Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN MATERI MODUL 8

PENYAKIT DAN KELAINAN GIGI ANAK

PENATALAKSANAAN KELAS I
DENGAN GIC DAN KOMPOMER

AHMAD FAUZI
KBK 8
NIM: 041.115.016

Pembimbing:
Dr. drg. Sri Ratna Laksmiastuti, Sp.KGA

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
JAKARTA
2020
Restorasi gigi pada dasarnya adalah tindakan penggantian jaringan keras gigi yang
rusak dengan bahan restorasi. Restorasi merupakan perawatan untuk mengembalikan
struktur anatomi dan fungsi pada gigi, yang disebabkan oleh karies, fraktur, atrisi, abrasi
dan erosi.
Gigi sulung yang mengalami karies harus direstorasi untuk mengembalikan fungsi
yang normal sampai pada penggantian gigi pada waktunya. Diperlukan penyediaan
kavitas yang memenuhi prinsip – prinsip preparasi kavitas dan untuk menentukan bahan
restorasi yang dipakai harus dipertimbangkan fungsi, estetik dan hubungan oklusi. Bahan
restoratif yang lebih umum digunakan dalam kedokteran gigi anak adalah komposit dan
resin lainnya, ionomer kaca, amalgam, stainless steel alloy, logam cor, dan porcelain.
Kompomer adalah gabungan dari bahan resin komposit (90%) dan molekul polyacid
modified dari semen ionomer kaca. Bahan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1993, istilah
kompomer diambil dari komposit & ionomer. Bahan tumpat ini banyak digunakan karena
memiliki kelebihan yaitu mudah digunakan, estetik baik, sifat-sifat fisik baik dan dapat
mengeluarkan fluor.
Glass ionomer cement merupakan bubuk kaca silikat dan asam polialkenoat.
Asam polialkenoat merupakan tambahan dari golongan dental semen berbasis air dan
terdiri dari silicate cement, zinc phospate cement dan zinc polycarboxylate cement. Bahan
ini biasanya digunakan dalam kedokteran gigi sebagai bahan tumpatan dan semen
perekat. Sifat paling penting dari bahan tersebut adalah adhesi dengan email dan dentin
yang menjamin seal pada tepi restorasi baik.

A. Restorasi Kompomer
Indikasi Penggunaan Kompomer
- Kelas I desidui
- Kelas II desidui
- Kelas III
- Kelas IV, Indikasi untuk karies pada permukaan proksimal gigi anterior dan telah mengenai
tepi insisal
- Kelas V

Kontra Indikasi Penggunaan Kompomer


- Kelas I
- Kelas II
- Preparasi yang terlalu besar pada gigi permanen
- Karies pada kontak interproksimal yang dalam

- Restorasi karies pada bagian akar, dimana karies pada bagian tersebut lebih cocok
menggunakan GIC
- Karies pada tempat yang tidak dapat diisolasi, seperti bagian distal pada gigi molar 3

B. Restorasi Semen Ionomer Kaca (GIC)


Indikasi Penggunaan Semen Ionomer Kaca (GIC)
- Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas
- Penumpatan pit dan fisura oklusal
- Restorasi gigi sulung
- Restorasi lesi karies kelas V
- Restorasi lesi karies kelas III lebih diutamakan yang pembukaannya arah lingual
- Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota

Kontra Indikasi Penggunaan Semen Ionomer Kaca (GIC)


- Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang
- Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
- Lesi karies kelas IV atau fraktur insisal
- Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan factor estetik.

