Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

KEBUTUHAN PERAWATAN LUKA BEKAS SEKSIO SESAREA

Dosen Pengampu Mata Kuliah: Niken Meilani,S.SiT, M.Kes

Disusun oleh :

Aulia Afni (P07124119013)

Maria Densia Yofriana Rada (P07124119014)

Azizah Zah’ro (P07124119015)

Rizka Dewi Irmawati (P07124119016)

PRODI DIII KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Kebutuhan
Perawatan Luka Seksio Sesarea dengan baik tanpa ada suatu halangan apapun.

Dalam penyusunan makalah ini, kami juga berterima kasih sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan ini. Adapun pihak-pihak tersebut
antara lain :

1. Ibu Niken Meilani,S.SiT, M.Kes. selaku dosen pengampu mata kuliah


Asuhan Kebidanan Nifas
2. Semua teman-teman dan pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.

Kami selaku penyusun minta maaf apabila di dalam makalah ini terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan serta kata-kata yang kurang berkenan. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
perbaikan makalah yang telah kami susun, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan
bagi pembaca.

Yogyakarta, 6 Agustus 2020

Penyusun kelompok 4

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................2

BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................................................2

A. LATAR BELAKANG...........................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4

C. TUJUAN................................................................................................................4

BAB II

ISI..................................................................................................................................5

A. DEFINISI...............................................................................................................5

B. KLASIFIKASI TINDAKAN SC...........................................................................5

C. TUJUAN PERAWATAN LUKA POST SECTIO CAESAREA..........................5

D. TAHAP PERAWATAN LUKA SC……………………………………………..6

E. CARA PERAWATAN LUKA SC……………………………………………….7

F. PERAWATAN PASIEN SESAMPAI DIRUMAH………………………………8

G. KEBUTUHAN DALAM PERAWATAN LUKA SC…………………….……..10

H.FAKTOR YANG MEMENGARUHI INFEKSI DAERAH SC………………….13

BAB III

PENUTUP...................................................................................................................20

A. KESIMPULAN....................................................................................................20

B. SARAN................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keselamatan pasien merupakan isu yang menjadi perhatian dunia, karena globalisasi
teknologiinformasi pengetahuan masyarakat tentang pelayanan kesehatan dan isu
keselamatan pasien yang maju pesat. Salah satu indikator keselamatan pasien yang
berhubungan dengan tindakan medis adalah infeksi luka operasi (ILO). Menurut
WHO peningkatan jumlah persalinan dengan bedah sesar berbanding lurus dengan
peningkatan kejadian ILO (Infeksi Luka Operasi) pascaoperasi.

Pertolongan operasi sesarea merupakan tindakan dengan tujuan untuk menyelamatkan


ibu maupun bayi. Tiap-tiap tindakan pembedahan harus didasarkan atas indikasi,
yakni pertimbangan-pertimbangan yang menentukan bahwa tindakan perlu dilakukan
demi kepentingan ibu dan janin.. Persalinan cesar tidak ditujukan hanya demi
kenyamanan dan kepentingan dokter atau orang tua atau alasan lain yang sifatnya
nonmedis.

Banyak faktor yang menyebabkan infeksi Daerah Operasi Postsectio caesarea , salah
satu hambatan yang sering terjadi pada ibu pasca operasi Caesar adalah adanya
pantang makanan setelah melahirkan. Padahal setelah melahirkan seorang ibu
memerlukan nutrisi yang cukup untuk memulihkan penyembuhan luka, apabila ibu
tidak mengkonsumsi nutrisi yang cukup akan mengakibatkan luka tidak cepat kering
sehingga penyembuhan luka menjadi lama. Mereka tidak menyadari bahwa tindakan
itu berpengaruh terhadap lambatnya pemulihan kesehatan kembali, juga dapat
terhambat pertumbuhan bayi, juga kurangnya pengetahuan ibu dalam pemulihan
pasca operasi caesar.Mobilisasi atau kurangnya gerakan-gerakan karena rasa takut
robek jahitan atau rasa sakit yang ditimbulkan akibat gerakan. Stress aktifitas, dengan
kondisi post operasi serta mengasuh anak yang terkadang sampai tidak tidur malam
menyebabkan ibu merasa lelah dan stress, dan kebersihan diri, dalam hal ini
diperlukan informasi yang lebih mendalam kepada ibu pasca operasi caesar serta
keluarga tentang cara pemulihan pasca operasi Caesar.

3
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Secio Caessarea?

