Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANDIRI

KISTA OVARIUM

Oleh :

Jesiandra Isabel M Wagiu


18014101056

Masa PJJ : 11 Mei 2020 – 14 Juni 2020

Supervisor Pembimbing :

dr. Suzanna Patricia Mongan, SpOG-K

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU
MANADO
2020
KISTA OVARIUM

Definisi
Kista adalah kantong yang berisi cairan seperti balon berisi air dan dapat tumbuh dimana
saja. Kista ovarium bermacam-macam jenisnya. Kista yang berada di dalam ovarium atau
permukaan indung telur disebut juga kista ovarium atau tumor ovarium.Kista ovarium sering terjadi
pada wanita di masa reproduksinya. Sebagian besar kista ovarium terbentuk karena perubahan
hormonal yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.

Klasifikasi
Pembagian kista ovarium berdasarkan neoplastik dan non neoplastic
a. Non neoplastik
1. Kista folikel Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi, namun terus
tumbuh menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah
pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista.
Biasanya dapat didapati beberapa kista dengan diameter kista 1-1,5 cm. Kista yang berdiri sendiri
sebesar jeruk nipis. Cairan di dalam kista jernih dan mengandung estrogen. Kista jenis ini
mengganggu siklus menstruasi. Kista folikel ini lambat laun mengecil dan menghilang dengan
sendirinya.

2. Kista korpus luteum Normalnya, korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans, kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (persisten). Perdarahan yang sering
terjadi di dalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang berwarna merah coklat karena
darah tua. Frekuensi kista luteum lebih jarang daripada kista folikel, dan yang pertama bisa lebih
besar dari yang kedua.

3. Kista teka lutein Biasanya terjadi pada mola hidrosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa
adanya kelainan tertentu, ovarium dapat membesar menjadi kistik. Kista biasanya bilateral dan bisa
menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel
granulosa dapat pula dapat pula menunjukkan luteinisasi , akan tetapi seringkali sel-sel menghilang
karena atresia. Timbulnya kista ini adalah pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan
dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan.

2
4. Kista inklusi germinal Biasanya terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium, besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista ini
biasanya kebetulan ditemukan pada pemeriksaan histologi ovarium yang diangkat sewaktu operasi.

5. Kista endometrium Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.


6. Kista Stein-Levental Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polikistik, permukaan licin,
kapsul ovarium menebal dan tampak tunika yang tebal dan fibrotik pada pemeriksaan mikroskopis.

b. Neoplastik
1. Kistoma ovarii simpleks Kista ini memiliki permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar, dinding kista tipis dan cairan dalam kista jernih, terus
berwarna kuning.

2. Kistadenoma ovarii musinosum Kemungkinan berasal dari suatu teratoma diamana di dalam
pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen lain. Tumor ini mempunyai bentuk bulat, ovoid
tidak teratur, dengan permukaan rata berwarna putih kebirubiruan.

3. Kistadenoma ovarii serosum Berasal dari epitel permukaan ovarium, dinding luarnya dapat
menyerupai kista musinosum. Dinding dalam kista sangat licin, sehingga pada kista yang kecil
sukar dibedakan dengan kista folikel biasa.

4. Kista endometrioid Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam
terdapat satu lapisan sel.

Penyebab Kista Ovarium


Kebanyakan kondisi yang menjadi penyebab kista ovarium tidak ganas. Berdasarkan
penyebabnya, kista ovarium bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu kista ovarium fungsional dan
kista ovarium non-fungsional. Kista ovarium fungsional, kista yang terbentuk saat ovarium
wanita melepaskan sel telur untuk dibuahi (ovulasi). Jenis kista ini adalah yang paling umum
dialami wanita dan biasanya tidak berbahaya. Kista non-fungsional, adalah jenis kista yang
tidak berkaitan dengan fungsi normal siklus haid wanita. Contoh jenis kista non-fungsional,
antara lain:

3
 Kista dermoid, juga dikenal sebagai teratoma disebabkan oleh perkembangan
abnormal dari sel-sel embrionik sehingga di dalam kista dapat ditemukan jaringan
rambut, kulit, dan gigi. Kista ini jarang bersifat ganas.

 Kistadenoma. Kista ini berkembang di permukaan ovarium dan mungkin berisi cairan
atau lendir.

 Endometrioma adalah kondisi ketika sel-sel yang melapisi dinding dalam rahim
tumbuh di luar rahim, biasanya di ovarium. Pada saat menstruasi, sel-sel ini
membentuk kista berisi darah dengan isi jaringan endometrioma berwarna merah
kecoklatan yang menyebabkan endometrioma sering dikenal sebagai kista cokelat.

