Peran Perawat KMB
Peran Perawat KMB
DEFINISI
Pelayanan Profesional
FUNGSI
Peran dan fungsi Perawat:
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit
dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan
Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini di lakukan
dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat
mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian,
Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan
Evaluasi.
Peran Pelaksana
Peran ini di kenal dengan “ Care Gver” peran Perawat dalam memberikan
Asuhan Keparawatan secara langsung atau tidak langsung kepada Klien
sebagai Individu, Keluarga dan Masyarakat, dengan metoda pendekatan
pemecahan masalah yang disebut proses keperawatan. Dalam melaksanakan
peran ini perawat bertindak sebagai comforter, protector, advocate,
communicator serta rehabilitator. Sebagai comforter perawat berusaha
memberi kenyamanan dan rasa aman pada klien. Peran protector dan advocate
lebih berfokus pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin hak dan
kewajiban Klien agar terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh
pelayanan Kesehatan. Peran sebagai communicator, Perawat bertindak sebagai
penghubung antara klien dengan anggota Kesehatan lainya. Peran ini erat
kaitanya dengan keberadaan Perawat mendampingi Klien sebagai pemberi
Asuhan Keperawatan selama 24 jam, sedangkan rehabilitator, berhubungan
erat dengan tujuan pemberian Asuhan Keperawatan yakni mengembalikan
fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi normal.
APLIKASI
PENDAHULUAN
Keperawatan pada dasarnya adalah human science and human care ; dan
caring menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh
sebagai manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985)
Konsep-konsep diatas , human science and human care dan atau art and
science
Nursing has its special concern mans need for self-care action and the
provision and maintenance of it on a continuous basis in order to sustain life
and health, recover from disease and injury and cope with their effects. The
condition that validates the existence of a requirement for nursing in an adult
is the absence of the ability to maintain self-care.
.
PRAKTEK KEPERAWATAN
Praktek keperawatan adalah perwujudan profesi, dalam hal ini adalah
hubungan professional antara perawat-klien yang didasarkan pada kebutuhan
dasar klien, intervensi keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan
dasar klien tersebut didasari oleh penalaran legal etis disertai dengan
pendekatan yang manusiawi (humane). Intervensi tersebut dilakukan melalui
kerjasama dengan klien, dengan atau tanpa kolaborasi denagn profesi
kesehatan lain sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.
Wellness; preventif dalam hal ini adalah mencegah penyakit dan atau
kecacatan, restoratif & rehabilitatif adalah asuhan selama kondisi sakit dan
upaya pemulihannya, serta consolation of the dying yaitu pendampingan bagi
klien yang menghadapi kematian sehingga dapat melalui fase-fase kematian
secara bermartabat dan tenang .
LINGKUP KLIEN
Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang
dewasa, dengan pendekatan “one-to-one basis”. Kategori “dewasa”
berimplikasi pada penegmbangan yang dijalani sesuai tahapannya. Tugas-tugas
perkembangan ini dapat berdampak pada perubahan peran dan respon
psikososial selama klien mengalami masalah kesehatan, dan hal ini perlu
menjadi pertimbangan perawat dalam melakukan kajian dan intervensi
keperawatan. Pendekatan keperawatan harus memperhitungkan “level
kedewasaan” klien yang ditangan, dengan demikian pe;ibatan dan
pemberdayaan klien dalam proses asuhan merupakan hal penting, sesuai
dengan kondisinya; ini berkenaan dengan “Self-caring capacities”
Lingkup Garapan
Basis Intervensi
Dari focus telaahan dan lingkup garapan keperawatan medikal bedah
yang sudah diuraikan sebelumya, basis intervensi keperawatan medikal bedah
adalah ketidakmampuan klien (dewasa) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
sendiri. (Self care deficit). Ketidakamampuan ini dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara tuntutan kebutuhan (Self – care demand) dan
kapasitas klien untuk memenuhinya (Self-care ability) sebagai akibat
perubahan fisiologis pada satu atau berbagai system tubuh. Kondisi ini unik
pada setiap individu karena kebuthan akan self-care (Self care requirement)
dapat berbeda-beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-keterampilan
berfikir logis-kritis, teknis dan telaah legal-etis untuk menentukan bentuk
intervensi keperawatan mana yang sesuai, apakah bantuan total, parsial atau
suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.
KONSEKUENSI PROFESIONAL
Menutup sementara tulisan ini ada berbagai konsekuensi logis yang
masih harus dipikirkan sebagai acuan bagi praktisi kpeerawatan pada area
keperawatan medikal bedah. Melihat kompleksitas focus telaahan, lingkup
garapan dan basis intervensi area keperawatan medikal bedah dan konsekuensi
profesionalnya perlu dirumuskan :