2. Apa saja tindakan dari Secio Caessarea?

3. Apa tujuan dari Secio Caessarea?

4. Apa saja tahapan dalam Secio Caessarea?

5. Bagaimana cara merawat luka Secio Caessarea?

6. Bagaimana cara perawatan pasien sesampai dirumah post Secio Caessarea?

7. Apa saja kebutuhan yang wajib terpenuhi dalam perawatan luka Secio
Caessarea?

8. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi infeksi daerah luka post Secio
Caessarea?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari Secio Caessarea

2. Menjelaskan tindakan dari Secio Caessarea

3. Menjelaskan tujuan dari Secio Caessarea

4. Memberikan tahapan dalam Secio Caessarea

5. Menjelaskan cara merawat luka Secio Caessarea

6. Menjelaskan cara merawat pasien sesampai di rumah Post Secio Caessarea

7. Untuk mengetahui apa saja kebutuhan yang wajib di penuhi dalam perawatan
luka Secio Caessarea

8. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi infeksi daerah luka Post Secio
Caessarea

4
BAB II

ISI

A. DEFINISI

Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin di atas 500 gram. Definisi lainnya menyebutkan seksio sesarea adalah
melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi)

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan


menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang
perlu tindakan sectio caesarea proses persalinan normal lama/kegagalan proses
persalinan normal yaitu: (Dystasia).

B. KLASIFIKASI TINDAKAN SC

Tindakan Sectio Caesarea dibagi 2 yaitu :

A. Sectio Caesarea Elektif

Sectio Caesarea ini direncanakan lebih dulu karena sudah diketahui bahw
kehamilan harus diselesaikan dengan pembedahan. Keuntungaannya adalah
waktu pembedahan dapat ditentukan oleh dokter yang akan menolongnya dan
segala persiapan dapat dilakukan dengan baik. Sedangkan kerugiannya oleh
karena persalinannya belum mulai, segmen bawah uterus belum terbentuk
dengan baik sehingga menyulitkan pembedahan dan lebih mudah terjadi atonia
uteri dengan perdarahan karena uterus belum mulai berkontraksi.

B. Sectio Caesarea Tidak Terencana

Sectio ini dilakukan dengan segera karena tidak bias dilahirkan pervaginam atau
karena terjadi kegawatan pada ibu dan janin tindakan ini hanya mengutamakan
keselamatan ibu dan bayi

C. TUJUAN PERAWATAN LUKA POST SECTIO CAESAREA

5
Tujuan dari perawatan luka menurut Maryunani, (2013) yaitu :

1. Mencegah dan melindungi luka dari infeksi.

2. Menyerap eksudat.

3. Melindungi luka dari trauma.

4. Mencegah cendera jaringan yang lebih lanjut.

5. Meningkatkan penyembuhan luka dan memperoleh rasa nyaman.

D. TAHAP PERAWATAN LUKA SC


Perawatan luka post sectio caesarea menurut buku standar prosedur operasional
tindakan keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar, (2013) yaitu dalam melakukan
prosedur kerja dalam pemberian perawatan luka operasi post section caesarea dapat
dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Pra interaksi
Dimana dalam tahap ini yang dilakukan adalah mengkaji kebutuhan ibu dalam
perawatan luka operasi sc serta menyiapkan alat-alat perawatan.
2. Interaksi
Tahap interaksi ini dapat dibagi menjadi tiga tahap diantaranya :
a) Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi yang dilakukan yaitu mengucapkan salam,
memperkenalkan diri perawat serta menyampaikan maksud dan tujuan
dilakukannya perawatan luka
b) Tahap Kerja
Tindakan yang dilakukan pada tahap ini adalah mulai dari mencuci tangan,
menggunakan alat pelindung diri (APD), membersihkan luka operasi
dengan Nacl, sampai dengan tindakan terakhir yaitu merapikan pasien.
c) Tahap Terminasi

6
Tahap Terminasi merupakan fase dimana perawat mengakhiri tindakan,
yang dilakukan perawat pada saat ini adalah mengevaluasi perasaan ibu
serta membuat kontrak pertemuan selanjutnya.
3. Post interaksi
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu membersihkan alat-alat, mencuci tangan
serta mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan (Maternitas, 2013).

E. CARA PERAWATAN LUKA SC


Luka operasi merupakan luka bersih sehingga mudah untuk perawatannya, namun jika
salah dalam merawat, maka akan bisa berakibat fatal.
Oleh karena itu dipastikan tidak salah dalam merawat luka operasi.