Kista non-fungsional lain yang umum adalah sindrom ovarium polikistik, yaitu ketika
terdapat adanya banyak kista kecil. Sindrom ovarium polikistik disebabkan oleh berbagai
macam masalah hormonal yang juga merupakan penyebab paling sering kemandulan bagi
wanita.

Faktor Risiko Kista Ovarium

Risiko seorang wanita untuk terkena kista ovarium meningkat bila memiliki kondisi berikut:

 Masalah hormonal. Kista ovarium lebih sering terjadi pada masa subur dan masalah
hormonal dapat sebabkan kondisi ini.

 Kehamilan. Terkadang, kista yang terbentuk ketika seorang wanita berovulasi akan
tetap berada di ovarium selama kehamilan.

 Endometriosis. Kondisi ini menyebabkan sel-sel endometrium uterus tumbuh di luar


rahim kamu. Beberapa jaringan bisa menempel pada ovarium dan bertumbuh menjadi
kista.

 Infeksi panggul yang parah. Bila infeksi menyebar ke ovarium, hal itu dapat
menyebabkan kista.

 Riwayat kista ovarium. Jika pernah memiliki kista ovarium sebelumnya, pengidap
cenderung akan mengalaminya lagi.

Gejala Kista Ovarium

Kebanyakan kista ovarium tidak menimbulkan gejala dan bisa menghilang dengan
sendirinya. Meskipun begitu, kista ovarium yang besar dapat menyebabkan nyeri perut
bawah atau panggul (pelvik) yang dapat menyebar ke punggung bawah belakang, rasa penuh
atau berat, konstipasi, mulas, nyeri saat berhubungan intim, mual, muntah, dan rasa kembung.

Diagnosis Kista Ovarium

4
Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik terutama pemeriksaan pelvis, beberapa
pemeriksaan penunjang dan tindakan diagnostik juga perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis, di antaranya:

 Tes kehamilan: positif pada kista korpus luteum.

 USG pelvik: untuk menentukan lokasi, ukuran, dan isi kista.

 Laparoskopi: merupakan tindakan diagnosis dan terapeutik.

 Tes darah CA 125: kadar protein yang disebut antigen kanker (CA125) dalam darah
sering meningkat pada wanita dengan kanker ovarium. Dokter mungkin akan
menganjurkan tes ini bila mencurigai kami terkena kanker ovarium.

Komplikasi Kista Ovarium

Komplikasi yang bisa terjadi kibat kista ovarium, antara lain:

 Torsi ovarium. Kista yang membesar bisa menyebabkan ovarium bergerak dan
memutar yang menyakitkan ovarium pengidap (torsi ovarium).

 Kista pecah. Kista yang pecah dapat menyebabkan nyeri hebat dan perdarahan
internal.

Pengobatan Kista Ovarium

Pengobatan kista ovarium akan disesuaikan dengan usia pengidap, tipe dan ukuran dari kista,
serta juga gejala yang ditimbulkan. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin akan
disarankan dokter, yaitu:

 Observasi.

 Obat-obatan seperti kontrasepsi hormonal.

 Tindakan operasi: operasi dapat dilakukan tanpa mengambil ovarium (kistektomi),


tetapi pada beberapa kasus, ovarium harus diangkat (ooforektomi). Jika massa kista
yang ada ternyata bersifat ganas, maka pengangkatan rahim dan ovarium beserta tuba
falopi (histerektomi total) mungkin harus dilakukan.

Pencegahan Kista Ovarium

Meskipun tidak ada cara untuk mencegah kista ovarium, tapi pemeriksaan panggul secara
teratur bisa membantu mendeteksi adanya perubahan dalam ovarium, sehingga kista ovarium
bisa dideteksi sedini mungkin. Para wanita juga dianjurkan untuk mewaspadai perubahan
dalam siklus bulanan, termasuk gejala menstruasi yang tidak biasa, apalagi bila kondisi
tersebut terjadi selama lebih dari beberapa siklus.

5
REFERENSI :
1. Anwar, M, Baziad, A, Prabowo, RP. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 2011
2. DeCherney, A.H.,Nathan, L. Current Obstetry and Gynecology Diagnosis and
Therapy. McGraw-Hill, 2013.
3. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadi T. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.
4. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 2009
5. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology
Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills..2010
6. Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. 4th ed. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:
Jakarta; P532-37, p554-59. 2013.

Anda mungkin juga menyukai