Modul KPK KB I PDF
Modul KPK KB I PDF
II. INTI
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN
C. URAIAN MATERI
S elamat! Anda telah memilih profesi guru. Jalan yang anda tempuh sampai pada
posisi sekarang sangatlah berbeda-beda. Ada yang menjadi guru karena panggilan
jiwa, ada yang memang cita-cita, tapi ada pula yang terjerumus secara tidak terduga.
Manapun jalan yang dilalui, itu semua kehendak Yang Maha Kuasa, anda dipanggil
untuk menjadi guru.
Hidup anda ke depan, akan dilalui sebagai guru. Apakah anda akan mengisi hidup de
ngan penuh kebahagiaan? Atau biasa saja sebagaimana bekerja dan mendapat upah?
Dua keadaan ini bukan takdir, melainkan pilihan yang sepenuhnya, berada di tangan
anda. Tidak ditentukan orang lain. Berikut adalah jalan mudah untuk menjadi guru seja-
ti, yakni menjadi guru yang berintegritas.
a. Hakikat Guru
Kata “guru” berasal dari bahasa Sansekerta. “GU” berarti gelap, dan “RU” ber
arti membawa terang atau mengusir kegelapan. Berarti, secara maknawi, Guru
adalah orang yang senantiasa memerangi kegelapan dan membawa terang.
Semakin gelap suasana di sekitarnya, semakin bermakna kehadirannya. Jika
seorang guru memilih bertahan dalam suasana yang sudah terang, maka lama
kelamaan eksistensinya menjadi hilang. Untuk itu, setelah selesai menerangi
yang gelap, carilah situasi yang lebih gelap, karena di sanalah kehadiran anda
ditunggu dan memberi makna.
DISIPLIN
BERINTEGRITAS PROFESIONAL
TERPERCAYA
PEDULI
PROFIL
GURU
CERDAS DAN
PEMBELAJAR
MENEBAR
BERBUAT BAIK
BERKATA BAIK KEBAIKAN
PENGETAHUAN BERWAWASAN
KREATIF DAN LUAS LUAS
VARIATIF DALAM
MENDIDIK UP TO DATE
KOMUNIKATIF MENGUASAI
DAN ADAPTABEL LANDASAN ILMU
MENDIDIK
PRIBADI YANG
MENYENANGKAN
Satu hal yang menyatukan bangsa adalah adanya nilai-nilai utama yang menjadi
landasan kepribadian bangsa. Nilai-nilai tersebut disepakati, dipahami, kemudian
meresap menjadi acuan dalam kehidupan dan menjadi pedoman dalam segala akti
vitas kehidupan termasuk dalam penyelenggaraan negara.
Kita memiliki banyak sekali nilai-nilai utama pembentuk kepribadian bangsa, yang
terpotret sebagai nilai karakter. Nilai itu bersumber dari Agama, Pancasila, budaya
bangsa, dan tujuan pendidikan. Selama ini kita mengenal 18 nilai yakni Religius,
Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin
Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta Tanah Air, Menghargai Prestasi, Bersahabat/
Komunikatif, Cinta Damai, Gemar Membaca, Peduli Lingkungan, Peduli Sosial,
dan Tanggung Jawab. Nilai ini kemudian dikerucutkan lagi menjadi lima nilai: In-
tegritas, Religius, Nasionalis, Mandiri dan Gotong Royong.
Nilai-nilai inilah yang dikuatkan dalam pendidikan melalui Peraturan Presiden No.
87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan secara implementasi dia-
tur sesuai Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karak-
KARAKTER
Karakter
Berintegritas
KARAKTER
Jujur INTI
PEMBENTUK
INTEGRITAS
JATI DIRI
Peduli
Karakter
Berintegritas
Perilaku
Berintegritas
kan perilaku yang ditampilkan. Kepribadian ini bisa konsisten dengan karakter
dan jati diri, bisa juga tidak. Inilah yang membedakan seseorang berintegritas
atau tidak.
Integritas sendiri merupakan kesesuaian antara suara hati nurani sebagai kebe-
naran, pola pikir untuk hidup benar, tekad yang kuat untuk mewujudkan hidup
benar, ucapan, dan perilaku yang ditampilkan. Ketika keempat nilai inti ini kuat
terpancar dari dalam nurani, dan konsisten dalam perilaku yang ditampilkan,
dapat dipastikan seseorang berintegritas. Kesesuaian inilah yang menimbulkan
keselarasan hidup dan harmoni. Inilah landasan kebahagiaan hidup.
Sebaliknya apabila keempat nilai inti ini lemah sehingga tidak terpancar dalam
perilaku, maka yang bersangkutan tidak berintegritas. Lain di bibir lain di hati.
Beda antara kata dan perbuatan. Yang demikian ini menjauhkan diri dari ke
tenangan jiwa dan kebahagiaan.
Di mana posisi pendidikan karakter? Pendidikan karakter berhubungan dengan
penguatan nilai-nilai dalam diri seseorang. Disinilah “nilai karakter pembentuk
integritas” menjadi kunci yang sangat penting. Jika nilai pembentuk integritas
kuat sebagai pancaran jati diri, maka karakter lain akan kuat dan kepribadian
seseorang akan benar-benar mencerminkan sebagai manusia beradab dan ber-
martabat, bukan kepalsuan.
