Anda di halaman 1dari 18

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

MATAKULIAH PILIHAN II: TEKNOLOGI


PINCH
Disusun sebagai Pemenuhan Ujian Akhir Semester Matakuliah Pilihan II:
Teknologi Pinch

OPTIMALISASI JARINGAN HEAT EXCHANGER MENGGUNAKAN


TEKNOLOGI PINCH

Disusun oleh:

Wahyu Sujatmiko / 21030117130111

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu industri tidak akan lepas dari kebutuhan energi yang sangat besar. Integrasi
proses menjadi salah satu cara untuk menganalisis dan mengoptimalkan penggunaan
energi dalam industri. Integrasi proses digunakan dalam mengatasi beberapa masalah
pada industri diantara nya, penghematan energi, pengurang emisi gas, pengurangan waste,
pengoptimalan penggunaan utilitas, pengurangan biaya investasi, dan lain sebagainya.
Perkembangan teknologi memudahkan industri-industri dalam menganalisa datadata
dalam jumlah banyak karena saat ini sudah banyak software yang dapat menjabarkan
analisa pinch dengan cepat dan mudah. Analisa proses dengan menggunakan teknologi
pinch sudah banyak diaplikasikan pada industri karena teknologi pinch mempermudah
dalam mengatas permasalahan-permasalahan diatas dan sudah teruji.
Sebagai mahasiswa teknik kimia, pemahaman mengenai penghematan energi pada
suatu industri adalah sesuatu yang wajib dikuasai sehingga perlu pembelajaran mengenai
pinch analysis bisa dijadikan solusi. Hint merupakan salah satu software untuk
menganalisa pinch. Dalam tugas ini, akan dijelaskan penjabaran hasil analisa pinch
menggunakan HINT software.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi aliran panas dan aliran dingin yang terdapat pada jurnal.
2. Untuk membuat Heat Exchanger Network berdasarkan data aliran panas dan aliran
dingin yang ada pada suatu proses.
3. Untuk membuat kurva komposit dan kurva grand komposit berdasarkan kasus yang
ada.

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aliran panas dan aliran dingin yang terdapat pada
jurnal.
2. Mahasiswa mampu membuat Heat Exchanger Network berdasarkan data aliran panas
dan aliran dingin yang ada pada suatu proses.
3. Mahasiswa mampu membuat kurva komposit dan kurva grand komposit berdasarkan
kasus yang ada.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Data Analisa


Pada sistem ini terdapat 16 aliran yang terdiri dari 6 aliran panas dan 10 aliran dingin.
Data ini didapat dari jurnal berjudul “Optimization Of Heat Exchanger Network” oleh
Mofid Gorji-Bandpy, Hossein Yahyazadeh-Jelodar, Mohammadtaghi Khalili.
Tabel 1. Aliran Proses
NO Stream TS(K) TT(K) mCp (kW/K) h (kW)
1 H1 358 318 156.3 6252
2 H2 789 316 1198.96 567108.1
3 H3 393 313 50 4000
4 H4 364 333 589 18259
5 H5 490 316 186.216 32401.58
6 H6 922 316 116 70296
7 C1 303 658 119.1 42280.5
8 C2 372 744 191.05 71070.6
9 C3 710 794 377.9 31743.6
10 C4 351 691.6 160.43 54642.46
11 C5 490 507 1297.7 22060.9
12 C6 529 539 2753 27530
13 C7 332 436.4 12859.59 1342541
14 C8 436 922 95.98 46646.28
15 C9 492 494.3 1997.5 4594.25
16 C10 322 332 197.39 1973.9

∆T=10K
Σ ΔH hot = 698316.68 kW

Σ ΔH cold = 1645083.49 kW
2.2. Kurva Komposit

T (K)
999.97

899.97

799.97

699.97

599.97

499.97

399.97

299.97
0. 2.e+005
4.e+005
6.e+0 05
8.e+0 05
1.e+0 06
1.2e+ 006
1.4e+ 006
1.6e+ 006
1.8e+ 006
2.e+006
H (kW)

Composite Curves

Gambar 1. Kurva Komposit


2.3.Kurva Grand Composite
T (K)
999.97

899.97

799.97

699.97

599.97

499.97

399.97

299.97
0. 2.e+005
4.e+0 05
6.e+0 05
8.e+0 05
1.e+0 06
1.2e+ 006
1.4e+ 006
1.6e+ 006
1.8e+ 006
2.e+006
H (kW)

Grand Composite Curve

Gambar 2. Kurva Grand Komposit


2.4. Temperatur Interval, Pinch Point dan ΔTmin
Actual Temperature Shifted Temperature
Type mCp
No Stream Supply Target Supply
Strea (kW/oC) Target (K)
Temp (K) Temp (K) Shifted
m
(K)
1 H1 156.3 358 318 368 328
2 H2 1198.96 789 316 799 326
3 H3 50 393 313 403 323
4 H4 589 364 333 374 343
5 H5 186.216 490 316 500 326
6 H6 116 922 316 932 326
7 C1 119.1 303 658 313 668
8 C2 191.05 372 744 382 754
9 C3 377.9 710 794 720 804
10 C4 160.43 351 691.6 361 701.6
11 C5 1297.7 490 507 500 517
12 C6 2753 529 539 539 549
13 C7 12859.59 332 436.4 342 446.4
14 C8 95.98 436 922 446 932
15 C9 1997.5 492 494.3 502 504.3
16 C10 197.39 322 332 332 342