1. Setiap satu minggu kasa harus dibuka, idealnya kasa yang dipakai diganti kasa
baru setiap satu minggu sekali. Tidak terlalu sering agar luka cepat kering, jika
sering dibuka luka bisa menempel pada kasa sehingga sulit untuk kering, maka
mintalah kepada keluarga untuk membukanya selama satu minggu sekali.

2. Bersihkan jika keluar darah dan langsung ganti kasa. Jika luka operasi keluar
darah, maka segeralah untuk mengganti kasanya agar tidak basah atau lembab
oleh darah. Kerena darah mengandung kuman yang bisa cepat menyebar ke
seluruh bagian luka.

3. Jaga luka agar tak lembab, semaksimal mungkin agar luka tetap kering karena
tempat lembab akan menjadikan kuman cepat berkembang. Misalkan suhu
kamar terlalu dingin dengan AC yang membuat ruangan lembab, bisa jadi luka
ikut lembab. Hindari ruangan lembab, dan atur suhu AC.

4. Menjaga kebersihan agar luka operasi tidak terkena kotoran yang


mengakibatkan cepat berkembangnya kuman, maka kebersihan diri dan
lingkungan sekitar semaksimal mungkin harus dijaga. Jauhkan luka dari
kotoran, untuk itu seprei dan bantal harus selalu bersih dari debu.

5. Gunakan bahan plastik atau pembalut yang kedap air (Opset) jika mau mandi
atau aktifitas yang mengharuskan bersentuhan dengan air, gunakan bahan plastik
atau pembalut yang kedap air (opset) untuk melindungi luka bekas operasi agar
tidak terkena air. Upayakan agar luka tidak sampai basah, karena bisa

7
mempercepat pertumbuhan kuman

6. Membersihkan debris luka, Membuang jaringan yang mengelupas atau jaringan


nekrosis. Membersihkan luka tanpa menerapkan kedua kriteria dapat merusak
jaringan baru, mengindikasikan bahwa membersihkan luka operasi yang dijahit
dengan benang nilon pada hari pertama pasca operasi dengan sabun dan air
merupakan tindakan yang aman untuk dilakukan. Menganjurkan untuk
menggunakan teknik pembalutan bersih dengan air dan sarung tangan nonsteril,
selain teknik aseptik, untuk luka jahitan yang memerlukan penggantian balutan.

7. Ibu dianjurkan untuk mandi shower bukan mandi berendam. Berendam didalam
bak dapat menyebabkan eksudat luka lebih banyak beberapa hari kemudian
karena jaringan menyerap air.Bila luka memerlukan pembersihan lebih lanjut
disarankan penggunaan larutan salin isotonik (0,9%) pada suhu tubuh.
Pertanyaan tentang kapan balutan luka harus diganti msih menjadi pertanyaaan
yang belum terjawab. Tampaknya perlu dilakukan pengkajian setiap hari tanpa
mengganggu luka dengan membersihkan atau mengganti balutannya kecuali bila
perlu.

F. PERAWATAN PASIEN SESAMPAI DIRUMAH

Ada beberapa tips dan cara untuk merawat luka bekas operasi yang dapat anda lakukan
dirumah sebagai berikut:

1. Menjaga kebersihan diri Untuk menjaga kebersihan badan,ibu dapat mandi.jangan


khawatir terhadap luka bekas irisan yang terkena air karena akan aman selama luka
ditutup kain kassa lembut yang diatasnya dilapisi plester kedap air.Maka akan
mencegah terjadinya infeksi karena terkena air.Kebersihan vagina juga harus
dijaga,mengganti pembalut bila terasa terisi penuh.

2. Jangan mengangkat benda berat Usahakan untuk tidak mengangkat benda benda
yang berat karena kegiatan ini bisa mengakibatkan tekanan pada bagian perut
maupun pinggang sehingga merasa sakit.

3. Jangan membungkuk dalam melakukan pekerjaan apapun,termasuk

8
mengangkat,memandikan serta memakaikan pakaian ke bayi,usahakan untuk tidak
membungkuk, Gerakan ini menyebabkan punggung dan pinggang terasa sakit.
Kalau harus membungkuk untuk mengambil sesuatu,tekuklah kedua lutut.

