DI DESA TEGALREJO
Disusun Oleh :
P1337424218011
CELOSIA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk :
2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara
berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada
proses tumbuh kembang anak. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar
anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang
dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas, dan produktif.
Masa bayi adalah 0-11 bulan dan masa bayi dibagi menjadi : Masa neonatal (usia 0-28
hari), masa neonatal dini (usia 0-7 hari), masa neonatal lanjut (usia 8-28 hari), dan masa
pasca neonatal (28 hari-1 tahun). Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini adalah
sangat menentukan periode selanjutnya.
Imunisasi merupakan upaya memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar membuat antibodi untuk mencegah penyakit
tertentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalu suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak dan melalui
mulut seperti polio. (Hidayat, 2008).
Pemberian imunisasi pada anak bertujuan agar tubuh kebal terhadap penyakit tertentu,
kekebalan tubuh juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya terdapat tinggi kadar
antibodi pada saat dilakukan imunisasi, potensi antigen yang dimasukkan, waktu antara
pemberian imunisasi. Keefektifan imunisasi tergantung dari faktor yang mempengaruhinya
sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri anak.
Efek samping vaksin bagi sebagian anak umumnya berupa reaksi ringan di area
penyuntikan seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan. Terkadang reaki disertai demam ringan
1-2 hari setelah imunisasi. Gejala tersebut umumnya tidak berbahaya dan akan hilang
dengan cepat (Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan RI, 2010).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Membantu petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan pada bayi.
2. Memberikan dorongan kepada bidan agar lebih berfikir sistematis, kritis, dan
analatik dalam memberkan asuhan pada bayi.
3. Meningkatkan kemampuan bidan dalam melakukan pelayanan khususnya dalam
ranah yaitu mengenai asuhan pada bayi.
4. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan bayi sehat dengan dokumentasi
SOAP.
C. MANFAAT
1. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari institusi yang berkaitan dengan manajemen kebidanan khusunya
dengan dokumentasi Varney dan SOAP.
2. Memberikan motivasi kepada petugas kesehatan terutama bidan untuk meningkatkan
pelayanan yang berkualitas, aman, nyaman, yang memperhatikan aspek
keprofesionalan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
(Arfiana,dkk, 2012:37)
c. Lingkar Kepala
Yang diukur ialah LK terbesar, caranya dengan meletakkan pita melingkar kepala
melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan bagian belakang kepala anak yang
paling menonjol yaitu protoberansia oksipitalis. Lingkar kepala BBL : 33-35 cm (Lebih
dari lingkar dada) Kenaikan lingkar kepala tahun pertama 44-47 cm.
1) 6 bulan 44 cm
2) 1 tahun 47 cm
3) 2 tahun 49 cm
(Arfiana,dkk, 2012:38)
Minum
1) Frekuensi
Tanyakan pada ibu berapa banyak bayi minum tiap hari dan apa saja jenisnya.
2)Keluhan
Tanyakan pada ibu apakah ada keluhan dalam pemenuhan kebutuhan minum
bayi
b. Pola Eliminasi
Tanyakan pada ibu apakah bayi BAB/BAK dalam sehari, bagaimana frekuensi,
bentuk, warna, bau, waktu, dan konsistensi BAK dan BAB nya. Tanyakan pada
ibu apakah ada keluhan dalam BAB dan BAK pada bayi.
Pola eliminasi sangat perlu dikaji karena bayi/balita sangat rawan akan penyakit
gangguan saluran pencernaan karena sistem pencernannya belum sempurna.
BAB :…x….perhari, warna…
Frekuensi, bentuk, warna, konsistensi, bau..
BAK : …x….perhari, warna…
Frekuensi, warna, bau..
c. Pola Istirahat
Tanyakan pada ibu berapa lama bayi tidur siang dan malam. Kebutuhan tidur bayi
menentukan ketahanan tubuh bayi. Lama tidur malam bayi yang baik 10-12 jam,
dan untuk tidur siang baiknya 2-3 jam.
Tidur siang :…. jam
Tidur malam :…..jam
Masalah :….
d. Pola Aktivitas
Tanyakan pada ibu bagaimana kegiatan sehari-hari bayi.
e. Pola Personal Hygiene
Pada masa bayi sangat diperlukan untuk mengajari bayi tentang kebiasaan hidup
bersih agar nantinya bayi tidak mudah sakit yang akan mengganggu tumbuh
kembang bayi
1) Mandi
Tanyakan pada ibu berapa kali bayi mandi dalam sehari
2) Sikat gigi
Tanyakan pada ibu berapa kali bayi sikat gigi dalam sehari
3) Keramas
Tanyakan pada ibu berapa kali bayi keramas dalam sehari.