C. Alat
- Alat oral diagnostic standar (sonde half moon, kaca mulut (2), dental pinset, excavator)
- Handpiece low speed
- Handpiece high-speed
- Round metal bur
- Inverted diamond bur
- Round Diamond Bur
- Flame shape finishing bur
- Plastis filling instrument
- Micro brush / tip applicator
- Light curing unit
- Water syringe
D. Bahan
- Masker
- Sarung tangan
- Cotton roll (untuk membatasi jumlah saliva atau air ludah pada saat penambalan gigi
- Cotton pellet (untuk membersihkan kavitas)
- Kompomer / GIC
- NRC (Non Rinse Conditioner)
- Prime&Bond NT

E. Restorasi
Preparasi Kelas I
1. Dengan menggunakan bur fisur berkecepatan tinggi lebih mudah menembus fosa dan
groove yang terlihat karies atau menembus permukaan oklusal yang terkena karies
dengan kedalaman lebih kurang 1,5 mm (yaitu kira – kira ½ mm ke dalam dentin).
2. Dinding preparasi dibuat sedikit konvergen ke arah permukaan oklusal untuk
menambah retensi tumpatan.
3. Untuk menyingkirkan seluruh karies dentin dapat digunakan bur bulat dengan
kecepatan rendah atau ekskavator tajam. Bila kariesnya dalam, dapat juga digunakan
bur bulat yang besar dengan kecepatan rendah.
4. Sudut dan dasar preparasi diperiksa kembali dengan sonde untuk memeriksa apakah
pulpa terbuka.
5. Kavitas dibersihkan dengan air, kemudian dikeringkan dengan semprotan udara.
Penumpatan GIC
1. Cocokkan warna gigi dengan shade guide warna restorasi.
2. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ulasi dengan bahan conditioner serta
ditunggu selama 15 detik, cuci dan keringkan kembali untuk persiapan penumpatan.
3. Manipulasi bahan tumpat GIC, Rasio powder dan liquid sesuai yang dianjurkan oleh
pabrik pengadukan dilakukan pada paper pad, powder dan liquid terpisah. Powder
dibagi menjadi 2 bagian, 1 bagian dicampur dengan liquid selama 20 detik, sisanya di
mixing dan dilakukan waktu total 45-60 detik dicampur dengan cepat dengan cara
melipat. Cairan tidak boleh dikeluarkan sampai tepat sebelum waktu pengadukan
dilaksanakan (terjadi penguapan air penaikan viskositas). Konsistensi GIC yaitu
sampai terlihat kental dan berkilat di permukaan asam poliakrilat masih basah & dapat
melekat ke struktur gigi.

Gambar 1. A. bubuk dan cairan GIC; B. GIC setelah pengadukan siap dimasukkan kedalam kavitas. 2

4. GIC kemudian dimasukkan kedalam kavitas menggunakan plastic filling instrument


dan dimampatkan ke daerah incisal dan gingival.
5. Bahan tumpat kedua, yang agak sedikit berlebih, diletakkan diatas bahan pertama. Pita
matriks dikencangkan disekitar gigi, dan tumpatan diperiksa untuk melihat adaptasi
pit dan konturnya.
6. Sebelum terjadi pengerasan, sisa bahan yang melebihi matriks dibersihkan dengan
ujung sonde dan matriks ditahan pada posisinya sampai bahan mengeras. Bila sudah
terjadi pengerasan awal, pita matriks dapat dilepas. Pengerasan ini terjadi kira-kira 3
menit setelah bahan dimasukkan ke kavitas atau sesuai instruksi pabrik.
7. Setiap kelebihan tumpatan yang besar dibersihkan dengan menggunakan ekskavator
yang tajam atau skapel.

Penumpatan Kompomer
1. Setelah selesai dipreparasi, bersihkan permukaan gigi dengan pumice dan air untuk
meningkatkan adhesi, kemudian keringkan.
2. Isolasi daerah gigi yang akan di tumpat menggunakan cotton roll agar menjaga saliva
tidak menggaggu kavitas yang akan ditumpat.
3. Aplikasikan liner sebagai basis untuk menggantikan dentin apabila preparasi yang
dilakukan mencapai dentin yang dalam. Liner yang digunakan bisa berupa resin
modified glass ionomer.
4. Aplikasikan NRC selama 20 detik dengan menggunakan microbrush atau tip
applicator lalu semprotkan dengan semprotan udara.
5. Aplikasikan prime&bond selama 20 detik menggunakan micro brush atau tip
applicator, angin-anginkan sampai moist
6. Lalu sinari dengan light cure selama 10 detik
7. Aplikasikan bahan kompomer yang sudah tersedia dan ratakan menggunakan
menggunakan plastis filling instrument
8. Kompomer diaplikasikan pada kavitas, kemudian lakukan penyinaran selama 30
detik. Prosedur diulangi sampai kavitas penuh.
9. Permukaan tumpatan dibentuk sesuai dengan anatomis gigi.
10. Tumpatan dirapihkan dengan Flame Shape Finishing Bur
11. Tumpatan dipoles setelah 24 jam

Finishing
Setelah restorasi dibentuk dan pemolesan dilakukan 24 jam setelah penumpatan
dengan menggunakan white points atau set fine finishing bur atau super fine diamond
points dengankecepatan rendah. Setelah itu restorasi dapat segera dilapisi dengan varnish
menggunakan pinset dan gulungan kapas. Cara ini akan mencegah agar semen tidak
kehilangan atau mendapat kandungan air.

F. KIE Pasca Perawatan


o Komunikasi: Informasikan kepada pasien dan orang tua pasien bagaimana proses
karies bisa terjadi. Memberitahu bahwa karies terjadi karena pasien suka meminum
susu sambil tidur
o Instruksi: Informasikan kepada pasien bahwa gigi yang baru ditumpat jangan
digunakan untuk menggigit. Pasien diberikan edukasi untuk tidak meminum susu
sampai tidur dan jangan lupa juga memberi instruksikan kepada pasien untuk sikat
gigi 2x sehari setelah sarapan dan sebelum tidur
o Edukasi: Memberi penjelasan kepada orang tua dan pasien cara menyikat gigi dengan
baik. Menjelaskan kepada pasien bahwa meminum susu sampai tertidur dapat
menyebabkan karies seperti ini atau lebih parah (karies rampan), dan memberikan
penjelasan supaya mengurangi makanan yang mengandung sukrosa yang dapat
menimbulkan karies baru dan memperparah karies yang sudah ada. Memberi
pemahaman kepada pasien dan orang tua untuk memeriksa kondisi gigi kedokter gigi
6 bulan sekali.

G. Tahapan Kontrol
- Kontrol dilakukan setelah 24 jam
- Evaluasi keberhasilan perawatan dan memastikan tambalan tidak retak atau pecah
- Tidak ada keluhan tambahan dari pasien
REFERENSI

1. Chisini LA, Collares K, Cademartori MG, Oliviera LJCD, Conde MCM, Demarco FF,
Corra MB. Restorations in primary teeth: a systematic review on survival and reasons for
failures. International Journal of Paediatric Dentistry. 2018; 1-17.
2. Pinni J, Avula JSS, Bandi S. Association of dental caries with sociodemographic and
nutritional factors among school children in Guntur district of Andhra Pradesh, India.
Pediatric Dental Journal. 2019. 29(3);111-115.
3. Tinanoff, N., Coll, J., Dhar, V., Maas, W., Chhibber, S., & Zokaei, L. Evidence-based Update of
Pediatric Dental Restorative Procedures: Preventive Strategies. Journal of Clinical Pediatric
Dentistry. 2015; 39(3):193–197.
4. Duangthip D, Jiang M, Chu CH, Lo ECM. Restorative approaches to treat dentin caries in
preschool children: systematic review. European Journal of Pediatric Dentistry. 2016. 17(2):113-
121
5. Jeffrey A. McDonald and avery’s dentistry for the child and adolescent. 2016. 10:179-181
6. Vasconcellos C, Imparato JCP, Rezende KM. Motivation chart as a supporting tool in
pediatric dentistry. RGO, Brazil: 2017

Anda mungkin juga menyukai