4. Beristirahatlah Istirahat akan mengembalikan energi yang kurang dan memulihkan


tubuh kembali.Namun apabila merasa sehat,disarankan untuk mengembalikan
fungsi tubuh seoptimal mungkin.Oleh karena itu,kurangi kerjaan rumah tangga
yang banyak menguras tenaga dan pikiran. Prioritaskan pekerjaan 58 pada
perawatan bayi. Coba manfaatkanlah waktu untuk tidur pada saat bayi tidur

5. Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman Selama minggu minggu pertama
setelah operasi,luka diperut masih nyeri atau terasa seperti tertarik.Bahkan mungkin
terasa kebas dan gatal,oleh karena itu kenakan pakaian yang nyaman ditubuh,yaitu
yang longgar dan mudah menyerap keringat dan tipis.Dengan demikian kain
tersebut tidak akan menekan bekas sayatan operasi.

6. Makan makanan bergizi Makananbergizi yang bergizi seimbang,sesuai dengan


kebutuhan sangat dianjurkan.misalnya untuk mencegah sembelit dan memenuhi
kebutuhan vitamin C, makanlah banyak buah-buahan dan sayuran segar,Selain itu
agar ASI tetap berproduksi baik,asupan cairan dan gizi seimbang yang sesuai
dengan kebutuhan ibu menyusui harus dipenuhi, minum susu akan lebih
menyempurnakan gizi.

7. Merawat bekas sayatan Biasanya, benang operasi terserap secara otomatis.


Beberapa cara merawat bekas sayatan luka operasi sebagai berikut:

a. Bagi ibu yang sudah bisa mandi tanpa diseka, sebaiknya mandi dengan shower
atau mandi bersiram. Kalau ingin mandi berendam dengan bath up, bersihkan
tempat mandi tersebut sebelum dan setelah digunakan.
b. Setelah mandi, segera keringkan bekas sayatan tersebut dengan handuk yang
lembut, kertas tisuatau kapas.
c. Jangan memakai celana dalam yang pendek (jenis bikini) karena karet celana
jenis ini akan menekan bekas sayatan sehingga akan terasa sakit.
d. Kalau bekas sayatan menjadi bengkak kemerahan dan terasa tandatanda ini
menunjukan terjadinya infeksi.
e. Jika merasa gatal jangan digaruk,

9
8. Jangan menjadi wanita super jangan terlalu bekerja keras dengan mengurus
pekerjaan rumah sendiri.Biarkan orang lain membantu walaupun hasilnya tidak
sesuai dengan keinginan

G. KEBUTUHAN YANG WAJIB TERPENUHI DALAM PERAWATAN LUKA


SECIO CAESAREA

1. Pola Makan
Setelah Operasi Caesar Setelah melewati operasi sesar, pasien harus bisa
konsumsi makanan seperti pada pola makan yang normal. Buang air besar
kemungkinan tidak teratur setelah pembedahan, tapi ini wajar. Coba hindari
konstipasi dan mengejan ketika buang air besar.Berikut elemen penting yang
Anda butuhkan dari makanan pasca operasi caesar:

1. Makanan yang mudah dicerna Anda memiliki gas berlebih setelah


melahirkan, jadi hati- hati, jangan makan makanan yang menyebabkan gas
dan konstipasi. Hindari minuman soda dan makanan yang digoreng. Makan
makanan yang kaya serat untuk menghindari konstipasi.

2. Protein Protein membantu pertumbuhan semua jaringan baru dan membantu


proses penyembuhan. Makanan kaya protein menjaga kekuatan otot setelah
pembedahan. Anda bisa makan ikan, telur, ayam, serta produk 60 susu.
Semua makanan ini mudah dicerna, terutama selama menyusui. Ikan
mengandung asam lemak omega 3 dan telur mengandung zinc yang
bermanfaat untuk kesehatan Anda.

3. Vitamin C Vitamin C mempercepat proses penyembuhan dan melawan


infeksi. Antioksidan alami di vitamin C membantu tubuh memperbaiki
jaringan. Anda bisa sertakan banyak buah dan sayur seperti jeruk, melon,
pepaya, stroberi, tomat, dan brokoli.

4. Zat besi Zat besi penting untuk menjaga tingkat hemoglobin dan
memperoleh kembali darah yang keluar selama proses melahirkan. Zat besi

10
juga membantu fungsi sistem kekebalan tubuh. Makanan yang kaya zat besi
antara lain kuning telur, daging merah, hati sapi, dan buah kering.

5. Kalsium Kalsium membantu relaksasi otot, memperkuat tulang dan gigi,


mencegah osteoporosis, dan membantu koagulasi darah. Sumber kalsium
yang baik antara lain susu, yoghurt, keju, tahu, dan bayam.

