Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN/TERMS OF REFERENCE

KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN KERJA


DAN OLAHRAGA
PEMBINAAN PEMERIKSAAN KEBUGARAN JASMANI BAGI JAMAAH HAJI TA 2020

Kementerian : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Negara/Lembaga
Unit Eselon I/II : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat/
Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Program : Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Sasaran Program : Meningkatnya kesehatan ibu dan anak, KB,
serta kesehatan reproduksi
1. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan
Indikator Kinerja Program : kesehatan (PF)
2. Persentase kabupaten/kota yang
menyelenggarakan surveilans dan
intervensi gizi berkualitas
3. Persentase desa/kelurahan stop BABS
4. Persentase Kabupaten/kota yang
menerapkan kebijakan GERMAS
Kegiatan : Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan
Sasaran Kegiatan : Olahraga
Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan
kerja dan olahraga
Indikator Kinerja Kegiatan : 1. Persentase Kab./Kota Melaksanakan
Kesehatan Kerja
2. Persentase Kab./Kota Melaksanakan
Kesehatan Olahraga
Keluaran (Output) : Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani Bagi
Jemaah Haji
Indikator Keluaran (Output) : Persentase jamaah haji yang diperiksa
kebugaran jasmani
Volume Keluaran (Output) : 3094 (tiga ribu sembilan puluh empat)
Satuan Ukur Keluaran : Jamaah haji
(Output)
Penandaan Anggaran : Prioritas K/L
(Tagging)

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;
c. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Keolahragaan;
d. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang No.13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

1
e. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
f. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat;
g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kesehatan RI;
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142 Tahun 2018 Tentang Perubahan
Atas PMK Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan
Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;
i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan
Jemaah Haji;
j. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan/atau Penugas Tambahan


Sesuai dengan Peraturan Gubernur Jambi Nomor 36 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi Pasal 20, dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana
pasal dimaksud dalam pasal 20, Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja
dan Olahraga mempunyai tugas membantu Bidang dalam rangka menyiapkan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional, bimbingan teknis dan
supervisi,koordinasi lintas program dan sektor serta pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di bidang kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Sub Seksi
Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan rumusan kebijakan operasional kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga meliputi, penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan limbah dan radiasi,
kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan
kesehatan olahraga;
b. Pelaksanaan kebijakan operasional kesehatan lingkungan, kesehatan kerja
dan olah raga meliputi : penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan
udara, tanah dan kawasan, pengamanan limbah dan radiasi, kesehatan
okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan kesehatan
olahraga;
c. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga meliputi,penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan limbah dan radiasi,
kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan
kesehatan olahraga;
d. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olah raga meliputi,penyehatan air dan sanitasi dasar,
penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan limbah dan radiasi,
kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan
kesehatan olahraga;
e. Pelaksanaan koordinasi lintas program dan lintas sektordi bidang kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga meliputi,penyehatan air dan
sanitasi dasar, penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan limbah
dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan
kerja dan kesehatan olahraga;

2
f. Pelaksanaan bimbingan, pembinaan dan penilaian terhadap staf
dilingkungannya;dang.pelaksanaanfungsilain yang diberikan atasan sesuai
dengan bidang tugasnya.

3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional Output
Defisini pencapaian output pembinaan pemeriksaan kebugaran jasmani bagi
jamaah haji yaitu jumlah calon jamaah haji yang diperiksa kebugaran
jasmaninya dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah calon jamaah
haji yang diperiksa kebugaran jasmaninya/ Jumlah seluruh calon jamaah haji
dalam kurun 1 tahun x 100%

b. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals /SDGs)
sebagai kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) untuk bidang
kesehatan adalah menjamin kehidupan yang sehat dan baik untuk semua
orang di segala usia. Rencana strategis RPJMN 2015-2019 di Kementerian
Kesehatan meliputi antara lain peningkatan status kesehatan ibu, bayi, balita,
remaja, usia produktif, dan lanjut usia, pengendalian beban ganda penyakit,
peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
yang berkualitas.

Peningkatan status kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya, salah


satunya adalah kesehatan olahraga yang bertujuan tidak hanya untuk
meningkatkan derajat kesehatan namun juga kebugaran jasmani masyarakat
melalui kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga.

Kebugaran jasmani merupakan indikator dari fungsi organ yang optimal,


terutama fungsi jantung, paru-paru, dan otot rangka yang dapat
menggambarkan kualitas hidup sehari hari. Tingkat kebugaran yang rendah
menjadi salah satu faktor risiko seseorang untuk mengalami penyakit akibat
kurang gerak dan dapat berdampak pada penurunan produktivitas maupun
prestasi. Informasi terkait tingkat kebugaran jasmani juga sangat bermanfaat
dalam menentukan kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga sesuai
dengan kesiapan fisiknya.

Secara umum tingkat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia masih


rendah. Hal ini tergambar dari hasil pengukuran kebugaran jasmani yang
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 pada 98.536 calon
jemaah haji di 34 propinsi didapat kategori kurang 23%, cukup 37%, dan baik
18% sisanya gagal atau belum diperiksa. Dari hasil pengukuran kebugaran
jasmani calon jamaah haji yang dilakukan di Provinsi Jambi tahun 2018 pada
1.836 calon jamaah haji didapat kategori baik sekali 3,81%, baik 16,83, cukup
49,79%, kurang 18,68%, kurang sekali 0,71%, 10,18 gagal atau tidak
diperiksa.

