PERAWATAN LUKA
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah keterampilan klinik Praktik
kebidanan
Disusun Oleh :
P20624119026
JURUSAN KEBIDANAN
2020
1
Kata Pengantar
Puji syukur hanya milik Allah SWT, shalawat dan salam mari kita
panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga atas nikmat dan karunia-Nya
kami diberi kelancaran dalam penyusunan makalah dengan judul Perawatan Luka
yang berisi tentang pengertian luka, jenis-jenis luka dan perawatannya sampai
pada cara menjahit luka.
Oleh karena itu, sepatutnyalah penulis meminta maaf kepada semua pihak
yang berkesempatan membaca makalah ini.
Hal yang paling mendasar bagi kami dalam penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Klinik Praktik
Kebidanan.
1. Ibu Santi Yulianti, SST., M.Keb sebagai dosen mata kuliah Keterampilan
Klinik Praktik Kebidanan atas bimbingan dan arahannya.
2. Rekan-rekan yang telah saling bekerja sama dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusun
2
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................................1
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1.1 Latar Belakang..........................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
2.1. Pengertian................................................................................................7
2.2. Jenis – Jenis Luka....................................................................................7
2.2.1. Berdasarkan Tingkat Kontaminasi Luka............................................7
2.2.2. Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka......................................7
2.2.3. Berdasarkan Waktu Penyembuhan Luka...........................................8
2.3. Proses Penyembuhan Luka....................................................................9
2.3.1. Fase Inflamasi....................................................................................9
2.3.2. Fase Proliferatif..................................................................................9
2.3.3. Fase Maturasi...................................................................................10
2.4. Prinsip Penyembuhan Luka.................................................................10
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka.............................10
2.6. Masalah atau Komplikasi Pada Luka.................................................12
2.7. Perawatan Luka....................................................................................13
2.7.1. Pengertian.........................................................................................13
2.7.2. Tujuan Perawatan Luka...................................................................13
2.7.3. Persiapan Alat..................................................................................14
2.7.4. Cara Kerja........................................................................................14
2.8. Penjahitan Luka dan Panduannya......................................................15
2.8.1. Simple Intrupted Suture ( Jahitan terputus )....................................15
2.8.2. Running Suture / Simple Continues Suture ( Jahitan jelujur ).........16
2.8.3. Running Locked Suture ( Jahitan pengunci )...................................17
3
2.8.4. Subcuticuler Continues Suture ( Jahitan Subkutis ).........................18
2.8.5. Mattress Suture ( Matras vertikal dan horizontal )..........................19
BAB III..................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................22
3.1. Kesimpulan............................................................................................22
3.2. Saran.......................................................................................................22
Daftar Pustaka......................................................................................................23
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
5
6. Menjelaskan proses perawatan luka
7. Menjelaskan jenis dan panduan penjahitan luka
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
7
2.2.2. Berdasarkan Kedalaman dan Luasnya Luka
2.2.2.1. Stadium 1
Luka Supersial ( Non- Blanching Erithema ). Luka jenis ini
adalah luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
2.2.2.2. Stadium 2
Luka “Partial Thicknss”. Luka jenis ini adalah hilangnya
lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari
dermis merupakan luka superficial dan adanya tanda klinis
seperti abrasi, blister atau lubangnya yang dangkal.
2.2.2.3. Stadium 3
Luka “Full Thickness”. Luka jenis ini adalah hilangnya
kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan
subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak
melewati jaringan yang mendasarinya. Luka ini timbul
secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau
tanpa merusak jaringan sekitarnya.
2.2.2.4. Stadium 4
Luka “Full Thickness”. Luka jenis ini adalah luka yang
telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan
adanya destruksi atau kerusakan yang luas.
8
dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh : Ulkus
dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar, dll.