6. Cairan Minum banyak cairan penting untuk menghindari dehidrasi dan


konstipasi. Hidrasi membantu buang air besar lebih lancar dan mempercepat
proses pemulihan setelah pembedahan. Konsumsi setidaknya 8 hingga 10
gelas air putih setiap hari dan sertakan cairan seperti susu rendah lemak, teh
herbal, dan air kelapa.

Malnutrisi secara umum juga dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan


luka, meningkatkan dehisensi luka, meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi, dan parut dengan kualitas yang buruk. Makanan yang dikonsumsi
oleh ibu nifas harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Konsumsi menu
seimbang perlu diperhatikan untuk masyarakat, sebagai contoh menu
seimbang diantaranya makanan sehat yang terdiri dari nasi, lauk, sayuran
dan ditambah satu telur setiap hari. Ibu nifas yang berpantang makan,
kebutuhan nutrisi akan berkurang sehingga makanan yang dikonsumsi
sebaiknya mengnadung protein, banyak cairan, sayur- sayuran dan buah-
buahan. Dan ini akan mempengaruhi dalam proses penyembuhan luka post
op Sectio Caesarea (SC), yaitu mengakibatkan luka menjadi tidak sembuh
dengan baik atau tidak normal. Sedangkan ibu yang nutrisinya sudah cukup
akan tetapi masih mengikuti adat kebiasaan pantang makan seperti yang
telah dikatakan oleh orangtua, sehingga bisa juga menyebabkan proses
penyembuhan luka post op Sectio Caesrea (SC) menjadi kurang baik,
artinya sembuh sedang. Sedangkan ibu nifas yang nutrisinya sudah cukup
baik maka proses penyembuhan luka post op Sectio Caesarea (SC) akan
lebih cepat sembuh. Protein juga merupakan zat makanan yang sangat
penting untuk membuntuk jaringan baru, sehingga sangat baik dikonsumsi
oleh ibu nifas agar luka post op Sectio Caesarea (SC) cepat sembuh. Namun
jika makanan berprotein ini dipantang maka proses penyembuhan luka post
op Sectio Caesarea (SC) akan berjalan lambat, dan hal in dapat memicu

11
terjaadinya infeksi pada luka post op Sectio Caesarea (SC).

2. Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu
aktivitas/kegiatan. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi
atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dan
sesudah ibu pulang dari rumah sakit dengan persalinan section caesarea
a) Tujuan Mobilisasi
Membantu jalannya penyembuhan penderita/ibu yang sudah melahirkan
b) Manfaat Mobilisasi
Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.

1) Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal
sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa
sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh
kekuatan, mempercepat kesembuhan.
2) Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
3) Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
4) Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja
seperti semula.
5) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu
merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan
cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat
merasa sehat dan bisa merawat anaknya dengan cepat
6) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboembolidengan mobilisasi
sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan
tromboemboli dapat dihindarkan.

c) Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi.


1) Peningkatan suhu tubuh. Karena adanya involusi uterus yang tidak baik
sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi
dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh
2) Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan

12
baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal
dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh
darah yang terbuka
3) Involusi uterus yang tidak baik.Tidak dilakukan mobilisasi secara dini
akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga
menyebabkan terganggunya kontraksi uterus

d) Pelaksanaan mobilisasi dini.


Hari ke 1:
1) Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6- 10
jam setelah penderita / ibu sadar
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar.

Hari ke 2:
1) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan
pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.
2) Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk.
Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang
sudah melahirkan dianjurkanbelajar duduk selama sehari.

Hari ke 3 sampai 5
1) Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi.
2) Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
membantu penyembuhan ibu

H. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI INFEKSI DAERAH OPERASI


POSTSECTIO CAESAREA

1. Umur

Usia dapat menganggu tahap penyembuhan luka seperti: perubahan vaskuler

13
menganggu sirkulasi ke daerah luka, penurunan fungsi hati menganggu
sintesis faktor pembekuan, respons inflamasi lambat, pembentukan antibodi
dan limfosit menurun, jaringan kolagen kurang lunak, jaringan parut kurang
elastis. Usia reproduksi yang baik adalah usia yang aman bagi seorang wanita
untuk hamil dan melahirkan, yaitu usia antara 20-35 tahun. Kulit pada
dewasa muda yang sehat merupakan suatu barier yang baik terhadap trauma
mekanis dan juga infeksi, begitupun yang berlaku pada efisiensi sistem imun,
sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi yang memungkinkan
penyembuhan luka lebih cepat. Sementara usia > 35 tahun fungsi-fungsi
organ reproduksi mulai menurun, sehingga berisiko untuk menjalani
kehamilan,karena usia 35 tahun atau lebih merupakan kriteria kehamilan
risiko tinggi (KRT). Setiap kehamilan dengan faktor risiko tinggi akan
menghadapi ancaman morbiditas atau mortalitas ibu dan janin, baik dalam
kehamilan, persalinan maupun nifas. Seiring dengan 49 bertambahnya usia,
perubahan yang terjadi di kulit yaitu frekuensi penggunaan sel epidermis,
respon inflamasi terhadap cedera, persepsi sensoris, proteksi mekanis, dan
fungsi barier kulit. Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan
pertumbuhan atau kematangan usia seseorang, namun selanjutnya proses
penuaan dapat menurunkan sistem perbaikan sel sehingga dapat
memperlambat proses penyembuhan luka.

2. Status gizi

Penyembuhan luka secara normal memerlukan nutrisi yang tepat. Proses


fisiologi penyembuhan luka bergantung pada tersedianya protein, vitamin
(terutama vitamin A dan C) dan mineral renik zink dan tembaga. Kolagen
adalah protein yang terbentuk dari asam amino yang diperoleh fibroblas dari
protein yang dimakan. Vitamin C dibutuhkan untuk mensintasi kolagen.
Vitamin A dapat mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka.
Elemen renik zink diperlukan untuk pembentukan epitel, sintesis kolagen
(zink) dan menyatukan serat- serat kolagen (tembaga). Terapi nutrisi sangat
penting untuk klien yang lemah akibat penyakit. Pasien yang menjalani
operasi harus diberikan nutrisi yang baik dan tepat,sedikitnya membutuhkan

14
1500 Kkal/hari. Pemberian makan alternatif seperti melalui enteral(selang
sonde) dan parenteral (infus) dilakukan pada klien agar mampu
mempertahankan asupan makanan secara normal. Malnutrisi berhubungan
dengan menurunnya fungsi otot, fungsi respirasi, fungsi imun, kualitas hidup,
dan gangguan pada proses penyembuhan luka. Hal ini menyebabkan
meningkatnya lama rawat inap, meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan
oleh pasien, dan tingginya kejadian 50 atau risiko terjadinya komplikasi
selama di rumah sakityaitu komplikasi post operasi, meningkatnya
morbiditas dan mortalitas. Outcome yang buruk juga ditemukan pada pasien
laparatomi yang masuk ke rumah sakit dengan status gizi kurang. Ditemukan
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan komplikasi post operasi,
morbiditas, dan mortalitas. Secara fisiologis pada pasien post operasi terjadi
peningkatan metabolik ekspenditur untuk energi dan perbaikan,
meningkatnya kebutuhan nutrien untuk homeostasis, pemulihan, kembali
pada kesadaran penuh, dan rehabilitasi ke kondisi normal. Prosedur operasi
tidak hanya menyebabkan terjadinya katabolisme tetapi juga mempengaruhi
digestif, absorpsi, dan prosedur asimilasi di saat kebutuhan nutrisi juga
meningkat. (38) Prevalensi malnutrisi pada pasien pre operasi bervariasi
berdasarkan jenis operasi, yaitu dari 4% pada pasien yang menjalani bedah
vaskuler minor, hingga penyakit. Protein mempunyai fungsi sebagai bagian
kunci semua pembentukan jaringan tubuh, yaitu dengan mensintesisnya dari
makanan. Pertumbuhan dan pertahanan hidup terjadi pada manusia bila
protein cukup dikonsumsi. Pembentukan berbagai macam jaringan vital
tubuh seperti enzim, hormone, antibodi, juga bergantung dengan tersedianya
protein. Cairan tubuh pengatur keseimbangan juga memerlukan protein.
Prosedur operasi tidak hanya menyebabkan terjadinya katabolisme tetapi
juga mempengaruhi digestif, absorpsi, dan prosedur asimilasi di saat
kebutuhan nutrisi juga meningkat. Studi observasional yang menilai status
gizi dan dampaknya pada pasien bedah menemukan semakin baik IMT,
semakin cepat penyembuhan luka operasi dan semakin tinggi albumin,
semakin cepat penyembuhan luka operasi. IMT < 17,0: 51 keadaan orang
tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau
Kurang Energi Kronis (KEK) berat, IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut

15
disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK
ringan., IMT 18,5 – 25,0: keadaan orang tersebut termasuk kategori normal,
IMT 25,1 – 27,0: keadaan orang tersebut disebut gemuk dengan kelebihan
berat badan tingkat ringan, IMT > 27,0: keadaan orang tersebut disebut
gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat berat.(

3. Obat-obatan

Pemberian antibiotik profilaksis terbukti mengurangi kejadian infeksi luka


operasi dan dianjurkan untuk tindakan dengan resiko infeksi yang tinggi
seperti pada infeksi kelas II dan III. Antibiotik profilaksis juga diberikan jika
diperkirakan akan terjadi infeksi dengan resiko yang serius seperti pada
pemasangan implan, penggantian sendi dan operasi yang lama. Pemberian
antibiotik profilaksis harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
alergi, resistensi bakteri, superinfeksi, interaksi obat, dan biaya.Hal yang perlu
diperhatikan selain hal diatas, pada saat operasi yaitu mengenai scrub suits,
tindakan antisepsis pada lengan tim bedah, gaun operasi dan drapping. Pada
tahap intra operatif, bahwa semakin lama operasi berlangsung resiko infeksi
semakin tinggi, tindakan yang mengakibatkan terbentuknya jaringan nekrotik
harus dihindarkan, kurangi dead space, pencucian luka operasi harus dilakukan
dengan baik dan bahan yang digunakan untuk jahitan harus sesuai kebutuhan
seperti bahan yang mudah diserap atau monofilament. Obat anti inflamasi
(seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi
penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat
seseorang rentan terhadap infeksi luka. Steroid akan menurunkan mekanisme
peradangan normal tubuh terhadap cedera. Antikoagulan mengakibatkan
perdarahan.Antibiotik efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk
bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka
pembedahan tertutup, tidak akanefektif akibat koagulasi intravaskularPaska
operasi, pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah perawatan luka insisi
dan edukasi pasien. Perawatan luka insisi berupa penutupan secara primer dan
dressing yang steril selama 24-48 jam paska operasi. Dressing luka insisi tidak
dianjurkan lebih dari 48 jam pada penutupan primer. Tangan harus dicuci
sebelum dan sesudah penggantian dressing. Jika luka dibiarkan terbuka pada

16
kulit, maka luka tersebut harus ditutup dengan kassa lembab dengan dressing
yang steril. Tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada
pula bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses
fisiologis tubuh. Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat
yang dapat mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara
tuntas. Dengan demikian bahaya infeksi dengan bakteri oportunis pada
penderita penyakit berat dapat diatasi tanpa harus menggunakan antibiotika.
Pencegahan infeksi pasca bedah pada klien dengan operasi bersih
terkontaminasi, terkontaminasi, dan beberapa operasi bersih dengan
penggunaan antimikroba profilaksis diakui sebagai prinsip bedah. Pada pasien
dengan operasi terkontaminasi dan operasi kotor, profilaksis bukan satu-
satunya pertimbangan. Penggunaan antimikroba di kamar operasi, bertujuan
mengontrol penyebaran infeksi pada saat pembedahan. Pada pasien dengan
operasi bersih terkontaminasi, tujuan profilaksis untuk 53 mengurangi jumlah
bakteri yang ada pada jaringan mukosa yang mungkin muncul pada daerah
operasi. Tujuan terapi antibiotik profilaksis untuk mencegah perkembangan
infeksi dengan menghambat mikroorganisme. CDC merekomendasikan
parenteral antibiotik profilaksis seharusnya dimulai dalam 2 jam sebelum
operasi untuk menghasilkan efek terapi selama operasi dan tidak diberikan
lebih dari 48 jam. Pada luka operasi bersih dan bersih terkontaminasi tidak
diberikan dosis tambahan post operasi karena dapat menimbulkan resistensi
bakteri terhadap antibiotik .Bernard dan Cole, Polk Lopez- Mayor
membuktikan keefektifan antibiotik profilaksis sebelum operasi dalam
pencegahan infeksi post operasi efektif bersih terkontaminasi dan antibiotik
yang diberikan setelah operasi tidak mempunyai efek profilaksis.