Dengan Temperature Interval yang telah diperoleh di atas, dengan bantuan


software HINT dapat dilakukan penyelesaian dengan menggunakan Problem Table. Dari
Problem Table di bawah, dapat dilihat bahwa titik pinch berada pada suhu 337 K. Hal ini
dikarenakan pada suhu 337 K dihasilkan enthalphy sebesar 0 kW. Selain titik pinch, dari
Problem Table juga dapat diperoleh Heating Duty dan Cooling Duty masing-masing
sebesar 927 kW dan 308 kW. ΔTmin yang digunakan sebesar 10 K.
Gambar 3. Temperature Interval
HEATING DUTY
PINCH POINT

COOLING
DUTY
2.5. Heat Exchanger Network dan Area (m2)
Nilai titik pinch yang didapat dari program tabel adalah pada suhu 337 K, sehingga
dengan mentahui titik pinch maka dapat diketahui daerah atas dan bawah pinch. Dari
data tersebut dapat dilakukan penjodohan aliran, penambahan utilitas dan alat penukar
panas (heat exchanger) agar sistem dapat berjalan lebih baik dan dapat menghemat
energi. Gambar 4 meruapakan gambar skema Heat Exchanger Networks yang dapat
dibuat berdasarkan data yang ada.
342.
358 342 332. 335. 3318.
18.
-6252. 1 9 1
. . 9 C1 156.3
342 3 316. 316.
5
7
- 2
789 . C18
313. 297.3 1198.96
567108 342 313.
. 4 C19
3 . 342 31173. 50.
-4000. 3 1450. 333.
393 . 360333.
.6
4 342 589.
. 1 . 163315.1
C17 316.316.
-18259.
5 1 1 C20
364 186.216
- 65 332 316. 16.
6 .658. H1 4841.62C21 3
32401. . 116.
74 744. 4 372
6 8 490
38826.6 .
. 794.. H1 71070.
782. 70296. 303. 7 119.1
-70296. 4 794. 9
691.6691.
2
H 6 710
8 191.05
. 4183.63H27560. 3453.9
42280. 922
62 .
50
.
5 H2242. 9 377.9
507. 351
53 539. 5
71070. 2 H23.91 .10 160.43
373. 332
7
1.34254e+0
6 43 436.4 1
7 .
06 . 546
27530. 436. 490
11 3 1297.7
31743. 9 .
5 14
92 922.
494.3. 53593
46646.3
6 . 2060 12
492.15 2753.
8 H246H 529
6.4 493.3
422 379.
46646.3
4594.25
54642. H2093.45500 . 12859.6
. 8 9
5 42422.422.
2 .8 422 332. 332. 322
1973 H06602245. 255 1 95.98
. . 342. 332. .
9. 5 1 0. 6
22060. 494 3 7.5033e- 12970. 1973.9
1997.5
10
9 003
H6
27530.
2 2
. 197.39

Gambar 4. Heat Exchanger Network

11
AREA TARGET
Heat Exchanger Network 1 Heat Exchanger Network 4

Heat Exchanger Network 2 Heat Exchanger Network 5

Heat Exchanger Network 3 Heat Exchanger Network 6

12
Heat Heat
Exchanger Exchanger
Network 7 Network 10

Heat Heat
Exchanger Exchanger
Network 8 Network 11

Heat Heat
Exchanger Exchanger
Network 9 Network 12

13
Heat Exchanger
Network 16

Heat Exchanger
Network 17

Heat
Exchanger
Network 13

Heat
Exchanger
Network 15

Heat Exchanger
Network 18

Heat
Exchanger
Network 14

14
Heat Heat
Exchanger Exchanger
Network 19 Network 22

Heat Heat
Exchanger Exchanger
Network 20 Network 23

Heat Heat
Exchanger Exchanger
Network 21 Network 24

15
2.3 Energy Saving
Total energy pendinginan mula-mula = 1645083.49 kW
Total energy pemanasan mula-mula = 698316.68 kW
Cooling Duty = 308 kW
Heating Duty = 927 kW

( Total energi pendinginan+ pemanasan )−( cooling duty+heating duty)


MER =
2
MER = 1171082.585 kW

1645083.49−927
% energy saving pendinginan = x 100% = 0.9994365%
216455083.49

698316.68−308
% energy saving pemanasan = x 100% = 0.999558%
298316.68
BAB III
PENUTU
P

3.1 Kesimpulan
1. Pada jurnal yang digunakan, terdapat total 16 aliran dengan rincian terdapat 6 aliran
panas dan 10 aliran dingin.
2. Berdasarkan kurva komposit, kurva grand komposit dan problem table dengan
∆Tmin=10K, maka didapatkan titik pinch berada pada suhu 337 K dengan heating
duty sebesar 927kW dan cooling duty sebesar 308 kW.
3. Pada Heat Exchanger Network yang terbentuk, dibutuhkan total 7 buah heat
exchanger, 11 heater dan 5 cooler.

3.2 Saran
1. Pahami dengan baik dan benar data-data aliran panas dan dingin yang berada pada
sumber jurnal.
2. Pastikan keseluruhan perhitungan sudah benar dan tepat.
3. Dalam membuat HEN diusahakan untuk mengikuti aturan dasar untuk masing-
masing atas dan bawah.
DAFTAR PUSTAKA

Nejad., S. H. A., et al. ,Modification of Heat Exchanger Network Design by Considering


Physical Properties Variation”

Anda mungkin juga menyukai