4) Ganti pakaian
Tanyakan pada ibu berapa kali bayi ganti pakaian dala sehari.
(Matondang, Corry S, dkk. 2003 : 3-10)
IV. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan
a. Keadaan Umum
Kesadaran baru dapat dinilai bia pasien tidak tidur. Penilaian kesadaran dinilai
sebagai:
1) Composmentis : pasien sadar sepenuhnya dan memberikan respon yang
adekuat dari stimulus yang diberikan.
2) Apatis : pasien dalam keadaan sadar tapi acuh tak acuh terhadap
keadaan lingkungannya, memberikan respon yang adekuat bila diberi respon
stimulus.
3) Somnolen : tingkat kesadaran lebih rendah dari apatis, pasien agak
mengantuk dan selalu ingin tidur; Ia tidak memberikan respon terhadap
stimulus ringan, tetapi masih memberi respon terhadap stimulus yang agak
berat lalu akan tidur lagi.
4) Sopor : pasien tidak memberi respon ringan maupun sedang, tetapi
masih memberikan sedikit respon terhadap stimulus yang kuat, reflek pupil
masih positif.
5) Koma : pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus apapun, reflek
pupil terhadap cahaya tidak ada, merupakan tingkat kesadaran yang paling
rendah.
6) Delirium : keadaan kesadaran yang menurun dan kacau, biasanya
disertai disorientasi, iritatid, dan salah persepsi terhadap rangsangan sensorik
hingga terjadi halusinasi.
b. Tanda Vital
1) Suhu : berapa suhu tubuh bayi
Pengukuran suhu tubuh dlakukan di aksilla atau pada rektal. Hasil pengukuran
pada axilla biasanya lebih rendah daripada pengukuran perrektal. Suhu tubuh
yang normal menurut Hamilton (1995) dam PUSDIKNAKES-WHO-
JHPIEGO (2003), YAITU 36,5-37,2°C.
7) Telinga
Pemeriksaan telinga dapat dilakukan mulai dari telinga luar, tengah, dan
dalam. Telinga bagian luar menentukan bentuk, besar serta posisinya.
Pemeriksaan membran timpani untuk menentukan cekungan dan mengkilap
dan adanya perfolasi atau tidak. Pemeriksaan mastoid melihat adanya
pembengkaka daerah mastoid dan pemeriksaan pendengaran apakah
mengalami gangguan atau tidak (Aziz Alimul, 2008:80-81).
8) Mulut dan tenggorokan.
Pemeriksaan mulut dilakukan untuk menentukan ada tidaknya trismus yang
merupakan kesulitan membuka mulut, holitosis merupakan bau mulut tidak
sedap serta labioskisis keadaan bibir tidak simetris. Pemeriksaan gusi untuk
melihat adanya oedema dan tanda-tanda peradangan. Pemeriksaan lidah untuk
melihat apakah terjadi kelainan kongenital atau tidak. pemeriksaan
tenggorokan untuk megetahui adanya hiperemia, oedema, serta adanya abses
baik retrofaringeal maupun peritonsial. (Aziz Alimul, 2008:81)
9) Leher
Pemeriksaan leher dilakukan untuk menilai adanya tekanan pada vena
jugularis, ada tidaknya distensi pada distensi pada vena jugularism ada
tidaknya massa dalam leher, dan pembesaran kelenjar tiroid. (Aziz Alimul,
2008:82)
10) Dada
Cara dalam melakukan pemeriksaan dada dengan cara inspeksi, palpasi,
perkusi, dan auskultasi. Dalam melakukan pemeriksaan hal yang perlu
diperhatikan adalah bentuk dan besar dada, kesimetrisan dan gerakan dada,
adanya deformitas atau tidak, adanya penonjolan serta adanya pembengkakan
atau kelainan yang lain. (Aziz Alimul, 2008:83)
11) Perut
a) Inspeksi
Untuk menilai ukuran dan bentuk perut membuncit, simetris atau tidak.
apabila membuncit asimetris, kemungkinan dijumpai poliomyelitis,
pembesaran organ intraabdominal, ileus, dan lain-lain.
b) Auskultasi
Dilakukan menggunakan stetoskop, dapat diketahui adanya suara
peristaltik usus. Normalnya terdengar setiap 10-30 detik.
c) Perkusi
Dilakukan melalui epigastriu secara simetris menuju kebagian abdomen.