4. Penyakit-penyakit

Adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara


tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi
atau struktur organ atau sistem tubuh. Meski sudah terhindar dari berbagai
faktor penghambat penyembuhan luka, namun luka tetap sulit disembuhkan.
Contohnya bagi penderita penyakit autoimun atau penyakit yang menyerang
sistem imun tubuh lainnya. Pada pasien dengan Diabetes Mellitus terjadi

17
hambatan terhadap sekresi insulin yang akan mengakibatkan peningkatan gula
darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut maka akan
terjadi penurunan protein-kalori tubuh yang berakibat rentan terhadap infeksi.
Pasien dengan operasi, jika pasien tersebut memiliki penyakit lain seperti
TBC, 54 DM , malnutrisi dan lain-lain maka penyakit tersebut tentu saja amat
sangat berpengaruh terhadap daya tahan tubuh sehingga akan mengganggu
proses penyembuhan luka operasi. Faktor daya tahan tubuh yang menurun
dapat menimbulkan resiko terkena infeksi nosokomial. Pasien dengan
gangguan penurunan daya tahan: immunologic baik usia muda dan usia tua
akan berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh terhadap infeksi. (34)
Orang dengan kelainan darah misalnya hemofilia juga akan sulit sembuh dari
luka karena darah sulit membeku. Selain itu juga orang- orang dengan
penyakit lupus,biasanya wanita lebih sering mengalami penggumpalan di
pembuluh darah sebagai komplikasi setelah operasi, terutama di bagian kaki,
setelah melahirkan secara caesar. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa
adanya hubungan operasi caesar dengan risiko peningkatan tromboemboli
vena (VTE) atau pembekuan darah dalam sirkulasi dipembuluh darah.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal CHEST, menemukan bahwa C-
section membawa risiko VTE lebih besar empat kali lipat dibanding persalinan
normal. C-section menjadi faktor adanya peningkatan troboemboli vena
(VTE)setelah melahirkan dan penggumpalan darah ini terjadi dari 1.000
operasi cesar (C- section). Wanita hamil lebih rentan terhadap VTE karena
berbagai faktor, termasuk stasis vena dan trauma terkait dengan persalinan.
(35) Masa setelah melahirkan, wanita yang melahirkan dengan cara operasi
caesar berisiko menderita pembekuan darah (koagulasi) lebih besar
dibandingkan proses persalinan normal. Persalinan caesar membutuhkan
waktu pemulihan lebih lama dibanding persalinan normal.Diabetes melitus
(kencing manis) merupakan 55 penyakit dengan resiko komplikasi yang
tinggi, dimana terdapat luka yang lama, tidak menyembuh, permukaan luka
cukup dalam, bengkak, dengan bau busuk yang khas. Hal ini diakibatkan oleh
diabetes yang tidak terkontrol pada diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2.
Pada pasien diabetes, terjadi penyumbatan pembuluh darah dan kerusakan
saraf akibat kadar gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol

18
5. Vaskularisasi

Vaskularisasi dapat memengaruhi penyembuhan luka karena luka


membutuhkan keadaan peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan
/perbaikan sel.

6. Anemia

Anemia dapat memperlambat suatu proses penyembuhan luka mengingat


perbaikan sel membutuhkan kadar protekin yang cukup. Oleh sebab itu
seseorang yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin dalam darah akan
mengalami suatu proses penyembuhan luka yang lama

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin di atas 500 gram. Definisi lainnya menyebutkan seksio sesarea adalah
melahirkan janin melalui irisan pada dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus
(histerotomi)

Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan


menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-hal yang
perlu tindakan sectio caesarea proses persalinan normal lama/kegagalan proses
persalinan normal yaitu: (Dystasia).

Tujuan perawatan pasca operasi adalah pemulihan kesehatan fisiologidan psikologi


wanita kembali normal. Periode post operatif meliputi waktu dari akhir prosedur pada
ruang operasi sampai pasien melanjutkan rutinitasnormal dan gaya hidupnya.

B. SARAN

Dalam menangani luka bekas SC ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui


Asuhan perawatan luka SC yang di butuhkan oleh pasien

20
DAFTAR PUSTAKA

Jurnal “ProsedurPerawatan Luka Pada Ibu Post Sectio Caesarea Untuk Mencegah Risiko
Infeksi”, dalam http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2383/3/bab%202.pdf , diakses pada
6 Agustus 2020

Jurnal Perawatan Luka Post Secio Caessarea, dalam


http://repository.helvetia.ac.id/154/2/BAB%20I%20-%20BAB%20III.pdf , diakses pada 6
Agustus 2020

21
1

Anda mungkin juga menyukai