9
2.3.2. Fase Proliferatif
Fase kedua ini berlangsung dari hari ke 3 atau 4 sampai hari
ke 21 setelah pembedahan. Fibroblast ( menghubungkan sel-sel
jaringan ) yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama
setelah pembedahan. Diawali dengan mensintesis kolagen dan
substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah
terjadi luka. Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan
permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama
waktu itu sebuah lapisan penyembuhan nampak dibawah garis
irisan luka.
Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran
darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi
penyembuhan. Fibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka
membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan
perlahan berwarna merah. Jaringan ini disebut granulasi jaringan
yang lunak dan mudah pecah.
10
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
2.5.1. Usia
2.5.2. Nutrisi
2.5.3. Infeksi
2.5.5. Hematoma
11
memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga
menghambat proses penyembuhan luka.
2.5.7. Iskemia
2.5.8. Diabetes
2.5.10. Obat
2.6.1. Infeksi
12
sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya
berupa infeksi termasuk adanya perulent, peningkatan drainase,
nyeeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan
suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
2.6.2. Perdarahan
2.7.1. Pengertian
13
2.7.2.3. Mempercepat penyembuhan
2.7.2.4. Membersihkan luka dari benda asing atau debris
2.7.2.5. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat
2.7.2.6. Mencegah perdarahan
2.7.2.7. Mencegah excoriasi kulit sekitar drain.
2.7.3.1. Pembungkus
2.7.3.2. Kapas atau kasa
2.7.3.3. Tempat untuk larutan
2.7.3.4. Larutan anti septic
2.7.3.5. 2 pasang pinset
2.7.3.6. Gaas untuk menutup luka
2.7.3.7. Gunting
2.7.3.8. Kantong tahan air untuk tempat balutan lama
2.7.3.9. Plester atau alat pengaman balutan
2.7.3.10. Selimut mandi jika perlu, untuk menutup pasien
2.7.3.11. Bensin untuk mengeluarkan bekas plester.
14
2.7.4.16. Buang kantong plastik. Untuk menghindari kontaminasi
ujung pinset dimasukkan dalam kantong kertas, sesudah
memasang balutan pinset dijauhkan dari daerah steril
2.7.4.17. Membersihkan luka menggunakan pinset jaringan atau
arteri dan kapas dilembabkan dengan anti septik, lalu
letakkan pinset ujungnya lebih rendah daripada
pegangannya.
2.7.4.18. Gunakan satu kapas satu kali mengoles, bersihkan dari
insisi ke arah drain, dari atas ke bawah, dari tengah keluar,
bersihkan drain setelah insisi.
2.7.4.19. Ulangi pembersihan sampai semua draine terangkat
2.7.4.20. Olesi zalf atau powder. Ratakan powder diatas luka
2.7.4.21. Gunakan salut balutan atau plester
2.7.4.22. Kembalikan posisi klien
2.7.4.23. Bersihkan alat
2.7.4.24. Cuci tangan
2.7.4.25. Dokumentasi
15
dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang
pertama
c. Dibuat simpul dan benang diikat.
16
Teknik jahitan jelujur dilakukan sebagai berikut :
17
dilakukan dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya,
sebelum beralih ketusukan berikutnya.
18
2.8.5. Mattress Suture ( Matras vertikal dan horizontal )
19
mati, dan mengurangi ketegangan luka. Namun, salah satu
kelemahan teknik penjahitan ini adalah penggarisan silang. Resiko
penggarisan silang lebih besar karena peningkatan ketegangan di
seluruh luka dan masuknya 4 dan exit point dari jahitan di kulit.
20
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
22
Daftar Pustaka
Htpps://oshigita.wordpress.com/2013/05/10/teknik-penjahitan-luka/
Htpps://www.alomedika.com/tindakan-medis/bedah-minor/teknik-penjahitan-
kulit/teknik
Htpps://www.academia.edu/37934744/FASE_PENYEMBUHAN_LUKA
Htpps://www.academia.edu/10579365/LUKA_DAN_PERAWATANNYA
Htpps://www.academia.edu/36289442/MAKALAH_LUKA
23