Ibadah haji merupakan kegiatan ibadah wajib yang memerlukan kesiapan fisik
yang prima karena mengandung aktifitas fisik yang lebih berat dari kegiatan
kita sehari-hari. Aktivitas fisik yang dimaksud di atas adalah :
1. Sholat 5 waktu di Mesjidil Haram / Mesjid Nabawi :
Berjalan dari pemondokan atau batas masuk kendaraan ke area Masjidil
Haram atau Masjid Nabawi.
2. Tawaf :

3
Berjalan mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam sebanyak 7 kali.
3. Sa’i :
Berjalan atau berlari-lari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwah sebanyak 7
kali (7 x ± 420 meter = 2, 9 Km).
4. Kegiatan Armuna (Arofah, Muzdalifah dan Mina) :
Wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah termasuk melontar jumroh
5. Kegiatan lain, seperti :
Kegiatan dari daerah asal ke embarkasi, di pesawat, ziarah selama di
Tanah Suci dan kepulangan di Tanah Air
Mengetahui tingkat kebugaran jasmani dan tindak lanjut berupa intervensi
latihan sesuai dengan kondisi fisiknya sangat penting dalam mencapat derajat
kesehatan dan kebugaran serta mendukung tujuan pembangunan
berkelanjutan bidang kesehatan. Kebugaran jasmani menjadi salah satu tolok
ukur istithaah kesehatan jamaah haji dimana dengan kebugaran jasmani
jemaah haji yang baik diharapkan mampu menjalankan ibadah dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa perlunya kegiatan


pengukuran kebugaran jasmanik hususnya bagi calon jemaah haji yang akan
menunaikan ibadah di tanah suci mengingat sangat diperlukan tingkat
kebugaran yang baik untuk dapat menurunkan risiko kesehatan ketika
beribadah di tanah suci. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, khususnya
upaya kesehatan olahraga, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
bertanggung jawab dalam untuk melaksanakan pembinaan teknis kegiatan
kesehatan olahraga di daerah, termasuk pembinaan pemeriksaan kebugaran
jasmani bagi jemaah haji.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini meliputi pihak internal dan eksternal, yaitu :
1. Pihak Internal :
- Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
- Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
- Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
2. Pihak eksternal :
- Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
- Puskesmas
- Calon jamaah haji
- Masyarakat
- Seluruh stakeholder terkait program kesehatan olahraga: organisasi profesi,
kelompok olahraga masyarakat, dll.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Pelaksana
Kegiatan dalam keluaran (output) akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi

2. Metode Pelaksanaan
Dilakukan secara swakelola.

3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


1) Tujuan

4
Melaksanakan pembinaan kebugaran jasmani melalui pengukuran
kebugaran jasmani bagi jemaah haji.

2) Keluaran yang diharapkan


Jemaah haji yang diukur dan dibina kebugaran jasmaninya

3) Sasaran
Jemaah haji tahun berjalan dan tahun yang akan datang sesuai
dengan kuota yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama.

4) Metode Pelaksanaan
Gambaran Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran kebugaran jasmani bagi jemaah haji
di Provinsi atau kabupaten/kota yang memiliki kuota jemaah haji sesuai
data Kanwil Kementerian Agama. Kegiatan berupa pengukuran
kebugaran jasmani dengan metode Rockport atau modifikasi bagi yang
memiliki risiko tinggi (6 minute walking test), hal ini dilakukan melalui
skrining terlebih dahulu menggunakan kuesioner persiapan (PAR-Q).
Selain itu, dapat dilakukan deteksi dini penyakit tidak menular berupa
pengukuran indeks massa tubuh (berat badan dan tinggi badan), lingkar
perut, tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar gula darah. Hasil
pengukuran kebugaran jasmani kemudian dicatat dalam Kartu Menuju
Bugar yang berisi informasi tingkat kebugaran dan aktivitas fisik yang
sesuai tingkat kebugarannya. Sebagai bentuk pembinaan dan
monitoring, status kesehatan dan kebugaran dapat dicatat dalam buku
saku kebugaran jasmani dan ditindaklanjuti dengan program aktivitas
fisik untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran jasmani
jemaah haji.

5). Strategi Pencapaian/Metode Pelaksanaan sebagai berikut :


Tahapan Jadwal
Akun
(Komponen/Sub Subkomponen/Item U/P Pelaksanaan Penarikan
Belanja
Komponen) BL MG BL MG
Pengukuran Belanja Bahan 521211 U 2-5 1, 2, 2-5 1, 2,
Kebugaran 3, 4 3, 4
Jasmani Belanja Perjalanan 524111 U 2-5 1, 2, 2-5 1, 2,
Jamaah Haji Dinas Biasa 3, 4 3, 4

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Kurun waktu yang diperlukan dalam pencapaian output melakukan bimbingan teknis
dan evaluasi kegiatan kesehatan olahraga termasuk kebugaran jasmani calon
jamaah haji tahun 2020 yaitu bulan Februari sampai Mei 2020.

E. Biaya Yang Diperlukan


Total biaya yang diperlukan untuk mencapai output kegiatan ini yaitu sebesar
Rp. 91.135.000,- (Sembilan puluh satu juta seratus tiga puluh lima ribu rupiah)
dibebankan pada DIPA Program Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi Tahun Anggaran 2020 dengan rincian anggaran biaya (RAB) terlampir.

Jambi, September 2019

5
a.n. Kepala Diskes Provinsi Jambi
Kepala Bidang Kesmas

Oki Permana, SKM, M.Kes


NIP. 19641022 198802 1 001

Anda mungkin juga menyukai