Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan, kesempatan, dan semangat kepada kami untuk menyusun makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemerintah Daerah, yang dipandang
perlu untuk dikuasai oleh mahasiswa dalam rangka membekali diri agar dapat bekerja sesuai
dengan tugas masing-masing. Terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen
Pemerintah Daerah yang telah mengajar kami, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Kepada teman-teman dan sumber-sumber lainnya yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih. Dengan adanya
keterbatasan, baik kemampuan maupun kesempatan, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran, serta
sumbangan pemikiran dari pembaca sebagai bahan masukan yang membantu untuk
penyempurnaan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………..........i
BAB I Pendahuluan
C. Tujuan …………………………………………………………………..2
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan ……………………………………………………………9
B. Saran …………………………………………………………………..9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut
rakyat Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara bahwa pendapatan
negara adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan,
penerimaan negara bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri.
Dalam melaksanakan pembangunan, negara memerlukan dana yang tidak sedikit sebagai
syarat mutlak agar pembangunan dapat berhasil. Oleh karena itu, negara membutuhkan
sumber-sumber penerimaan yang terdiri dari bumi, air, kekayaan alam, pajak-pajak, bea,
cukai, hasil perusahaan negara, penerimaan negara bukan pajak, dan sumber-sumber lain.
Penerimaan negara yang paling potensial adalah dari peneriman pajak. Pengeluaran Negara
dalam hal ini belanja Negara, menurut UU No. 10 Tahun 2011 adalah semua pengeluaran
Negara yang digunakan untuk membiayai belanja pemerintah pusat serta transfer ke daerah-
daerah. Sumber penerimaan dan pengeluaran pemerintah merupakan bentuk dari pembiayaan
pembangunan. Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pusat mau tidak mau pasti
memerlukan biaya. Segala bentuk pembiayaan dalam hal ini sumber penerimaan dan
1
B. Rumusan Masalah
Apa saja sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran negara dan undang-undang yang
mengaturnya?
C. Tujuan
Mengetahui apa saja sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran negara dan undang-
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber-sumber Penerimaan Negara
penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut
Pasal 33 UUD 1945 mengatur bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat yang
menegaskan bahwa bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa. Bumi, air, dan ruang angkasa milik bangsa Indonesia merupakan kekayaan
yang dapat dimiliki atas bagian dari bumi, air, dan ruang angkasa, serta mengatur
bumi, air, dan ruang angkasa. Negara hanya menguasai bumi, air, dan ruang angkasa.
Sehingga, dapat dipahami bahwa negara tidak dapat menjual tanah kepada pihak swasta.
Contoh penerimaan negara dari kekayaan alam adalah minyak dan gas bumi.
1. Pajak adalah sumber terpenting dari penerimaan negara. APBN tahun 2010, 64 %
anggaran penerimaan dari pajak. Dari tahun ke tahun penerimaan pajak terus
3
meningkat dan memberi andil yang besar dalam penerimaan pajak. Menurut Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
pajak adalah iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak berdasarkan norma-norma
kesejahteraan umum yang balas jasanya tidak diterima secara langsung. Pajak
melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga
Negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan
sektor pajak daerah memiliki peran yang semakin besar karena akan digunakan untuk
pajak sangatlah penting bagi penerimaan kas Negara. Hal ini dapat dilihat dari tabel
APBD 2011. Pajak merupakan alternatif yang sangat potensial. Sebagai salah satu
sumber penerimaan Negara yang sangat potensial, sektor pajak merupakan pilihan
yang sangat tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan
pungutan di Indonesia terdiri dari pajak Negara (pajak pusat), pajak daerah, retribusi
daerah, bea dan cukai dan penerimaan Negara bukan pajak. Salah satu 2 pos
Penerimaan Asli Daerah (PAD) dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD)
adalah pajak daerah. Pajak yang paling penting terdiri dari Pajak Penghasilan dan
4
2. Bea
Bea Masuk : Bea yang dipungut dari jumlah harga barang yang dimasukkan ke daerah
pabean dengan maksud untuk dipakai dan dikenakan bea menurut tarif tertentu.
Bea Keluar : Bea yang dipungut dari jumlah harga barang-barang tertentu yang
3. Cukai
Cukai adalah pungutan yang dikenakan atas barang barang tertentu berdasarkan tarif
yang sudah ditetapkan untuk masing-masing jenis barang tertentu. Cukai tidak
dikenakan atas semua barang. Barang barang yang dikenakan cukai antara lain adalah
Dalam pasal 2 UU No. 20 Tahun 1997 terdapat tujuh jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), yaitu:
- Penerimaan sisa anggaran pembangunan (SIAP) dan sisa anggaran rutin (SIAR)
Royalti adalah pembayaran yang diterima oleh negara sehubungan dengan pemberian
izin atau fasilitas kepada pihak lain untuk pemanfaatan atau mengolah kekayaan
negara.
5
- Hasil penjualan saham pemerintah,
- Pelayanan pendidikan,
- Pelayanan kesehatan,
- Lelang barang,
- Denda,
Yang tergolong dalam perusahaan negara adalah semua perusahaan yang modalnya
merupakan kekayaan negara dengan tidak melihat bentuknya. Selain itu, ada perusahaan
negara yang berada dalam lapangan hukum perdata yang berbentuk PT yang sahamnya
e. Sumber-Sumber Lain
Yang termasuk sumber-sumber lain ialah pencetakan uang (deficit spending). Pemerintah
negara untuk membiayai pembangunan yang tercermin dalam Anggaran Belanja dan
Pembangunan. Sumber lainnya dari penerimaan negara adalah Pinjamam Negara, baik
dari dalam negeri maupun luar negeri. Pinjaman dalam negeri ada dua, yakni pinjaman
jangka pendek dan pinjaman jangka panjang. Pinjaman jangka pendek dengan cara
6
pemberian pembukaan uang muka oleh Bank Indonesia kepada pemerintah sebelum
penerimaan negara masuk ke kas negara. Pemberian uang muka ini untuk mencegah
Penjualan obligasi untuk membiayai pembangunan. Pinjaman luar negeri terdiri dari dua
macam:
1. Bantuan Program, yaitu bantuan keuangan yang diterima dari luar negeri berupa
devisa kredit. Devisa kredit ini kemudian dirupiahkan dan akan digunakan untuk
pembiayaan pembangunan.
2. Bantuan Proyek, yaitu bantuan kredit yang diterima pemerintah dari negaradonor
Pengeluaran Negara dalam hal ini belanja Negara, menurut UU No. 10 Tahun 2011
adalah semua pengeluaran Negara yang digunakan untuk membiayai belanja pemerintah
pusat serta transfer ke daerah-daerah. Pengeluaran Negara terdiri dari 3 jenis. Berikut adalah
jenis pengeluaran pemerintah menurut UU No. 10 tahun 2010 tentang APBN 2011.
a. Belanja Negara menurut organisasi ialah belanja pemerintah pusat yang dialokasikan
pada kementerian atau lembaga yang sesuai dengan program-program rencana kerja
b. Belanja Negara menurut fungsi ialah belanja pemerintah pusat yang dipakai untuk
7
perumahan, dan fasilitas umum, fungsi agama, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata dan
c. Belanja Negara menurut jemisnya ialah belanja pemerintah pusat yang dipakai atau
digunakan untuk membiayai subsidi, belanja pegawai, belanja barang, belanja modal,
belanja hibah, pembayaran bunga utang, bantuan sosial, dan belanja lainnya.
Adapun sumber pengeluaran Negara berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi 2, yaitu
sebagai berikut:
a. Pengeluaran rutin ialah pengeluaran pemerintah yang sifatnya rutin dan bisa dilakukan
setiap tahun. Pengeluaran ini terdiri atas belanja pegawai, belanja barang dan jasa di
dilakukan secara rutin. Pengelaran ini terdiri atas pengeluaran rupiah (belanja langsung),
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-
Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara bahwa pendapatan negara adalah
semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara
bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri. Sumber-sumber
penerimaan negara berasal dari bumi, air, kekayaan alam, pajak-pajak (Pajak Penghasilan,
Pajak Pertambahan Nilai, dan pajak lainnya), bea, cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP), hasil perusahaan negara, dan sumber-sumber lain (pinjamam negara dan
sebagainya). Penerimaan negara akan digunakan untuk membiayai pembangunan dan
meningkatkan kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia. Penerimaan negara yang terbesar
berasal dari pajak, sehingga penerimaan negara diaplikasikan dari rakyat dan digunakan
untuk kesejahteraan rakyat. Pengeluaran Negara dalam hal ini belanja Negara, menurut UU
No. 10 Tahun 2011 adalah semua pengeluaran Negara yang digunakan untuk membiayai
belanja pemerintah pusat serta transfer ke daerah-daerah. Pengeluaran Negara terdiri dari 3
jenis, yaitu belanja negara menurut organisasi, belanja negara menurut fungsi, belanja negara
menurut jemisnya
B. Saran
Dari penjelasan diatas, semoga semoga seluruh aparat negara dapat melaksanakan tugasnya
masing-masing dengan baik.begitu juga dengan masyarakat luas, semoga kesadaran untuk
membayar pajak dapat meningkat, sehingga penerimaan negara semakin bertambah. Karena
salah satu manfaat dari penerimaan negara itu sendiri untuk kesejahteraan masyarakat.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangan. Kami
selaku penulis makalah meminta maaf serta mohon kritik dan saran yang sifatnya
9
DAFTAR PUSTAKA
---. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). “http://www.bpkp.go.id/”, diakses pada Jumat,
---. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara . “id.wikipedia.org”, diakses pada Jumat, 10
Indonesia . Undang-Undang tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Indonesia.
1960.
10