Karakter Pemikiran,
inti pem- Karakter sikap, dan
Jati diri bentuk perilaku
integritas (Kepribadian)
Pengaruh
lingkungan
Gambar 1.3. Penguatan Perilaku berintegritas bersumber dari dalam diri
(inside out)
1) Jujur
Jujur adalah berkata benar sesuai dengan yang dilihat, didengar, dan dira
sakan. Kunci dasar kejujuran adalah pada kebenaran dan tata nilai yang ber-
laku. Seseorang yang berperilaku jujur dalam hidupnya merasakan keten-
traman jiwa, kedamaian, kebahagiaan, percaya diri, tidak manipulatif, tidak
berpura-pura, dan kebersihan hati. Kejujuran juga tentunya memiliki nilai
ibadah, karena sesuai perintah agama. Secara sosial, orang jujur akan diper-
caya, dihargai, dihormati oleh masyarakat. Orang lain merasa nyaman dan
aman ketika bergaul dengan orang jujur.
3) Disiplin
Disiplin adalah konsisten, tertib, menepati janji, berkomitmen dan taat atur-
an. Perilaku berdisiplin memberi manfaat secara langsung bagi diri pribadi
yakni terbiasa teratur, efisien waktu, tertib, tuntas dalam bekerja, menghar-
gai orang lain, harmonis, tenang, damai, percaya diri, serta terhindar dari ke-
cemasan dan kekhawatiran. Secara sosial pribadi berdisiplin akan dihargai,
dihormati, disegani, dan diteladani, serta bernilai ibadah
4) Peduli
Peduli adalah kasih sayang, empati dan keberpihakan kepada sesama mau-
pun lingkungan. Orang yang memiliki kepedulian pada sesama dan ling-
kungannya akan merasakan kehidupan yang lebih bermakna. Sosok pedu-
li memiliki ketentraman dalam menjalani kehidupan, saling menghargai,
kepuasan batin, disayang, dihargai, dihormati dan disegani. Kepedulian
kepada sesama dan lingkungan juga merupakan ajaran semua agama. Se-
lain itu, kepedulian juga memberi manfaat sosial, yakni hidup rukun, saling
menyayangi, saling menghormati, dan menimbulkan rasa aman dan nyaman
di masyarakat.
Sajak Palsu
Oleh: Agus R. Sardjono
Puisi ini mengingatkan kita bahwa jika ada kepalsuan di dunia pendidikan, se-
kecil apapun itu, akan berdampak pada pola pikir anak dan terus berkembang
sampai dewasa. Pada saatnya nanti, ketika mereka menduduki posisi penting
sebagai pelaku atau penentu keputusan, pola pikir palsu itu akan beraksi. Sajak
Oleh karena itu, kunci pendidikan karakter terletak pada proses yang dilaku-
kan. Dalam proses pendidikan harus terjadi konsistensi antara pembelajaran,
pengkondisian, dan pembiasaan, sehingga pada akhirnya terbentuk perilaku
atas dasar prinsip yang diyakini. Konsistensi juga harus dijaga antara sua-
sana di kelas, sekolah, dan orang tua. Atas dasar itulah komunikasi antara
sekolah dan orang tua merupakan hal yang sangat mutlak dilakukan.
Adapun mengenai hasil dapat dipantau perkembangannya sesuai perkem-
bangan usia. Tugas guru adalah menjaga konsistensi penguatan integritas
pada semua proses pembelajaran.
DEWASA
Pada usia SMA/MA/SMK, pembelajaran
memasuki tahap penguatan prinsip hidup
berintegritas untuk pengamalan secara
SMA/MA/SMK konsisten dimanapun, kapanpun, dalam situasi
Kelas 10-12 apapun, serta berperan aktif dan berkomitmen
untuk menegakkan prinsip hidup berintegritas
sebagai konsep diri bermoral dan meluaskan
nya kepada masyarakat.
Pada mata pelajaran tertentu, seperti Pendidikan Agama dan PPKn, integ-
ritas sebagai pengetahuan juga didiskusikan dalam rangka penyadaran dan
menguatkan keyakinan.
TEMAN BERMAIN
KELUARGA
KELAS
SEKOLAH
MASYARAKAT
Keluarga tentu menjadi inti, akan tetapi guru adalah motor penggeraknya.
Oleh karena itu guru perlu melakukan koneksi kegiatan penguatan integri-
tas di kelas dan sekolah dengan kegiatan di rumah, dengan teman bermain
dan masyarakat. Koneksi dapat dilakukan dalam bentuk pelibatan keluarga
dalam mendukung penguatan nilai integritas, atau implementasi aktivitas
pembelajaran di rumah. Teknisnya akan diuraikan pada pembelajaran se-
lanjutnya.
D. FORUM DISKUSI
III. PENUTUP
A. RANGKUMAN
• Guru adalah manusia yang terpanggil untuk mengusir kegelapan bagi lingkungan-
nya. Sebagai penerang, maka sosok guru sendiri haruslah terang. Dia adalah murid
pertama dari kebaikan yang ia ajarkan;
• Integritas merupakan konsistensi atau kesesuaian antara suara hati nurani sebagai
kebenaran, pola pikir untuk hidup benar, tekad yang kuat untuk mewujudkan hidup
benar, ucapan yang terungkap, dan perilaku yang ditampilkan;
• Kunci dari proses penguatan integritas adalah ketika setiap guru memahami, me
yakini, dan mengamalkan perilaku berintegritas bagi dirinya dan kemudian menjadi
teladan dan inspirasi bagi peserta didik dan lingkungannya;
• Integritas pada dasarnya sudah ada dalam diri setiap manusia. Tugas guru adalah
menguatkan nilai karakter penguat integritas yang ada dalam diri setiap manusia,
sehingga makin kokoh.
• Menjadi pribadi berintegritas memberi manfaat untuk pribadi dan berdampak sosial.
Jadi bukan ditujukan untuk memperbaiki di luar diri;
• Guru memiliki peran sebagai lokomotif dalam perbaikan moral bangsa dengan me
B. TES FORMATIF
C. DAFTAR PUSTAKA