Normalnya (bunyi timpani) adalah bila terdengar pada seluruh lapangan
abdomen.
d) Palpasi
Dapat dilakukan dengan cara satu tangan (monomanual) atau dua tangan
(bimanual). Yang dinilai adalah apakah ada pembesaran pada organ hati,
limfa, dan ginjal. (Aziz Alimul, 2008:88)
e) Genitalia
Pada laki-laki : apakah glands penis baik bentuknya, bagaimana testis apakah
sudah turun, bagaimana BAK lancar atau tidak, penyumbatan atau tidak,
skrotum simetris atau tidak.
Pada wanita : ada sekret atau tidak, labia minora dan klitoris menonjol atau
tidak, masa daerah inguinal ada atau tidak. (Marmi, 2014:59).
f) Anus
Keadaan lubang anus apakah ada haemoroid, prolaps, dan sebagainya.
(Matondang, 2003:112-114)
g) Tulang belakang/Punggung
Pemeriksaan yang dilakukan dengan inspeksi, yang dimulai adalah adanya
kelainan tulang belakang seperti lordosis, kifosis, skoliosis. (Alimul, 2008:89)
h) Ekstremitas
Simetris atau tidak, lengkap atau tidak, kebersihan kuku, bersih atau tidak.
(Matondang, dkk. 2003:36-126)
V. ANALISA
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa dan
diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah pada bayi.
1. Diagnosa Kebidanan
Bayi/balita.. umur… bulan, keterangan normal atau dengan…
Data yang telah didapat kemudian dianalisis sesuai data dasar yang telah didapat dari
hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Hal ini perlu dikaji
sebagai dasar untuk membuat keputusan klinik yang tepat (Depkes RI, 2008:8)
a. Data dasar:
Data Subjektif: informasi yang diceritakan oleh pasien tentang apa yang
dirasakannya, apa yang sedang dialaminya. Selain itu juga meliputi informasi
tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga tentang status bayi/balita.
b. Data Objektif: data dasar yang didapat dari pemeriksaan/pengamatan (fisik atau
penunjang)
2. Diagnosa Masalah
Dikaji guna menganalisa apakah bayi/balita mengalami masalah yang memerlukan
penangan maka dituliskan sebagai masalah. Diagnosa masalah harus disertai dengan
data dasar. (Depkes RI, 2008:9)
3. Diagnosa Potensial
Digunakan untuk menetukan diagnosa dan masalah potensial yang mungkin terjadi
dari diagnosa atau masalah yang telah ditentukan. Selain itu juga menentukan
tindakan untuk mengantisipasi terjadinya masalah atau mencegah jika
memungkinkan.
4. Kebutuhan akan Tindakan Segera, Konsultasi, dan Kolaborasi.
Untuk menentukan tindakan apa yang harus segera dilakukan sesuai kondisi
bayi/balita, kebutuhan konsultasi dngan profesional lain jika diperlukan.
VI. PENATALAKSANAAN
Tanggal :5 Juni 2020
1. Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan manfaat imunisasi lanjutan
3. Menganjurkan tentang untuk tetap tinggal dirumah selama masa pandemi dikarenakan
bayi sangat rentan untuk terpapar virus
4. Memberitahukan cara pencegahan penularan virus covid-19
5. Melakukan dokumentasi
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Di teori, pembahasan dan kasus pada bayi W umur 11 bulan sudah diberikan imunisasi
dasar secraa lengkap. Bayi dalam keadaan sehat dan pertumbuhan serta perkembangan
bayi sesuai dengan usianya. Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan
oleh bidan dan ibu bersedia untuk melakukan imunisasi lanjutan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maa penulis menyampaikan beberapa saran yang
bermanfaat:
1. Bagi Ibu dan Keluarga:
a. Perlu meningkatkan pemahaman tentang jadwal pemberian imunisasi sesuai usia
bayi.
b. Dapat mengetahui tentang pentingnya pemberian imunisasi.
2. Bagi Bidan:
a. Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan
kebidanan terhadap penularan influenza.
b. Meningkatkan asuhan kebidanan pada bayi.
3. Untuk Institusi
a. Bagi Mahasiswa:
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan
prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktik sehingga
menghindari kesalahn.
b. Pendidikan:
Diharapkan dapat menambah referensi dan memberi masukan secara konsep
DAFTAR PUSTAKA
Arfiana, Arum Lusiana. 2016. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: Transmedika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Matondang, Corry S., dkk. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak. Jakarta: Sagung Seto
Marmi, Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar