesteron pada relaksasi otot polos dan penekanan uterus pada usus
besar
Cara meringankan :
 Mengunyah makanan secara sempurna
 Pertahankan kebiasaan BAB secara teratur
 Posisi knee chest(posisi seperti sujud tapi dada ditempelkan
kelantai)hal ini dapat membantu ketidaknyamanan dari gas yang
tidak keluar ( Marmi,2011;138-139)
F. Tanda bahaya kehamilan trimester II
a. Hipertensi Gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita
hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni.Hipertensi
dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis,yang terpenting adalah
menegakkan diagnosis seawal mungkin.Menurut WHO hipertensi dalam
kehamilan yaitu apabila tekanan sistol <140 atau tekanan diastol<90
mmHG.Kenaikan tekanan sistolik <15 mmHG dibandingkan tekanan
darah sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.(Marmi
S.ST,2011,217)
b. Perdarahan per vaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut disebut juga dengan
perdarahan antepartum atau Haemorrhage Antepartum (HAP) yaitu
perdarahan dari jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu.Frekuensi HAP
3 % dari semua persalinan. (Marmi,2011,219)
II. Tinjauan teori asuhan kebidanan
- PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama
Nama merupakan identitas khusus yang membedakan seseorang
dengan orang lain.Hendaknya klien dipanggil sesuai dengan nama
panggilan yang biasa baginya atau yang disukainya agar ia merasa
nyaman serta lebih mendekatkan hubungan interpersonal bidan
dengan klien(Widatiningsih dkk,2017,162)
b. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.
Usia di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun mempredisposisi
wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 16 tahun
meningkatkan insiden preeklamsia. Usia di atas 35 tahun
meningkatkan insiden diabetes, hipertensi kronis, persalinan
lama, dan kematian janin.(Varney,2008;619)
c. Pendidikan
Tanyakan pendidikan tertinggi klien tamatkan. Informasi ini
membantu klinis memahami sebagai individu dan memberi
gambaran kemampuan baca tulisnya. (Marmi,2011;155)
d. Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan sebagai praktik terkait agama
yang harus diobservasi. (Marmi,2011;155)
e. Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui
apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji
potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya
lingkungan kerja,yang dapat merusak janin.(Marmi,2011;155)
f. Suku Bangsa
Praktik budaya suku bangsa tertentu pada masa hamil jika tidak
dapat dilakukan terkadang menimbulkan distress dan
kekhawatiran yang perlu mendapatkan perhatian dari
bidan.Misalnya untuk suku bangsa jawa ada upacara empat bulan
kehamilan.Tujuh bulan dan sebagainya.(Widatiningsih,2017,163)
g. Alamat
Memberi gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh
pasien menuju pelayanan kesehatan,serta mempermudah
kunjungan rumah bila diperlukan.(Widatiningsih dkk,2017;163)
I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Hal hal yang mendasari kedatangan ibu hamil sesuai dengan ungkapan
ibu. (widatiningsih,2017;163-164)
2. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati,2009,167)
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit
umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa
sebelum kehamilan maupun saat hamil.(Marmi S.ST,2011,154)
a. Sistem kardiovaskuler
 Jantung
Kehamilan yang disertai penyakit jantung selalu saling
mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit
jantung dan penyakit jantung mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung
dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan,yaitu
dorongan diafragma oleh besarnya hamil sehingga dapat
mengubah posisi jantung dan pembuluh darah dan terjadi
perubahan dari kerja jantung. (Marmi,2011;161-162)
 Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensi
yang telah ada atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam
kehamilan disertai dengan proteinuria dan oedema maka di
sebut pre eklamsia yang tidak murni atau superimposed pre-
eklamsia. Penyebab utama hipertensi esensial dan penyakit
ginjal.(Marmi,2011,162)
b. Sistem Pernafasan
 Asma
Penyakit asama pada kehamilan,kadang-kadang bertambah
berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar,penyakit
asma tidak banyak pengaruhnya pada kehamilan.
(Marmi,2017:161-162).

c. Sistem Endokrin
 Hepatitis B
Pada wanita hamil yang mengidap penyakit hepatitis B
memiliki masalah yaitu bayi akan terinfeksi pada saat lahir dan
menjadi carrier konis yang menularkan penyakit ini ke
individu lain,atau bayi akan meninggal karsinoma
hepatoseluler,sirosis tau keduanya. (Marmi,2017:211)
 Diabetes Mellitus
Diabetes yang dialami oleh ibu hamil dapat berupa :
- DM tipe 1 ( Insuline Dependency-DM) dan tipe 2 ( Non-
IDDM).Keduanya jika dialami ibu sejak sebelum hamil sering
disebut pregestasional DM
- Tipe spesifik lainnya(akibat infeksi,obat)
- Gestasional diabetes
- Pengaruh DM terhadap kehamilan tergantung pada baik
tidaknya kontrol glikemia/gula darah ( widatiningsih, dkk,
2017, 86)
d. Penyakit menular seksual
 HIV
Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV,janin akan
menjadi sangat rentan terhadap penularan selama proses
kehamilannya.Virus HIV kemungkinan besar akan ditransfer
melalui plasenta ke dalam tubuh bayi(Sulistyawati,2009;100)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika ada anggota dalam keluarga yang menderita penyakit yang bersifat
menurun seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kelainan/cacat
bawaan, penyakit jiwa, kembar, preeklamsi-eklamsi pada ibu/kakak/adik
kandung, maka klien akan berpotensi mengalaminya sehingga
membahayakan kehamilan. Begitu juga jika ada anggota keluarga yang
menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, typhoid, herpes maka
akan berisiko menularkannya pada ibu hamil. Selain itu jika suami
menderita penyakit kelamin seperti sifilis, GO, HIV/AIDS dapat menular
ke klien dan membahayakan kehamilan ini. (Widatiningsih, dkk.,
2017:172)
5. Riwayat Obstetrik
a.Riwayat Haid
- Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi. Wanita
Indonesia umumnya mengalami menarche sekitar usia 12 tahun
sampai 16 tahun. (Sulistyawati,2009 : 167)
- Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya,dalam hitungan hari.Biasanya sekitar 23 sampai
32 hari. (Sulistyawati,2009 : 167)
- Volume
Jawaban yag diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun
kita dapat kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan
pendukung, misalnya sampai berapa kali mengganti pembalut dalam
sehari. (Sulistyawati,2009 : 167)
- Keluhan
Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika
mengalami menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai
pingsan atau jumlah darah yang banyak (Sulistyawati,2009 : 167)
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 HPHT

HPHT perlu dikaji karena gambaran riwayat menstruasi klien


yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan
kelahiran (Estimated Date Delivery-EDD) yang sering disebut
taksiran partus. (Marmi, 2011:157)

 HPL
Ditentukan setelah mengkaji riwayat haid ibu untuk
memperkirakan tanggal persalinan.Perlu menjadi catatn bahwa
tanggal perkiraan persalinan tidak selalu tepat.
(Widatiningsih,2017;166)
 Gerakan Janin
Gerakan janin yang pertama kali(quekening) mulai dirasakan
ibu primigravida pada akhir bulan ke empat(18-20
minggu).Sedangkan pada multigravida biasanya pada minggu
ke 16-18.Apabila gerakan janin belum muncul pada usia
kehamilan ini maka harus waspada.(Widatiningsih,2017;166)
 Usia kehamilan
Didasarkan pada HPHT dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
lainnya.(Widatiningsih,2017;166)
 Tanda bahaya
Perlu dikaji untuk mendeteksi dini tanda bahaya, kelainan,
komplikasi, dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu
hamil sehingga dapat segera dicegah dan diobati. Dengan
demikian angka morbiditas ibu dan bayi dapat berkurang.
(Marmi, 2011:215)
 Imunisasi TT
Imunisasi TT harus diberikan sebanyak 2 kali,dengan jarak
waktu TT1 dan TT2 minimal 1 bulan dan ibu hamil harus
sudah diimunisasi lengkap pada umur kehamilan 8 bulan.
(Marmi,2011;125)
 Riwayat ANC
Riwayat ANC perlu dikaji apakah ibu sudah memenuhi
standar kunjungan ANC atau belum. Selama kehamilan
setidaknya ibu sudah melakukan ANC 4 kali yang dibagi
menjadi 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali
pada trimester III. (Widatiningsih,dkk. 2017:169).
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu
- Kehamilan,adakah gangguan seperti perdarahan,muntah yang sangat
(sering),toxaemia gravidarum.
- Persalinan, spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan,
ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
- Nifas,adakah panas atau perdarahan,bagaimana laktasi.
- Anak,jenis kelamin,hidup atau tidak,kalau meninggal umur berapa
dan sebabnya meninggal,berat badan waktu lahir. (Marmi,2011;158)
d. Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat
mempengaruhi tanggal perkiraan lahir,karena penggunaan metode
lain dapat membantu menanggali kehamilan. (Marmi,2017:158)
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
 Pola Nutrisi
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran
bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya selama hamil.Kita
bisa menggali dari pasien tentang makanan yang disukai dan yang
tidak disukai,seberapa banyak dan sering ia mengonsumsinya.Kita
juga harus dapat memperoleh data dari kebiasaan pasien dalam
memenuhi kebutuhan cairan.(sulistyawati,2009,169)
 Pola Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.Konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormon progesteron yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos,salah satunya otot usus.
(Sulistyawati,2009,119)
 Pola istirahat dan tidur
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil.Oleh karena itu,bidan
perlu menggali kebiasaan istirahat ibu supaya diketahui hambatan
yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang tentang
pemenuhan kebutuhan istirahat.Bidan dapat menanyakan tentang
berapa lama ia tidur dimalam dan siang hari.
(Sulistyawati,2009,170)
 Pola Seksual
Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
seksual,melalui pertanyaan tentang frekuensi aktivitas
seksual,berapa kali melakukan hubungan seksual dalam
seminggu,serta gangguan aktivitas seksual,apakah pasien
mengalami gangguan ketika melakukan hubungan
seksual,misalnya nyeri saat berhubungan,adanya ketidakpuasan
dengan suami,kurangnya keinginan untuk melakukan hubungan
dan lain sebagainya. (Sulistyawati,2009,171-172)
 Pola hygiene
Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun juga hal ini akan
memengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.Jika pasien
mempunyai kebiasaan yang kurang baik dalam perawatan
kebersihan dirinya.Meliputi mandi,keramas,ganti baju dan celan
dalam,kebersihan kuku.(Sulistyawati,2009,171)
f. Pola kebiasaan yang merugikan kesehatan
 Merokok
Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh
merokok pada masa kehamilan meskipun mereka tidak
mengetahui bahaya yang sebenarnya(Marmi,2011;156)
 Alkohol
Masalah signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang
mengalami sindrom alkohol janin dan gangguan
perkembangan saraf terkait alkohol membuat wajib
menanyakan asupan alkohol dan mengingatkan wanita efek
potensial alkohol jangka pajang pada bayi yang dikandungnya.
(Marmi,2011;156)
 Obat terlarang
Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan
tertolong,kecuali mereka diidentifikasi sejak awal.
(Marmi,2011;157)
 Konsumsi Jamu
Kebiasaan minum jamu merupakan kebiasaan yang
berisiko bagi wanita hamil, karena efek minum jamu dapat
membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan
kecacatan, abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan ginjal
dan jantung janin, asfiksia neonatrum, kematian janin dalam
kandungan dan malformasi organ janin. (Widatiningsih,
2017:168)
g. Data psikosial-spiritual
- Riwayat perkawinan.
Hal yang perlu dikaji status perkawinan, termasuk pernikahan ini
yang ke berapa dan lamanya menikah. Ada tidaknya masalah
dengan suami juga perlu ditanyakan untuk mengidentifikasi
dukungan suami terhadap ibu hamil. (Widatiningsih, dkk.
2017:177)
- Kehamilan yang diharapkan.
Dikaji untuk mengetahui apakah kehamilan ibu diharapkan atau
tidak oleh ibu, suami dan keluarga, dan respon keluarga bagaimana
terhadap kehamilan ibu. (Widatiningsih, dkk. 2017:177)
- Mekanisme coping.
Dikaji untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah dalam
keluarga. (Widatiningsih, dkk. 2017:177)
- Tinggal serumah
Dikaji untuk mengetahui ibu tinggal serumah dengan siapa, apakah
dengan suami saja atau dengan orangtua. (Widatiningsih, dkk.
2017:178)
- Pengambil keputusan.
Pengambil keputusan utama dalam keluarga saat terjadi masalah
dalam keluarga perlu dikaji, dan jika dalam kondisi emergensi
apakah ibu dapat/tidak mengambil keputusan sendiri atau harus
menunggu keputusan dari orang lain. (Widatiningsih, dkk.
2017:178)
- Orang terdekat.
Dikaji untuk mengetahui siapa orang terdekat ibu dan yang
menemani kunjungan ANC. Ibu hamil yang selalu ditemani saat
kunjungan ANC menunjukkan kuatnya dukungan dari keluarga.
Penkes dapat dilakukan pada ibu hamil atau keluarga yan
menemani. (Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Adat istiadat.
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dan keluarga masih
menggunakan budaya setempat dalam menjalani masa kehamilan.
Ibu yang memiliki keyakinan tentang adat tertentu dan merasa
wajib melakukannya, hal ini mungkin menjadi masalah/stresor
budaya jika tidak dilakukan. (Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan harus dikaji
sejak awal. (Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Penghasilan per bulan.
Dikaji untuk mengetahui berapa penghasilan ibu/suami per bulan,
cukup atau tidak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
(Widatiningsih, dkk. 2017:178)
- Praktik agama yang berhubungan dengan kehamilan.
Perlu dikaji, jika ibu seorang muslimah dan berpuasa selama hamil,
baik sunah maupun wajib maka tanyakan: frekuensi, kaji apakah
ibu merasa lemah/lemas, pusing, gerakan janin menjadi berkurang
saat puasa merupakan tanda hipoglikemi. Kaji juga tentang
keyakinan ibu terhadap pelayanan kesehatan. (Widatiningsih, dkk.
2017:178-179)
- Data Pengetahuan
Dikaji untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu, hal yang
sudah diketahui dan hal yang ingin diketahui.(Widatiningsih,
2017:179)

II. DATA OBYEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk
mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan
mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang
menunjukkan gangguan genetik. Pemeriksaan harus mencakup
penetapan tinggi badan dan berat badan,tekanan darah,nadi dan
pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid, jantung, paru-
paru,payudara,ekstremitas dan abdomen,serta pemeriksaan pelvis.
(Marmi,2011,205)
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum
Untuk mengetahui hal ini, cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan.
(Sulistyawati,2009,174)
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai
dari keadaan komposmentis (kesadaran maksimal) sampai
dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
(Sulistyawati,2009,175)
3) Berat badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk
membuat rekomendasi penambahan berat badan pada
wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau
kekurangan berat.(Marmi,2011,163)
4) TB
Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan
genetik. Karena tinggi badan yang sering kali tidak
diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan
usia wanita,tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan
awal.(Marmi,2011,163)
5) LILA
Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada
wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika
ukuran lingkar lengan atas kurang dari 23,5cm maka
interprestasinya adalah kurang energy kronis (KEK).
(Widatiningsih,2017,181)
6) Tanda Vital
a. Tekanan darah
Penentuan tekanan darah sangat penting pada masa
hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan
kehidupan ibu dan bayi. Kondisi ini menetap sepanjang
trimester kedua dan kemudian kembali ke TD sebelum
hamil.(Marmi,2011,163)
b. Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama
hamil,tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit
(dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut nadi lebih
dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan
hiperrefleksia yang menyerai.(Marmi,2011,163)
c. Suhu
Peningkatan suhu menunjukkan proses infeksi atau
dehidrasi(Widatiningsih,2017,180)
d. Respirasi
Wanita hamil nernapas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin
dan untuk dirinya.(Widatiningsih,2017,180)
2. Status Present
Pemeriksaan tidak hanya dilakukan secara pandang tetapi sekaligus
dengan rabaan, pemeriksaan diawali dari:
- Kepala

Mesocephal, kulit kepala tidak menunjukkan adanya kelainan


kulit,rambut yang tidak mudah rontok.

- Muka
Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema.
- Mata
Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,kelopak mata tidak
cekung
- Hidung
Tidak ada massa,edema mukosa,sekresi(lendir/darah),tidak ditemukan
gerak cuping hidung pada pernapasan
- Mulut
Bibir simetris, lidah dan mukosa mulut,tidak ada sianosis,
stomatitis,caries,dentis,ginggivitis,tonsil/faring tidak ada tanda radang
(bengkak,kemerahan)
- Telinga
Simetris, tidak ada serumen,tidak ada gangguan pendengaran,tanda
infeksi
- Leher
Tidak ada nyeri pada pergerakan,pembengkakan kelenjar
tiroid,pembesaran kelenjar limfe
- Dada
Simetris,tidak ada retraksi otot interkostal,suara nafas vesikuler,tidak
ada wheezing,ronchi,stridor,irama jantung teratur,tidak ditemukan
murmur/bising jantung,tidak ada bunyi jantung tambahan lainnya
- Payudara
Teraba tegang,tidak ditemukan nyeri tekan,masa abnormal
- Abdomen
Tidak ada kembung,bekas luka operasi mungkin ditemukan atau
tidak,massa abnormal,nyeri tekan,pembesaran lien,pembesaran hepar
- Punggung
Tidak ada nyeri pergerakan,skoliosis,lordosis,kifosis,nyeri costo
vertebral
- Vulva
Tidak ada oedema, tidak ada varises
- Anus
Tidak ada haemoroid
- Ekstremitas
Simetris, sama panjang, tidak ada oedema. ,capillary refil <2 detik
- Reflek Patela: + , reflek baik
(Widatiningsih, dkk. 2017)
3. Status Obstetrik

a.) Inspeksi
- Muka = adakah kloasmagravidarum,keadaan selaput mata pucat
atau merah,adakah oedema pada muka,bagaimana keadaan
lidah,gigi.
- Leher = apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyalit
jantung),apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfe
membengkak.
- Dada = Bentuk payudara,pigmentasi putting susu,dan gelanggang
susu,keadaan putting susu,adakah colostrus.
- Perut = Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites
misalnya membesar ke samping),keadaan pusat,pigmentasi di
linea alba,nampakkan gerakan anak atau striae gravidarum atau
bekas luka.
- Vulva = Keadaan perinium,carilah varises,tanda
chadwick,condyloma,flour.(Marmi,2011:166-167)
b.) Palpasi
Maksud pemeriksaan raba ialah untuk menentukan:
- Besarnya rahim dan dengan ini menentukan umur
kehamilan.
- Menentukan letaknya anak dalam rahim.
- Selain dari pada itu harus diraba apakah ada tumor-tumor
lain dalam rongga perut,kista,myoma,pembesaran limpa.
(Marmi,2011;167)

- Leopold I:
Untuk menentukkan TFU dengan jari dimana tingginya
sesuai dengan usia kehamilan. Deskripsikan bagian yang ada
di fundus bila usia gestasi >28 minggu. Kepala
dideskripsikan sebagai teraba 1 bagian besar, bulat, keras,
melenting. Bokong dideskripsikan sebagai teraa 1 bagian
besar, lunak, kurang bulat (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
- Leopold II
Untuk menentukkan bagian apa yang ada di sisi kanan dan
sisi kiri ibu. Punggung dideskripsikan sebagai teraba bagian
besar yang rata, memanjang dan terasa ada tahanan.
Sedangkan ekstremitas dideskripsikan sebagai teraba bagian
kecil-kecil yang menonjol. (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
- Leopold III
Untuk menentukkan apakah bagian terbawah janin dan
apakah bagian tersebut sudah masuk panggul ibu atau
belum. Jika teraba 1 bagian bulat, keras, melenting maka
itu adalah kepala. (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
- Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada
dibawah dan untuk menegtahui apakah kepala sudah
masuk panggul atau belum. (Sulistyawati,2009 ; 92 )
c.) TFU dalam cm (jika usia gestasi >22 minggu)
TFU akan sesuai dengan usia kehamilannya dalam minggu dengan
rentang selisih ±2cm (Widatiningsih, dkk., 2017:183)
d.) Taksiran berat janin
N = 13 jika kepala belum masuk PAP sama sekali
N = 12 jika kepala sudah masuk PAP namun masih diatas spina
ischiadika(ditunjukkan dengan penurunan kepala 4/5-3/5) diatas
symphisis. (Widatiningsih,2017; 184)
e.) Auskultasi
Denyut jantung janin umumnya sudah jelas terdengar dengan
doppler mulai usia 16 minggu.Nilai normal DJJ antara 120-160
denyut per menit ,teratur,dengan punctum maksimum 1 terletak
sesuai dengan letak punggung. (Widatiningsih,2017; 184)

III. ASSASMENT
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa
dan diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah ibu.
( Widatiningsih,2017;185)
1. Diagnosa Kebidanan
 Nama
Dikaji karena merupakan identitas khusus yang membedakan
seseorang dengan orang lain. (Widatiningsih, dkk. 2017:162)
 Maternal
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau
tidak. Usia dibawah 16 tahun atau di atas 35 tahun
mempredisposisikan wanita terhadap sejumlah komplikasi.
Usia di bawah 16 tahun meningkatkan insiden preeklamsia.
Usia di atas 35 tahun meningkatkan insiden diabetes, hipertensi
kronis, persalinan lama, dan kematian janin (Varney, 2008:
691)
 Paritas
Riwayat reproduksi seorang wanita yang berkaitan dengan
kehamilannya (jumlah kehamilan).
(Sulistyawati,2009;177)
 Usia kehamilan dalam minggu
Usia kehamilan ditentukan dari waktu amenorhae, TFU,
mulai merasakan pergerakan, mulai terdengar DJJ,
masuknya kepala ke dalam panggul. (Sulistiyawati,
2009:86)
2. Masalah
Dalam asuhan kebidanan digunakan istilah ‘’masalah’’ dan
‘’diagnosis’’.Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa masalah
tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis,tetapi tetap perlu
dipertimbangkan untuk membuat rencana yang menyeluruh.Masalah
sering berhubungan dengan bagaimana wanita itumengalami kenyataan
terhadap diagnosis. (Sulistyawati,2009,178)
3. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga.Langkah
ini membutuhkan antisipasi,bila memungkinkan dilakukan
pencegahan,sambil terus mengamati kondisi klien.Bidan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial benar benar
terjadi.(Sulistyawati,2009;181)

4. Kebutuhan akan tindakan segera


Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa
situasi yang memerlukan penanganan segera(emergensi) dimana bidan
harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien,namun
kadang juga berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan
segera sementara menunggu instruksi dokter,atau bahkan mungkin juga
situasi pasien yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan
lain.Disini bidan sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu
melakukan evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat
dan aman. ( Sulistyawati,2009 ; 182 )

IV. PENATALAKSANAAN

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan


langkah sebelumnya.Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan
pertimbangan yang tepat,meliputi pengetahuan,teori yang up to
date,perawatan berdasarkan bukti,serta divalidasikan dengan asumsi
mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkan pasien.Dalam
menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan,karena pada akhirnya
pengambilan keputusan dalam melaksanakan suatu rencana asuhan harus
disetujui pasien.
Untuk menghindari perencanaan asuhan yang tidak terarah,maka dibuat
terlebih dahulu pola pikir sebagai berikut :
1. Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan,meliputi sasaran dan
target hasil yang akan dicapai
2. Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang
akan dicapai
(Sulistyawati,2009;182)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Praktikan,

Siti Chunaeni,S.Kep.Ners.M.Kes Melia Agustina P


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu hamil trimester II pada
kasus Ny.D usia 29 tahun G2P1A0 hamil 13 minggu dalam keadaan baik, dari
hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya tanda bahaya. Walaupun demikian
tetap diperlukan asuhan kebidanan secara tepat kepada Ny. D untuk memantau
perkembangan kesehatan ibu dan janin.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan beberapa saran yang
bermanfaat :
1. Bagi ibu dan keluraga
a. Perlu meningkatkan pemahaman tentang tanda bahaya pada kehamilan, dan
segera membawa ke petugas kesehatan bila bayi mengalami tanda bahaya.
b. Dapat mengetahui tentang pentingnya kebutuhan-kebutuhan pada
kehamilan dan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Bagi bidan
a. Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis.
b. Meningkatkan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis
3. Untuk institusi
a. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan
prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek sehingga
menghindari kesalahan.
b. Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi dan memberi masukan secara
konseptual tentang asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis.
DAFTAR PUSTAKA

Marmi, 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Marmi, 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika

Varney, Hellen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Widatiningsih, Sri, dkk. 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:Trans


Medika

Anda mungkin juga menyukai